Home / Pendekar / Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman / Bab 19 Hadiah Komisaris Perfektur

Share

Bab 19 Hadiah Komisaris Perfektur

last update Last Updated: 2025-01-10 23:20:15

Jung Jinsi terkejut ketika melihat beberapa orang datang ke kediaman, perempuan muda itu masih menunggu Tuan Hao untuk pemeriksaan rutin pagi ini. Perempuan dengan hanfu merah dan hiasan giok hitam di kepala itu berjalan tergesa-gesa, saat melihat orang-orang datang.

"Siapa kalian?" tanya Jung Jinsi ketika berhadapan dengan orang-orang yang datang dengan membawa beberapa kotak kayu berukuran besar.

Salah seorang dari mereka berdiri tegap dan memberi hormat lebih dulu sebelum menjawab. Jung Jinsi pun hanya mengangguk samar menerimanya.

"Maaf Nyonya Muda, ini adalah hadiah yang dikirimkan oleh Komisaris Perfektur. Kami diminta mengirimkan beberapa tahil emas dan perak untuk Tuan Adipati," jawabnya.

Jung Jinsi melirik kotak-kotak kayu itu, setidaknya ada empat kotak kayu besar yang datang pagi ini. "Apa ini tidak berlebihan? Suami ku hanya melakukan tugasnya sebagai seorang Adipati, Komisaris Perfektur tidak perlu melakukan semua ini."

"Kami tidak berhak membantah perintah Komisaris
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 20 Masalah Baru di Ibu Kota

    Jung Jinsi menelan ludahnya kasar, lalu terburu-buru menarik diri dan menjauh dari Ye Xuanqing. Dia juga melepaskan beberapa helai rambutnya yang tadi dipegang oleh sang Adipati.“Ini sudah lama suami ku, kau saja yang baru menyadarinya. Rambutku memang memiliki semburat merah diujungnya.” Jawab Jung Jinsi dengan senyum yang dipaksakan.Ye Xuanqing memilih untuk percaya, meskipun dia ingat betul kalau Jung Jinsi memiliki rambut hitam panjang yang lurus. Setidaknya itulah yang dia ingat ketika menyelamatkan Jung Jinsi ditepi Sungai Qilin.“Hmm sepertinya aku memang telah banyak melupakan beberapa hal penting,” balasnya.Balasan yang diucapkan Ye Xuanqing membuat Jung Jinsi sedikit merasa lega. Disaat itu lah Zenni menetuk pintu kamar utama tempat mereka berada saat ini.“Nyonya Muda, Tabib Hao sudah datang dan menunggu anda di ruang tamu.” Zenni memberitahu dari luar.Jung Jinsi dan Ye Xuanqing sontak menolehkan kepala ke sumber suara, kemudian Jung Jinsi bangkit dari duduknya. “Ya, ak

    Last Updated : 2025-01-11
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 21 Skenario Masuk Kota Fanlan

    Ming Tian mengerjapkan matanya beberapa kali, masih tidak menyangka kalau sang adipati akan membawa Jung Jinsi ke Ibu Kota. “Apa anda berencanaa untuk membawa Nyonya Muda ke kediaman Keluarga Ye, Adipati?” tanyanya hati-hati.“Tenu saja, memangnya aku akan tinggal dimana lagi jika bukan di kediaman Keluarga Ye?” Ye Xuanqing malah balik bertanya dengan anda yang santai, dia sama sekali tidak merasa kalau keputusannya membawa Jung Jinsi ke Ibu Kota bukanlah sebuah masalah.“Tapi Adipati, apakah anda yakin kalau Tuan Besar Ye bisa diajak kerja sama?” Ming Tian justru merasa sangat cemas.“Seharusnya bisa, jika pria tua itu menginginkan keselamatan ku yang merupakan putra kandungnya.” Ye Xuanqing berkata tenang.“Jadi anda benar-benar berencana membawa Nyonya Muda bersama anda,” ucap Ming Tian lagi.“Tentu saja, sebab aku tidak mungkin membkarkan Jung Jinsi berada di Kota Shinjing tanpa pengawasan dari ku. Lagi pula akan lebih baik kalau aku menunjukkan pada beberapa orang di Ibu Kota ba

    Last Updated : 2025-01-12
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 22 Kekhawatiran Ye Xuanqing

    “Akan lebih baik jika kau ikut dengan ku besok ke istana kekaisaran,” imbuh Ye Xuanqing dengan nada yang cukup serius.Jung Jinsi mengangguk patuh, lagi pula dia memang tidak memiliki rencana lain selama berada di kota tersebut. “Tapi apa tidak masalah jika aku ikut? Bukankah kau akan pergi untuk pekerjaan?”“Seharusnya tidak apa-apa, karena kita tidak akan sepenuhnya masuk ke dalam istana dan menemui anggota keluarga kekaisaran. Kita akan pergi ke Biro Astronomi untuk menemui kenalan lama ku,” balas Ye Xuanqing.“Baiklah,” jawab Jung Jinsi patuh.Pagi itu keduanya beristirahat di kediaman Keluarga Ye, Jung Jinsi sendiri menempati bangunan utama kediaman sama seperti Ye Xuanqing. Perempuan itu berusaha menata rambutnya agar tidak ada yang melihat kalau dirinya memiliki rambut hitam Panjang dengan semburat merah.“Bagaiman jika ayah Ye Xuanqing tahu kalau aku memiliki rambut seperti ini? Apa dia bisa berpikiran positif?” Jung Jinsi membatin, dia tengah berada di depan cermin saat ini.

    Last Updated : 2025-01-12
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 23 Rahasia Jung Jinsi

    Jung Jinsi tidak tahan, semakin lama tubuhnya terasa sangat panas seperti terbakar. Nafasnya juga sudah naik-turun, dengan keringat keringat sebesar biji jagung terus keluar dari tubuhnya. Karena merasa semakin tidak nyaman berada di paviliun, Jung Jinsi memilih untuk masuk ke kamarnya.“Nyonya muda, anda mau ke mana?”Perempuan itu tidak menjawab, dia malah berlari meninggalkan paviliun dan mengabaikan panggilan dari Zenni yang terus saja mengejar dirinya. Jung Jinsi lebih memilih untuk mengurung dirinya sendiri di dalam kamar dan menguncinya dari dalam.“Argh! Kenapa bisa sepanas ini,” keluh Jung Jinsi ketika melihat warna kulitnya juga sedikit berubah kemerahan.Perempuan itu memang duduk di depan cermin, dia berusaha mencari kain untuk mengompres tubuhnya yang terasa seperti terbakar. Namun matanya terbelalak sempurna ketika melihat rambutnya sudah sepenuhnya berubah menjadi merah, di dahinya juga muncul sebuah tanda atau pola api dengan warna merah dengan sedikit campuran warna k

    Last Updated : 2025-01-13
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 24 Penyusup di Kediaman Adipati Ye

    "Apa yang ayah katakan? jangan sembarangan bicara. Ini akan berdampak buruk bagi ayah," tegur Ye Xuanqing pada sang ayah. "Aku tidak sembarangan bicara, beberapa orang pejabat juga sudah tahu akan hal ini. Masalah ini seharusnya sudah sampai ke telinga Kaisar ke-8, hanya saja dia sedang tidak berada di kekaisaran sehingga belum bisa menindaklanjuti masalah ini." Ye Qingyu berkata jujur, sudah banyak orang yang membahas masalah ini di Ibu Kota. Hanya saja semua orang masih enggan melaporkannya pada pihak kekaisaran. "Tapi ayah, ini adalah tahun dimana penilaian para pejabat dilakukan. Jika salah bertindak, maka rumor seperti ini justru akan menjadi masalah bagi mu. Siapa sangka nanti kau justru dituduh sebagai penghianat kekaisaran dengan menghasut masyarakat?" Ye Xuanqing berpikir jauh. "Ck! kau terlalu berlebihan," sanggah Ye Qingyu. "Bukan berlebihan ayah, tapi berpikir secara menyeluruh!" Ye Xuanqing masih bertahan pada pendapatnya. Tapi tak lama, terdengar suara gaduh dari l

    Last Updated : 2025-01-13
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 25 Teman dari Gunung Jiaguan

    Satu jam sebelum Ye Xuanqing kembali ke kediaman.Setelah memaksa Ye Xuanqing dan juga zenni meninggalkan kamarnya, jung jinsi merasa tidak enak hati. Hanya saja kondisi tubuhnya tidak kunjung membaik, rasa panas seolah terbakar dan juga sesak didada masih saja dia rasakan. Namun, mana mungkin jung jinsi meminta bantuan dari orang lain di kediaman adipati ini.Ketika jung jinsi tengah meringkuk di atas ranjang sembari diam-diam menangis, pintu kamarnya didobrak dari luar. Perempuan itu sontak menolehkan kepalanya dan mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam dan memakai penutup wajah sudah berada dikamarnya.“Si-siapa kau?” tanya jung jinsi gemetar.Penyusup itu malah menyeringai, dia lalu membuka penutup wajahnya. Disaat itu pula jung jinsi bisa melihat kalau penyusup yang masuk ke kamarnya adalah seorang laki-laki dengan wajah yang cukup familiar. Hanya saja, jung jinsi kesulitan mengingat siapa sosok didepannya.“Jung Jinsi, apa aku tidak bisa mengingat teman lama mu?” tanya s

    Last Updated : 2025-01-14
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 26 Formasi Penggambar Tulang

    "Ayah bukan seperti itu!" Jung Jinsi masih berusaha memberitahu Ye Qingyu tentang semuanya. Akan tetapi pria tua itu justru pergi dari kamarnya tanpa mendengar apa yang dia katakan. Ye Qingyu tiba-tiba memanggil seluruh penjaga dan juga pelayan yang ada yang memarahi mereka semua atas kejadian malam itu. Disaat itu pula Ye Xuanqing kembali setelah berusaha mengejar si penyusup. "Apa yang terjadi pada Jung Jinsi, ayah?" tanya Ye Xuanqing ketika dia sampai dikediaman. Ye Qingyu menoleh, dia tidak menjawab hanya diam dan menunjuk Jung Jinsi dengan dagunya. Ye Xuanqing berlari ke arah Jung Jinsi dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Kau terluka karena penyusup tadi?" tanyanya. "Ti-tidak, aku tidak terluka. Ayah salah paham," jawab Jung Jinsi dengan lirih. Bahkan dia tampak tidak enak hati, terutama saat mata Ye Qingyu melihat ke arahnya. Ye Xuanqing mengangguk tanda mengerti, kemudian dia merangkul pundak Jung Jinsi dan membawanya ke kamar lain. Setibanya di kamar, dia

    Last Updated : 2025-01-15
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 27 Penyakit Putri Daiyan

    Jung Jinsi maju sembari terus merapalkan doa, dia berharap ada keajaiban yang muncul dan membantunya terhindar dari pemeriksaan formasi penggambar tulang. Akan tetapi perempuan itu tetap berjalan maju, lurus menuju pusat formasi. Meskipun kakinya cukup bergetar karena takut. "Cepat nona, kami tidak memiliki banyak waktu." Salah satu penjaga berkata garang pada Jung Jinsi. Mau tidak mau perempuan itu berjalan lebih cepat, dia sudah sangat putus asa saat ini. Satu menit berada di pusat formasi, cahaya terang muncul dan menunjukkan wujud aslinya. Jung Jinsi hati-hati menolehkan kepalanya untuk melihat proyeksi wujudnya. Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat proyeksi yang tergambar adalah wujud manusia biasa. "Bagaimana bisa?" tanya Jung Jinsi pada dirinya sendiri dengan lirih. "Ayo istriku, cepatlah keluar dari pusat formasi!" Ye Xuanqing melambaikan tangannya.Jung Jinsi mengangguk kaku, dia lalu buru-buru meninggalkan formasi penggambar tulang dan berjalan cepat menyusul Ye X

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 110 Interogasi Ibu Suri

    Gerbang istana dibuka perlahan, Ye Xuanqing bersama dengan Ming Tian dan Fen Rou masuk ke dalam istana sembari menunggang kuda. Barulah saat berada di halam istana, mereka turun dari kuda masing-masing dan menyerahkannya pada penjaga yang ada.Tugas utama sang adipati muda hari ini adalah melihat dan mengintrogasi sendiri Ibu Suri, Zhao Weini. Wanita tua itu sudah terlalu lama diam, dan kekaisaran perlu jawabannya untuk memeberikan hukuman dan menyelesaikan masalah dengan tuntas.“Kita langsung pergi ke paviliun angin timur, Ibu Suri diasingkan di sana saat ini adipati.” Ming Tian berujar pelan, dia memang tahu kondisi terkini dari sang pelaku utama kerusuhan di kekaisaran itu.Ye Xuanqing melirik sekilas ke arah Ming Tian yang memang berjalan dibelakangnya lalu mengangguk. “Ya, kita langsung pergi ke sana sekarang.”Namun baru saja hendak berbelok di koridor, sosok Putri Daiyan sudah muncul. Perempuan itu masih ditemani oleh dua pelayan muda dibelakangnya.“Adipati Ye!” panggil Zhao

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 109 Musuh yang mengetuk pintu

    Cahaya mentari menyelinap lewat celah kisi-kisi jendela, memantul lembut di atas lantai batu giok yang mengilap. Di paviliun utama, aroma teh qianye baru saja dituangkan oleh pelayan.Di kursi kehormatan duduk Ye Qingyu, pemilik wajah tenang namun berwibawa. Pakaiannya sederhana, namun dari cara duduk dan tatapan matanya, jelas bahwa ia adalah seorang yang terbiasa memimpin medan tempur.Di hadapannya duduk Mu Wangyan, Komisaris Perfektur Shinjing. Lelaki itu tampak santun, mengenakan jubah hitam bersulam perak khas pejabat tinggi. Matanya sempit, senyumnya tipis dan tidak pernah benar-benar sampai ke mata.“Sejak kapan komisaris perfektur, Kota Shinjing memiliki hubungan dengan Tuan Besar Ye?” Jung Jinsi yang duduk di sudur paviliun bertanya pada dirinya sambil menyuap buah kering pelan-pelan, seolah tak ikut dalam pembicaraan. Namun dari matanya yang terfokus dan telinganya yang tajam, ia sudah waspada sejak pria itu masuk. Ada semacam tirai tipis yang menghalangi dirinya, sehingga

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 108 Penghianat Kekaisaran

    Langit di atas Ibukota tampak lebih gelap dari biasanya, meski tak ada badai. Angin yang bertiup terasa membawa aroma darah dan dupa. Di kediaman Ye, suasana terasa tegang. Para pengawal berjaga dua kali lipat, dan paviliun belakang tempat Xuanqing dan Jinsi tinggal dijaga ketat oleh barrier spiritual. Hari ini adalah hari ke-7 pasca serangan yang dilakukan oleh Ye Xuanqing dan Jung Jinsi ke istana. Setelah hari itu, tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun. Selain itu Ibu Suri juga bungkam, meski sudah diinterogasi. Di ruang utama, Ye Xuanqing menatap peta yang terbentang di hadapannya. Di sampingnya berdiri Jinsi, masih pucat tapi tekad di matanya tak pernah surut. Di seberang meja berdiri Ming Tian, Fen Rou, dan Jing Qian, masing-masing dengan ekspresi murung. “Ada yang janggal,” gumam Jing Qian, melipat lengannya. “Formasi pemecah jiwa itu terlalu rumit untuk dibuat hanya oleh Ibu Suri dan dua siluman." “Benar,” sahut Ye Xuanqing. “Menurut dokumen yang ditemukan di balik d

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 107 Merusak Formasi Pemecah Jiwa

    Kabut kelabu menyelimuti tembok tinggi istana barat. Di bawah cahaya bulan yang tertutup awan, dua sosok melintas cepat di antara bayangan tembok. Ye Xuanqing mengenakan jubah pemburu berlapis perak, pedang Huoguang miliknya tergantung di pinggangnya. Sementara di sisinya, Jung Jinsi menyatu sempurna dalam gelap, rambut hitam panjangnya disembunyikan di balik penutup kepala hitam. Suara gemerisik langkah mereka nyaris tak terdengar. Mereka menyusup dari gerbang air bawah, melewati lorong rahasia yang hanya diketahui oleh mereka yang pernah hidup di dalam istana. “Sudah lama sejak aku masuk dari jalur ini,” bisik Jung Jinsi pelan, matanya menyipit menatap lengkung lorong batu. "Terakhir kali aku masuk, untuk mencari informasi tentang Ibu Suri. Ye Xuanqing menoleh sekilas. “Dan sekarang kita masuk lagi lewat sini untuk menggagalkan semua rencana wanita tua itu!" "Karena itu, kita harus melakukan yang terbaik. Jangan sampai usaha kita gagal," balas Jung Jinsi dengan wajah y

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 106 Bersandar Pada yang Terkasih

    Ye Xuanqing duduk dengan tenang, mengenakan jubah panjang warna arang dengan bordiran awan perak di tepinya. Wajahnya teduh, namun ada gurat berat yang tak tersembunyi di matanya. Di hadapannya, Jung Jinsi duduk dengan tubuh sedikit condong ke depan, menyandarkan dagu di tangannya.“Kau diam sejak bertemu dengan Putri Daiyan," ucap Jinsi pelan, matanya menatap pria itu dengan lembut. “Apa sang Putri Daiyan berkata sesuatu yang tak kau suka?” tanyanya pelan. Ye Xuanqing tak langsung menjawab. Ia menatap cangkir teh yang belum disentuh, lalu menghela napas. “Bukan dia yang jadi masalah. Tapi kabar yang dia bawa.”Jinsi mengangkat satu alis. “Pasti ini sesuatu dari Ibu Suri?” tebaknya dengan wajah yang serius. Ye Xuanqing menoleh padanya, lalu mengangguk samar. "Ibu Suri sudah bertindak terlalu jauh, bahkan sebelum kita bisa menerka apa saja yang dia perbuat.""Apa yang dia lakukan sebenarnya?" Jung Jinsi mendekat, semakin dekat dengan Ye Xuanqing dan menggenggam tangannya erat. "Form

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 105 Benang Merah Tragedi

    "Apa?" Ye Xuanqing masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Namun sorot mata Zhao Yun Mei tidak menunjukkan kebohongan, hanya ada keteguhan yang coba dia tunjukkan saat ini. "Seharusnya Zhao Weini, ibu ku hanya selir agung. Tapi karena kematian permaisuri sebelumnya dia menduduki posisi permaisuri itu dengan berat. Kaisar ke-7 mendesak ibu untuk memberi penerus tahta, tapi dia tak kunjung dikaruniai keturunan." Ada jeda yang cukup lama saat Zhao Yun Mei menjelaskan masa lalu keluarga Kekaisaran Sheng. Fakta masa lalu yang dilupakan oleh rakyat, atau justru kabarnya tidak dibiarkan keluar dari dinding istana. "Ibu ku frustasi, dia tertekan dari berbagai sisi. Bahkan pria yang seharusnya menjadi tempatnya bersandar malah memberikan luka dan tekanan yang luar biasa hebat. Karena dibutakan oleh luka dan keserakahan, Ibu akhirnya pergi ke pegunungan barat bertahun-tahun lalu sebelum kakak ku lahir." Mata Ye Xuanqing membulat sempurna mendengar itu semua, Zha

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 104 Konspirasi Manusia & Siluman

    Pagi hari menyapa dengan sinar matahari hangat yang menembus celah pepohonan. Di sebuah tempat perlindungan sederhana dekat mata air yang ada di gunung belakang kediaman keluarga Ye. Ye Xuanqing duduk bersandar di pohon, sementara Jung Jinsi menyeduh teh. Jing Qian tengah memeriksa formasi pelindung di sekitar tempat itu, dan Fen Rou membersihkan bilah belatinya. Ming Tian duduk di atas batu besar, menatap langit dengan ekspresi tenang. "Apa yang kita berlima hadapi semalam pasti sebuah konspirasi besar," ucap Ye Xuanqing membuka percakapan dengan topik yang berat. Namun semuanya langsung mengangguk, tanggap atas apa yang dibicarakan sang Adipati Muda. Ming Tian yang semula menatap langit, perlahan beralih pada rekan kultivasinya. "Dia adalah tangan kanan Hei Lian Hua, dan mereka berada di pihak Ibu Suri. itu semua sudah jelas!" "Tapi aku tidak bisa percaya kalau Lu Sangyun dan Hei Lian Hua sepenuhnya berpihak pada wanita tua itu. Siluman seperti mereka sangat sulit untuk diajak

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 103 Kembali ke Kediaman Ye

    Ye Xuanqing dan Ming Tian semakin berjalan cepat setelah pertarungan melawan siluman mimpi buruk, Lu Sangyun. Mereka kembali ke kediaman Keluarga Ye melalui gerbang belakang. Tepat dihalaman belakang itu pula Jung Jinsi, Jing Qian dan Fen Rou berada. Mereka bertiga juga baru saja tiba di kediaman. Terbukti dengan nafas mereka yang masih satu-satu. "Kalian sudah kembali," ucap Ye Xuanqing merasa lega begitu dia melangkahkan kaki masuk ke kediaman. semua orang menoleh ke arahnya, termasuk Jung Jinsi. Dia langsung tersenyum manis dan berlari kecil menuju sang Adipati. "Xuanqing, kau kembali dengan selamat juga." Jung Jinsi begitu lega. Meskipun dia sendiri hampir menjadi mayat jika kalah dengan Hei Lian Hua tadi. "Tentu saja, apapun yang terjadi aku pasti akan kembali." Ye Xuanqing menjawabnya dengan senyum tipis. Kemudian Fen Rou maju terlebih dahulu, dia hendak melaporkan apa yang mereka lihat saat menyusup ke istana Kekaisaran Sheng. "Adipati, kami melihat—" "Fen Rou cu

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 102 Ditahan Siluman Mimpi Buruk

    Di tengah hutan yang diterangi cahaya bulan pucat, Ye Xuanqing dan Ming Tian bergegas melintasi pepohonan. Langkah mereka cepat, menembus dedaunan dan bayangan yang bergoyang. Mereka harus segera menyusul Jung Jinsi, Jing Qian, dan Fen Rou sebelum semuanya terlambat. Namun, sesampainya di tepi jurang berbatu, mereka terhenti. Kabut hitam pekat bergulung-gulung di depan mereka. Di tengah kabut yang berputar, sosok perempuan melangkah maju. Mata keemasan yang menyala penuh kebencian menatap mereka. Rambut panjangnya tergerai seperti bayangan kelam, berkilauan di bawah sinar bulan. Gaun ungu tuanya berayun lembut, sementara aura mengerikan menguar dari tubuhnya. "Lu Sangyun," bisik Ming Tian dengan suara rendah. "Tangan kanan Hei Lian Hua," sambung Ye Xuanqing dengan ekspresi dingin. Lu Sangyun menyeringai, bibirnya melengkung dengan keangkuhan. "Kalian benar-benar mengira bisa melawan Ibu Suri? Kalian tak lebih dari bidak kecil dalam permainan ini." "Meski begitu, kami tida

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status