Suatu hari yang melelahkan bagi seorang Cailey Riegan yang harus menjalankan tugasnya sebagai salah satu agen rahasia sebuah badan intelijen eksternal Britania Raya, MI6. Dengan Porsche 911 merah kesayangannya, ia mengendarai dengan kecepatan penuh membelah jalanan dengan rekan kerjanya, Julian Ross, untuk mengejar dua buronan yang telah ditugaskan kepadanya sejak dua bulan yang lalu. Cailey melirik jarum jam berwarna cokelat muda keemasan pada sebuah arloji yang melilit pergelangan tangannya. Jarum jam itu tidak menunjukkan angka waktu saat ini, melainkan menunjukkan arah Sistem Pemosisi Global atas pelacak yang Cailey tempelkan pada mobil buronannya semalam.Mereka terhenti pada sebuah gedung tua dengan kondisi rusak, terlihat dari banyaknya konstruksi kayu yang hancur dimakan rayap, noda kehitaman yang hampir memenuhi seluruh permukaan dinding, serta kabel-kabel putus yang terlilit tidak beraturan.“Kau yakin mereka berhenti disini?” tanya Julian memasti
Bulan dengan enggan menampakkan sinarnya, masih saja bersembunyi di balik awan hitam. Tirai air kembali mengguyur kota yang tak pernah padam ini. Sebuah dering ponsel berhasil membangunkan sang empu yang masih enggan memperlihatkan manik cokelatnya. Dengan terpaksa Cailey meraih ponselnya di atas nakas dan didekatkanya ke telinga.“Sweetheart! Astaga kemana saja kau?” teriak seseorang dalam ponsel Cailey.“Arghh..Julian kau benar-benar merusak mimpi kencaku bersama Chris Hemsworth,” kata Cailey sambil meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.“Apa kau bilang? Tidur? Kau melupakan janji kita?”Mata Cailey membulat dengan sempurna. Astaga tentu saja ia lupa. Cailey menoleh untuk melihat jam dindingnya yang menunjukkan pukul 7.30 PM.“Baiklah aku akan sampai dalam 15 menit, ok?” Cailey mengakhiri telpon itu. Kemudian ia beranjak melompat ke kamar mandi.Julian Ross, rekan kerja Cailey yang
Setelah menempuh perjalanan hampir enam jam lamanya. Akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat pada sebuah bandara di kota kecil bagian barat Arizona, USA. Dengan membawa koper berisikan penuh dengan senjata, mereka tetap berjalan dengan santai bak penumpang lainnya. Mereka telah diberi izin penuh oleh pemerintah Amerika Serikat dalam menjalankan misi ini.Sebelum beranjak ke apartemen yang telah disediakan, Cailey dan Julian mengecek data-data penumpang yang dicurigai oleh MI6. Hasil CCTV menunjukkan bahwa tersangka dengan berpakaian serba hitam yang akhirnya diketahui identitasnya telah meninggalkan bandara sejak 14 jam yang lalu. Cailey membuka sebuah kertas, berisikan catatan yang ditulis dalam tinta biru.Gyula RobertoCailey menghembuskan napas kasar dan meremas kertas tersebut, bersamaan dengan maniknya yang mulai menajam.Julian menarik lengan Cailey dan membawanya ke bagian ruangan di dalam bandara. Mereka bekerja sama dengan pemerintah Amer
Sebuah suara terpaksa membuyarkan mimpi Cailey kecil yang tidur dengan piyama kebesarannya. Cailey mengucek kedua matanya, pupilnya mencoba menyesuaikan cahaya di kamarnya.Suara geraman bersamaan dengan teriakan kembali terdengar.PRANGGCailey menuruni ranjangnya begitu mendengar suara seperti barang pecah belah yang dilempar paksa. Cailey berjalan perlahan mengikuti arah datangnya suara. Ia memekik tertahan saat mendapati kedua orang tuanya bertekuk lutut kepada seekor serigala hitam dengan manik merah menyala.“Kumohon jangan bunuh kami,” kata mama. Serigala tersebut menggeram, diikuti oleh kelima serigala di belakangnya.Serigala itu mengeluarkan cakarnya yang tajam. Wajah bengisnya menghadap orang tua Cailey dengan tatapan penuh intimidasi.Perlahan papa mengorek sakunya, mengeluarkan sebuah besi seukuran 15 cm dengan ujungnya yang runcing. Dengan sekali gerakan, pap
Matahari masih bersembunyi dibalik awan. Digantikan oleh hujan yang tak pernah bosan meninggalkan jejaknya di bumi. Lengkap dengan pertichor yang menenangkan indra penciuman setiap makhluk yang ada. Termasuk Zachary yang tak ingin tidur hanya untuk melihat wanita yang terlelap di hadapannya. Memastikan wanita itu untuk tetap hangat. Mencoba menggabungkan aroma petrichor dan aroma cherry blossom milik wanita itu yang sangat harum. Zachary menghela napas untuk kesekalian kalinya. Melihat wanita dihadapannya dengan kondisi mengenaskan dengan banyak luka yang telah dibalut perban. Hatinya terasa sakit hanya dengan melihatnya. Sungguh perasaan yang aneh. Seharusnya ia tak terlambat, berharap perasaan aneh pada hatinya itu menghilang. Zachary benar-benar menghabisi para rogue itu dengan brutal, hingga memisahkan bagian bagian anggota tubuhnya menjadi potongan-potongan. Rogue pengganggu memang sangat pantas untuk dibunuh. Zachary memberanikan diri untuk mengelus pipi wanita itu dengan lemb
“Aku membenci serigala.” “Aku membenci serigala.” “Aku membenci serigala.” Kata-kata itu terngiang berulang kali di kepala Zachary. Bagai petir yang ditusukkan oleh Zeus hingga mampu menembus hatinya, saat mate-nya menyatakan satu kalimat yang menimbulkan gejolak api pada tubuh Zachary. Itu aneh, Zachary merasakan sakit pada hatinya hanya karena itu. Zachary hanya bisa mematung, jantungnya seakan tertohok dengan mulut sedikit terbuka. Ia sangat bersyukur kepada Moon Goddess saat melihat wajah mate-nya untuk pertama kali, meskipun wanita itu seorang manusia. Zachary menertawakannya kekonyolannya sendiri, dirinya bahkan tidak tahu mengapa ia begitu bersyukur. Akan tetapi, satu hal yang pasti, ada perasaan aneh yang menggelitik saat mengetahui, dengan hanya melihat wajah mate-nya, hatinya menjadi lebih tenang. Seolah wanita itu berhasil mengeluarkannya dari dasar Samudera yang kelam. Tetapi apa? bahkan ia baru saja berunding dengan Parker, serigala dalam tubuhnya, mengenai apakah ia
Dua hari kemudian, pagi-pagi sekali Helen dan Sidney datang ke istana Zachary. Setelah medengarkan kabar bahwa anak laki-lakinya sudah menemui takdirnya, Helen bergegas untuk mengunjungi, bersama dengan adik perempuan Zachary. Sidney membawakan keranjang penuh dengan buah stroberi. Gadis kecil itu tak sabar ingin bertemu kakak iparnya dan mendahului ibunya untuk bertemu Cailey. Helen masih saja sibuk berbicara dengan kakaknya di ruang utama. Cailey meregangkan tubuhnya, ia merasakan luka-luka pada tubuhnya sudah sembuh total sejak kemarin. Akan tetapi, yang membuatnya heran adalah para pelayan menginstruksikan untuk tidak membuka perbanya sampai seminggu. Bahkan, Cailey dilarang untuk mengintip lukanya. Itu aneh, Cailey benar-benar sudah tidak merasakan sakit dan kasa-kasa itu membuatnya risi. Selama dua hari ini Zachary selalu mengunjunginya, mereka jadi lumayan dekat karena itu. Terkadang, ia datang malam-malam hanya untuk menatap Cailey dalam waktu yang lama. Cailey yang masih te
Bulan perbani akhir mengintip di balik awan malam ini. Hutan tempat makhluk magis berlindung itu masih basah karena hujan. Terlalu tenang, karena tidak semua makhluk menyukai lengas. Tiba-tiba, sebuah suara memecah kesunyian malam. BrakkPintu kamar Zachary terbuka dengan keras membuat Cailey yang tertidur langsung terlonjak kaget dengan membelalakan matanya. Ia menyingkap selimutnya melihat Zachary yang tiba-tiba masuk dengan tatapan tajam serta rahang yang mengeras.Zachary menghembuskan napas tak beraturan melihat wajah polos Cailey setelah mengetahui kenyataan pahit dalam diri Cailey.PrangCailey terlonjak, Zachary melempar seluruh senjata Cailey ke hadapannya. Cailey mengernyitkan dahinya bingung. Dalam hati ia sedikit lega, mengetahui Zachary yang masih berbaik hati mengembalikan senjata-senjatanya, tetapi tidak dengan ekspresi yang pria itu lemparkan kepadanya.Zachary berjalan kearah Cailey dengan tatapan menusuk, “Apa maksudmu dengan semua ini?” tanya Zachary meninggikan su