Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Aku tidak tahu pasti Mereka siapa? Tetapi, Mereka yang menyelamatkan Rasi. Katanya Mereka juga tidak tahu kenapa Rasi tiba-tiba jatuh dari air terjun, karena saat itu Dia mengejar penjahat yang menculik Rasi." Laksmi menceritakan semua yang dikatakan oleh Piter.
"Sepertinya Mereka belum jauh, Ayo Kita kejar!" ujar Pangeran Afni.
Agra dan Pangeran Afni mengejar Piter dan Prita malam itu, tetapi tidak menemukan jejak Mereka. Sudah terlalu jauh dari rumah, karena sudah larut malam. Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Tabib Hwan, wanita tersebut memeriksa keadaan Rasi.
"Kenapa Rasi belum juga sadar Tabib, selain itu tangannya juga sangat dingin?" tanya Laksmi.
Agra dan Pangeran Afni masuk ke kamar tempat Rasi di rawat. Tabib Hwan meminta Agra dan Pangeran Afni untuk keluar, hanya Laksmi dan Fatma yang ada di sana.
Tabib Hwan memeriksa Rasi, termasuk melihat lengannya. Tangan tabib Hwan tiba-tiba geme
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hahaha, Aku hanya mengingat Pangeran Afni saat Dia naik ke atas pohon." Agra kemudian pergi ke sungai.Sudah menjelang pagi, para penduduk desa sudah ada yang bangun untuk memasak. Termasuk pemilik rumah, namun Mereka tinggal di rumah sebelah. Karena, rumah utama di tempati oleh Agra dan yang lainnya untuk sementara.Mereka juga yang memasak untuk anggota istana, karena Raja Rana telah mempercayakan segala kebutuhan kepada pemilik rumah. Raja Rana juga sudah memberikan uang dan bahan makanan yang cukup, tidak tanggung-tanggung para prajurit juga menjaga Mereka. Namun, tetap dalam masa penyamaran sampai Raja kembali ke desa Cirangi.Pangeran Afni yang melihat Agra keluar, kemudian mengikutinya. Agra menyadari Pangeran Afni ikut, terpikir sebuah ide. Agra sengaja mempercepat langkahnya, kemudian bersembunyi di balik bebatuan yang ada di sungai."Kemana Agra? Dia tadi ke arah sini," ucap Pangeran Afni."A
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ayo Kita kembali, makanan sudah siap. Tadi pemilik rumah memintaku untuk mencari Kalian," ucap Fatma."Kau hebat sekali tahu Kami di sini," ucap Agra."Tidak, sebenarnya Aku tadi melihat Kalian sepertinya sedang bicara serius. Jadi, Aku tidak menghampiri Kalian. Aku hanya melihat dari jauh, tidak sengaja melihat Kalian ke arah sini. Jadi, ku pikir ke sungai dan benar." Fatma mendahului Agra dan Laksmi."Apa Dia tahu?" bisik Laksmi."Sepertinya tidak. Kalau tahu dan berani mengatakan pembicaraan Kita, Aku tidak akan melepaskannya," bisik Agra."Hei, ayo cepat! Aku sudah begitu lapar," ucap Fatma."Iya," jawab Agra dan Laksmi bersamaan.Mereka bertiga sampai di rumah, tetapi keadaan di sana membuat Mereka bertiga mematung. Rumah yang sebelumnya berdiri kokoh sudah roboh, Mereka berlari untuk menyingkirkan reruntuhan."Tolong!" teriak seseorang."Pangeran Afni." Agra menyingkir
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"A..ada jasad," ucap Laksmi.Baik Laksmi dan Fatma sama-sama terlihat ketakutan, kemudian Pangeran Afni berusaha menenangkan keduanya. Mereka secepatnya pergi dari tempat itu, karena melihat beberapa orang berkuda menelusuri sungai."Apa yang Mereka cari di sana?" batin Laksmi."Apakah Mereka penjahatnya?" tanya Fatma."Aku tidak tahu, tapi Mereka tidak memakai penutup wajah. Aku akan berusaha berjalan," ucap Pangeran Afni."Tapi, kakimu masih terluka Kak," ucap Fatma."Iya Pangeran, Kami masih kuat untuk memapah mu. Kalau lelah Kita bisa beristirahat," tambah Laksmi."Aku kasihan pada Kalian," ucap Pangeran Afni."Kita tak menginginkan hal ini, tapi yang terpenting adalah bekerjasama," ujar Laksmi."Sepertinya di depan sana Kita akan melewati hutan belantara, semoga ada buah yang bisa dimakan," ucap Fatma.Pangeran Afni dan Laksmi tersenyum sekaligus kasihan pada Fatma, bagaimana pun Mereka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra yang sedang menyamar sebagai pimpinan para penjahat sama sekali tidak ikut minum, tetapi Dia lakukan secara diam-diam. Bukan hanya pada minuman, tapi juga pada makanan yang tersaji. Agra tidak percaya pada penjahat yang akan menolong Dirinya, maka dari itu Dia tidak memberitahu Mereka.Penjahat yang katanya akan menolong Agra tidak ikut minum, karena Dia sendiri yang menolong Agra menambahkan minuman tersebut."Tuan, Aku sudah membuktikan kesetiaan ku. Tapi, Tuan belum menyebutkan nama. Apa yang harus Aku lakukan supaya Tuan percaya?" tanyanya."Aku akan menunjukkan wajahku dan memperkenalkan diri setelah menemui dalangnya, tapi sebelum itu Kita harus makan. Supaya Mereka tidak curiga," ucap Agra."Sesuai perkataan Tuan," ucapnya.Dia sama sekali tidak curiga terhadap makanan tersebut, karena Agra yang menyiapkan semuanya. Dia tahu mana makanan yang berisi dan tidak."Tuan, Aku tidak i
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra yang mendengar suara teriakan tersebut, kemudian semakin masuk ke dalam. Dia bersembunyi, lalu melangkah dan sembunyi kembali setiap ada kesempatan."Tidak ada siapapun, tetapi mengapa ada lahar di tempat ini. Sangat gelap dan sedikit panas," batin Agra.Agra mendengar langkah kaki dari luar, mungkin lebih dari lima orang yang datang, sehingga langkahnya terdengar cukup jelas. Agra melihat ke arah luar, menantikan kedatangan Mereka yang Agra tidak ketahui.Sekitar tujuh orang datang dengan membawa kambing, Mereka membawa senjata dan tangan Mereka tampak berlumuran darah.Mereka terlihat sangat bengis, terlebih menyeretnya kambing tersebut dengan sangat sadis. Tubuh Mereka juga jauh lebih besar dari Agra, selain besar Mereka juga memiliki perawakan yang tinggal."Aku hanya membawa belati kecil ini, entah di mana pedangku. Apa Aku bisa mengambilnya ke desa Cirangi setelah ini?" batin Agra.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra bergidik ketika mendengar ucapan dari Soraya, Dia melihat ke depan. "Kenapa seperti jembatan neraka?""Hati-hati jangan sampai Kau membuat laharnya marah dan menyerangmu," ucap Soraya. Dia sengaja menakuti Agra."Jalan saja," ucap Marlaka."Kalau jembatan itu roboh dan Aku menjadi abu, maka Kalian yang akan Aku cari paling pertama," gumam Agra."Jangan saja lompat! Kau tidak akan jadi abu," ucap Soraya."Hahaha ternyata suaraku terdengar ya, lalu bagaimana dengan Kalian?" tanya Agra."Kami akan menjaga di sini, kalau para penjahat itu datang tinggal di bereskan," jawab Soraya.Agra mengangguk, kemudian melangkah ke jembatan. Dia memegang dadanya, sembari melihat ke kanan dan kirinya. Setelah merasa cukup tenang, Dia melanjutkan perjalanan."Semakin jauh, hawanya semakin panas. Ini gunung berapi atau apa ya?" batin Agra.Agra mengelap keringat yang membasahi keningnya, be
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak! Kami tidak mengenal Tuan Putri Rasi terlalu dekat, tapi pernah mendengar tentang Dia," ucap Soraya."Jadi, Kau tahu tentang keadaan Rasi ?" tanyanya."Maksudmu Tuan Putri Rasi? Bukannya Dia sudah kembali ke istana Rana dalam keadaan selamat?" tanya Marlaka segera."Iya, Dia sudah kembali ke istana. Tapi, Dia masih belum bisa pulih sepenuhnya." Agra membuat alasan, meski Dia harus menyembunyikan keadaan Rasi yang sebenarnya."Baguslah, lagipula Dia adalah seorang putri. Dia bukan orang biasa seperti Kita, jadi Raja Rana pasti akan memenuhi permintaannya. Dia putri kesayangan Raja Rana," tambah Soraya."Iya," ucap Agra."Omong-omong, apa hubunganmu dengan Tuan Putri? Sepertinya Kau tahu banyak tentang Dirinya," ucap Soraya."Ayahku seorang prajurit, jadi Aku tahu sedikit tentangnya," tutur Agra."Berbohong sedikit tidak apa, kan?" batinnya."Kalau begitu tolong berikan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Terlalu rumit untuk menceritakan semuanya," gumam Agra yang masih bisa di dengar oleh Pangeran Afni."Lalu, apa Kau sudah menemukan Rasi?" tanya Pangeran Afni."Iya. Aku sudah menemukannya, Dia aman sekarang. Sepertinya tempat ini cukup aman untuk bersembunyi," ucap Agra."Iya, memang cukup aman. Sebelum kudamu itu menginjak kakiku," gerutu Pangeran Afni."Jadi, belum sembuh total ya?" tanya Agra."Belum, sebenarnya sudah cukup membaik. Salah kudamu," ucap Pangeran Afni."Hahaha." Agra tertawa mendengar ucapan Pangeran Afni."Kau mengejekku?" tanya Pangeran Afni."Sssttt! Jangan keras-keras, Mereka sedang tidur," ucap Agra."Hem, apa sudah pagi?" tanya Laksmi."Belum, istirahat saja dulu." Agra mengelus kepala Laksmi, seperti anak kecil."Laksmi, Agra menyukaimu," ucap Pangeran Afni sembarangan."Kalau bicara jangan sembarangan! Laksmi seperti Adikku," u