Share

Bab 8a

Penulis: ERIA YURIKA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 17:12:17

“Ya, wajarlah istri ikut suami. Kamunya aja yang terlalu banget sama istrimu. Di mana-mana juga gitu. Orang-orang teteh mau juga pada ikut suaminya.”

“Ya memang wajar, tapi dia juga masih punya orang tua. Mau sampai kapan coba Ibu nahan dia buat silaturahmi ke sana. Sama-sama punya ank perempuan, harusnya ibu juga bisa ngerti. Tiap lebaran aja ibu suka sedih kalau Teh Dewi enggak pulang ke sini. Kenapa sikap ibu malah sebaliknya sama Yasmin? Lagian kita juga cuma pergi buat sementara, enggak selamanya.”

“Ya sudah sana kalau mau pergi! Manjakan terus saja istrimu itu.”

“Memangnya salah kalau suami mengantar istrinya pulang ke rumah orang tuanya, Bu?” ucapku yang sudah tako tahan lagi. 

Entah kenapa, semakin dibiarkan wanita ini terus saja menginjak-injak harga diriku.

“Ya, kalau istrinya bener sih enggak apa-apa?”

“Emang selama ini aku kurang bener apa? Hanya aku enggak punya anak ibu selalu saja menyudutkanku.”

“Lah, di mana-mana nikah ya harus punya anak. Emangnya kalian kalau udah tua mau ngandelin siapa kalau bukan anak cucu.”

“Sudahlah Kang, mending aku pulang sendiri. Akang di sini saja sama ibu.”

Aku yang terlanjur emosi. Mendadak menarik paksa koper yang saat itu dalam genggaman suamiku. Lantas mulai memasukkannya ke bagasi.

Aku tak peduli lagi bagaimana reaksi suamiku. Apakah di akan tetap ikut denganku atau bertahan di sini. Aku sudah sangat muak dengan semua drama yang dibuat ibu mertuaku. Ia bahkan masih saja membanggakan anak perempuannya yang hanya bisa menyalahkanku setiap kali terjadi apa-apa dengan ibu.

Yang kerjaannya hanya bisa mengirim uang ratusan ribu rupiah dengan harapan bisa membantu biaya pengobatan ibu. Padahal, apalah arti uang yang tak seberapa itu, jika yang dibutuhkan adalah kehadirannya. Di saat sakit, bahkan ibu akan bertambah cerewet. 

Seolah penyakitnya datang dariku. Sudah tahu punya asam urat dan darah tinggi. Ia masih saja makan sembarangan, terkadang jika ada perkumpulan orang lain makan bakso ia pun ikut juga. Lantas, besoknya langsung mengeluhkan pusing kepala dan lain-lain.

Kau tahu apa yang dia katakan selanjutanya. Ia bilang ke semua orang kalau akulah penyebab utama sakitnya kambuh. Padahal, ia yang cari penyakit sendiri.

Tok tok!

tepat saat aku sudah ada di dalam mobil dan hendak pergi sendiri. Kang Dadan justru mengetuk kaca jendela dari arah luar.

“Buka!” pintanya.

“Apa lagi? Udahlah Akang disiniin aja, lagian haram hukumnya suami manjain istri.”

Astaghfirrullahaladzim, kalau kamu pergi Akang juga pergilah. Bukain pintunya!” pintanya lagi.

“Kalau kamu enggak bukain pintunya ya sudah Akang berdiri di depan!”

Dan benar saja pria itu malah nekat berdiri di depan.

Dari arah dalam. Ibu bahkan berteriak.

“Kamu ini gila ya, suamimu mau ditabrak?” ucap Ibu.

Anak dan ibu sama saja, kenapa sama-sama menyebalkan. Saat itu aku jengkel bukan main, jadi dari pada berlarut-larut aku memilih untuk keluar.

“Dadan sama Yasmin mau pergi, kita pamit dulu!”

“Ya sudah tinggal pergi aja!”

Setelah acara pamitan yang begitu dramatis. Akhirnya kami bisa meninggalkan rumah yang seperti neraka itu.

Di perjalanan, sudah sepuluh menit berlalu. Namun, aku masih memilih untuk menutup rapat-rapat mulutku. Bukan apa-apa hanya saja kesabaranku benar-benar dikuras habis. 

“Salat magrib dulu ya, Sayang!”

“Terserah,” ucapku.

“Udah dong jangan marah terus, ‘kan kita mau ke Bali.”

“Palingan sebentar lagi juga ibu telepon kata suruh pulang, kalau enggak sakit kepala ya bilangnya enggak bisa jalan. Asam uratnya kambuh.”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
padahal cerita di awal bagus.... ayooo Thor segera di edit
goodnovel comment avatar
evie kasmini
ganti baca yg lain aja ,bikin bingung ngabisin koin tp kacau
goodnovel comment avatar
evie kasmini
cerita alur, dan tokohnya berubah bikin binging dan inilah cerita Terburuk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 8b

    Dan ajaibnya benar saja. Saat kami telah sampai di masjid untuk menunaikan salat magrib. Ponsel Kang Dadan berdering. Begitu dilihat ternyata panggilan dari ibu.“Angkat aja!” ucapku yang kala itu tak sengajamelihat ke layer ponsel miliknya.“Waktu salatnya bentar lagi mau habis. Nanti ajalah abis maghriban. Biar tenang.”Saat itu memnag waktu sudah menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit lagi. Bayangkan saja, ketika orang lain sedang menunaikan salat maghrib kami malah sedang ribut-ribut di luar rumah.Sebenarnya malu, tetapi mau bagaimana lagi? Kurasa tetangga pun sudah hafal dengan kebiasaan ibu yang suka mencari masalah, bahkan kudengar dari Lisa. Sebelum Kang Dadan menikah, mertuaku ini kerap kali mencari masalah dengan tetangga sekitar. Ada saja yang diributkan, padahal hanya masalah sepele.Sekarang setelah ada aku, ia sudah jarang membuat onar di luar. Dan, ya sekarnag akulah yang jadi sasarannya.Entah kena

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 9a

    “Istighfar, Kang!” sambil memegang tangannya yang gemetar.Aku bahkan masih mengusap lembut punggung suamiku, berharap itu mampu meredakan amarahnya yang tengah meluap-meluap. Entah sudah berapa kali ia marah hari ini.“Maaf, harusnya Akang lakuin ini dari dulu. Jadi mereka enggak seenaknya nginjek-nginjek kita.”Aku tak pernah tahu apa saja yang dilewati suamiku di masa lalu, tetapi hanya mendengar percakapan mereka hari ini. Bisa kupastikan ia hidup dengan penuh tekanan, baik dari ibu yang suka memaksakan kehendak juga dari saudaranya yang egois dan selalu merasa benar sendiri.“Kalau, Akang mau egois. Mendingan tinggal sama Bapak dari dulu. Tapi, Akang enggak gitu. Kasihan juga Ibu, siapa yang mau nafkahin? Sudah penghasilan Bapak enggak seberapa dituntut sana sini.”“Yang Akang lakuin selama ini udah bener kok. Cuma kadang, respons orang itu berbeda-beda. Ada yang ¹ balas baik juga, tapi e

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 9b

    “Ibu tuh cuma lagi panas, karena kamu beliin istrimu mobil. Sudahlah tebelin aja kupingmu!” “Enggak bisalah, kasihan Yasmin. Kalau, aku diem terus masa iya aku biarin anak orang jadi bulan-bulanan ibu setiap hari.” “Susah, udah watak mau bagaimana lagi?” “Nanti aku minta Ismail anterin ibu ke rumah Teteh.” “Emangnya ibu mau dianter Mail?” “Ya, harus mau. Kalau, enggak mau sama siapa di rumah, tahu sendiri ibu penakut.” “Terserah saja, tapi tolong kabari Teteh, kalau udah ibu udah jalan mau ke sini.” “Oke, makasih banyak ya.” “Hm.” Panggilan pun dimatikan. Kau tahu meski nada bicaranya paling ketus. Bahkan raut wajahnya yang jutek, kurasa di antara yang lainnya hanya ia iparku yang tak banyak omong. “Kang….” “Kenapa kok wajahmu sedih begitu?” “Kalau demi membelaku, Akang harus memusuhi semua keluarga. Apa lebih baik aku yang ngalah aja?” “Apa maksud kamu ngomong begit

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 10a

    Sebelum ia semakin panik, aku memilih keluar. Melihat pria itu dari kejauhan yang tampak kacau, hatiku tetap saja merasa iba.Beberapa orang mengerumuni Kang Dadan, ada yang menepuk pundak, mengusap punggung juga menasihatinya untuk tenang.“Kang.”“Alhamdulillah.”Tanpa banyak kata pria itu langsung menghambur memelukku. Mengabaikan pandangan orang-orang di sana.“Kamu ke mana aja? Akang pikir kamu pergi gitu aja,” katanya, masih saja tam mau melepaskan rengkuhannya.“Aku cuma ke toilet. Maaf ya, bikin Akang panik.”Saat itu, Kang Dadan baru mau melepaskan pelukannya.“Ngapain aja di toilet lama banget?”Belum juga menjawabnya Kang Dadan sudah memperhatikan tubuhku dengan sangat detail.“Kamu baik-baik aja, ‘kan?”“Sudah lebih baik dari pada tadi.”“Ayo masuk mobil aja. Di luat dingin banget gini, jaketny

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 10b

    Entah perasaanku saja atau tidak. Sepertinya Kang Dadan juga sudah tahu rencanaku. Sejak aku mengatakan ingin pergi sikapnya menjadi semakin protektif dan berani. Sejujurnya aku mendambakan ketegasan suamiku sejak dulu, tetapi jika bayarannya adalah ia yang harus dibenci keluarganya. Nyatanya aku tetap merasa sedikit bersalah.Hanya demi membelaku, kamu harus menerima kebencian mereka. Terima kasih ya, tetapi sekarang aku sendiri bahkan mulai ragu pada hubungan ini.~Kami hanya berisitirahat sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan. Sampai tiba azan subuh berkumandang. Kang Dadan memutuskan untuk check in di sebuah hotel di kota Tegal.Katanya di sini ada tempat wisata yang bagus, jadi rencananya siangnya kami akan mampir ke sini. Kala itu aku menurut saja, lagi pula sudah lama sekali aku tidak berwisata ke tempat-tempat yang jauh.Setelah salat subuh, Kang Dadan memilih hotel yang cukup jauh dari pintu exit tol.“Kang ini enggak k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 11b

    Seketika aku langsung menengok ke dalam. Hingga, rasanya jantungku berhenti berdetak, begitu melihat darah yang cukup banyak di bagian tempat duduk dan bawah mobil.‘Dia keguguran di mobil?’“Aku enggak tahu kenapa dia selalu begitu keras sama dirinya sendiri. Padahal, dia bisa pergi. Kenapa malah bertahan di sini. Aku enggak akan maafin kalian, kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk sama Mbakku.”Saat itu Ilyas langsung melajukan kendaraannya. Seketika itu juga aku mengikutinya dari belakang. Padahal aku sudah memblokir nomor ibu di ponsel Nada, kenapa juga dia membukanya kembali. Ya Tuhan, kenapa Engkau masih saja mengujinya dengan kehilangan calon buah hati kami, padahal itu satu-satunya hal yang menguatkannya.Tiba di rumah sakit, Ilyas masih tak mau bicara apa pun. Sampai ia memasuki ruangan di mana Nada dirawat di sana.“Puas ‘kan Mas, liat Mbakku jadi kayak begini?” Kali ini aku bisa melihat mata Ilyas memerah. Pria itu bicara dengan volume yang meninggi, tetapi Nada bahkan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 11b

    Di rumah Ayah dan Ibu sudah menyambutku dengan hangat. Mereka bahkan menyiapkan hidangan yang sangat banyak. Namun, entah terbuat dari apa hati keluargaku ini. Ia bahkan tak langsung bertanya kenapa aku hanya pulang sendiri. Padahal, sebelumnya aku mengabarkan jika pulang bersama suamiku.“Bu, maaf kali ini aku pulang sendiri.”“Sudah masuk dulu, pasti capek ‘kan.”“Nanti dulu, itu koperku masih ketinggalan.”“Tenang, Ayah yang beresin,” ucap Ayah yang saat itu tengah bersiap kembali ke mobil.Namun, malah dicegah Azam di jalan.“Azam aja Yah, nanti sekalian dianterin ke kamar.”Anak itu bukan hanya parasnya yang rupawan, tetapi sikapnya juga sangat pengertian. Ibu dan ayah pasti sangat menyukainya.“Biarin aja mereka rebutan, sudah biasa,” kata ibu, sambil menuntutku untuk masuk ke dalam.“Mau mandi dulu apa makan?”“Mandi dulu aja Bu, udah lengket banget,” ucapku.“Oke. Di kamar kamu sekarang ada water heaternya loh, mandi pakai air

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 12a

    PoV 3“Mas tolonglah jangan bikin semuanya makin ribet. Pergi aja!”Ilyas sedikit mendorong kakak iparnya itu sampai keluar ruangan. Ia bahkan butuh mengerahkan sedikit tenaga, karena memang Zayn masih bersi keras untu tetap tinggal“Yas, kamu lihat sendiri ‘kan? Nada mau bicara sama aku? itu artinya dia emang butuh aku.”Bahkan saat itu Zayn masih saja dengan keyakinannya kalau ialah orang yang paling dibutuhkan Nada saat ini.“Jangan memaksaku untuk menggunakan kekerasan. Aku masih menghormatimu, tapi jika Mas masih memaksa buat di sini, jangan salah aku kalau aku bersikap kurang ajar!”Zayn merasa ini tak adil. Dia mengenal Nada, wanita itu biasa marah. Ia hanya perlu waktu sebentar. Zayn yakin, setelah itu semuanya akan baik-baik saja.“Kalau begitu biarkan aku menunggu di luar!”Ilyas hanya menggeleng, pria itu mulai frustrasi. Di sisi lain ia merasa kasihan pada Zayn, tetapi melihat kondisi Nada, hatinya kembali sakit. Mereka masih saling m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07

Bab terbaru

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 57

    Tak pernah terbayangkan aku akan sesakit ini mendengar kabar pernikahan Nada dengan Ali yang disampaikan langsung oleh Arnav. Putraku tak lagi menentang hubungan mereka. Aku tidak tahu, kapan tepatnya anak it berubah pikiran. Padahal, jelas saat ia datang untuk membantu acara tahlilan ibu, aku melihatnya begitu antusias menjodohkanku kembali dengan Bundanya.Bagaimana bisa ia berubah secepat itu?Ia bahkan mengatakan padaku, jika akan jadi pengantar pengantin, kala Bundanya menikah. Bahkan, yang lebih menyakitkan adalah ia mengatakan itu semua dengan bangga.Aku yang menghidupinya selama ini. Kenapa ia malah lebih percaya pada orang lain yang justru baru ia kenal.Sejujurnya aku masih tak percaya jika Nada benar-benar menikah. Jadi, hari di mana akadnya dilangsungkan aku mendatangi hotel tersebut. Sayangnya tak sembarangan orang bisa masuk ke acara pernikahannya. Penjagaannya cukup ketat. Aku bahkan harus check in hanya untuk mendapatkan in

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 56

    “Aku mengizinkannya Al, lakukan saja!”“Terima kasih Nad. Kalau, kamu masih bingung mau pilih yang mana. Besok staff yang menjual perhiasannya akan datang ke rumahmu. Pilih saja yang kamu suka.”“Bagaimana kalau seleraku enggak sesuai sama kamu?”“Aku yakin pilihanmu pasti yang terbaik.”“Baiklah. Aku akan pilih yang termurah kalau begitu.”“Nad, yang benar saja. Aku akan meminta staff untuk enggak mencantumkan harganya.”Aku sampai dibuat terkekeh dengan kepanikan Ali. Ada apa dengannya, padahal aku hanya bercanda.“Kenapa malah ketawa? Aku serius juga.”“Uangmu pasti banyak sekali Al, sampai-sampai membuangnya dengan begitu mudah.”“Siapa juga yang sedang membuang uang, jelas-jelas aku sedang membelikanmu mahar. Apa kamu akan membuang mahar setelah akad berlangsung? Enggak mungkin ‘kan.”

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 55

    Ali hanya tersenyum saja. Namun, aku bisa melihat ekspresi kelegaan di wajah Abah dan Ilyas.Ya Allah, jika Engkau berkenan menyatukan kami dalam ikatan suci pernikahan. Maka, jadikanlah pernikahan itu sebagai jalan untuk mencapai ridho-Mu.Setelah mendapatkan jawabannya Ali memilih untuk berpamitan.“Besok Ali ke sininya habis dzuhur, ya Bah.”“Oh, baik kami tunggu kedatangan Nak Ali dan keluarga.”Ali mengangguk lagi, sesekali ia tampak melirik padaku.“Kayaknya ada yang mau ngeduluin nih!” sindir Ilyas, begitu Ali sudah meninggalkan rumah dengan kendaraan roda empatnya.“Aku sekali aja belum, Mbak udah mau dua kali aja!” ucap Ali.“Apaan sih kamu, Dek!”“Enggak boleh ngomong gitu, Yas! Memangnya ada yang mau pernikahannya gagal!” ucap Abah.Memang Ilyas ini keterlaluan. Merusak mood saja. Dia pikir enak berpisah, setelah bertahun-tahun menj

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 54

    “Kamu tahu enggak sih yang kamu bicarain ini apa? Sudahlah Nav,Bunda enggak akan nikah kok. Asalkan kamu di samping Bunda, semua itu udah lebih dari cukup kok. Lagi pula sekarang Bunda sudah punya pekerjaan yang bisa diandalkan. Jadi, seenggaknya kalau suatu hari ayahmu berhenti memberikan uang untuk biaya Pendidikan kamu, kita sudah ada penghasilan lain.”“Nav serius, enggak apa kalau sekarang juga Bunda mau nikah sama Om Ali. Nav enggak akan menghalanginya lagi. Kalian tuh saling mencintai, tetapi Nav malah terus aja mencegah kalian Bersatu. Lagi pula Nav juga kayaknya butuh teman main, kayak Yusuf.”“Nav….”“Bun, sudah cukup Bunda nahan kesedihan sendirian. Nav pengen banget lihat Bunda ketawa terus kayak tadi, mungkin aja Om Alilah jawaban doa-doa Nav selama ini. Nav ‘kan juga minta supaya Bunda bahagia, tetapi Nav malah keliru dengan mendoakan supaya rujuk sama Ayah. Padahal, yang membuat Bunda ba

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 53

    “Enggak begitu kok, Sayang.”“Sekarang Nav, ngerti bedanya Om Ali sama Ayah.”“Sayang, kalau kamu enggak suka Bunda dekat samam Om Ali, lain kali Bunda akan jaga jarak. Oke? Cuma tadi itu kebetulan mobil pick up Bunda rusak. Om Ali cuma nawarin bantuan, ya udah makanya kami tadi di jalanan. Jangan salah paham dulu!”“Nav enggak tahu, kenapa hubungan orang dewasa seribet ini?”“Enggak ribet kok, nanti kalau Nav dewasa, juga pasti ngerti.”“Nav enggak mau nikah Bun, kalau ujungnya cerai.”“Enggak ada pasangan yang mau pernikahannya gagal di tengah jalan Nak, andai saja mengembalikan kepercayaan itu mudah. Bunda pasti sudah melakukannya buat kamu?”“Memangnya apa yang bikin Bunda sampai enggak mau balikkan sama Ayah? Bukannya aku sudah jelasin semuanya.”“Bunda takut kalau suatu hari sakit dan enggak bisa ngapa-ngapain kayak kemar

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 52

    “Jagung bakarnya datang!” ucap Zayn dengan sekantong besar di tangannya.“Zayn, aku ngantuk.”Saat itu Zayn dan Arnav yang tengah larut dalam tawa mendadak menatapku dengan aneh.“Kok ngantuk sih Bun, kita baru aja kumpul.”“Hari ini Bunda lagi kurang sehat, apa lagi besok harus kembali ke kota jadi enggak apa-apa ya, Bunda tidur duluan?”“Yah, enggak seru banget sih Bun?”Sata tu aku bisa melihat keduanya tampak kecewa. Namun, aku juga tak bisa membohongi perasaanku. Aku membenci Zayn. Meski, kini seseorang menjelaskan jika semua murni karena rasa terima kasih.Aku yang menyaksikan sendiri bagaimana ketika Zayn menatap Ochi dengan pandangan yang sama saat menatapku. Bagaimana ia bahkan tak membiarkan pria wanita itu pulang sendirian.Aku hanya tak sanggup membayangkan hari-hari selama aku tak ada di sampingya. Mungkin saja keduanya sering kali menghabiskan waktu denga

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 51

    “Kita bisa bicarakan ini lain kali ‘kan? Bukannya tujuan Nav ke sini mau bantuin Ayah, Nav bahkan belum ke makan nenek,” ucapku.Memecah hening yang terlanjur tercipta.“Nah iya, tapi kayaknya Nav juga capek. Mending istirahat dulu.”Saat itu Zayn langsung menarik ransel Zayn, sehingga tubuh anak itu terpaksa mengikuti langkah kaki ayahnya menuju kamar tidur.Ia mendorong tubuh Arnav ke dalam, lantas kembali menutup pintu. Saat itu Zayn masih saja terlihat canggung, tampak ketika ia tersenyum paksa padaku yang masih duduk di kursi tamu.“Astaghfirrullah, Ayah!”Dari arah dalam terdengar teriakan Arnav yang cukup nyaring. Sontak saja, kami langsung menghampirinya untuk memastikan apa yang terjadi.Begitu pintu terbuka, alangkah terkejutnya aku saat melihat keadaan kamar yang antah berantah. Pakaian yang tergeletak dilantai. Buku-buku yang ditumpuk asal, juga tumpahan kopi yang dibiarka

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 50

    “Caramu salah, Zayn. Kamu membiarkan kebencian tumbuh di hati anak kita, padahal kamu tidak melakukan kesalahan.”“Cuma itu yang bisa aku lakukan untuk terakhir kali. Aku enggak tahu lagi cara apa lagi, selain membuatnya percaya kalau aku sudah menikah.”“Oke, kalau itu memang maumu.”“Jadi ikut, Nad?”Awalnya aku sedikit ragu, melihat bagaimana kami akan menaiki sepeda motor hanya berdua. Namun, melihat dua pria yang sangat kerepotan mengurus acara pemakaman ibunya. Hatiku tak bisa menolak untuk iba.Aku mengangguk tanda setuju. Menaiki sepeda motor berdua, menit pertama kami hanya saling diam. Bahkan, sampai menit-menit selanjutnya. Zayn juga seperti tak tertarik membuka percakapan. Hingga, tiba di mesin ATM, Zayn memintaku turun. Sedangkan, dia akan menunggu di luar. Sambil membeli beberapa minuman dan snack.Aku memperhatikan bagaimana pria itu sedikit kebingungan. Sampai ia kembali dan han

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 49

    Aku tak mungkin salah mengenali keduanya. Itu Zayn dan Gavin.Aku masih mengikuti iring-iringan itu sampai ke pemakanan. Hingga tiba di mana Zayn mulai mengazani almarhumah, suasana haru kian menyeruak. Hingga prosesi pemakaman selesai, suasana duka turut menyelimuti.Satu persatu orang-orang mulai meninggalkan tempat peristirahatan terakhir almarhumah Bu Utami.Saat itu aku memilih untuk tinggal. Rasanya ada sedikit sesal, karena sejak terakhir kali kami bertemu, kondisinya masih baik-baik saja. Zayn bahkan, tidak pernah menceritakan keadaan Ibu sama sekali.“Dia sudah enggak ada, Nad.”“Maafkan aku Zayn, aku bahkan enggak pernah nengok ibu. Kenapa kamu enggak pernah kasih tahu tentang sakit ibu ke aku?”Saat itu Gavin masih ada di sana. Pria yang biasanya tak tahu diri dan selalu bersikap semena-mena itu hanya terisak sambil menatap pilu nisan ibu, ia bahkan tak menghiraukan keberadaanku.“Apa itu penti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status