"Jenis siluman seperti apa itu?" tanya Lui Yang, dia hendak menyiapkan formasi untuk menangkap siluman tersebut. "Siluman mimpi buruk adalah siluman yang menggunakan iblis hati manusia sebagai sumber kekuatan. Wujud aslinya merupakan ikan yang biasa hidup di perairan air tawar." Ye Xuanqing menjelaskan. Lui Yang merasa tertarik dengan penjelasan Ye Xuanqing. "Jadi iblis hati muncul untuk mendapatkan kekuatan?" "Benar, karena semakin dalam obsesi seseorang maka iblis hatinya akan semakin kuat. Karena itulah siluman mimpi buruk muncul, hanya saja cara kedatangannya yang belum aku ketahui." Ye Xuanqing berkata jujur. Lui Yang mengangguk paham, dia tahu apa apa yang seharusnya dia lakukan. "Kalau begitu, kita perlu membuat formasi pelindung agar Tuan Putri Daiyan tidak lagi diganggu oleh siluman itu." "Ya, aku akan membuat formasi Zewu Qingyan. Ini akan membuat siluman itu juga terkurung dalam formasi, seandainya dia muncul." "Baik," balas Lui Yang. Keduanya lalu saling berhadapan
Setelah Jung Jinsi mengangguk paham, Cheng Huang segera pergi dari sana dan sengaja melewati tempat Ye Xuanqing bersembunyi. Pria siluman itu memang menyusup di Biro Astronomi Kekaisaran demi mengungkap kejahatan Zhao Weini.“Tuan Adipati, mengapa berdiri di sini? Nyonya Muda sudah menunggu anda,” ucap Cheng Huang dengan nada yang ramah. Dia sengaja berpura-pura tidak tahu kalau sang Adipati sudah menguping pembicaraanya dengan Jung Jinsi.Ye Xuanqing tergagap, dia lalu mengusap tengkuknya yang tidak gatal untuk sekedar menetralkan rasa terkejutnya. “Ah ya! Aku akan segera menemuinya,” jawabnya.“Baik, saya permisi dulu.” Cheng Huang pergi setelah memberi salam.Jung Jinsi memilih untuk menghampiri Ye Xuanqing lebih dulu, ketika pria itu berbalik badan dia terkejut sebab Jung Jinsi sudah ada didepan matanya. Gelagatnya ketika gugup sangat kentara, dan Jung Jinsi bisa dengan jelas melihatnya.“Ada apa suami ku? Kau terlihat terkejut,” ucap Jung Jinsi tenang.“Bukan apa-apa,” balas Ye X
Ye Xuanqing dan juga Tuan Guo Jingming menoleh ke arah pintu masuk kamar sang Tuan Besar. Rupanya Jung Jinsi lah yang menjawab pertanyaan itu, dia datang bersama dengan Fen Rou dan juga Ming Tian. Meski datang dengan Fen Rou dan Ming Tian, mereka juga cukup terkejut dengan penegtahuan Jung Jinsi mengenai siluman. Mengingat perempuan itu tengah hilang ingatan. “Jinsi, dari mana kau tahu soal itu?” tanya Ye Xuanqing yang cukup heran sama seperti yang lain.Jung Jinsi menoleh ke sekeliling, membagi atensinya pada semua orang yang ada disana dan cukup memberinya tatapan penuh tanda tanya. Akan tetapi perempuan itu tenang, dia menarik nafas perlahan lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Ye Xuanqing yang justru terdengar seperti mengintimidasi.“Aku mengetahui itu dari beberapa literatur yang aku baca saat berada di Kota Shinjing. saat Kui muncul, aku sempat meminta Zenni untuk mencarikan buku daftar siluman,” jawabnya dengan tenang.“Benar, apa yang kau katakana memang benar. Untuk meny
Ye xuanqing masih saja bersikap tenang, dia tidak mungkin mengungkapkan identitasnya sebagai pemburu siluman, dan jung jinsi tidak boleh mengetahui itu hingga akhir. Dia memasang formasi pelindung di kamar sang ayah, juga formasi penangkap siluman yang sudah dia pasang lebih dulu.“Jangan sampai jung jinsi tahu,” batin ye xuanqing yang khawatir jung jinsi tahu apa yang tengah dia kerjakan.Akan tetapi di depan pintu masuk kamar, jung jinsi tidak dapat melangkah lebih jauh seperti sebelumnya. Setelah formasi pelindung dipasang, tubuh jung jinsi tidak akan bisa masuk ke dalam sana. Karena formasi itu sangat peka terhadap aura siluman dan akan segera melukai siluman yang mencoba masuk meskipun memiliki niat yang baik.“Sial! Keluarga ye memang tidak memiliki toleran apapun terhadap siluman.” Jung jinsi berbalik badan, untuk meninggalkan termpat tersebut karena dia tidak bisa menghancurkan formasi yang sedang dipasanag itu.Jung jinsi memilih untuk pergi ke halaman utama, dia duduk dibawa
“Kenapa, padahal aku hanya ingin mengobrol denganmu. Tapi kau sudah ketakutan begitu,” tandas Jung Jinsi sembari memajukan bibirnya beberapa senti. Dia sengaja cemberut secara berlebihan.Ye Xuanqing mengerjapkan matanya beberapa kali, dia berbalik badan dan menatap ke arah Jung Jinsi. Perempuan itu berpura-pura merajuk, dia bahkan menyembunyikan wajahnya didalam selimut.“Kau tersinggung?” tanyanya.Jung Jinsi menggeleng pelan, tapi masih tetap menyembunyikan wajahnya. “Tidak,” jawabnya lirih yang terdengar tidak jelas.Ye Xuanqing lalu menghela nafas berat, memahami perempuan memang lebih sulit dibandingkan menangkap siluman!Dia kemudian duduk kembali di tepi ranjang, meski dengan posisi memungungi perempuan itu. “Sekarang katakan, apa yang ingin kau katakan dengan ku.”Jung Jinsi segera segera menurunkan selimut yang menutupi wajahnya tadi, kemudian dia tersenyum gembira.“Aku hanya akan bertanya beberapa hal, dan kau harus menjawabnya dengan jujur.”“Apa itu?” Ye Xuanqing menatap
Xuanqing segera bangkit dari duduknya bahkan sebelum Ming Tian menjelaskan kondisi Zhao Yun Mei. Hal itu membuat pria dengan hanfu coklat muda itu terkejut.“Kita urus masalah formasi itu sekarang, lalu beri tahu Fen Rou agar dia pergi ke Departemen Kehakiman untuk membantu penyelidikan kasus di sana!” perintah sang Adipati.“Baik, Adipati.” Ming Tian mengangguk paham serta mengangkat tangan sejajar dengan dahi sebagai bentuk menerima perintah.Keduanya kemudian bersiap untuk pergi, akan tetapi baru saja sampai di tengah gerbang masuk kediaman panggilan dari Jung Jinsi menghentikan langkah mereka.“Ye Xuanqing!” seru Jung Jinsi sembari berlari menyusul sang Adipati.Ye Xuanqing menoleh, dia lalu menangkap Jung Jinsi ketika perempuan itu tiba dihadapannya. Dibelakang Jung Jinsi rupanya ada Zenni yang setia mengekori sang Nyonya Muda.“Ada apa, kenapa sampai berlarian begini?” tanya Ye Xuanqing yang jelas-jelas khawatir.Jung Jinsi mengatur nafasnya yang satu-dua, dia sempat menoleh ke
Jung Jinsi memilih untuk memasuki salah satu kedai yang berada di dekat alun-alun Kota Fanlan. Dia duduk bersama Zenni di lantai dua kedai tersebut sembari memperhatikan penduduk Ibu Kota yang berlalu-lalang pagi ini.“Nyonya Muda, apa anda mengikuti Tuan Adipati ke istana karena mendengar pembicaraan para pelayan di kediaman?” Zenni bertanya hati-hati.Jung Jinsi yang sebelumnya memperhatikan jalanan yang ada kini beralih menatap Zenni. “Tidak, tapi apa yang dibicarakan para pelayan?” perempuan itu malah balik bertanya.“Para pelayan di kediaman sibuk bergosip soal tugas Tuan Adipati di istana, terlebih lagi Tuan Adipati akan berurusan langsung dengan Putri Daiyan.” Zenni menjelaskan apa yang dia dengar dari para pelayan.“Memangnya kenapa dengan tugas itu, toh Xuanqing hanya datang untuk memeriksa apa yang dialami Putri Daiyan lalu memberikan jalan keluarnya. Itu saja, kenapa harus heboh?” Jung Jinsi malah bersikap santai.Zenni menangguk sekilas lalu kembali menatap sang Nyonya Muda
Ye Xuanqing membulatkan matanya sempurna saat mendengar ucapan Ran Yi. Selama ini dia memang tidak pernah menggunakan formasi Zewu Qingyan, terakhir kali dia menggunakan itu sekitar dua tahun lalu.“Tidak mungkin! Kau pasti sedang membohongi ku,” balas Ye Xuanqing.“Aku tidak berbohong, kau pasti tahu betul bagaimana kekuatan formasi ini.” Ran Yi justru menggendong tangan di belakang tubuhnya, sembari memperhatikan Ye Xuanqing dengan tatapan menilai.Formasi Zewu Qingyan masih berfungsi, gambar formasi itu masih tergambar jelas dengan cahaya keemasan memenuhi seluruh ruanngan. Serta terdapat pusaran angin di dalam formasi tersebut.“Kau malah menyatukan esensi siluman ke dalam formasi yang sederhana ini, seharusnya dengan formasi seperti ini kau bisa menangkap siluman tingkat rendah dengan mudah. Tapi karena kebodohan mu, kau justru memberi kekuatan bagi ku!” Ran Yi kembali berujar pelan.“Tidak ada yang pernah menyatukan esensi siluman dalam formasi, kau pasti sedang mengecoh ku.” Ye
"Tunggu! kau pikir aku mau menggandeng tangan Ming Tian hanya untuk berpindah tempat? itu tidak mungkin," ketus Jing Qian. Namun Jung Jinsi tidak menyerah, dia tetap membujuk sang kakak. Sebab hanya dengan cara ini saja mereka berempat bisa tiba di Kota Fanlan dengan cepat. "Ayo lah, kau hanya perlu memegang tangannya dan semua akan selesai." Jing Qian hendak menolak, tapi Ming Tian sudah mengambil alih percakapan lebih dulu. "Nyonya Muda, biar saya kembali ke Ibu Kota dengan berkuda. meski terlambat, tapi itu lebih baik." Jung Jinsi melongo mendengarnya, dia kemudian mendecik pelan. "Ya kau bisa berkuda ke Fanlan, tapi saat kau kembali kekaisaran sudah sangat kacau!" Ming Tian dan Jing Qian langsung diam, kata-kata Jung Jinsi memang benar. Ye Xuanqing yang melihat perdebatan itu pun tersenyum samar sebelum menengahi. "Kita gunakan cara lain saja, mungkin aku dan Ming Tian akan berkuda. kalian berdua bisa—" Sebelum ucapan Ye Xuanqing selesai, Jing Qian sudah lebih dul
Perjalanan menuju Kota Fanlan sedikit lebih lambat dari yang Ye Xuanqing duga. Tepat di hulu Sungai Qilin, beberapa siluman mulai berjalan dengan langkah cepat untuk naik ke Gunung Jiaguan. “Ada apa ini?” tanya Jung Jinsi yang melihat dari kejauhan. Jing Qian yang ada dibelakang Jung Jinsi dan Ye Xuanqing langsung maju ke depan. Perempuan siluman itu menghadang para siluman yang hendak naik gunung. “Apa yang terjadi, kenapa kalian buru-buru untuk naik?” tanya Jing Qian begitu dia berhadapan dengan rombongan siluman lain. Salah satu siluman dengan telinga kelinci maju untuk menjawab. “Nona Jing! Ada segel aneh di hilir Sungai Qilin. Kami awalnya hendak ke Kota Shinjing namun ketika melewati hilir Sungai aura siluman dan wujud siluman kami langsung muncul.” Kening Jing Qian berkerut sebentar, kemudian menoleh ke arah Jung Jinsi untuk memberikan jawaban. “Bukankah ayah sudah memberikan mantra pemurnian bagi para siluman yang hendak turun gunung. Bukan begitu Jinsi?” “Benar kak, ayah
Matahari pagi mulai merangkak naik, sinarnya menyinari kediaman Keluarga Jing dengan kehangatan lembut. Di halaman utama, Ye Xuanqing dan Ming Tian sudah berdiri tegap di hadapan Jing Fan, bersiap untuk berpamitan. Di sisi mereka, Jung Jinsi danJing Qian juga bersiap untuk berangkat. Jing Fan menatap mereka dengan ekspresi tenang, meskipun sorot matanya menyimpan banyak pemikiran. Sejak semalam, ia sudah tahu bahwa saat ini akan tiba—saat di mana putri-putrinya harus kembali melanjutkan perjalanan mereka. Ye Xuanqing melangkah maju, membungkuk hormat. “Tuan Jing Fan, kami berterima kasih atas keramahan dan kebaikan Anda selama kami di sini. Tapi hari ini kami harus segera kembali Kota Fanlan,” ucapnya. Ming Tian, yang berdiri di sampingnya, juga ikut memberi hormat. “Kami mohon izin untuk kembali ke Kota Fanlan. Kami akan memastikan keselamatan Nona Jung Jinsi dan Jing Qian selama perjalanan.” Jing Fan mengangguk pelan, menatap keempat orang di hadapannya dengan penuh per
Fajar baru saja menyingsing, mengusir sisa kegelapan yang masih menggantung di langit. Cahaya keemasan mulai merayap di cakrawala, perlahan membasuh embun yang menempel di dedaunan. Kediaman Keluarga Jing masih terlelap dalam keheningan.Namun Jung Jinsi berdiri dengan kepala sedikit menengadah, matanya menatap langit yang berangsur berubah warna. Angin pagi yang sejuk membelai rambutnya yang tergerai, membuat helaian peraknya berkilauan dalam cahaya samar.Ia seharusnya masih beristirahat, tapi pikirannya terlalu gelisah. Ibu Suri, ayahnya, rencana yang sudah ia buat—semuanya berputar di dalam kepalanya tanpa henti.Namun, kehadiran seseorang membuatnya tersadar dari lamunannya.Langkah-langkah ringan terdengar di belakangnya, lalu suara yang begitu familiar menghangatkan udara dingin pagi itu.“Kau tidak bisa tidur?”Jung Jinsi tidak menoleh. Ia tersenyum kecil. “Sepertinya kau juga tidak.”Ye Xuanqing melangkah mendekat, lalu berdiri di sampingnya, hanya beberapa jengkal saja memis
Ming Tian tergagap mendengar pertanyaan dari Ye Xuanqing. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak hatal, menutupi bahwa dia tengah gugup. “A-apa maksud anda, Adipati.” Ye Xuanqing terkekeh geli, lalu menepuk pundak Ming Tian perlahan. “Aku tahu kau tertarik pada Jing Qian, ketertarikan seorang pria dengan wanita. Benar kan?”Ming Tian tidak segar menjawab, dia malah tersenyum getir. “Menurut anda, apa gunanya ketertarikan ku pada Jing Qian? Perempuan siluman itu tidak akan pernah memandang ku sebagai pria. Jing Qian akan melihat ku sebagai manusia lemah yang menyedihkan,” ungkapnya.“Mendengar jawaban mu ini, aku sudah bisa mendapatkan kesimpulannya. Ming Tian, jika kau memang tertarik padanya kenapa tidak kau coba dekati Jing Qian perlahan. Kau tidak akan tahu bagaimana tanggapan perempuan itu sebenarnya jika kau tidak mencobanya langsung!” Ye Xuanqing berujar tenang.Meski dia tahu kalau saja Ming Tian dan Jing Qian benar-benar bisa bersatu akan ada hati yang terluka—Zhao Yun Mei
Jung Fan tersenyum samar, meski begitu dia tidak menyepelekan perkataan Jung Jinsi mengenai perasaannya pada Ye Xuanqing. "Kau tahu Jinsi, kadang kita perlu berhati-hati dalam memberikan kepercayaan.""Aku tahu itu ayah, Xuanqing sudah menunjukkan ketulusannya pada ku. Jadi menurut ku sangat pantas jika memberinya kepercayaan." Jung Jinsi menjawab dengan tenang. Meski tidak menoleh ke arah Ye Xuanqing, tapi pria itu bisa merasakan ketulusan yang mendalam dari jawaban Jung Jinsi. Diam-diam dia mengucap syukur. "Kalau begitu, apa kau siap jika nanti akan terluka?" tanya Jing Fan. Itu membuat Jung Jinsi mengerutkan keningnya cukup dalam. "Apa maksud ayah?" Dia justru balik bertanya. Jing Fan menghela nafas panjang, kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya dan menatap Jung Jinsi serta Ye Xuanqing secara bergantian. "Dalam cinta, kepercayaan memang hal yang utama. Tapi cinta juga menuntut pengorbanan, tak jarang cinta akan memberi kalian luka. Jadi, ku tanya pada kalian apa sudah siap
Jung Jinsi menundukkan kepalanya, bahunya mulai bergetar sebab tangis yang pecah. “Ayah,” lirihnya lagi.Jung Jinsi mengangguk, matanya basah. “Aku kembali,” ucapnya dengan suara yang bergetar.Seketika, Jing Fan menariknya ke dalam pelukan. Pelukan yang hangat, penuh emosi yang tertahan.Jung Jinsi tak lagi bisa menahan air matanya. Ia membenamkan wajahnya di dada pria yang dulu selalu melindunginya, merasakan detak jantung yang dulu ia pikir tak akan pernah bisa ia dengar lagi.Jing Fan mengusap punggungnya, suaranya bergetar saat berkata, “Maaf… maafkan aku nak. Aku benar-benar melupakanmu.”Jung Jinsi menggeleng di dalam pelukannya. “Tidak apa-apa ayah… aku di sini sekarang, bersama ayah lagi.”Di samping mereka, Jing Qian menyaksikan pemandangan itu dalam diam. Ekspresinya sulit ditebak, tetapi matanya sedikit melembut.Ming Tian meliriknya sekilas, memperhatikan ekspresi Jing Qian yang tak banyak diketahui orang. Dalam hati, ia berpikir bahwa gadis ini jauh lebih kompleks dari y
Angin malam bertiup lembut, membawa aroma embun dan dedaunan basah saat Jung Jinsi melangkah di samping Ye Xuanqing, mengikuti jalan setapak berbatu yang samar diterangi cahaya bulan. Di belakang mereka, Ming Tian berjalan dalam diam, sesekali menatap sekeliling dengan kewaspadaan alaminya.Mereka telah menempuh perjalanan cukup jauh setelah berhasil selamat dari jebakan mematikan. Awalnya, Ye Xuanqing hanya berniat mengantarkan Jung Jinsi ke tempat aman untuk bermalam. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di benak Jung Jinsi—ke mana mereka sebenarnya akan pergi?Sejak perjalanan dimulai, Jing Qian memimpin langkah mereka tanpa memberi penjelasan. Sosoknya yang dingin dan tenang tidak banyak bicara, tetapi caranya berjalan begitu mantap, seolah sudah memikirkan keputusan besar.Jung Jinsi melirik Ye Xuanqing, lalu berbisik pelan, “Xuanqing, kau tahu kita sedang menuju ke mana?”Ye Xuanqing menggeleng kecil, matanya tetap waspada. “Aku hanya mengikuti langkahnya. Tapi aku percaya,
Udara terasa lebih berat, dipenuhi aura sihir yang mencekik. Lingkaran cahaya merah menyala di tanah, menciptakan formasi perangkap yang menjebak Jung Jinsi, Jing Qian, dan para siluman lainnya. Energi mereka terserap perlahan, membuat tubuh mereka melemah seiring waktu.Jung Jinsi berlutut, tubuhnya gemetar ketika kekuatan silumannya terus mengalir keluar. Napasnya memburu, tangannya mencengkeram tanah basah untuk tetap sadar. Di sampingnya, Jing Qian bersandar pada pedangnya, wajahnya pucat tetapi tetap dengan ekspresi yang datar, berusaha tetap kuat.Di sisi lain, Ye Xuanqing dan Ming Tian berdiri tegap, tidak terpengaruh oleh formasi itu. Sebagai manusia, energi mereka tidak bisa diserap, tetapi mereka juga tidak bisa sekadar menghancurkan formasi ini tanpa cara yang tepat.Ye Xuanqing menghunus pedangnya, mengamati simbol-simbol kuno yang bersinar di bawah kakinya. "Formasi ini dirancang untuk menguras energi siluman sampai mereka tidak berdaya," gumamnya. "Jika kita tidak segera