DORRR!!"KIRANA!?" Teriakan Richard menggema diseisi ruangan, dia menatap Kirana yang tengah diam terpaku sambil bersandar di dinding."Kenapa kamu berteriak histeris seperti itu? Aku hanya mencoba pistolku saja," ucap Roger sambil meniup sisa asap saat dia melakukan tembakan.Kirana meneguk ludahnya kasar, ekor matanya bisa melihat dinding yang baru saja tertembak, kalau saja dia bergeser sedikit, mungkin nyawanya sudah terangkat."Lepaskan Kirana, dia tidak ada hubungan sedang semua ini, b*ngsat!" Richard memaki sambil mencoba melepaskan ikatan rantai ditangannya.Roger terkekeh pelan, dia menatap Richard yang sudah kehilangan akal sehatnya itu."Kenapa? Apa kamu takut kejadian waktu itu terulang lagi? Dimana kamu tidak bisa menyelamatkan orang tersayangmu didepan mata," ucap Roger sambil tersenyum layaknya seorang psikopat."Apa aku belum cukup? Apa aku belum cukup untuk membuatmu senang!?" teriak Richard, matanya memerah karena emosi yang dia tahan, kini berhamburan keluar begitu
KRINGG!!Bunyi telepon mengalihkan pandangan semua orang, terlihat seorang pria yang baru saja mengendus kesal karena aksi yang ia ingin lihat menjadi terhalang oleh suara telepon."Siapa itu? Angkatlah," ucap Roger meminta Sandra mengangkat panggilan masuk itu.Sandra menurunkan pistolnya perlahan-lahan, dia pun merogoh ponselnya dan melihat panggilan itu."Dari Dark Devil," ucap Sandra sembari memberikan ponsel itu kepada Roger.Roger mengangkat alisnya, dia sedikit bingun, karena biasanya Dark Devil tidak pernah melakukan panggilan langsung, dia hanya menyuruh sekretarisnya saja."Sial! Kenapa disituasi seperti ini," ucap Roger kesal dan merampas ponsel dari tangan Sandra."Aku akan kebawah, jika aku mendengar suara tembakan, maka aku akan naik, dan melihat mayat suamimu yang bodoh itu," ucap Roger dan keluar lalu turun kebawah.Sandra hanya bisa menatap pintu yang tertutup dan menghembuskan nafasnya dengan berat.Tatapan mata wanita itu tertuju pada suaminya yang tengah terbaring
DORR!!!"ARGHH!?" Teriakan seorang pria yang baru saja tertembak oleh sebuah pistol.Roger memegang kakinya yang tertembak itu, darah segar mengalir dimana-mana, dia mengangkat kepala dan mengalihkan pandangannya kearah seorang pria kecil dibelakangnya."Richard brengsek!" guman Roger mencoba berdiri, namun rasa sakit dikakinya membuatnya harus terduduk."Sakit? Itu belum seberapa dengan apa yang telah kamu lakukan kepada bundaku," ucap Richard, tatapan matanya berubah seakan-akan hendak memangsa lawannya itu.Roger tersenyum miring, dia menatap Roger dengan tatapan penuh meremehkan. "Apa kamu pikir setelah kamu menembakku, kamu sudah seperti pahlawan ditempat ini?""Aku bukan pahlawan, tapi aku malaikat pencabut nyawamu, jadi bersiaplah pergi ke neraka," ucap Richard sambil menodongkan pistolnya.Roger menundukkan kepalanya, tak lama terdengar suara tawa kecil dari bibirnya, dia mengangkat kepalanya lagi sembari tersenyum sinis."Coba pikirkan, apa kamu punya waktu untuk membunuhku,
Richard berlarian turun dari tangga, bahkan diikuti langkah kaki wanita dibelakangnya."Dimana pintu keluar?" tanya Richard kepada Sandra.Sandra berjalan kedepan lalu mengambil kunci disakunya, dan paling sialnya, kunci keluar tersebut tertinggal dan berada diatas lantai yang baru saja mereka lewati."Aku akan keatas, kalian tunggu disini," ucap Kirana dan hendak berjalan naik keatas."Kirana! Hati-hati," ucap Richard khawatir dengan keadaan Kirana."Kuncinya berada dilaci meja kantor, carilah ditempat itu," ucap Sandra.Kirana menganggukkan kepalanya, dia menatap Richard sesaat seakan-akan menyuruh pria di depannya untuk berhenti mengkhawatirkan dirinya.Gadis itu langsung naik keatas dan menaiki anak tangga satu persatu, karena jarak yang begitu dekat, akhirnya Kirana berhasil sampai didepan ruangan yang dibicarakan oleh Sandra.CEKLEK!Pintu terbuka lebar, langkah Kirana terhenti saat melihat gadis yang tengah terikat dan diacungkan sebuah pistol oleh seorang pria."Kirana," gumam
Malam hari itu, berita langsung menyiarkan tentang penculikan serta penyandraan yang dilakukan oleh Roger Hernandos, tahanan serta kriminal yang bebas pada 8 tahun yang lalu. Tak hanya itu saja, bahkan polisi sudah berhasil mengamankan para korban dan juga menangkap sebagian besar organisasi Black Tiger. Semua media memberitakan kejadian ini, sehingga kabarnya meluas sampai dinegara-negara tetangga, apalagi Richardo Elios yang dibilang pengaruhnya cukup besar sebagai seorang Ceo diperusahaan game terbesar. Disebuah rumah sakit, terlihat seorang pria mengadahkan wajahnya didepan kaca, sambil menunggu angin berhembus. Richard masih ingat begitu jelas, dimana dia berhasil menuju kerumah sakit, serta menggendong tubuh Kirana yang sudah hampir memandikan darah. "Kamu belum makan," ucap salah satu pria dan meletakan makanan yang baru saja ia ambil dari bawah. Richard menolehkan kepalanya, dia menatap Arnold dengan pakaian rumah sakit, tak hanya itu sorot matanya juga berpindah disalah
BRAKKK!!Suara bantingan yang terdengar cukup kuat, seorang pria kecil baru saja dibanting oleh kakaknya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ditahan oleh Black Tiger?" tanya Hendra kakak kedua Revano, dia frustasi melihat adiknya itu.Revano berdiri dari duduknya, dia menatap tajam Hendra didepannya itu."Apa hubungan kalian dengan Black Tiger?" tanya Revano yang kini seisi kepalanya dipenuhi oleh semua pertanyaan.Hendra yang tengah frustasi langsung menatap adiknya itu. "Pertanyaan bodoh apa itu? Setelah kamu menghancurkan usaha kami, kamu tidak merasa bersalah sedikit pun?"Revano mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, dia benar-benar ingin membunuh kakaknya yang ada didepan itu."Kenapa Dark Devil bisa berhubungan dengan Black Tiger? Sejak kapan organisasi kita bisa berhubungan dengan organisasi Kriminal itu?" tanya Revano sambil mencengkram kuat kerah baju Hendra.Hendra tersenyum sinis. "Kenapa anak haram sepertimu mau menanyakan hal itu?""Brengsek!"KRIETT!!"Ada apa i
Pagi hari mulai cerah, cahaya terang mulai menyinari sebagian seisi bumi, tak hanya itu, bahkan semua orang sudah kembali aktif melakukan tugas-tugas mereka.Disebuah rumah sakit, terlihat seorang gadis yang baru saja terusik karena sinar matahari dari jendela, gadis itu mengedipkan matanya sambil menetralkan penglihatannya."Ya ampun, Kirana ... kamu sudah bangun?" Suara seorang wanita mengalihkan pandangannya, Kirana membangunkan badannya dan tak lama dibantu oleh wanita itu."I--ibu?" tanya Kirana kaget dengan suara agak serak, dia menatap ibunya, Karina yang berdiri disampingnya itu.Karina menatap anaknya itu, dia pun tersenyum pelan dan menghembuskan nafasnya kasar."Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?" tanya Karina sedikit emosi karena dirinya baru sembuh, dan berbalik anaknya yang malah sakit."Ibu baik-baik sajakan? Aku pikir masih membutuhkan waktu sembuh yang lama," ujar Kirana, dia tahu bahwa ibunya berhasil operasi, tapi dia tidak tahu bahwa sembuhnya akan sec
Subuh dini hari, dikediaman Elios, terlihat banyak sekali pasukan yang sudah siap melakukan tugas mereka."Apa kau yakin mereka akan bergerak sekarang?" tanya Revano, sudah dari tadi malam mereka melakukan pengintaian didermaga sebelah barat, namun tidak ada yang datang."Apa mungkin kita salah tanggal? Atau mereka sedang mempermainkan kita?" Arnold ikut bingun dengan semua ini, apalagi biasanya transaksi perdagangan rahasia seperti ini, dilakukan dimalam hari demi mengelabui polisi.Richard menggelengkan kepala sambil mengisi pistol disaku celananya. "Gak, hari ini transaksi mereka, aku yakin."Arnold menghembuskan nafas kasar, walau dia tahu insting Richard benar-benar akurat, tapi kalau mereka salah gerakan, organisasi Black Tiger dan Dark Devil akan mengetahui rencana yang mereka jalankan."Bersiaplah, dan percayalah padaku," ucap Richard sembari menepuk pundak Revano dan Arnold.Richard langsung berjalan keluar meninggalkan kedua temannya itu, dia menatap para anak buahnya yang s
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.