Home / Rumah Tangga / Rebutan Rumah Mertua / Bab 5. Si Baik Hati

Share

Bab 5. Si Baik Hati

Author: WN. Nirwan
last update Last Updated: 2025-03-13 18:43:31

Saat Risma membuka mata, wajah pertama yang dilihatnya adalah wajah Ratu. Mata gadis kecil itu sembab karena menangisi ibunya yang mendadak tak sadarkan diri.

“Bunda!” panggil Ratu sambil memeluk ibunya. Anak itu masih menangis. Dia pasti sangat ketakutan saat Risma masih pingsan.

Wajah berikutnya yang Risma lihat adalah tetangga kosnya. Apakah dia tidak lanjut bekerja dan menunggui Risma hingga sadar?

“Bu Risma istirahat dulu. Kalau sudah enakan, kita pulang saja.”

Risma hanya mengangguk sambil balas memeluk Ratu. Sesungguhnya, dia sendiri masih terguncang. Perasaannya seperti orang yang baru bangun tidur, bingung karena tidak tahu apa yang terjadi saat ia masih kehilangan kesadaran.

Kemudian, saat ingatan dan penglihatannya menjadi lebih jernih, Risma mulai menyadari keadaan di sekitarnya. Ia mengedarkan pandangan, melihat bahwa saat ini ia tengah berada di sebuah kamar, namun bukan kamarnya sendiri.

Setumpuk pakaian yang tergantung di balik pintu, jendela yang tidak dibuka sehingga udara terasa pengap, kasur tipis dengan sprei yang entah kapan kali terakhir diganti, kipas angin dengan baling-baling berdebu yang berputar perlahan dan bau tembakau yang cukup tajam. Itulah yang Risma lihat dan rasakan. Di manakah gerangan dirinya?

“Kita di kamar Om Raka, Bunda. Om Raka yang membawa Bunda untuk istirahat di sini,” jelas Ratu yang tampaknya mengetahui kebingungan Risma.

Risma merasa sangat malu usai mendengar penjelasan anaknya. Bisa-bisanya dia menilai keadaan seseorang yang telah menolongnya. Apakah ini teguran dari Allah agar ia tidak menilai orang lain dari penampilannya? Apakah bertahun-tahun hidup serba berkecukupan, telah membuat Risma menjadi sombong hingga Allah menegurnya sekeras ini?

“Ah, sudah bangun ibunya. Silakan, minum dulu.”

Suara seorang pria membuat tiga orang wanita di kamar, menoleh. Risma melihat seorang pria yang tampaknya seusia dengannya, tengah membawa teh hangat dan gorengan.

“Nanti kalau mau pulang, makan dulu. Saya sudah siapkan di meja di pojokan,” lanjut pria tersebut.

“Maaf sudah merepotkan, Pak Raka,” sahut tetangga kos Risma.

“Tidak apa-apa, Bu. Saya lega, ibunya ternyata tidak apa-apa.”

Risma menatap pria tersebut sambil tersenyum canggung. Oh, ini yang namanya Raka, pria yang menolongnya saat pingsan.

“Te-terima kasih…” ucap Risma pelan, nyaris seperti berbisik.

Pria bernama Raka tersebut mengangguk dan membalas, “saya tinggal dulu ke warung, ya. Permisi.”

Setelah Raka meninggalkan mereka, Risma bertanya pada anaknya.

“Jadi, sekarang kita di warungnya Pak Raka?”

“Iya, Bunda. Kalau Bunda lapar, ayo kita makan. Ratu juga sudah lapar,’ jawab Ratu sambil mengajak makan begitu saja. Dasar anak-anak.

“Tidak usah, kayaknya. Kita pulang saja, ya. Nanti makan di rumah. Jangan merepotkan Pak Raka lagi,” tolak Risma.

Rupanya, tetangga kos Risma juga menyetujui keinginan Risma. Sehingga hanya Ratu yang kecewa, tidak bisa makan di warung saat itu juga.

Saat beranjak meninggalkan kamar menuju ke warung di bagian depan, ketiga wanita itu melihat sebuah meja di salah satu sudut ruangan. Di atasnya terhidang makanan yang dijual di warung milik Raka. Ternyata benar, Raka sudah menyediakan makanan bagi mereka bertiga.

Raka yang baru saja melayani seorang pembeli, menghampiri mereka bertiga dengan ramah.

“Makan dulu, Bu, sebelum pulang,” kata Raka sambil menarik kursi-kursi untuk ketiga tamunya itu.

Risma saling memandang dengan tetangga kosnya. Mereka segan untuk merepotkan lebih jauh. Namun, akan sangat tidak sopan jika menolak undangan dari orang yang sudah sangat baik pada mereka.

Pada akhirnya, Ratu yang bersorak karena bisa makan dengan lauk lengkap lagi. Selama dua minggu ini, ia hanya makan sayur atau telur dadar. Itu pun satu telur harus cukup dibagi dengan ibunya untuk makan pagi, siang dan malam.

“Alhamdulillaah!” seru Ratu sambil mengambil tempat di depan meja. Matanya berbinar melihat lauk ayam dan ikan yang menjadi makanan mewah setelah ia meninggalkan rumah ayahnya.

Risma menegur putrinya agar menjaga sikap, namun Raka hanya tersenyum.

“Tidak apa-apa, Bu,” kata Raka. “Saya senang, bisa menjamu walaupun sederhana.”

Sambil menahan malu, Risma memakan suguhan dari Raka. Sesekali ia menengok Raka yang kembali melayani konsumen yang mendatangi warungnya. Dalam hati berdoa, semoga orang baik hati itu dilimpahi rezeki dan kesehatan oleh Allah.

***

“Abang? Abang, ditunggu Bapak dan Ibu. Sudah siap, katanya,” kata Rika sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Ronny sudah berada di dalam kamar mandi sejak tadi, namun belum keluar juga. Alasannya sakit perut hingga bolak-balik buang air besar. Padahal, sebelumnya ia terlihat baik-baik saja.

“Sebenarnya Abang makan apa, sih? Kok mendadak sakit perut begini? Siapa yang menyetir mobil kalau Abang sakit begini? Apa minta tolong supir kita, Pak Rusdi saja?” tanya Rika.

Pintu kamar mandi akhirnya terbuka dari dalam. Ronny menyembulkan kepalanya. Ia menempelkan telunjuk di depan bibir, isyarat meminta agar Rika diam.

“Bapak dan Ibu mau mencari Risma dan Ratu. Jadi Abang pura-pura sakit saja, supaya tidak disuruh mengantar,” jelas Ronny kesal.

“Astaga. Maaf, aku tidak tahu,” balas Rika. “Ya sudah, aku harus bagaimana biar Bapak dan Ibu tidak jadi berangkat?”

Ronny berpikir sejenak, lalu berkata, “kau alihkan saja perhatian Bapak dan Ibu. Biar aku yang beraksi. Aku akan keluar melalui pintu belakang.”

Meskipun kurang paham, Rika mengangguk saja. Ia bergegas keluar kamar untuk menemui kedua mertuanya yang sedang menunggu di ruang depan.

“Maaf, Pak, Bu. Abang masih buang air besar. Sudah empat kali. Tidak tahu dia makan apa, sampai sakit perut seperti itu,” ujar Rika sambil mendudukkan diri di depan kedua mertuanya.

“Astaga. Apa kita tunda saja dulu, Pak? Kasihan anak kita,” sergah Rukmini pada suaminya.

“Sekarang, keadaan Ronny bagaimana? Sudah diberi obat?” tanya Rahmat pada Rika.

“Sudah. Tinggal menunggu obatnya bekerja, Pak.”

Rahmat menoleh pada Rukmini, “kalau Ronny sudah baikan, kita bisa berangkat. Biar Rika yang menemani di sini. Nanti kita minta tolong Pak Rusdi saja untuk menyetir ke sana.”

Rika tersentak. Gawat. Bisa ketahuan nanti, bahwa Risma diusir, bukan pergi dengan keinginan sendiri. Meskipun Ronny sudah mengancam para pekerja di rumahnya agar tutup mulut perihal pengusiran Risma, bisa saja diam-diam Rusdi memberitahukan kejadian sebenarnya saat menyetir ke rumah peninggalan orang tua Risma.

“Rika, tolong panggilkan Pak Rusdi. Bilang, kami mau berangkat ke rumah lama Bu Risma,” suruh Rukmini.

Dengan ragu, Rika berjalan ke belakang rumah, mencari supir yang sudah bekerja untuk keluarga selama sepuluh tahun tersebut. Sedangkan Rahmat dan Rukmini sendiri sudah menuju garasi untuk menunggu di sana.

Namun, belum sempat Rika menemui Rusdi, Rika dikejutkan oleh teriakan kemarahan Rahmat yang berasal dari garasi.

“SUBHANALLAH!! APA YANG TERJADI DENGAN MOBIL-MOBIL INI?!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 6

    Rika yang terkejut, buru-buru menuju garasi. Hal pertama yang ia lihat adalah Rahmat yang berkacak pinggang dengan wajah memerah. Sementara Rukmini menutup mulut dengan mata mengarah pada tiga mobil milik mereka sekeluarga di garasi. Pada awalnya, Rika tak mengerti, apa yang terjadi pada mobil-mobil tersebut. Namun, setelah melihat ke bagian bawah, barulah ia paham, mengapa mertuanya bereaksi seperti itu. Setengah dari seluruh ban ketiga mobil tersebut kempes! Keenam buah ban yang dirusak tersebut, dirobek dengan menggunakan benda tajam. Jelas ada seseorang yang sengaja merusak ban-ban mobil tersebut. Rika langsung teringat pada rencana Ronny. Ternyata ini yang Ronny maksud. Rupanya, suaminya itu selain licik, bisa bergerak cepat juga. Tanpa sadar, Rika tersenyum tipis. Dengan begini, mertuanya tidak akan bisa mencari Risma. Kalau perlu, sel

    Last Updated : 2025-03-29
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 7

    Setelah pingsan saat memulung, Risma terpaksa beristirahat selama satu hari untuk memulihkan diri. Hanya Ratu yang menemani karena tetangga kos Risma tetap berjalan untuk memulung. Keesokan harinya, saat Risma sudah sehat, ia kembali memulung bersama tetangganya yang baik hati. Ratu bersikeras menemaninya, khawatir jika Risma mendadak sakit lagi. Rute yang mereka lalui untuk memulung, berbeda setiap harinya. Namun yang pasti, mereka akan melalui daerah-daerah yang ramai karena biasanya lebih mudah memperoleh sampah yang masih bisa dijual. “Bunda, kita akan lewat di depan warung Om Raka lagi, ya?” kata Ratu saat melihat bahwa gerobak yang mereka bawa tengah berada di jalan dekat warung makan milik Raka berada. “Iya, memangnya kenapa?” jawab Risma. “Siapa tahu, Om Raka mau mentraktir makan ayam lagi. Makanannya enak-enak, Bunda,” ha

    Last Updated : 2025-03-29
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 8

    Butuh waktu dua hari untuk mengganti ban-ban yang telah dirusak. Ronny memang sengaja tidak melibatkan Rusdi agar ia terlihat kerepotan. Sehingga, rencana untuk mencari Risma dan Ratu, agak terlupakan. Selama itu pula, Rahmat lebih sering marah-marah karena tidak bisa menerima perlakuan itu. Rukmini harus sering-sering membujuknya agar bersabar. Rika mengambil kesempatan tersebut untuk menambah kedekatan Razka dengan kakek dan neneknya. Setiap kali ia melihat Rahmat hendak marah-marah karena mengingat apa yang terjadi pada mobil-mobilnya, jika Razka sedang terjaga, Rika akan menyodorkan putranya untuk membuat kakeknya lebih tenang. “Tuh, Razka…. Kakek lagi ngapain, tuh…. Mau main?” “Razka mau main dengan Kakek. Boleh, ya, Kek?” “Kakek… Razka sudah bisa merangkak, loh. Lihat, lihat, Kek.”

    Last Updated : 2025-03-29
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 9

    Rika kembali tersentak. Kamar kosong itu artinya kamar yang dahulu pernah dihuni oleh Risma dan Ratu. Untuk apa Rahmat menyuruh menempatkan CCTV di sana? “Kamar Risma dan Ratu itu sekarang kosong, jadi Bapak pikir harus dipantau sering-sering. Siapa tahu, orang yang kemarin merusak ban mobil kembali ke sini dan bersembunyi di sana. Biar kita gampang menangkapnya,” kata Rahmat pada Rika. Rika terdiam. Ia hanya bisa menyaksikan para kru bekerja dengan diawasi oleh Rahmat. Pasrah. *** Ratu tampak kecewa karena hari ini, mereka lagi-lagi tidak melewati warung makan milik Raka. Dia tentu mengharapkan es teh yang segar dinikmati pada siang hari seperti ini. “Sabar ya, Nak. Kalau hari ini kita dapat uang lebih, Bunda belikan es teh,” janji Risma untuk menghibur Ratu. Ratu hanya mengangguk lemah. Langkahnya makin gontai, buah kekecewaan karena

    Last Updated : 2025-03-30
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 10

    Sudah lima hari berlalu setelah insiden perusakan ban mobil di kediaman Rahmat sekeluarga. Rahmat sendiri mulai mengikhlaskan peristiwa itu. Bagi Ronny, hal ini berbahaya. Sebab, itu berarti ayah dan ibunya akan kembali memusatkan perhatian dalam upaya mencari keberadaan Risma dan Ratu. Apalagi Rukmini mulai sakit-sakitan karena memikirkan cucu perempuannya. Keberadaan Razka memang menghiburnya, namun Rukmini juga tetap merindukan cucu perempuannya. “Kau ini ayahnya, Ronny. Anak perempuanmu hilang entah ke mana, kau malah santai-santai di sini,” semprot Rukmini saat ia sudah tak tahan lagi melihat Ronny yang seolah tak peduli keberadaan anak pertamanya. “Bu, aku tadinya mau lapor polisi. Tapi kalau aku lapor, sama dengan membuka aib sendiri. Ibu tahu ‘kan, alasan mengapa Risma dan Ratu pergi dari rumah ini,” kilah Ronny dengan segala dustanya. “Apa pun alasannya, kau tetap harus menca

    Last Updated : 2025-03-30
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 11

    Dua orang anak yang sedang bermain, mendongak ke Rukmini. Anak yang lebih tua berlari masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, dia kembali bersama seorang wanita yang tampaknya adalah ibunya. “Assalamu ‘alaikum,” ulang Rukmini. “Risma-nya ada, Bu?” Wanita yang sebaya dengan Rukmini itu membalas salam sambil mengerutkan kening. Bingung. “Risma, pemilik rumah ini? Anaknya perempuan. Ratu, namanya,” tambah Rukmini. Setelah melihat berbagai perubahan di rumah sederhana tersebut, Rukmini bersikap hati-hati. “Bu Risma? Oh, maksud Ibu, pemilik rumah ini sebelumnya?” balas wanita itu akhirnya. Rupanya dia mengenal Risma. “Iya, pemilik rumah ini. Ibu kenal?” sela Rahmat. “Hanya bertemu beberapa kali di kantor notaris, Pak. Dua tahun lalu, waktu suami saya membeli rumah ini dari Bu Risma,” jawab wanita tersebut. Rahmat d

    Last Updated : 2025-03-30
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 12

    Hari ini, seperti biasa, Risma, Ratu dan tetangga kos mereka menyusuri jalan untuk memungut sampah yang masih bisa dijual kembali. Meskipun agak murung, Ratu tetap mengikuti ibunya. Membantu Risma dan tetangga kos mereka bekerja mencari nafkah. “Kenapa, Nak?” tanya Risma, menyadari bahwa ada yang tidak biasa dengan Ratu. “Tidak apa-apa, Bunda. Ratu hanya….” Kalimat Ratu menggantung saat kedua bola matanya menangkap benda-benda tertentu yang teronggok di sebuah tempat sampah yang tengah ia periksa. Seketika sepasang mata itu berbinar cerah. “Bunda! Ini boleh untuk Ratu saja?!” kata Ratu sambil menunjukkan apa yang ia temukan. Risma dan tetangga kosnya tercengang. Benda yang ditunjukkan oleh Ratu adalah setumpuk buku pelajaran sekolah dasar yang sebagian kertasnya sudah lenyap karena robek atau lepas. “Buat Ratu saja, ya, Bunda,” ulang Ratu. “I-iy

    Last Updated : 2025-03-31
  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 13

    Akan tetapi, saat mereka bertiga melalui warung makan milik Raka, Ratu harus menelan kekecewaan. Warung sederhana itu tampak lengang. Sebuah papan bertuliskan ‘TUTUP’ tergantung pada pintu masuknya. Raka pun tak terlihat di sekitar warungnya. Barangkali ia sedang berada di kamarnya di bagian belakang warung. Atau memang sedang berada di luar. Entahlah. “Jangan terlalu berharap, Nak. Rezeki itu Allah yang mengatur. Hari ini kelihatannya rezeki kita bukan di warung makan Pak Raka,” kata Risma, menasihati sekaligus menghibur putrinya. Meskipun agak lega karena tidak perlu bertemu dengan Raka, tak ayal Risma merasa sedih karena melihat putrinya kecewa. “Iya, Bunda,” balas Ratu lesu. Pupus sudah harapannya untuk menikmati hidangan enak dari om yang tidak pelit berbagi itu. “Mau makan bekalnya lagi? Yang tadi belum habis, ‘kan?” sela tetangga kos Risma, mengalihkan perhatian Ratu untuk ikut menghiburnya.

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 35

    "Kenapa sih, Mas Raka? Takut pandangan miring orang-orang?" goda Risma."Iya. Kok kesannya aku ini menikahimu karena harta. Aku tidak enak hati. Termasuk pada 'mereka'," sungut Raka."'Mereka'? Duh, suamiku ini baik banget orangnya. Perasaan orang jahat juga dipikirkan segala. Jadi makin cinta, deh," kata Risma lalu mencium pipi Raka.Wajah Raka bersemu. Ia berdiri usai menyelesaikan sarapannya."Aku pamit, mau ke warung," kata Raka sambil menyambar kunci motornya."Aku temani saja. Bantu-bantu. Bosan di rumah," sahut Risma, ikut berdiri.

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 34

    Sudah dua hari berlalu setelah Risma dan Ratu berhasil ditemukan. Kepulangan mereka ke rumah Rahmat dan Rukmini, membawa kebahagiaan bagi pasangan suami istri yang sudah tua tersebut, sekaligus menguak berbagai hal yang mengejutkan.Pada awalnya Rahmat dan Rukmini berusaha membujuk agar Risma tidak bercerai dengan Ronny. Sebaliknya, mereka menginginkan agar Rika-lah yang keluar dari rumah itu."Tapi Pak, Bu, saya tidak bisa lagi menerima Bang Ronny sebagai suami saya. Cinta dan harapan padanya sudah tidak ada lagi," jelas Risma saat mereka berkumpul di ruang tengah.Ronny dan Rika sendiri masih ditahan di kantor polisi atas laporan percobaan penculikan atas Ratu. Rahmat dan Rukmini sengaja membiarkan mereka di sana agar da

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 33

    Rusdi menatap istrinya. Ratih mengangguk sebagai balasannya. Rusdi kembali menatap majikannya.Maka, meluncurlah pengakuan Rusdi mengenai apa yang terjadi. Rahmat duduk mendengarkan sambil sesekali menghela napas.Usai mendengar penjelasan Rusdi, Rahmat memberi perintah."Beri tahu Ibu tentang ini. Bilang juga, kalau mau ikut, kita berangkat mencari Ratu dan Mbak Risma sekarang," perintahnya pada Ratih."Baik, Pak Rahmat," balas Ratih. Ia lalu mencari Rukmini yang sedang memasak di dapur.

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 32

    Ratu tidak tahu, sudah berapa lama ia menunggu di dalam kamar kos-kosan. Bunda menyuruhnya menunggu hingga Bunda bisa menjemputnya. Tapi, ini sudah terlalu lama.Ratu mondar-mandir di dalam kamar, menunggu dengan gelisah. Ia tidak tahu, berapa lama sudah berlalu sejak ia berhasil lari dari kejaran Tante Rika dan meminta tolong pada para penghuni kos lainnya. Ratu tak punya jam, arloji atau ponsel agar dapat mengetahui waktu.Sudah terlalu lama. Juga terlalu sepi. Ke mana orang-orang? Apakah mereka berhasil menolong Bunda?Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu. Ratu terkesiap, tidak berani bersuara. Apakah itu Bunda? Atau justru Ayah dan Tante Rika?

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 31

    Plak! Plak!Risma terhuyung karena tamparan itu. Ronny merangkul pinggangnya, lalu menarik istri tuanya itu untuk dibawa ke mobil."Kejar Ratu. Abang tunggu di mobil," perintahnya pada Rika yang penampilannya kini acak-acakan."I-iya, Bang," balas Rika sambil meringis menahan sakit, lalu mengejar Ratu yang sudah menghilang di balik sebuah belokan jalan.Sambil berlari, Ronny menggendong Risma yang masih pusing. Saat istri pertamanya itu mulai pulih, ia kembali melawan hingga ia dan Ronny jatuh bersama-sama menimpa jalanan.Risma segera bangkit dan berlari menuju ke ko

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 30

    Ronny dan Rika terus membuntuti dua orang yang mereka yakini sebagai Risma dan Ratu tersebut. Saat kedua orang itu berbelok menuju ke jalanan yang lebih kecil, tidak ramai dan agak gelap, Ronny memarkir mobilnya."Kita jalan kaki saja. Sorot lampu mobil akan bikin kita ketahuan," kata Ronny.Pasangan suami istri itu pun turun untuk melanjutkan perburuannya. Sayup-sayup, mereka bisa mendengar suara-suara yang sudah sebulan ini tidak mereka dengar."Bunda jangan marah ke Om Raka lagi. Kasihan Om Raka.""Bunda tidak marah, Nak.""Terus, siapa dong yang marah?"

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 29

    Rika merasa kesal dan marah pada suaminya. Alih-alih menemukan Ratu dan Risma, mereka ternyata mendapatkan informasi yang salah. Anak yang disebut sebagai Ratu itu, ternyata anak lain yang berpenampilan mirip. Sedangkan pria yang disebut-sebut sebagai penculik atau pacar Risma, adalah ayah dari anak yang disangka sebagai Ratu tersebut.Akibatnya, saat mereka mencari hingga ke alamat yang Ronny dapatkan, keduanya tidak mendapatkan apa-apa. Bahkan, ayah si anak yang dituduh sebagai pacar Risma, murka dan nyaris memukul Ronny yang sebelumnya petantang petenteng di lingkungan rumah orang.Beruntung Ketua RT setempat melerai keributan itu. Ia meminta agar Ronny dan Rika meninggalkan lokasi untuk mencegah keributan lebih jauh."

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 28

    Walaupun Risma sudah menduganya, tak ayal pengakuan Raka membuat pikirannya terbebani. Meskipun tak lantas mengganggu pekerjaannya, Risma jadi lebih banyak diam.Raka sendiri juga demikian. Dia menjadi lebih kaku saat berbicara dengan Risma. Mereka jadi seperti dua orang yang sedang bermasalah. Padahal, hanya perkara pengakuan cinta yang datang di masa dewasa.Risma sendiri sudah menduga, alasan di balik kebaikan dan pengorbanan Raka untuknya dan Ratu. Namun setelah mendengarnya dari mulut Raka sendiri, ia tetap merasa sulit untuk menerimanya.Bukan hanya karena Risma merasa berutang budi karena Raka terlalu baik. Risma juga merasa bahwa ia tidak pantas menerima kebaikan Raka yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dir

  • Rebutan Rumah Mertua   Bab 27

    Sayangnya, saat itu, wanita yang membuat hatinya seperti hendak meloncat keluar itu tampak sedang kepayahan. Ia lemas dan kesulitan berjalan. Hingga pada satu titik, ia tumbang."Subhanallah!" seru Raka. Warung siang itu sedang ramai, tapi Raka tak peduli lagi. Ia melesat ke jalan untuk menolong wanita yang telah menggugah hatinya itu.***Nama wanita yang menarik perhatian Raka itu adalah Risma. Sedangkan anak perempuan yang bersamanya itu adalah Ratu, putri satu-satunya.Setelah menolong Risma, Raka tidak tahu apa-apa tentang kehidupannya. Pertemuan demi pertemuan selanjutnya membuat Raka mulai mendapatkan informasi sedikit demi sedikit tentang Risma dan Ratu.Bahkan saat Risma mulai bekerja pada Raka, wanita itu belum sepenuhnya berterus terang pada Raka mengenai siapa dirinya dan kehidupannya sebelum menjadi pemulung.Raka pun tak memaksa Risma untuk bicara. Cinta membuatnya memahami pilihan Risma untuk menyembunyikan masa la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status