Home / Fantasi / Revival In Another World! From Zero / Chapter 2 — Harapan Kecil

Share

Chapter 2 — Harapan Kecil

Author: Ajipang
last update Last Updated: 2021-08-15 19:00:13

Dia berharap Kanzaki akan jera dan merenungkan perbuatannya lalu memberikan permintaan maaf kepadanya. Gadis itu awalnya tidak berencana melakukan kekerasan semacam ini, mau bagaimanapun yang ada dihadapannya seorang pria. Jika berhubungan dengan kekuatan fisik, dirinya jelas tidak sebanding.

Belum lagi perawakan Kanzaki tidak seperti pengurung diri pada umumnya, tubuhnya justru terlihat berbentuk dan kuat. Dia jelas memperhatikan kesehatan tubuhnya dan rajin berolahraga.

“Ini sakit, gadis sialan! Bukan salahku mengatakan itu, salahkanlah ibumu yang memiliki genetika dada kecil!” Kanzaki mulai menaikkan suaranya.

Selain rasa sakit tidak terlihat di dadanya, Kanzaki hampir tidak pernah lagi merasakan rasa sakit secara fisik. Tidak peduli seberapa sering seseorang merasakan sakit, tidak akan ada satupun manusia yang akan terbiasa.

“Anggaplah tamparanku mewakili kekecewaan orang tuamu!” balas gadis tersebut.

Kanzaki dengan lesu menurunkan bahunya, wajahnya yang terlihat kesal mulai melunak, berubah menjadi wajah mengejek disertai senyuman lebarnya itu.

“Heh, mereka memang sudah seperti itu sejak aku dilahirkan, bahkan tidak akan ada yang berubah jika aku bersujud di depannya,” ujar Kanzaki yang hendak meninggalkan lokasinya saat ini.

Pembicaraan tentang orang tua dan hal lainnya yang berhubungan kekeluargaan membuatnya tidak nyaman. Bukannya dia sedang bertengkar dengan mereka, sejak awal hubungannya dengan orang tua tidak pernah baik.

Terakhir kali ibunya memeluknya, mungkin adalah ketika dia memberikan ASI. Yah, itu hanya spekulasinya saja karena dia tidak memiliki ingatan orang tuanya pernah menyayanginya.

“Yang lebih penting, bisakah kamu berhenti mengusikku, gadis aneh?!” tanya Kanzaki dengan bermasalah.

Gadis itu terbelalak, dia semakin tidak mengerti tentang pria di depannya. kesampingkan wajahnya, mungkinkah otaknya bermasalah?

“Siapa yang kamu sebut aneh, pria lancang?!” gadis itu hendak menampar Kanzaki lagi, namun sebuah tangan menghentikannya.

Tidak lain dan bukan, tangan yang menghentikannya adalah tangan Kanzaki. Dia mencengkram tangan gadis itu dengan erat.

Mustahil dirinya tidak menyimpan dendam dan marah kepada gadis itu, lagipula dia yang memulai main kekerasan!

Meskipun dia membiarkan tamparan yang pertama, itu hanyalah sedikit bentuk belas kasihnya. Sebenarnya dia tidak ingin melakukannya karena sedang diperhatikan banyak orang.

“Le-lepaskan tanganku!” bentak gadis itu yang merasakan sakit di tangannya, karena cengkraman Kanzaki.

“Kamu tahu aku ini pria, kekuatanku berada di atasmu dan kamu mengandalkan kekerasan melawanku? Jangan besar kepala, kamu hanyalah wanita. Aku bukanlah orang yang akan segan menggunakan kekerasan kepada wanita,” ujarnya dengan dingin.

Ada sekelompok kecil orang yang mendukung kesetaraan gender, di mana hak pria dan wanita setara. Meskipun kelompok itu tidak benar-benar dibuat namun tidak sedikit pria yang menyetujui hal itu.

Alasan kelompok pria mendukung hal itu bermacam-macam namun mereka memiliki satu kesamaan … muak karena wanita menganggap dirinya lebih superior!

Rahasia umum tentang perkataan “Wanita selalu benar” adalah bentuk nyata bahwa makhluk aneh bernama wanita memiliki sifat egois yang berlebih.

Bukannya Kanzaki membenci wanita, dia hanya tidak tahan dengan sifat mereka yang demikian sama dan mengecewakan. Meskipun begitu, mereka memiliki nilai plus di tubuh mereka.

“Ugh, sakit, lepaskan aku! Apa kamu tidak malu menyakiti wanita?!” teriak gadis itu selagi berusaha melepaskan genggaman Kanzaki.

Kanzaki hanya diam dan tidak melepaskan genggamannya, lagipula yang memulainya adalah gadis itu, dia mempunyai alibi yang bagus jika harus dituntut.

“Bukankah kamu yang mulai kasar kepadaku? Lantas kamu pikir aku tidak bisa membalasnya hanya karena kamu wanita?” Kanzaki mencengkram tangannya semakin kuat.

“Ugh, m-maafkan aku—” gadis itu tidak menyelesaikan perkataannya karena rasa sakit di tangannya.

Sebelum dia bisa bicara lagi, dua polisi yang kebetulan bertugas datang menghampiri Kanzaki. Jelas bahwa mereka akan tertarik begitu melihat kerumunan orang di sekitar Kanzaki dan gadis itu.

“Pak polisi tolong! Aku dilecehkan oleh pria ini!” gadis itu segera memberikan tuduhan palsu.

Kanzaki mulai geram, dia tentunya tidak dapat menerima tuduhan semacam itu. Bahkan jika itu benar, bagian tubuh mana yang bisa dia pegang?!

“Kamu yang di sana, hentikan perbuatan tercela itu!” polisi yang lebih tua memperingatkan.

Kanzaki menurutinya, menatap sinis polisi yang menghampirinya. Tatapannya cukup menyeramkan hingga membuat orang yang menonton bergidik ngeri. Bahkan polisi sendiri sedikit ragu untuk menegur Kanzaki.

Mereka khawatir bahwa Kanzaki adalah anggota mafia ataupun gangster ternama di kota ini. Siapapun yang ingin hidup damai, jelas tidak ingin terlibat dengan mereka.

Namun dari pakaian yang digunakan, Kanzaki hanyalah seorang anak SMA yang biasa-biasa saja.

“Kamu, mengapa bertindak seperti itu di tempat umum? Apa kamu tidak punya malu?!” bentak polisi tersebut selagi mendekati Kanzaki.

Mendengar ucapannya hanya membuat Kanzaki geram karena di sini seakan dia yang memainkan peran penjahat. Mereka tidak mengetahui kejadian sebenarnya namun mengapa pula mereka bertindak seperti itu?

“Hah? Kalian sendiri mengapa bertindak seolah aku tersangka utama tanpa mengetahui kejadian sebenarnya? Gadis itu yang lebih dulu memulainya dengan menamparku.” Kanzaki menunjuk gadis yang melihatnya dengan takut.

Dia pastinya tidak pernah berharap bahwa Kanzaki akan membalas kekerasan yang ditujukan kepadanya, padahal dia seorang wanita. Derajatnya lebih tinggi, namun bagaimana ada pria yang mau melakukan kekerasan?

Tentunya ada, gadis itu hanya terlalu memandang tinggi dirinya sebagai wanita. Kesalahan tetaplah kesalahan. Tidak peduli apakah itu pria atau wanita, mereka yang memulai harus menerima konsekuensinya.

Polisi tersebut menatap Kanzaki dengan kesal dan merasa tidak dihargai olehnya. Kanzaki menatap langsung mata polisi tersebut dan tidak terlihat menunjukkan rasa hormat kepadanya.

“Saat berbicara dengan orang yang lebih tua, tidak sopan menatap mata dan memasang wajah seperti itu. Apakah orang tuamu tidak mengajarkan tata krama?” ujar polisi yang lebih muda dengan kesal.

Untuk polisi yang lebih tua, dia sedang mengintrogasi gadis tersebut secara terpisah dan menanyakan kebenarannya melalui orang yang menyaksikan sejak awal.

Polisi tersebut nampak lebih profesional, umurnya bukan hanya tampilan belaka. Pernah ada kata-kata seperti, “Semakin tua seseorang, semakin bijaksana.”

“Orang tua? Tidak ada yang cukup peduli mengajarkannya. Bahkan tidak akan ada yang datang menjenguk jika aku berada di sel tahanan nantinya.” Kanzaki berbalik dan berniat pergi meninggalkan lokasi, “Singkat saja, gadis itu yang memulai kekerasan dan salah paham karena aku sedang bergumam sendiri. Aku memang mengatakan perkataan buruk tentang dadanya, namun itulah faktanya.”

Kanzaki pergi meninggalkan polisi itu, dia tidak memiliki urusan lagi dengan mereka dan memilih untuk segera bergegas ke tempat yang dia tuju.

Polis muda mengepalkan tinjunya dengan kesal dan segera menarik kerah baju Kanzaki dengan wajah merah karena marah.

“Apa-apaan sikapmu itu?! Aku seorang polisi dan lebih tua darimu, tidak bisakah dirimu bersikap lebih hormat?!” polisi mengumpat dengan keras.

Kanzaki terdorong mundur. Dia berbalik kemudian mengumpat dengan keras.

“Apa pantas seorang polisi bersikap demikian?!” Kanzaki membentak dan mencengkram balik kerahnya.

Dia bukanlah orang yang akan tunduk kepada penguasa, peraturan diciptakan hanya untuk menciptakan tempat yang damai. Kanzaki mana peduli persoalan itu, semenjak dia menyerah terhadap dunia, semuanya menjadi membosankan.

Karena hal itulah dia beralih ke dunia maya, di mana kehidupan yang dia idamkan berada di dalam game.

“Kalian berdua, hentikanlah pertikaian ini!” polisi yang lebih tua memotong dan menengahi mereka.

Kanzaki dan polisi tersebut melepaskan kerah secara bersamaan, namun tatapan mereka tidak jauh berbeda dengan serigala yang menerkam mangsanya.

“Maafkan aku, dia masihlah baru di kepolisian dan belum banyak berpengalaman.” polisi tua mengelap keringatnya dan menatap sinis Kanzaki.

“Aku telah mendengar pernyataan gadis itu dan orang-orang yang menyaksikan. Nampaknya ada kesalahpahaman kecil antara dirimu dengan gadis itu dan kamu mulai melecehkannya secara verbal.”

Karena geram dan tidak terima dengan perkataan Kanzaki, gadis itu segera menamparnya. Saat gadis itu ingin mengulang tindakannya, Kanzaki melakukan perlawanan dan mencengkram tangannya sehingga menyebabkan situasi yang sekarang ini.

Meskipun polisi tersebut dapat menjabarkan situasi dengan jelas, namun tatapannya membuat Kanzaki ragu dia tidak akan memihak.

“Ya, begitulah adanya. Karena aku belum menghajar gadis itu, maka tidak ada hukum yang bisa membuatku menjadi kriminal.” Kanzaki secara tidak langsung menyatakan bahwa dia tidak ingin memperpanjang urusan.

Sesuatu akan benar-benar terjadi jika saja dia tidak menahan diri untuk menggunakan kekerasan.

“Ya, namun tetap saja perbuatanmu tidak bisa diabaikan.” Polisi tua menatap Kanzaki dengan tatapan licik.

“Apa maksudmu?” tanya Kanzaki.

“Seperti kataku, perbuatanmu tidak bisa diabaikan. Setidaknya kamu akan menginap di penjara selama beberapa waktu … tangkap dia.” polisi yang lebih tua memberikan perintah.

Tangan Kanzaki segera ditangkap dan hendak diborgol, namun tentunya tidak akan menjadi semudah itu. Kanzaki menarik kembali dan memberontak.

“Apa-apaan kalian? Tanpa alasan yang jelas berniat menangkapku, mana mungkin aku menerimanya!”

“Menyerahlah dan ikut dengan kami!” Polisi yang lebih muda mendorong Kanzaki yang memberontak.

Kanzaki berniat menghindari polisi tersebut, namun secara mengejutkan kakinya terpelintir dan terjatuh ke tepi jalan. Dia menyadari wajah semua orang terlihat ngeri, sedetik setelahnya suara keras berbunyi.

TIN!

Mobil truk berkecepatan tinggi melaju ke arahnya, Kanzaki menatapnya dalam diam dan menyadari tidak akan bisa menghindarinya.

‘Ah~, inikah akhirnya? Setidaknya aku ingin merasakan kehidupan yang lebih menyenangkan dan menegangkan seperti di banyak anime.’

Sesaat mobil truk tepat di depannya dan melindasnya, yang Kanzaki lihat hanyalah cahaya teramat silau sampai semuanya menjadi kegelapan abadi.

Related chapters

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 3 — Dewi Violet

    “Selamat datang di alam kematian, wahai yang terpilih, Kanzaki Pratama.” Suara lembut menembus gendang telinganya, lantas dia membuka mata dan menemukan gadis teramat cantik. Iris mata ungu yang serasi dengan rambutnya, gaun putih keunguan yang seperti seorang bangsawan dia kenakan, betis dan pahanya terekspos dengan jelas. Lekuk tubuhnya juga bagus, sesuatu yang mungkin akan membuat wanita di dunia iri kepadanya. Kecantikan yang tiada bandingnya, Kanzaki sangatlah terpesona oleh gadis di depannya. “Kamu siapa? Dan di mana ini?” tanyanya dengan bingung. Kanzaki akhirnya ingat bahwa dia seharusnya sudah mati terlindas truk. Dia memang tidak pernah merasakan kematian sebelumnya, namun Kanzaki segera menyimpulkan bahwa ini alam kematian. Persis seperti perkataan wanita di depannya.“Aku adalah Violet, Dewi Violet yang mengawasi ruangan antara manusia bumi dengan alam kematian,” jawabnya dengan senyuman lembut. Kanzaki sedikit merona melihat gadis cantik y

    Last Updated : 2021-08-15
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 4 — Pilihan Untuk Ditempuh

    “Um, Dewi Violet. Di mana jalan yang menuju neraka? Aku tidak melihat pintu atau apapun di sekitar sini.” Kanzaki memperhatikan sekitar dengan heran. “Tentang itu, kamu tidak akan dikirim ke neraka, surga juga tidak. Ada tempat yang menurutku mungkin lebih baik dari neraka ataupun bumi tempatmu tinggal.” Dewi Violet menunjukkan senyumannya. Kanzaki bukanlah orang naif yang akan berpikir dirinya dialihkan ke surga. Jika memang demikian, Dewi Violet seharusnya mengatakan, “Tempat terbaik di alam semesta,” dan bukan “Lebih baik dari neraka.” Selain itu, Dewi Violet tampaknya mengetahui kehidupan yang dijalani Kanzaki dan karena itulah dia menyebutkan bumi bukan tempat yang bagus bagi Kanzaki. “Lalu ke mana aku akan pergi? Jika itu lebih baik dari neraka dan bahkan bumi, aku tidak akan menolaknya,” ujar Kanzaki. Sejujurnya dia tidak ingin pergi ke tempat semenyeramkan neraka. Dia juga tidak ingin kembali ke bumi, bahkan jika itu reinkarnasi dan sejenisnya. Bila m

    Last Updated : 2021-08-15
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 5 — Reinkarnasi

    Dia telah melihat bagian kecil dari dunia yang akan menjadi tujuannya. Kurang lebih dia bisa menarik kesimpulan dari berbagai ingatan yang dia lihat menjadi satu kata, neraka. Dunia kacau seperti itu bukan tempat yang layak untuk menjalani kehidupan damai. Bahkan penderitaan Kanzaki tidak sebanding dengan mereka yang tinggal di dunia tersebut. “Ya, daripada memberikanmu sisi baik dunia tersebut yang bagaikan ilusi, jauh lebih baik bagimu mengetahui sisi gelapnya. Di sana, kamu memiliki tugas untuk menaklukkan Empat Pangeran Neraka yang tinggal di menara.” Dewi Violet membantu Kanzaki duduk di kursinya. Empat Pangeran Neraka adalah empat iblis tingkat tinggi yang datang dari dunia bawah untuk memberikan kehancuran. Masing-masing dari mereka membangun pasukannya sendiri dan bertindak secara individu. Meskipun tidak tampak bersekongkol, pada kenyataannya mereka memiliki tujuan yang sejalan. Tujuannya adalah memberikan teror kepada kehidupan yang tinggal di dunia fan

    Last Updated : 2021-08-24
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 6 — Another World

    Angin menderu, suara kicauan burung yang stereo di telinga, udaranya segar tanpa polusi dari kendaraan bermesin. Namun dia belum melihat sperti apa rupa dunia ini. Kanzaki merasa takut membuka matanya. Setiap kali dia melakukannya, tampilan akan dirinya yang menyedihkan dari balik kaca, sosok yang dia benci menjadi pemandangan yang dia lihat, yaitu dirinya sendiri. Untuk alasan menyedihkan semacam itu, dia takut melihat apa yang ada di depannya. Akankah itu dirinya yang busuk, menyedihkan dan sampah? Ataukah pemandangan baru dari dunia yang dia pikir tidak akan pernah bisa dirinya kunjungi? “Kamu boleh membuka mata, Kanzaki. Tempat ini sengaja kupilih untuk menjadi pemandangan pertama dari duniamu yang baru.” Suara lembut, penuh cinta dan kehangatan berbisik di sisinya. Hatinya melompat senang dan ingin mengetahui siapa si baik hati yang begitu peduli kepadanya. Perlahan Kanzaki membuka matanya. Tatkala dia membuka matanya, air mata besar membasahi pipinya. T

    Last Updated : 2021-10-04
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 7 — Pecahan Bintang

    “Kalau begitu Violet, ke mana langkah kita selanjutnya? Dari ingatanku kota Vega adalah yang terdekat.” Kanzaki meregangkan tubuhnya. Berkat ingatan yang diberikan Violet kepadanya Kanzaki mengetahui peta dunia ini dan lokasinya saat ini berada, Valhalla yang berada cukup jauh dari tempat kekacauan sesungguhnya berada. Jika ingatannya benar maka selain Empat Pangeran Neraka ada musuh lain yang sama berbahayanya dengan mereka namun untuk sekarang bukanlah waktu untuk memusingkannya. “Seperti perkataanmu bahwa kita akan pergi ke kota Vega yang merupakan kota para petualang pemula berkumpul. Kamu akan memulai adaptasi diri di kota Vega dimulai dari terbiasa dengan budaya, makanan dan membunuh monster.” Violet memberikan senyuman penuh semangat. Kanzaki menduga bahwa perjalanan ini tidak akan membosankan dengan Violet di sisinya, lagipula dia cukup menyukai mengembara berdua dengan seorang gadis ketimbang pria, keberuntungan besar bahwa yang mendatanginya seorang Dew

    Last Updated : 2021-10-11
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 8 — Menuju Kota Pemula!

    “Hanya dimiliki oleh Pahlawan ... apakah maksudmu, aku juga seorang Pahlawan?!” Kanzaki mulai bersemangat saat mengetahui dirinya menjadi tokoh penting begitu tiba di dunia ini.Violet melebarkan matanya dan menatap penuh arti, “Tentu saja itu tidak pasti. Kamu menerimanya langsung dari Dewi sepertiku. Seharusnya ada beberapa prosedur tertentu untuk seseorang menerimanya namun kamu adalah pengecualian karena aku akan pergi bersamamu.”Kanzaki segera kecewa karena telah mengharapkan hal konyol. Setelah dipikirkan lagi Pahlawan adalah sosok suci dan memiliki rasa keadilan yang tinggi. Jika dibandingkan dengannya maka sama artinya seseorang menghina Pahlawan karena membandingkannya dengan Kanzaki.Sepatutnya begitu, ya. Sampah sepertiku yang tidak ragu menghajar wanita bukanlah orang cocok menjadi Pahlawan. Pikirnya.“Huh. Lalu untuk apa kamu memberikannya padaku jika bahkan aku tidak memenuhi syarat menjadi Pahlawan?”“Tidak ada yang tahu tentang itu, barangkali kam

    Last Updated : 2022-04-03
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 9 — Kota Petualang, Vega

    Kanzaki memandang dengan kagum pemukiman dari kota pertama yang dia masuki sejak tiba di dunia ini. Tidak ada hal spesial, bangunan dan pakaian dari rakyat dunia ini bernuansa abad pertengahan.“Inilah kota petualang pemula, kota Vega. Kamu akan mendaftarkan diri sebagai petualang karena aku tahu kamu lebih tertarik menjadi petualang ketimbang pedagang, atau bahkan kuli bangunan, kan?” Violet tersenyum menggoda selagi memimpin jalan.“Jika ada pekerjaan mengukur tubuh wanita, dengan sangat bersedia aku akan mengajukan diri di tempat pertama.” Kanzaki mengatakannya dengan lancar seakan tidak memikirkan apapun.Violet sedikit terkejut namun menghiraukannya, “Kamu beradaptasi dengan cepat sampai mampu mengatakan hal itu di depan seorang Dewi.”“Kamu mengatakan sesuatu?”“Tidak ada.”“Meski begitu penduduk di sini terlihat sangat santai terlepas dari peristiwa mengerikan yang sedang terjadi.”Kanzaki tahu bahwa krisis masih terjadi di sana-sini dan setiap keraja

    Last Updated : 2022-04-03
  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 10 — Elf Palsu

    Tiba di loket pendaftaran mereka bertemu seorang wanita cantik dengan rambut coklat dan kacamata. Tubuhnya tidak kalah menarik dari Violet, bedanya wanita itu memiliki aset yang lebih besar jika dibandingkan dengan Violet.“Selamat datang di guild petualang, namaku Lina. Kalian berdua sepertinya baru di sini, ada yang bisa saya bantu?” Suaranya sangat lembut sampai membuat Kanzaki terkesima namun yang membuatnya membantu bukan hanya suara ataupun tubuh.“Um, Tuan? Jika anda melihat saya seperti itu, rasanya sedikit ...” Lina menggeliat dengan tangannya melipat di depan perut dan wajahnya sedih merona.“Elf.”“Hah? Apa kamu mengatakan sesuatu?” Violet mendekatkan telinganya untuk memastikan kata-kata Kanzaki.“Ada Elf di sini. Apa ini? Apa-apaan ini, apakan tempat ini surga? Ini pasti surga, Elf ada di dunia ini!” Kanzaki mulai berteriak dengan sangat semangat.Selama ini dia selalu berpikir bahwa Elf hannyalah cerita dalam legenda dan bagian dari imajinasi manu

    Last Updated : 2022-04-04

Latest chapter

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 17 — Pembasmian Siput II

    “Tolong! Cepat tolong aku, Violet!”Kanzaki yang tengah dikejar siput berkaki mulai menangis dan teriak seperti bayi.Bagaimana tidak? Sebagai manusia bumi ini adalah pengalaman pertamanya melihat siput berkaki.Hanya apa yang membuat dunia ini menjadi begitu aneh?!“Aku hanya bisa menyembuhkan saja! Sebagai Dewi yang menyembuhkan dan kehidupan, aku tak bisa menyakiti kehidupan apapun selain iblis!”“Gak guna banget, lo!”Seperti biasa apa yang ada di pikirannya keluar begitu saja.Dengan perlengkapannya saat ini sulit untuk Kanzaki mengatasi monster terlemah sekalipun. Dia tak memiliki pilihan lain selain terus melarikan diri dan mencari cara untuk keluar dari situasi saat ini.“Sial! Andaikan saja aku punya garam mungkin bisa membunuh siput keparat ini!”Siput makhluk berlendir yang bagi Kanzaki seperti lintah dengan cangkang. Dia percaya bahwa siput juga tak tahan dengan lendir meski tak tahu apakah benar atau tidak.Selagi terus dalam pelarian Kanzaki menyadari bahwa perut siput ya

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 16 — Pembasmian Siput

    “Kanzaki ... larilah dengan segenap kekuatanmu!” Di kejauhan Violet berseru dengan penuh keceriaan sekalipun orang yang dia dukung sedang dalam penderitaan.“Emaakkk!”Sebagai petualang pemula mereka harus mengambil quest dengan tingkat mudah. Sebagai seorang pemuda yang memiliki bakat spesial karena membuka dua Job langka, Kanzaki awalnya menyombongkan diri.Kanzaki begitu yakin bahwa hanya melawan siput takkan membuatnya kerepotan meski terdapat catatan bisa membunuh. Namun sekarang dia sungguh memiliki penyesalan tentangnya.“Apa-apaan ini ... sejak kapan siput bisa secepat ini?! Aku tidak memiliki ingatan bahwa siput di dunia ini secepat motor!” Kanzaki menyerukan keluhannya selagi dalam kejaran delapan ekor siput.Violet mengikuti Kanzaki di belakang siput-siput dengan riang dan tersenyum lebar, “He he, dikarenakan informasi yang aku berikan adalah informasi di masa lalu, jadi ada perbedaan signifikan tentangnya. Para siput itu salah satunya, seiring wa

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 15 — Quest

    Arch Priest, sebuah Job tingkat langka dan mendekati legendaris. Job tersebut biasa ditemukan dalam banyak kisah tentang kepahlawanan dunia ini. Artinya, mereka yang memiliki Job tersebut adalah sosok yang luar biasa spesial.Selain hanya wanita yang bisa memilikinya, butuh kesucian dan kemurnian seorang wanita di tingkat tertentu agar bisa memilikinya. Selain kesucian, konon hanya wanita polos yang tidak memahami sesuatu yang kotor saja yang berhak mendapatkannya.“Tahukah kamu, bahwa kepolosan gadis Arch Priest berada di luar nalar manusia. Menurutmu mengapa banyak pria tertarik dengan temanmu itu?” Stupid menunjuk para petualang yang merona dan mesum ketika melihat Violet.Pemikiran Kanzaki sangat normal dan logikanya langsung memahami tujuan pembicaraan, “Singkatnya ini berhubungan dengan hal-hal seperti kenikmatan surgawi, kan?”Hal yang paling mendominasi isi kepala para pria adalah tidak lain dan bukan soal berhubungan intim. Kanzaki sangat menyangkal keb

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 14 — Kehebatan Arch Priest

    “Ya, setidaknya aku bisa membantumu bersemangat!” Violet berkata dengan semangat dan wajah polosnya.Itu memang membantu namun tidak ada gunanya ketika pertempuran dimulai. Kanzaki hendak mengatakan sesuatu namun dia mengurungkannya untuk saat ini.“Terkadang aku penasaran kamu ini bodoh atau apa.”Violet kemudian meletakkan tangannya di alat lainnya dan memunculkan statistik di tangan kanan. Lina membaca Job apa saja yang didapatkan oleh Violet.“Kamu ... wanita yang sangat suci!” Lina berkata dengan terkejut, “Arch Priest, ini Job tingkat tinggi yang langka!”Para petualang kembali terkejut dan bersorak riang. Sepertinya Job itu memiliki keistimewaan tertentu sehingga orang-orang menjadi sangat bersemangat, terutama para pria yang membuat wajah mesum.Kanzaki penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi, meski dia memiliki pengetahuan yang diberikan Violet, ada terlalu banyak untuk digali.“Apa sebegitu hebatnya Job tersebut?” Kanzaki memirin

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 13 — Tidak Berguna

    “Kamu tak bisa menyentuh pedang lagi? Itu sangat bodoh.” Stupid yang mabuk berkata mengejek.“Itu juga berlaku untukmu yang tidak mampu memegang tombak.” Lina menyela dengan kecaman lelah kepada Stupid.“Apa maksudmu? Jika tombak, aku selalu memolesnya setiap malam dan membawanya ke manapun.” Stupid berkata, dia memajukan pinggulnya dan memamerkan sesuatu di selangkangannya, “Aku selalu membawa tombak di dalam celanaku ini!”Semua orang menatapnya seperti sampah yang paling rendah, hanya Violet yang menatapnya dengan tertarik, “Kamu mampu membawa tombak di dalam celana? Itu hebat.”Sebagai seorang Dewi dia terlalu polos dan mudah teralihkan. Para petualang mulai menjelaskan kepada Violet apa yang dimaksud Stupid, sampai dia memahaminya, Violet segera memberikan tendangan kuat ke pria mabuk yang konyol itu.“Aku masih belum menentukan Job seperti apa yang ingin aku ambil. Apa tidak masalah jika aku tidak memilih apapun selama beberapa waktu?”“Itu tidak bisa kar

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 12 — Job Terlemah

    Kanzaki memegang dagunya dan berpikir, “Kamu bertanya kenapa ... jika aku memilih salah satu dari Job langka tersebut maka aku hanya bisa mempelajari kekuatan dari Job itu, kan?”Lina, Violet dan semua petualang yang mendengarkannya hanya mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Kanzaki. Melihat mereka masih menantikan jawaban, sangat jelas bahwa tidak satupun memahami niatnya.Dari yang ada di dalam ingatannya, seseorang hanya bisa mempelajari skill menengah dan tingkat tinggi dari Job yang dia pilih. Tentunya skill dasar juga bisa dipelajari terlepas dari Job apa yang diambil namun jika misal saja Kanzaki mengambil Necromancer dan mencoba mempelajari skill memanah tentunya tidak akan bisa.Job seperti kekang yang membuat seseorang tidak bisa menjadi terlalu kuat.“Jika begitu pilihan skill akan sangat terbatas dan aku tidak ingin dibatasi. Memilih Job terlemah adalah jalan lain agar aku bisa mempelajari banyak skill yang aku inginkan nantinya.”Meski K

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 11 — Job Langka

    Kanzaki meletakkan tangannya di Stats Crsytal dan merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti tubuhnya. Stats Crsytal mengeluarkan cahaya kebiruan terang selama beberapa detik sebelum menghilang.“Biar aku periksa dulu ... kamu memiliki kekuatan dan ketahanan fisik yang tinggi, energi sihir yang ada dibatas rata-rata, keberuntungan dan kesialanmu cukup tinggi, ya, seakan-akan keduanya saling mengimbangi.”Kanzaki tidak tahu baik atau buruknya namun dia tidak mempertanyakan tingkat kesialannya. Sejak lahir dia sudah terbilang sial jadi tidak mengejutkan jika tingkatnya tinggi. Dari pada hal itu, bagian paling menariknya adalah sihir!“Jadi-jadi, apa Job-ku?! Apakah itu ahli sihir yang luar biasa hebat atau bahkan Raja?!” Kanzaki mendengus semangat, seakan-akan ada asap putih keluar dari hidungnya.Lina tampak bermasalah karena Kanzaki begitu bersemangat, “Aku pikir yang terakhir hanya mungkin jika kamu anggota kerajaan. Mengenai Job hanya akan muncul saat kamu membuat i

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 10 — Elf Palsu

    Tiba di loket pendaftaran mereka bertemu seorang wanita cantik dengan rambut coklat dan kacamata. Tubuhnya tidak kalah menarik dari Violet, bedanya wanita itu memiliki aset yang lebih besar jika dibandingkan dengan Violet.“Selamat datang di guild petualang, namaku Lina. Kalian berdua sepertinya baru di sini, ada yang bisa saya bantu?” Suaranya sangat lembut sampai membuat Kanzaki terkesima namun yang membuatnya membantu bukan hanya suara ataupun tubuh.“Um, Tuan? Jika anda melihat saya seperti itu, rasanya sedikit ...” Lina menggeliat dengan tangannya melipat di depan perut dan wajahnya sedih merona.“Elf.”“Hah? Apa kamu mengatakan sesuatu?” Violet mendekatkan telinganya untuk memastikan kata-kata Kanzaki.“Ada Elf di sini. Apa ini? Apa-apaan ini, apakan tempat ini surga? Ini pasti surga, Elf ada di dunia ini!” Kanzaki mulai berteriak dengan sangat semangat.Selama ini dia selalu berpikir bahwa Elf hannyalah cerita dalam legenda dan bagian dari imajinasi manu

  • Revival In Another World! From Zero   Chapter 9 — Kota Petualang, Vega

    Kanzaki memandang dengan kagum pemukiman dari kota pertama yang dia masuki sejak tiba di dunia ini. Tidak ada hal spesial, bangunan dan pakaian dari rakyat dunia ini bernuansa abad pertengahan.“Inilah kota petualang pemula, kota Vega. Kamu akan mendaftarkan diri sebagai petualang karena aku tahu kamu lebih tertarik menjadi petualang ketimbang pedagang, atau bahkan kuli bangunan, kan?” Violet tersenyum menggoda selagi memimpin jalan.“Jika ada pekerjaan mengukur tubuh wanita, dengan sangat bersedia aku akan mengajukan diri di tempat pertama.” Kanzaki mengatakannya dengan lancar seakan tidak memikirkan apapun.Violet sedikit terkejut namun menghiraukannya, “Kamu beradaptasi dengan cepat sampai mampu mengatakan hal itu di depan seorang Dewi.”“Kamu mengatakan sesuatu?”“Tidak ada.”“Meski begitu penduduk di sini terlihat sangat santai terlepas dari peristiwa mengerikan yang sedang terjadi.”Kanzaki tahu bahwa krisis masih terjadi di sana-sini dan setiap keraja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status