Share

5

“Sebentar lag- mereka datang” cahaya teleportasi satu persatu menyala dan orang-orang seraphim datang dengan jumlah yang banyak.

Melihat keadaan berbalik, para iblis semakin mengencangkan senjata mereka, bersiap melakukan penyerangan dibawah perintah sang raja.

“Daren kau datang tanpa sapaan, bukankah itu sedikit kasar? Aku ingat cangkir tehku tidak cukup digunakan memenuhi mulut orang-orangmu” implikasinya kedatangan mereka sangat tidak disambut.

Raja iblis, tersenyum senang, menatap obsesif kearah Claire, iris emasnya hanya terus tertuju pada gadis itu, melihat mata itu. Ketua seraphim mengerutkan kening, dan berdiri menghalangi padangan Daren. Melihat padangannya terhalang Daren mengerut kesal.

“Kau menghalang Ruth”

“Dia adalah hal pertama yang tidak bisa kau sentuh, mundur atau aku tidak akan menahan diri”

Daren mengumpat rendah, tetapi menyeringai selanjutnya. Dia menggigit jarinya, setetes darah turun ke-tangan dan bersatu dengan darah lain, bunyi rantai bedentangan berisik dibawah mata orang lain. Ruth mengambil kuda-kuda dan pedang lebar bermata dua muncul ditangannya. Rantai itu mulai menjalar kearah Ruth, pedang di tangannya mulai melawan tetapi dia tidak tahu bahwa sebuah rantai lolos dan langsung mengikat tangan berdarah Claire. Hentakan tarikan yang kuat membuat Claire tidak siap dan ditarik maju, gadis itu mencoba memberontak, kejadian itu berlangsung cepat, dan 5 detik reaksi Sven dan orang lain tercengang. Sven bergegas menarik kembali Claire, memotong rantai dengan kekuatannya tetapi itu sia-sia.

Ruth mengencangkan rahangnya, menepis rantai di pedangnya, dan datang menyelamatkan Claire, percikan petir ungu mengahantam rantai Claire dan membuat rantai itu menghilang seketika, tetapi bukannya membuat sisa runtuhnya hilang, tetapi pecahan rantai memasuki tangan Claire yang membuatnya beteriak kesakitan.

Perasaan terbakar menusuk tangannya, rasa itu mulai menjepit seperti menyatu dengan tulang. Keringat dingin dan ringisan kesakitan mewarnai adegan itu.

“Daren! Kau Berani!!” Ruth berteriak marah.

“Kau menyembunyikannya Ruth!, kau menyebunyikan takdirku!” Daren berteriak marah, awan mendung, petir menggeledak langit seakan menghancurkan sekitarnya, iris emas itu berubah menjadi merah darah.

“Kau tidak berhak, orang tua itu memutuskan takdirmu, lepaskan Claire dan pergi!”

“Apa hakmu!,akulah yang memutuskan, orang tua itu sudah menyatu dengan tanah, dan apapun ucapannya hanyalah angin yang berlalu. Kau kembalikan dia!”

Melihat tidak ada perubahan, Ruth tidak punya pilihan ”Kau yang meminta”

Pedang bermata dua itu berubah menjadi tombak emas dengan lonceng disekitarnya,rumbai pita perak dan hitam tampak kontras dengan tombaknya. Daren berdecih menghina, pedangnya berubah menjadi sabit panjang dengan bilah pisau bersinar. Warnya hitam dengan pita merah yang menjadi perpaduan yang cocok, rumbainya disekitar sabit berwarna emas.

Claire bernafas ringan, tubuhnya seperti hancur dan kesemutan mulai mereda, matanya melihat percikan guntur yang menggelegar, di matanya kedua senjata yang terlihat suci itu memacarkan kekuatan yang menyeramkan, sedetik kemudian matanya membulat panic. Senjata itu adalah pembawa bencana, sekali tebasan maka setengah alam semesta akan runtuh dan surga ilahi akan murka. Ini bahkan akan merugikan mereka. Tombak Saners adalah pembelah langit, Sabit Roners adalah pembelah alam langit, ini bencana!.

Plot ini terlalu menyimpang, jika dilanjutkan, bahakan dirinya tidak akan tahu bagaimana selanjutnya. Claire mencoba berdiri tetapi ditekan Sven kedalam pelukannya. “Kau beristirahat, belenggu ditanganmu masih mengacau”

“Tidak, Sven, mereka harus dihentikan, jika tidak kesimbangan alam akan rusak”

“Apa yang kau tahu, bersikap baiklah dan istirahtkan dirimu!

Claire keras kepala, mengenggigit tanga Sven dan berlari dari pelukannya, bergegas menuju Ruth.

“Ketua jangan lakukan ini, tuhan akan murka kepada kita karna memnentang langit”

Ruth tidak mengalihkan wajahnya, hanya merentangkan tangnnya menghalangi Claire yang akan terus maju. “Kau diam untukku! Kembali kebelakang. Sven apa yang kaukukan, tarik Claire kembali.” Tanpa dikatakan Sven telah berjalan menuju Claire.

“Tidak!! Kau dengarkan aku dulu! Tolong percayalah, malapetaka akan datang jika kau melakukannya”

Claire memeluk lengan Ruth, dan matanya menatap kedepan, menatap Daren yang masih mengencangkan rahangnya, bertanda dia marah.

“Dan Kau! Pergi sekarang!! Bahkan jika kau mengikatku jangan kira aku tidak tahu kelamahanmu!” Claire menunjuknya dengan berani, dia kesal.

Daren mengangkat alisnya, dan mencibir “kau kira aku takut, apa yang kau akan laku-“

“oh begitukan? Baiklah,kau yang meminta, jangan salahkan aku, jika aku memotong tanganku diatas tanda, dan melemparkannya ke api!”

“Kau gila!”

“Claire!”

Daren menenangkan dirinya, menutup mata dan iris emas itu kembali. Melihat wajah gadis itu yang masih keras tanpa ketakutan sama sekali, matanya teguh. Daren menghela nafas, menghempaskan senjatanya dan hilang begitu saja, hanya ada suara yang terdengar.

“Aku mundur,jaga takdirku, aku akan bertamu lagi.” Perlahan tirai cahaya munutup kembali, retakan alam kembali, dan mengaburkan semua iblis. Padangan didepannya kembali kesemula, dan Claire jatuh tak asadarkan diri.

“Claire!”

Sven dan Ruth berteriak panic.

****

Daren duduk di singgasananya, dia membungkukkan badannya memuntahkan darah hitam.

“Yang mulia!”

Daren mengangkat tangannya menghentikan, lalu tersenyum obsesif. menatap tangan kirinya yang memiliki lukisan rantai yang sama persis dengan Claire, mereka terhubung. Perasaan senang mulai mengeledak dadanya, perasaan pertama ini membuatnya senang.

Sebuah ketukan pintu terdengar dan langkah pelan datang. Seorang pria tampan dengan pakaian sederhana datang didepannya.

“Tuan, Rose meminta menghubungimu, dia merengut kesal, bahwa kau tidak melihatnya malam ini. Dia menunggumu didunia manusia.”

Daren mengankat alis kirinya, dan mendengus. “Beraninya dia kesal? mahluk lemah itu menganggap dirinya penting. Lupakan dia! Putuskan komunikasi, jangan biarkan dia mengangguku. Kotoran lemah itu, menjijikkan”

“Baik tuan” pria itu memberi hormat dan mundur. Wakil nya menatap tuannya aneh, bukannya yang mulia sendiri yang selalu senang dengan manusia itu? Mungkin saja yang mulia sudah bosan, ya itu pasti.

****

kelanjutannya akan segera datang.. :3 sorry author keenakan menikmati waktu jadi lupa T.T

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status