Share

121. Adik 'Dia'

Rasa-rasanya Katha ingin menusuk tatapan Kandara saat ini. Kakaknya itu menatapnya jahil, seperti kakak yang memergoki adiknya pacaran.

“Kenapa lo liatin gue gitu?” tanya Katha kesal.

“Gue mau natap Rabu gini, tapi dianya nggak bisa lihat gue. Ya, udah, nyalur lewat lo,” sahut Kandara.

Dia kemudian duduk di kursi besi samping Katha. Cangkir kopinya diletakkan di sebelah gelas susu Katha yang berembun.

Lantas, Katha baru teringat perihal obrolan mereka di meja makan. Namun, bukan tepat pada obrolan, tapi pada sosok yang mereka bicarakan tanpa menyebut nama.

“Kan,” panggil Katha.

“Itu Rabu manggil-manggil nggak dihirauin. Lupa lagi teleponan?” tukas Kandara.

Katha terkesiap. Saking terkejutnya, dia sampai lupa kalau tadi sedang mengobrol dengan Rabu di telepon.

“Eh, sorry, Bu. Lo tidur lagi aja. Maaf ganggu lo malam-malam,” ujar Katha.

“It’s okay. You know you can call me anytime,” balas Rabu.

“Ya udah gue

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status