Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Hahaha, Aku hanya mengingat Pangeran Afni saat Dia naik ke atas pohon." Agra kemudian pergi ke sungai.
Sudah menjelang pagi, para penduduk desa sudah ada yang bangun untuk memasak. Termasuk pemilik rumah, namun Mereka tinggal di rumah sebelah. Karena, rumah utama di tempati oleh Agra dan yang lainnya untuk sementara.
Mereka juga yang memasak untuk anggota istana, karena Raja Rana telah mempercayakan segala kebutuhan kepada pemilik rumah. Raja Rana juga sudah memberikan uang dan bahan makanan yang cukup, tidak tanggung-tanggung para prajurit juga menjaga Mereka. Namun, tetap dalam masa penyamaran sampai Raja kembali ke desa Cirangi.
Pangeran Afni yang melihat Agra keluar, kemudian mengikutinya. Agra menyadari Pangeran Afni ikut, terpikir sebuah ide. Agra sengaja mempercepat langkahnya, kemudian bersembunyi di balik bebatuan yang ada di sungai.
"Kemana Agra? Dia tadi ke arah sini," ucap Pangeran Afni.
"A
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ayo Kita kembali, makanan sudah siap. Tadi pemilik rumah memintaku untuk mencari Kalian," ucap Fatma."Kau hebat sekali tahu Kami di sini," ucap Agra."Tidak, sebenarnya Aku tadi melihat Kalian sepertinya sedang bicara serius. Jadi, Aku tidak menghampiri Kalian. Aku hanya melihat dari jauh, tidak sengaja melihat Kalian ke arah sini. Jadi, ku pikir ke sungai dan benar." Fatma mendahului Agra dan Laksmi."Apa Dia tahu?" bisik Laksmi."Sepertinya tidak. Kalau tahu dan berani mengatakan pembicaraan Kita, Aku tidak akan melepaskannya," bisik Agra."Hei, ayo cepat! Aku sudah begitu lapar," ucap Fatma."Iya," jawab Agra dan Laksmi bersamaan.Mereka bertiga sampai di rumah, tetapi keadaan di sana membuat Mereka bertiga mematung. Rumah yang sebelumnya berdiri kokoh sudah roboh, Mereka berlari untuk menyingkirkan reruntuhan."Tolong!" teriak seseorang."Pangeran Afni." Agra menyingkir
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"A..ada jasad," ucap Laksmi.Baik Laksmi dan Fatma sama-sama terlihat ketakutan, kemudian Pangeran Afni berusaha menenangkan keduanya. Mereka secepatnya pergi dari tempat itu, karena melihat beberapa orang berkuda menelusuri sungai."Apa yang Mereka cari di sana?" batin Laksmi."Apakah Mereka penjahatnya?" tanya Fatma."Aku tidak tahu, tapi Mereka tidak memakai penutup wajah. Aku akan berusaha berjalan," ucap Pangeran Afni."Tapi, kakimu masih terluka Kak," ucap Fatma."Iya Pangeran, Kami masih kuat untuk memapah mu. Kalau lelah Kita bisa beristirahat," tambah Laksmi."Aku kasihan pada Kalian," ucap Pangeran Afni."Kita tak menginginkan hal ini, tapi yang terpenting adalah bekerjasama," ujar Laksmi."Sepertinya di depan sana Kita akan melewati hutan belantara, semoga ada buah yang bisa dimakan," ucap Fatma.Pangeran Afni dan Laksmi tersenyum sekaligus kasihan pada Fatma, bagaimana pun Mereka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra yang sedang menyamar sebagai pimpinan para penjahat sama sekali tidak ikut minum, tetapi Dia lakukan secara diam-diam. Bukan hanya pada minuman, tapi juga pada makanan yang tersaji. Agra tidak percaya pada penjahat yang akan menolong Dirinya, maka dari itu Dia tidak memberitahu Mereka.Penjahat yang katanya akan menolong Agra tidak ikut minum, karena Dia sendiri yang menolong Agra menambahkan minuman tersebut."Tuan, Aku sudah membuktikan kesetiaan ku. Tapi, Tuan belum menyebutkan nama. Apa yang harus Aku lakukan supaya Tuan percaya?" tanyanya."Aku akan menunjukkan wajahku dan memperkenalkan diri setelah menemui dalangnya, tapi sebelum itu Kita harus makan. Supaya Mereka tidak curiga," ucap Agra."Sesuai perkataan Tuan," ucapnya.Dia sama sekali tidak curiga terhadap makanan tersebut, karena Agra yang menyiapkan semuanya. Dia tahu mana makanan yang berisi dan tidak."Tuan, Aku tidak i
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra yang mendengar suara teriakan tersebut, kemudian semakin masuk ke dalam. Dia bersembunyi, lalu melangkah dan sembunyi kembali setiap ada kesempatan."Tidak ada siapapun, tetapi mengapa ada lahar di tempat ini. Sangat gelap dan sedikit panas," batin Agra.Agra mendengar langkah kaki dari luar, mungkin lebih dari lima orang yang datang, sehingga langkahnya terdengar cukup jelas. Agra melihat ke arah luar, menantikan kedatangan Mereka yang Agra tidak ketahui.Sekitar tujuh orang datang dengan membawa kambing, Mereka membawa senjata dan tangan Mereka tampak berlumuran darah.Mereka terlihat sangat bengis, terlebih menyeretnya kambing tersebut dengan sangat sadis. Tubuh Mereka juga jauh lebih besar dari Agra, selain besar Mereka juga memiliki perawakan yang tinggal."Aku hanya membawa belati kecil ini, entah di mana pedangku. Apa Aku bisa mengambilnya ke desa Cirangi setelah ini?" batin Agra.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra bergidik ketika mendengar ucapan dari Soraya, Dia melihat ke depan. "Kenapa seperti jembatan neraka?""Hati-hati jangan sampai Kau membuat laharnya marah dan menyerangmu," ucap Soraya. Dia sengaja menakuti Agra."Jalan saja," ucap Marlaka."Kalau jembatan itu roboh dan Aku menjadi abu, maka Kalian yang akan Aku cari paling pertama," gumam Agra."Jangan saja lompat! Kau tidak akan jadi abu," ucap Soraya."Hahaha ternyata suaraku terdengar ya, lalu bagaimana dengan Kalian?" tanya Agra."Kami akan menjaga di sini, kalau para penjahat itu datang tinggal di bereskan," jawab Soraya.Agra mengangguk, kemudian melangkah ke jembatan. Dia memegang dadanya, sembari melihat ke kanan dan kirinya. Setelah merasa cukup tenang, Dia melanjutkan perjalanan."Semakin jauh, hawanya semakin panas. Ini gunung berapi atau apa ya?" batin Agra.Agra mengelap keringat yang membasahi keningnya, be
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak! Kami tidak mengenal Tuan Putri Rasi terlalu dekat, tapi pernah mendengar tentang Dia," ucap Soraya."Jadi, Kau tahu tentang keadaan Rasi ?" tanyanya."Maksudmu Tuan Putri Rasi? Bukannya Dia sudah kembali ke istana Rana dalam keadaan selamat?" tanya Marlaka segera."Iya, Dia sudah kembali ke istana. Tapi, Dia masih belum bisa pulih sepenuhnya." Agra membuat alasan, meski Dia harus menyembunyikan keadaan Rasi yang sebenarnya."Baguslah, lagipula Dia adalah seorang putri. Dia bukan orang biasa seperti Kita, jadi Raja Rana pasti akan memenuhi permintaannya. Dia putri kesayangan Raja Rana," tambah Soraya."Iya," ucap Agra."Omong-omong, apa hubunganmu dengan Tuan Putri? Sepertinya Kau tahu banyak tentang Dirinya," ucap Soraya."Ayahku seorang prajurit, jadi Aku tahu sedikit tentangnya," tutur Agra."Berbohong sedikit tidak apa, kan?" batinnya."Kalau begitu tolong berikan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Terlalu rumit untuk menceritakan semuanya," gumam Agra yang masih bisa di dengar oleh Pangeran Afni."Lalu, apa Kau sudah menemukan Rasi?" tanya Pangeran Afni."Iya. Aku sudah menemukannya, Dia aman sekarang. Sepertinya tempat ini cukup aman untuk bersembunyi," ucap Agra."Iya, memang cukup aman. Sebelum kudamu itu menginjak kakiku," gerutu Pangeran Afni."Jadi, belum sembuh total ya?" tanya Agra."Belum, sebenarnya sudah cukup membaik. Salah kudamu," ucap Pangeran Afni."Hahaha." Agra tertawa mendengar ucapan Pangeran Afni."Kau mengejekku?" tanya Pangeran Afni."Sssttt! Jangan keras-keras, Mereka sedang tidur," ucap Agra."Hem, apa sudah pagi?" tanya Laksmi."Belum, istirahat saja dulu." Agra mengelus kepala Laksmi, seperti anak kecil."Laksmi, Agra menyukaimu," ucap Pangeran Afni sembarangan."Kalau bicara jangan sembarangan! Laksmi seperti Adikku," u
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak, Dia tidak membuat kesalahan. Kami tidak bisa menjelaskannya di sini, itu terlalu bahaya," jawab Agra."Lalu, kenapa harus pergi ke tempat yang aman?" tanya Ibunya Naira."Percayalah padaku Ibu, Aku tidak membuat kesalahan kali ini." Naira berusaha meyakinkan Ibunya, begitu juga dengan bantuan Agra."Tidak ada waktu lagi, Kalian bersiap-siap dulu. Jangan keluar sebelum Aku datang," ucap Agra."Kau mau kemana?" tanya Fatma. Yang secara spontan memegang tangan Agra, lalu Agra melepaskan tangannya dari Naira."Aku harus menemui pemilik rumah dulu, hanya sebentar." Agra meninggalkan Naira dan Ibunya, lalu Dia pergi ke rumah sebelah dimana Rasi dirawat."Pangeran Agra," ucap pemilik rumah."Paman, Aku ingin melihat keadaan Rasi. Sekaligus ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting," ucap Agra. Menyampaikan maksud kedatangannya."Kalau begitu masuklah," balas pemilik rumah.Dia mempersilakan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p