Share

2

Author: mintag
last update Last Updated: 2021-07-20 21:07:37

Mata mereka masih saling menatap, dan Claire bersumpah, pria itu menyeringai dan mulai menjalankan mobilnya. “Kau melihatnya?” Sven dan Dave saling menatap.

“Melihat apa?”

Claire menatap keduanya. “Seseorang bisa melihat kereta kita.”

“Jika bangsa immortal tentu saja bisa, kecuali manusia. lalu apanya yang aneh?”

Calire memutar matanya kesal. Sven menatap Clire. “Yang berarti bukan keduanya. Kau tidak salah kan?”

“Aku tidak mencium bau apapun darinya.”

“Hidung mu beringus, itu pasti” Dave merapikan rambutnya, tak memperdulikan tatapan menusuk.

“Dave.” Sven memberikan peringatan. Pria itu menghela nafas. Dave menatap keduanya.

“Ada dua kemungkinan. Pertama, kau masih belum peka Claire, kau baru mengetahui dirimu sebulan yang lalu dan bergabung dengan kami 3 hari kemudian, yang berarti kau masih harus berlatih anak baru. Yang kedua. Mahluk itu perlu diselidiki, kita tidak tahu jika ia adalah ancaman atau tidak. Baru kali ini aku tahu mahluk yang tidak mempunyai bau, walaupun mungkin saja mahluk ini pandai menyembunyikan auranya.”

Claire menatap takjub Dave, dan Sven yang mengangguk. “Aku takjub dengan kepintaranmu Dave, kukira selama ini kau bodoh.”

“Bodoh? Aku memang pintar dari dulu” Dave tersenyum licik.

“Dia hanya sok pintar”

“Cukup benar.”

“Hei.. Kalian sangat suka membuliku” Dengan sentakan kesal, Dave tidak memandang mereka lagi.

“Kau pantas”

Dave memutar mata malas. Kereta mereka berhenti disebuah hutan gelap, pepohonan yang rimbun dan suasana yang mencekam, membuat siapa saja harus berfikir dua kali untuk masuk, bukan saja manusia, tetapi bangsa immortal. Kecuali kaum Seraphim, kereta gelap itu langsung melaju menuju hutan dan berlari mnembus penghalang. Kasti mewah menyambut pandangan mereka. Ketiganya bergerak maju dan menembus sebuah penghalang. Tidak menunggu lama mereka memasuki kastil memlaui penjagaan ketat. Dave merengut kesal, pemeriksaan ini membutuhkan setengah jam, dan itu sangat lama!. Sven dan Claire tidak ingin memperhatikan mahluk ini.

Sven berjalan maju kedepan “Aku akan melapor keoada ketua, kalian bisa beristirahat dulu” tidak menggu tanggapan mereka. Punggung Sven mulai menjauh, menatap Clire yang berjalan jauh, Dave hanya bisa menghela nafas.

“Claire ingin minum?” Ajak Dave. Claire menggeleng tanpa berbalik, menolak ajakan Dave. Melewati lorong-lorong gelap, dia berhenti di pintu ruangan 404, dengan lugas Claire membuka pintu dan masuk menyatu dengan gelapnya ruangan.

****

Ruangan gelap yang dipenuhi dengan aura elegan, pria tampan duduk tidak memperdulikan pandang hina di sekitarnya.

“Kukatakan padamu, kau tidak dibutuhkan disini!” gebrakan meja menghidupkan suasana sunyi. Niatnya untuk membuat takut pria tampan iitu, tetapi padangan arogan yang balas menatapnya. Tidak terima, pria yang menggebrak meja maju dengan kepalan tangan, sebelum mengenai pria tampan dihadapnya, sebuah kekuatan menekannya jatuh. Meihat pria tampan mengayunkan tangannya di udara tipis dan menjathkan orang itu hingga babak belur, orang-orang tadi tidak berani mentap pria tampan itu.

“Singkirkan mereka semua, jangan sampai aku melihat mereka lagi.” Iris mata merahnya menyala, sebuah emosi kejam haus akan darah menakuti orang-orang disekitarnya, dan teriakan-teriakan momohon ampunan mengoyak telinga siapapun yang mendengarnya. Tetapi pria tampan itu hanya tersenyum kotor menikmati itu semua. Tangannya menyelinap menyentuh cicin yang ada di jari manisnya. Perlahan senyuman kejam tergantikan dengan kelembutan, mata merah itu memudar dan menampilkan mata indah seperti lautan.

****

Claire menghela nafas kasar untuk kesekian kalinya, wajah cantik yang cuek mulai tergantikan dengan wajah bingung dan panic. “Ini gila! Sangat gila! Tidak mungkin! Tuhan kau dendam apa padaku.” Dengan suara tertekan Claire mamandang sekeliling ruangan yang asing. Ini bukan kamarnya apalagi duniaya nya! Claire ingin menangis melihat nasib anehnya ini.

“Ini tidak mungkin, kenapa aku bisa masuk kedalam novel ini! T.T!!” Claire menghembuskan nafas kasar, merasa menangis itu tidak akan berguna dan tidak akan membuatnya kembali!.

Menarik rambutnya frustasi, Claire bernafas pasrah. Berawal dari dirinya mengkritik novel yang tidak masuk akal, walaupun dirinya belum membaca tuntas. Dia hanya mengkritik cerita ini dikamarnya! Bukan di media sosial! Ayolah siapa yang tahu apa yang diakatakan jika hanya ada dirinya sendiri dan setan yang dia sendiri tidak tahu apakah mereka ada!.

Claire merasa ini sangat aneh, sepengetahuannya dari cerita seperti ini. dia bisa disebut transmigrasi antara dunianya dan dunia ini. Tapi- “ Aku benar-benar hanya mengkritik di ruanganku, lagipula dari novel transmigrasi lain yang kubaca, mereka masuk kedunia lain karna mereka mati, ataupun koma, itupun jika mereka megkritik dengan jalur media sosial, bukankah aku tidak termasuk?! Oh Tuhan” Claire menangis lirih, mendapati nasib jeleknya.

“Lebih sialnya lagi, aku bahkan tidak membaca bagian akhirnya.” Claire mengingat alur cerita novel ini. cerita ini berpusat pada sang raja kegelapan yang licik, arogan dan kejam. Mencari takdirnya yan tentu saja pemeran utama gadis yang dicarinya ada di dunia manusia. mereka saling mencintai dan berjanji sehidup semati, mengingat umur manusia yang pendek, raja itu mencari obat abadi untuk memperpanjang nyawa kekasihnya.

Obat itu tidak mudah didapatkan, didasari oleh ekstrak darah seraphim silver yang menjadi mahluk langka diantara para abadi dan tentu saja mereka dilindungi oleh serikat hukum. Tetapi karna cinta yang membutakan, raja kegelapan melawan kaum seraphim untuk kekasihnya, melanggar segala aturan dan membunuh para saudara seraphim yang melawannya. Pada akhirnya perang berdarah terjadi. Berdiri untuk mendapatkan darah seraphim silver terakhir, dengan kejamnya raja kegelapan menusuk jantung seraphim silver dan meremas darahnya. Dan tentu saja perkiraanku untuk cerita romantic seperti ini akan menjadi akhir yang indah, Raja kegelapan hidup bahagia dengan manusia abadi dipelukan. Dengan kata lain seraphim itu hanyalah umpan meriam yang tidak lain adalah dirinya sendiri -_-.

“Umpan meriam ini agak kejam, hatiku benar-benar sakit. Aku tidak ingin mati.” Claire menggigit kukunya cemas, matanya mulai berkedip cemas, di harus mempertahankan hidupnya, yang berarti dia harus mengubah cerita.

“Tapi cerita ini terlalu sempurna, bagaimana aku bisa mengubahnya?” Claire ingat awal kedatangannya saat ia menembak iblis, yang berarti cerita ini sudah berjalan hampir setengahnya. Raja kegelapan sudah tiba, dan dia akan mencari kekasih manusianya. Sebagai seraphim silver satu-satunya, dia harus menyelamatkan takdirnya. Memang tuhan yang menciptakan takdir, tetapi takdir masih bisa diubah oleh kemauan yang kuat. “Jika saja aku bisa berjalan dengan bebas didunia manusia, aku bisa membunuh gadis itu, tapi tidak ada aturan yang memperbolehkan adanya pembunuhan, lagi pula aku tidak tau rupa gadis Vally itu.”

Untuk kesekian kalinya Claire mendengus cemas. Merasa kepalanya mulai sakit, Claire behenti berfikir, mengistirahkan tubuh dan pikirannya. “Aku harus tenang, dan selanjutnya itu bisa menunggu untuk kupikirkan.”

***

Author mempunyai teater kecil :

Raja iblis : bukankah aku seharusnya raja iblis, kenapa kau menulisnya raja kegelapan?

Author : bukankah raja kegelapan sama dengan raja iblis? tenang saja, tunggu plot selanjutnya

Related chapters

  • Red Clock   3

    Claire menghabiskan waktu paginya dengan melihat pemandangan sekitar. Sekilas dirinya benar-benar berda di layar CGI fantasi ala film holywood. Gunung tinggi, penuh pohon tinggi, bunga-bunga indah, dan jangan lupakan air terjun, -ah dan mahluk-mahluk kecil yang berterbangan, persisi seperti film-fim fantasi. Claire tak berhenti bergumam, tangannya berderak dan mengepal. “Ini terlalu indah!”Salahkan dunia yang pernah ia hidupi, penuh polusi, bangunan tinggi dimana-mana minim pepohonan. Claire merasa penyesalan kedatangannya diringankan. “Claire, apa yang kau lakukan? Tidak melakukan piket?”Claire berbalik menatap Sven, piket? Apakah ada? Claire panic, ia dtang dengan memori yang kurang baik, jangan katakan tentang piket, ia bahkan tidak tau piket apa yang akan dia lakukan. Yang pastinya piket ini berbeda dengan piket yang ada diduaniannya, dirinya harus melakukan sesuatu agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka.“Apakah ha

    Last Updated : 2021-11-29
  • Red Clock   4

    Claire meliriknya sebentar lalu tersenyum kecil “bagaimana melakukannya? Bukannya kita semua punya otak disini? Ops, aku lupa, kalian para iblis hanya punya otak di dengkul kalian”Jendral ibis berkepala babi meludah, menatapnya marah “ dasar mahluk rendahan! Beraninya menghina raja kami, kau harus di giling sampai hancur!!” Claire menatap kepala babi sebentar, gigi kuning, tubuh gemuk berkeringat, ugh. Mengingat makanan favoritnya, maka saat ini masuk dalam daftar hitam.Melangkah maju, pedang hitam Claire menghembuskan aura merah pekat, mengayunkan pedangnya menebas hidung babi, dan detik berikutnya rengekan babi datang. “Mahluk rendah, baraninya kau melaukan ini pelacur! Aku akan mencincangmu!” babi itu berlalri maju menuju Claire, pada langkah terakhir, melihat iblis babi datang mendekat. Claire bersiap menyerang, tetapi tebasan sebuah angin berhembus dan seketika cahaya perak, menebas iblis itu menjadi potongan-potongan ke

    Last Updated : 2021-11-29
  • Red Clock   5

    “Sebentar lag- mereka datang” cahaya teleportasi satu persatu menyala dan orang-orang seraphim datang dengan jumlah yang banyak.Melihat keadaan berbalik, para iblis semakin mengencangkan senjata mereka, bersiap melakukan penyerangan dibawah perintah sang raja.“Daren kau datang tanpa sapaan, bukankah itu sedikit kasar? Aku ingat cangkir tehku tidak cukup digunakan memenuhi mulut orang-orangmu” implikasinya kedatangan mereka sangat tidak disambut.Raja iblis, tersenyum senang, menatap obsesif kearah Claire, iris emasnya hanya terus tertuju pada gadis itu, melihat mata itu. Ketua seraphim mengerutkan kening, dan berdiri menghalangi padangan Daren. Melihat padangannya terhalang Daren mengerut kesal.“Kau menghalang Ruth”“Dia adalah hal pertama yang tidak bisa kau sentuh, mundur atau aku tidak akan menahan diri”Daren mengumpat rendah, tetapi menyeringai selanjutnya. Dia menggigit jarinya, setete

    Last Updated : 2021-11-29
  • Red Clock   6

    Claire menatap langit-langit rumah sakit dengan helaan nafas yang panjang. “Apakah ini terlalu melenceng dari plot? Bukankah dia hanya umpan meriam? Lalu darimana si iblis itu mencicipi darahku? Tidakkah dia ingin membunuhku kenapa malah terikat padaku. Iblis sampah! Lihat saja kalu aku bertemu dengannya lagi, aku akan menginjak lehernya, menjambak rambutnya dan meludahinya! Cihh!” Claire menghentakkan kakinya kesal, melipat tangannya di dada. Pagi ini dia baru saja bangun dalam setengah bodoh, mengingat apa yang terjadi padanya lalu menyadari apa yang terjadi.Awalnya Claire ingin menciptakan efek kupu-kupu pada plot untuk menyelamatnya, sedikit saja, tetapi apa yang diabayangkannya malah efek ini sudah terbang jauh. Claire memikirkan apa saja yang harus dialakukan dimasa depan, kemungkinan besar apa yang sudah ia baca tidak akan sama dengan sekarang.Pentu terbuka pelan dirinya dengan ketukan. “Yo~, Kau tampak lebih baik” Dave masuk dengan sen

    Last Updated : 2022-03-25
  • Red Clock   7

    Langit perlahan berubah menjadi gelap. Sejak kedatangan Dave, ruangan Claire dipenuhi dengan canda tawa. Mengingat kodisi Claire masih kurang baik, Dave mengundurkan diri dan berjanji ia akan datang besok bersama Sven. Sekarang dirinya sendiri, didunia ini tidak ada ponsel, tv apalagi computer. Ini membosankan, sebagai manusia diabad-21 dia terbiasa dengan teknologi,tetapi dunia ini tidak mempunyai itu, jadi membuatnya terbiasa cukup sulit. Claire mulai menutup mata dan menghitung domba, lebih baik tidur dari pada berdiam diri seperti orang bodoh. Tetapi saat domba akan mengenai angka 100, gorden bangsalnya berkibar, Claire membuka mata dan melirik malas ke arah gorden. “Aku penasaran, waktu luangmu cukup banyak atau kau hanya orang malas yang cukup membuang waktu. Jadi urusan apa yang membuat raja iblis datang tanpa pengawalan?” Claire bangkit untuk duduk, dan iris emas yang mengintip memiliki lekukan senyum. “Tentu saja bertemu dengan istriku” bayangan hita

    Last Updated : 2022-03-25
  • Red Clock   8

    Di dunia itu, dimanapun itu, ada hukum yang tak terkatakan, yaitu hukum sebab akibat. Claire menempati tubuh ini dan dia harus memberikan penghormatan padanya, adanya sebab akibat ini untuk memberikan ketentraman untuk jiwanya. Kuburan ibu Claire berada di pemakaman umum yang cukup jauh. Sebenarnya di setiap keluarga yang terbilang terkenal, seperti keluarga pemilik aslinya mempunyai kuburan sendiri, terletak di mension tua disetiap keluarga. Tetapi ibu pemilik asli tidak dikuburkan disana karna keinginan Claire.Claire yang menganggap setiap tanah keluarga Carl adalah najis dan kotor yang tidak pantas bagi ibunya yang suci. Satu jam perjalanan, akhirnya ia menemukan kuburan ibu pemilik asli, dibawah pohon besar yang rindang, kuburan itu tampak teduh dengan sinar matahari yang menyinarinya. Claire mengusap batu nisan itu dengan lembut, lalu meletakkan bunga di depan batu nisan.“Halo Nyonya Violet, namaku Claire, bukan Claire yang kau tahu, tapi Claire yang lain.

    Last Updated : 2022-03-26
  • Red Clock   1

    Hari telah menjelang malam, kota-kota di London mulai gelap, lampu-lampu kota sudah menunjukkan kesombongan cahanya, suara-suara ramai terus mengusik pendengaran. Mahluk malam yang nyata berlalu lalang didunia bawah, tak sedikit dari mereka akan menuju ke kota untuk mendapatkan santapan malam dari manusia-manusia tolol. Seperti saat ini, sepasang iblis berkuku tajam tersenyum penuh melihat seorang gadis yang berada di dalam sel mereka. Baru 15 menit tadi mereka medapatkan gadis kumuh ini di pinggir jalam werlands, salah satu tempat kumuh yang paling terkenal di London.“Hari ini kita akan makan enak Leli.” Si laki-laki terkikik puas, sedangkan si perempan –leli- tak kalah puas. Sejumput perasaan takut memenuhi benak gadis itu, ia merapatkan genggamannya disalah satu ujung bajunya, gemetar ketakutan, sesak dan penuh kepanikan. Jeruji itu terbuka, wajah menyeramkan dengan mulut yang penuh gerigi tajam yang panjang, mulai mendekat, tangan hitam yang pe

    Last Updated : 2021-07-20

Latest chapter

  • Red Clock   8

    Di dunia itu, dimanapun itu, ada hukum yang tak terkatakan, yaitu hukum sebab akibat. Claire menempati tubuh ini dan dia harus memberikan penghormatan padanya, adanya sebab akibat ini untuk memberikan ketentraman untuk jiwanya. Kuburan ibu Claire berada di pemakaman umum yang cukup jauh. Sebenarnya di setiap keluarga yang terbilang terkenal, seperti keluarga pemilik aslinya mempunyai kuburan sendiri, terletak di mension tua disetiap keluarga. Tetapi ibu pemilik asli tidak dikuburkan disana karna keinginan Claire.Claire yang menganggap setiap tanah keluarga Carl adalah najis dan kotor yang tidak pantas bagi ibunya yang suci. Satu jam perjalanan, akhirnya ia menemukan kuburan ibu pemilik asli, dibawah pohon besar yang rindang, kuburan itu tampak teduh dengan sinar matahari yang menyinarinya. Claire mengusap batu nisan itu dengan lembut, lalu meletakkan bunga di depan batu nisan.“Halo Nyonya Violet, namaku Claire, bukan Claire yang kau tahu, tapi Claire yang lain.

  • Red Clock   7

    Langit perlahan berubah menjadi gelap. Sejak kedatangan Dave, ruangan Claire dipenuhi dengan canda tawa. Mengingat kodisi Claire masih kurang baik, Dave mengundurkan diri dan berjanji ia akan datang besok bersama Sven. Sekarang dirinya sendiri, didunia ini tidak ada ponsel, tv apalagi computer. Ini membosankan, sebagai manusia diabad-21 dia terbiasa dengan teknologi,tetapi dunia ini tidak mempunyai itu, jadi membuatnya terbiasa cukup sulit. Claire mulai menutup mata dan menghitung domba, lebih baik tidur dari pada berdiam diri seperti orang bodoh. Tetapi saat domba akan mengenai angka 100, gorden bangsalnya berkibar, Claire membuka mata dan melirik malas ke arah gorden. “Aku penasaran, waktu luangmu cukup banyak atau kau hanya orang malas yang cukup membuang waktu. Jadi urusan apa yang membuat raja iblis datang tanpa pengawalan?” Claire bangkit untuk duduk, dan iris emas yang mengintip memiliki lekukan senyum. “Tentu saja bertemu dengan istriku” bayangan hita

  • Red Clock   6

    Claire menatap langit-langit rumah sakit dengan helaan nafas yang panjang. “Apakah ini terlalu melenceng dari plot? Bukankah dia hanya umpan meriam? Lalu darimana si iblis itu mencicipi darahku? Tidakkah dia ingin membunuhku kenapa malah terikat padaku. Iblis sampah! Lihat saja kalu aku bertemu dengannya lagi, aku akan menginjak lehernya, menjambak rambutnya dan meludahinya! Cihh!” Claire menghentakkan kakinya kesal, melipat tangannya di dada. Pagi ini dia baru saja bangun dalam setengah bodoh, mengingat apa yang terjadi padanya lalu menyadari apa yang terjadi.Awalnya Claire ingin menciptakan efek kupu-kupu pada plot untuk menyelamatnya, sedikit saja, tetapi apa yang diabayangkannya malah efek ini sudah terbang jauh. Claire memikirkan apa saja yang harus dialakukan dimasa depan, kemungkinan besar apa yang sudah ia baca tidak akan sama dengan sekarang.Pentu terbuka pelan dirinya dengan ketukan. “Yo~, Kau tampak lebih baik” Dave masuk dengan sen

  • Red Clock   5

    “Sebentar lag- mereka datang” cahaya teleportasi satu persatu menyala dan orang-orang seraphim datang dengan jumlah yang banyak.Melihat keadaan berbalik, para iblis semakin mengencangkan senjata mereka, bersiap melakukan penyerangan dibawah perintah sang raja.“Daren kau datang tanpa sapaan, bukankah itu sedikit kasar? Aku ingat cangkir tehku tidak cukup digunakan memenuhi mulut orang-orangmu” implikasinya kedatangan mereka sangat tidak disambut.Raja iblis, tersenyum senang, menatap obsesif kearah Claire, iris emasnya hanya terus tertuju pada gadis itu, melihat mata itu. Ketua seraphim mengerutkan kening, dan berdiri menghalangi padangan Daren. Melihat padangannya terhalang Daren mengerut kesal.“Kau menghalang Ruth”“Dia adalah hal pertama yang tidak bisa kau sentuh, mundur atau aku tidak akan menahan diri”Daren mengumpat rendah, tetapi menyeringai selanjutnya. Dia menggigit jarinya, setete

  • Red Clock   4

    Claire meliriknya sebentar lalu tersenyum kecil “bagaimana melakukannya? Bukannya kita semua punya otak disini? Ops, aku lupa, kalian para iblis hanya punya otak di dengkul kalian”Jendral ibis berkepala babi meludah, menatapnya marah “ dasar mahluk rendahan! Beraninya menghina raja kami, kau harus di giling sampai hancur!!” Claire menatap kepala babi sebentar, gigi kuning, tubuh gemuk berkeringat, ugh. Mengingat makanan favoritnya, maka saat ini masuk dalam daftar hitam.Melangkah maju, pedang hitam Claire menghembuskan aura merah pekat, mengayunkan pedangnya menebas hidung babi, dan detik berikutnya rengekan babi datang. “Mahluk rendah, baraninya kau melaukan ini pelacur! Aku akan mencincangmu!” babi itu berlalri maju menuju Claire, pada langkah terakhir, melihat iblis babi datang mendekat. Claire bersiap menyerang, tetapi tebasan sebuah angin berhembus dan seketika cahaya perak, menebas iblis itu menjadi potongan-potongan ke

  • Red Clock   3

    Claire menghabiskan waktu paginya dengan melihat pemandangan sekitar. Sekilas dirinya benar-benar berda di layar CGI fantasi ala film holywood. Gunung tinggi, penuh pohon tinggi, bunga-bunga indah, dan jangan lupakan air terjun, -ah dan mahluk-mahluk kecil yang berterbangan, persisi seperti film-fim fantasi. Claire tak berhenti bergumam, tangannya berderak dan mengepal. “Ini terlalu indah!”Salahkan dunia yang pernah ia hidupi, penuh polusi, bangunan tinggi dimana-mana minim pepohonan. Claire merasa penyesalan kedatangannya diringankan. “Claire, apa yang kau lakukan? Tidak melakukan piket?”Claire berbalik menatap Sven, piket? Apakah ada? Claire panic, ia dtang dengan memori yang kurang baik, jangan katakan tentang piket, ia bahkan tidak tau piket apa yang akan dia lakukan. Yang pastinya piket ini berbeda dengan piket yang ada diduaniannya, dirinya harus melakukan sesuatu agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka.“Apakah ha

  • Red Clock   2

    Mata mereka masih saling menatap, dan Claire bersumpah, pria itu menyeringai dan mulai menjalankan mobilnya. “Kau melihatnya?” Sven dan Dave saling menatap.“Melihat apa?”Claire menatap keduanya. “Seseorang bisa melihat kereta kita.”“Jika bangsa immortal tentu saja bisa, kecuali manusia. lalu apanya yang aneh?”Calire memutar matanya kesal. Sven menatap Clire. “Yang berarti bukan keduanya. Kau tidak salah kan?”“Aku tidak mencium bau apapun darinya.”“Hidung mu beringus, itu pasti” Dave merapikan rambutnya, tak memperdulikan tatapan menusuk.“Dave.” Sven memberikan peringatan. Pria itu menghela nafas. Dave menatap keduanya.“Ada dua kemungkinan. Pertama, kau masih belum peka Claire, kau baru mengetahui dirimu sebulan yang lalu dan bergabung dengan kami 3 hari kemudian, yang berarti kau masih harus berlatih anak baru. Yang ked

  • Red Clock   1

    Hari telah menjelang malam, kota-kota di London mulai gelap, lampu-lampu kota sudah menunjukkan kesombongan cahanya, suara-suara ramai terus mengusik pendengaran. Mahluk malam yang nyata berlalu lalang didunia bawah, tak sedikit dari mereka akan menuju ke kota untuk mendapatkan santapan malam dari manusia-manusia tolol. Seperti saat ini, sepasang iblis berkuku tajam tersenyum penuh melihat seorang gadis yang berada di dalam sel mereka. Baru 15 menit tadi mereka medapatkan gadis kumuh ini di pinggir jalam werlands, salah satu tempat kumuh yang paling terkenal di London.“Hari ini kita akan makan enak Leli.” Si laki-laki terkikik puas, sedangkan si perempan –leli- tak kalah puas. Sejumput perasaan takut memenuhi benak gadis itu, ia merapatkan genggamannya disalah satu ujung bajunya, gemetar ketakutan, sesak dan penuh kepanikan. Jeruji itu terbuka, wajah menyeramkan dengan mulut yang penuh gerigi tajam yang panjang, mulai mendekat, tangan hitam yang pe

DMCA.com Protection Status