Share

Part 95

Aku terus menatap punggung Nirmala yang terlihat bergetar. Aku tahu kalau saat ini dia sedang menangis, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Didiamkan seperti ini ternyata begitu menyakitkan, terlebih lagi saat orang yang kita cintai tengah terluka dan tidak bisa menjadi obatnya.

“Sepertinya luka bapak juga perlu diobati supaya tidak terkena infeksi. Bapak juga mengalami luka lebam, dan sebaiknya segera mendapatkan perawatan,” ucap dokter seraya menatap wajahku yang juga sudah babak belur.

“Biarkan begini saja, Dok. Saya tidak apa-apa!” Tetap dengan mode menatap punggung istri, berharap dia akan memutar badan dan memaksaku untuk menuruti ucapan dokter, karena dia memedulikanku.

Hening. Perempuan yang telah kulukai hatinya itu tetap saja diam dengan posisi memunggungiku, seolah tidak lagi ada rasa khawatir terhadap diriku.

Aku mengembus napas kasar dan lekas beranjak dari kursi, meninggalkan kamar periksa dengan perasaan terluka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status