Aldo Pratama adalah seorang pria berusia 29 tahun, dengan penampilan yang sering kali terlupakan orang. Rambut hitam pendeknya selalu rapi, tetapi tidak mencolok. Ia memakai kacamata dengan bingkai hitam sederhana, dan wajahnya, meski cukup tampan, sering terlihat lelah. Mungkin karena kantong matanya yang mulai membesar akibat terlalu sering begadang.
Aldo tinggal di Kota Arkavia, sebuah kota besar dengan pemandangan gedung-gedung tinggi dan jalan raya yang selalu sibuk. Kota ini adalah pusat teknologi di wilayahnya, tempat di mana inovasi dan kesibukan bertemu. Namun, bagi Aldo, Arkavia adalah tempat di mana rutinitas menelan kehidupan. Ia bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan teknologi bernama Nexora Tech, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perangkat lunak untuk kebutuhan korporasi.
Hari-hari Aldo selalu dimulai dengan bunyi alarm pukul enam pagi yang ia matikan setelah tiga kali tunda. Ia kemudian menyeret diri keluar dari tempat tidur, membuat secangkir kopi hitam, dan menyalakan televisi untuk mendengarkan berita lokal di saluran Arkavia News. Pagi itu, berita utama berbicara tentang rencana pembangunan jalur kereta bawah tanah baru yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan kota. Aldo hanya mendengarkan dengan setengah hati sambil menyelesaikan kopinya.
Kereta layang Arkavia, yang dikenal dengan nama Arkavia Rail, menjadi alat transportasi andalan Aldo setiap pagi. Kereta ini selalu penuh sesak dengan para pekerja, siswa, dan orang-orang yang bergegas menuju rutinitas harian mereka. Di dalam kereta, Aldo biasanya menatap kosong ke luar jendela, melihat bayangan gedung-gedung tinggi yang melesat cepat. Kadang-kadang, ia bertanya-tanya apakah hidupnya hanya tentang bangun, bekerja, pulang, dan mengulang siklus yang sama.
Setibanya di kantor Nexora Tech, Aldo langsung menuju meja kerjanya. Kantornya terletak di lantai 32 Menara Polaris, gedung pencakar langit yang menjadi ikon kota Arkavia. Kantornya terlihat seperti kebanyakan kantor teknologi modern lainnya: meja-meja dengan komputer berderet rapi, ruang meeting dengan dinding kaca, dan sudut-sudut yang dilengkapi beanbag untuk "zona santai." Namun, bagi Aldo, semuanya terlihat seperti pemandangan yang membosankan. Meja kerjanya terletak di sudut ruangan, cukup jauh dari hiruk pikuk rekan-rekannya. Ia lebih suka seperti itu, meskipun sesekali ia merasa terisolasi.
Hari itu, seperti biasa, Aldo membuka email di laptopnya. Email pertama berasal dari bosnya, Pak Arman, dengan subjek yang membuat Aldo menghela napas panjang: "BUG REPORT: PRIORITAS TINGGI". Isi email itu meminta Aldo memperbaiki modul login di sebuah aplikasi klien yang menyebabkan error ketika pengguna mencoba mengakses dashboard. "Bug ini harus diperbaiki sebelum jam lima sore," bunyi pesan itu.
Aldo tidak kaget. Ini bukan kali pertama ia menerima tugas mendadak seperti itu. Dalam pikirannya, Nexora Tech hanya memandang programmer sebagai mesin pemecah masalah. Tidak ada ruang untuk kreativitas, hanya debug, debug, dan debug lagi.
"Aldo, lo dapet email dari Pak Arman juga?" tanya seorang rekan kerja, Sita, yang baru saja duduk di meja sebelahnya. Sita adalah salah satu dari sedikit orang yang cukup dekat dengan Aldo. Dengan rambutnya yang selalu diikat rapi dan sikapnya yang ramah, Sita sering menjadi satu-satunya alasan Aldo bisa bertahan di kantor ini.
"Iya," jawab Aldo singkat, sambil mengetik sesuatu di keyboardnya. "Seperti biasa, bug lagi."
Sita tertawa kecil. "Kayaknya hidup kita nggak jauh-jauh dari bug, ya. Gue juga dapet tugas buat ngecek modul lain yang mereka bilang bisa bikin sistem crash."
Aldo hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. Namun, di dalam hati, ia merasakan kegelisahan. Ia menyukai dunia pemrograman, tetapi ia merasa pekerjaan ini telah merampas semangatnya. Dulu, saat masih kuliah di Universitas Orliana, ia bermimpi menciptakan sesuatu yang revolusioner—sebuah perangkat lunak yang benar-benar bisa mengubah hidup banyak orang. Namun, sekarang ia hanya merasa seperti roda kecil di mesin besar yang tak berujung.
Makan siang tiba, dan Aldo serta Sita memutuskan makan di kantin kantor. Saat mereka menyantap nasi goreng dan minuman dingin, Sita mencoba membuka obrolan. "Lo pernah mikir nggak, Do, kalau kerja kayak gini terus, apa yang bakal kita capai dalam lima tahun ke depan?"
Pertanyaan itu membuat Aldo terdiam sejenak. Ia memandang piringnya, lalu menjawab, "Gue nggak tahu, Sit. Kadang gue mikir, gue cuma jalanin hidup, nggak benar-benar hidup."
Sita mengangguk pelan. "Mungkin lo butuh bikin sesuatu buat diri lo sendiri. Lo kan jago coding, kenapa nggak coba bikin sesuatu yang seru? Kayak proyek pribadi."
Kata-kata itu terus terngiang di kepala Aldo bahkan setelah makan siang usai. Ia kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan memperbaiki bug yang diminta, tetapi pikirannya melayang ke ide-ide yang pernah ia tinggalkan. Ia teringat impiannya menciptakan sesuatu yang benar-benar unik, sesuatu yang bisa membuat hidup lebih menarik.
Ketika jam kerja selesai, Aldo pulang dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia lelah dengan rutinitas harian yang membosankan. Di sisi lain, kata-kata Sita seperti memberikan dorongan baru. Ia ingin mencoba sesuatu yang berbeda.
Malam itu, setelah makan malam dan mandi, Aldo duduk di depan laptopnya. Ia membuka editor kode yang sudah lama tidak ia gunakan untuk proyek pribadi. Sebuah ide mulai terbentuk di kepalanya. Bagaimana jika hidup ini bisa dijalani seperti sebuah game? Bagaimana jika ada sistem level, misi, dan penghargaan yang membuat segalanya terasa lebih menyenangkan?
Aldo mulai mengetik baris demi baris kode. Ia merancang sistem sederhana yang bisa mengubah rutinitasnya menjadi sesuatu yang lebih menarik. Ia menetapkan bahwa setiap tugas sehari-hari akan menjadi "misi," dan setiap misi yang diselesaikan akan memberikan poin pengalaman (XP). Semakin banyak poin yang terkumpul, semakin tinggi levelnya.
Kode itu belum sempurna, tetapi Aldo merasa bersemangat untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Namun, rasa lelah mulai menyerang. Jam di layar menunjukkan pukul dua pagi, dan matanya sudah sulit dibuka. Akhirnya, Aldo tertidur di depan laptopnya, dengan program yang masih berjalan.
Malam itu, di luar apartemen Aldo, sebuah meteor kecil melesat di langit Arkavia. Meteor itu jatuh jauh di pinggir kota, tetapi dampaknya terasa hingga ke jaringan listrik. Laptop Aldo, yang masih menyala, tiba-tiba menerima lonjakan energi aneh dari meteor itu. Kode yang ia tulis mulai berubah, seolah memiliki nyawa sendiri. Namun, Aldo tidak menyadari apa yang terjadi.
Ketika pagi tiba, Aldo terbangun dengan rasa kantuk yang berat. Ia memandang layar laptopnya, yang sekarang menampilkan pesan aneh: "Selamat datang di Level 1. Misi Anda dimulai."
Aldo terbangun pagi itu dengan tubuh yang terasa kaku. Lehernya sakit karena posisi tidur yang aneh, bersandar di meja kerjanya sepanjang malam. Cahaya dari layar laptop yang masih menyala menyilaukan matanya yang belum sepenuhnya terbuka. Ketika ia menatap layar, sebuah pesan aneh yang tidak ia ingat menuliskannya terpampang jelas:"Selamat Datang di Level 1. Misi Anda Dimulai."Aldo mengerutkan kening. Ia mengingat malam sebelumnya, saat ia menulis kode untuk proyek pribadi tentang sistem gamifikasi dalam kehidupan. Namun, ia yakin tidak pernah menambahkan fitur pesan semacam itu. Dengan rasa penasaran, Aldo membaca pesan itu lagi. Ia mencoba membedah kodenya, tetapi tidak menemukan apa pun yang mencurigakan."Bug? Atau mungkin aku lupa menyimpannya sebelum tertidur?" pikir Aldo sambil meregangkan tubuh.Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, dan Aldo tahu ia harus bergegas jika tidak ingin terlambat ke kantor. Ia mematikan laptopnya, menyimpan kebingungan itu untuk nanti. Setelah mandi
Malam itu, Aldo tidak bisa tidur nyenyak. Pesan terakhir yang muncul di laptopnya—“Bersiaplah. Perjalanan baru akan dimulai.”—terus terngiang di kepalanya. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanya glitch dalam program, sebuah kesalahan kode yang tidak sengaja ia buat. Namun, bagian kecil dalam dirinya merasa bahwa ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar.Pagi harinya, Aldo bangun dengan kepala yang sedikit berat. Sinar matahari menembus tirai apartemennya di Arkavia Heights, memberikan sedikit ketenangan di tengah kebingungannya. Ia bangkit dari tempat tidur dan menyalakan laptopnya. Program itu tetap berjalan, dengan layar utama menampilkan statistik aneh: “Level 1. XP: 65/100. Misi Berikutnya Tersedia.”“Misi berikutnya?” Aldo menggumam, memiringkan kepala. Ia memutuskan untuk membaca misi itu sebelum memulai harinya.“Misi: Temukan item misterius di lingkungan sekitar. Petunjuk: Terkubur di bawah benda yang sering terabaikan.”Aldo menatap layar itu dengan bingung. Ap
Aldo dan Sita meninggalkan ruang server dengan kepala penuh tanda tanya. Chip Aetherium, hologram peta kota Arkavia, dan misi untuk menemukan "sumber energi utama" di Menara Polaris semuanya terasa seperti bagian dari plot game RPG yang aneh. Namun, Aldo tahu ini bukan game biasa. Apa pun yang ia temukan telah melampaui apa yang ia rancang dalam programnya."Jadi, lo serius mau ikutin ini, Do?" tanya Sita sambil berjalan di samping Aldo menuju lift.Aldo mengangguk. "Iya, Sit. Gue nggak bisa diam aja. Kalau ini beneran nyata, gue harus tahu apa yang terjadi."Sita menghela napas. "Oke, gue ikut. Tapi kita harus hati-hati. Kalau ada yang aneh, kita cabut."Ketika mereka kembali ke lantai kantor mereka, Aldo tidak langsung menuju mejanya. Ia membuka laptopnya di sudut ruangan yang jarang dikunjungi orang. Ia ingin memeriksa lebih dalam apa yang terjadi dengan programnya.Saat ia membuka kode program, baris-baris baru kembali muncul. Kali ini, kode tersebut tampak seperti skrip otomatis
Setelah berhasil keluar dari lantai 48, Aldo dan Sita kembali ke lantai kantor mereka dengan napas yang masih tersengal. Wajah mereka menampilkan kelelahan dan kebingungan. Namun, di balik semua itu, ada juga rasa penasaran yang tidak bisa mereka abaikan. Apa yang sebenarnya mereka temukan di Menara Polaris, dan apa arti dari sinkronisasi energi yang terus meningkat?Aldo menyalakan laptopnya begitu mereka tiba di meja kerja. Ia membuka peta yang sebelumnya ditampilkan oleh hologram di lantai 48. Peta itu menunjukkan titik terang di beberapa lokasi di Kota Arkavia, termasuk satu titik besar yang berada di luar Menara Polaris. Lokasi itu menarik perhatian Aldo."Ini dia," kata Aldo sambil menunjuk layar. "Titik ini adalah tujuan kita berikutnya."Sita memandang layar itu dengan serius. "Lo yakin kita harus ke sana? Kita bahkan nggak tahu apa yang bakal kita temuin."Aldo mengangguk. "Gue nggak tahu apa yang ada di sana, tapi ini satu-satunya petunjuk yang kita punya. Gue rasa ini lebih
Cahaya terang yang memancar dari portal perlahan-lahan memudar. Aldo membuka matanya dengan perlahan, merasa pusing dan kehilangan keseimbangan. Ia berada di tempat yang sama sekali berbeda—sebuah ruangan besar dengan dinding kaca yang memantulkan cahaya lembut biru. Lantai ruangan itu tampak seperti logam mengkilap, sementara simbol-simbol yang sama dengan portal sebelumnya terukir di sepanjang dinding.Sita, yang berdiri tidak jauh dari Aldo, tampak bingung tetapi berusaha tetap tenang. "Do, ini di mana? Apa kita masih di Kompleks Solaris?"Aldo memandang sekeliling dengan hati-hati. "Gue nggak tahu, Sit. Tapi sepertinya kita... nggak lagi di tempat yang sama."Sebelum mereka sempat berkata lebih banyak, sebuah suara lembut namun elektronik terdengar di ruangan itu."Selamat datang di Zona Awal. Sistem telah diaktifkan. Anda adalah Pengguna Utama. Sinkronisasi lengkap. Harap siapkan diri untuk pelatihan."Aldo dan Sita saling pandang. Suara itu terasa sangat familiar bagi Aldo—suara
Aldo dan Sita meninggalkan ruangan pelatihan dengan langkah hati-hati, menyusuri koridor panjang yang diterangi lampu biru redup. Meskipun suasana terasa hening, pikiran mereka dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang belum terjawab. Apa sebenarnya tujuan dari sistem ini? Mengapa mereka dipilih untuk berinteraksi dengan sesuatu yang jelas-jelas lebih besar dari diri mereka?"Do," Sita memecah keheningan, "Gue nggak bisa berhenti mikirin soal ini. Kalau sistem ini bisa mengendalikan energi di seluruh Arkavia, kenapa nggak ada yang tahu tentang keberadaannya?"Aldo mengangguk. "Gue juga mikir begitu. Kayaknya sistem ini sengaja dirahasiakan. Tapi pertanyaannya, kenapa baru sekarang muncul? Dan kenapa kita yang terlibat?"Mereka akhirnya sampai di pintu keluar koridor, yang membawa mereka kembali ke Zona Awal. Dinding-dinding kaca memantulkan bayangan mereka, sementara hologram peta Arkavia tetap menyala di tengah ruangan. Titik-titik bercahaya di peta masih ada, dengan satu titik besar yan
Aldo terbangun pagi itu dengan perasaan aneh. Semua yang ia alami semalam—portal energi, misi pertama mereka, dan sinkronisasi energi di Distrik Selatan—terasa seperti mimpi. Namun, saat ia membuka laptopnya, jendela status baru muncul di layar, mengingatkannya bahwa ini adalah kenyataan.Layar itu menampilkan statistik Aldo secara mendetail:Nama: Aldo PratamaProfesi: Pengguna SistemLevel: 2XP: 115/200Statistik:Kesehatan: 100Kekuatan: 10Agility (Kelincahan): 12Intelligence (Kecerdasan): 15Stamina: 8Kemampuan Aktif:Analisis Sistem (Level 1 - 25/100 penggunaan untuk naik level)Pemetaan Lokasi (Level 1 - 15/100 penggunaan untuk naik level)Poin Statistik yang Belum Didistribusikan: 5Aldo membaca deskripsi itu dengan saksama, terutama bagian tentang Poin Statistik yang Belum Didistribusikan. Ia tidak menyadari sebelumnya bahwa setiap kenaikan level memberinya lima poin untuk meningkatkan kemampuan dasarnya.“Jadi, ini benar-benar seperti game,” gumam Aldo sambil menggeser kur
Setelah meninggalkan Zona Awal, Aldo dan Sita berjalan melintasi jalanan kota Arkavia menuju Distrik Timur. Misi baru mereka tampak lebih menantang, tetapi Aldo merasa sedikit lebih percaya diri setelah memahami sistem statistik dan kemampuannya. Ia juga menyadari sesuatu yang berbeda sejak terakhir kali: ia tidak perlu lagi menggunakan laptop untuk mengakses sistem.Setiap kali ia berpikir tentang statusnya atau ingin menggunakan kemampuan tertentu, layar holografik muncul di depan matanya, seolah-olah terintegrasi langsung dengan pikirannya."Jadi lo nggak butuh laptop lagi?" tanya Sita sambil berjalan di sampingnya. Wajahnya penuh rasa ingin tahu.Aldo mengangguk. "Iya. Entah gimana, sistem ini kayak langsung terhubung ke gue. Gue tinggal mikirin apa yang gue mau, dan itu langsung muncul."Sita menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Ini makin gila aja, Do. Tapi di sisi lain, ini juga bikin lo lebih fleksibel."Aldo tertawa kecil. "Iya, setidaknya gue nggak perlu bawa-bawa lap
Setelah beberapa hari menikmati rutinitas kantor yang tenang, Aldo merasa bahwa segalanya mulai kembali normal. Namun, di benaknya, ia tahu bahwa ketenangan ini tidak akan bertahan lama. Sistem yang ia miliki telah membuktikan berkali-kali bahwa selalu ada tantangan baru yang menanti di balik layar.Siang itu, ketika Aldo tengah fokus mengerjakan laporan untuk divisi IT, layar holografiknya tiba-tiba berkedip. Sebuah notifikasi baru muncul, diiringi dengan suara lembut namun tegas dari sistem:"Misi Baru: Investigasi Aktivitas Mencurigakan di Distrik Pusat."Aldo menegakkan tubuhnya, menatap layar holografik dengan alis terangkat. Ia segera membuka detail misi tersebut:Deskripsi Misi"Beberapa perangkat publik di Distrik Pusat telah mengalami gangguan misterius. Aktivitas ini diduga terkait dengan kelompok yang mencoba menguasai sistem energi kota. Temukan sumber gangguan dan pulihkan fungsi perangkat yang terkena dampak."Hadiah:XP: 200Petunjuk BaruKonsekuensi Kegagalan:Sistem e
Setelah hari-hari penuh ketegangan di Nexora Tech, Aldo akhirnya bisa menghela napas lega. Peretasan yang hampir menghancurkan reputasi perusahaan telah berhasil diselesaikan, dan Faris, dalang di balik insiden itu, sudah diserahkan ke pihak keamanan dan polisi. Sistem perusahaan kembali stabil, dan suasana di kantor berangsur-angsur normal.Namun, meskipun situasi tampak tenang di luar, pikiran Aldo terus dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Sistem yang ia gunakan semakin memberikan tantangan, dan ia merasa bahwa kemampuan yang ia miliki masih bisa dikembangkan lebih jauh.Pagi itu, Aldo datang ke kantor lebih awal dari biasanya. Ia ingin menggunakan waktu tenang sebelum jam kerja dimulai untuk mempelajari lebih dalam tentang sistem game yang ia miliki. Dengan secangkir kopi di tangan, ia duduk di mejanya dan membuka layar holografik.Sistem memberikan notifikasi:"Statistik Anda Belum Didistribusikan: 5 Poin Tersedia."Aldo membuka layar statusnya, memandangi statistik yang tertera di lay
Aldo berdiri di ruang server, menyaksikan layar holografik yang perlahan menunjukkan stabilisasi sistem Nexora. Setelah beberapa hari yang penuh tekanan, sistem akhirnya kembali normal. Bersama Sita, ia berhasil menemukan dalang di balik peretasan internal yang telah mengancam keamanan perusahaan. Namun, perjalanan mereka belum selesai.Di lantai empat, Faris masih duduk di mejanya, wajahnya memucat setelah semua bukti menunjukkan keterlibatannya. Aldo dan Sita tahu bahwa langkah berikutnya adalah menyerahkan Faris ke keamanan kantor untuk memastikan ia tidak lagi menjadi ancaman.Setelah pengakuan awalnya, Faris mulai bercerita lebih banyak. Ia menjelaskan bagaimana ia dihubungi oleh seseorang melalui email anonim beberapa minggu lalu. Orang tersebut mengancam akan menyebarkan informasi pribadi Faris jika ia tidak memberikan akses ke data rahasia Nexora.“Gue nggak punya pilihan,” kata Faris, suaranya gemetar. “Mereka bilang mereka bakal ngehancurin karir gue kalau gue nggak bantu me
Aldo duduk di depan layar holografiknya, memandangi data yang baru saja ia kumpulkan dari perangkat kecil yang mereka temukan di ruang server. Semua bukti mengarah pada satu orang—Faris, manajer proyek di lantai empat. Namun, meski ia dan Sita sudah mengetahui siapa yang terlibat, masalah mereka belum selesai.“Kalau kita langsung laporin ini ke manajemen, mereka bakal nanya bukti kuatnya,” kata Sita sambil melipat tangan di dada. “Dan Faris bisa bilang kita cuma ngarang.”Aldo mengangguk. “Benar. Kita butuh sesuatu yang nggak bisa dia bantah. Kalau dia memang peretasnya, dia bakal berusaha ngeakses server lagi. Gue yakin dia nggak tahu kita udah pasang jebakan.”Sita menatap layar holografiknya. “Jadi, kita tinggal nunggu?”“Nggak cuma nunggu,” jawab Aldo. “Kita harus aktif memonitor aktivitas jaringan. Kalau dia coba akses lagi, kita langsung cegat.”Tidak butuh waktu lama. Hanya beberapa jam setelah mereka memasang jebakan, sistem memberikan peringatan:"Aktivitas Mencurigakan Terd
Aldo duduk di meja kerjanya, memandangi perangkat kecil yang mereka temukan kemarin di ruang server Nexora. Setelah bekerja sepanjang malam bersama Sita, ia tahu bahwa mereka baru saja menyentuh lapisan luar dari sesuatu yang lebih besar. Ada seseorang di kantor yang terlibat dalam peretasan ini, tetapi tanpa bukti konkret, mereka tidak bisa melaporkannya ke manajemen.Pagi ini, kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Suara keyboard terdengar lebih cepat, dan beberapa karyawan tampak lebih tegang. Sementara itu, Aldo mengaktifkan Analisis Sistem untuk menyisir jaringan Nexora lagi, berharap menemukan pola aktivitas mencurigakan lainnya.Aldo memutuskan untuk kembali memeriksa perangkat kecil yang mereka temukan kemarin. Ia menyambungkannya ke perangkat portabelnya dan mengaktifkan Interaksi Sistem Dasar. Kali ini, ia mencoba mendalami log aktivitas yang tersimpan di perangkat tersebut, mencari petunjuk tentang siapa yang menggunakannya.Setelah beberapa menit bekerja, layar holografi
Pagi itu di Nexora Tech terasa seperti biasanya. Karyawan sibuk di meja mereka, suara keyboard terdengar di seluruh ruangan, dan Aldo mencoba fokus pada tugas-tugas kecil di layar laptopnya. Namun, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Sistem yang ia gunakan beberapa hari terakhir telah memberinya banyak tantangan yang memicu rasa penasaran dan ketegangan. Meskipun misi penyelamatan data warga kota telah berhasil, ia merasa bahwa sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di balik layar.Aldo duduk di mejanya sambil menyesap kopi, ketika notifikasi muncul di layar holografiknya:"Peringatan: Aktivitas Mencurigakan di Server Kantor Terdeteksi."Aldo mengernyitkan dahi. Ia mengaktifkan Analisis Sistem untuk memeriksa apa yang sedang terjadi. Data dari sistem kantor Nexora menunjukkan pola aneh—seseorang tampaknya mencoba mengakses data rahasia perusahaan melalui jalur komunikasi yang tidak biasa.“Apa lagi ini?” gumam Aldo sambil mengetik dengan cepat, mencoba memahami situasinya. Namun, p
Aldo berdiri di depan bangunan kecil yang tersembunyi di Distrik Barat. Meskipun terlihat sederhana dan sepi, ia tahu bahwa tempat ini menyimpan sesuatu yang lebih besar—server cadangan hacker yang mencuri data warga kota. Sistem telah mengarahkan Aldo ke lokasi ini setelah pertarungan sengit di Distrik Utara, dan kali ini ia bersiap untuk menyelesaikan misi.Dengan perangkat portabel di tangan, Aldo mempersiapkan dirinya untuk menghadapi apa pun yang ada di balik pintu itu.Aldo mengaktifkan Pemetaan Lokasi untuk memeriksa struktur energi di sekitar bangunan. Ia menemukan bahwa pintu masuk utama dilindungi oleh sistem keamanan digital yang lebih canggih dibandingkan lokasi sebelumnya."Pindai Selesai: Lapisan Keamanan Tingkat Tinggi Terdeteksi. Membutuhkan manipulasi energi untuk akses."Aldo mendekati pintu dan menggunakan Manipulasi Energi Dasar untuk mencoba membuka kunci. Proses ini lebih rumit dari sebelumnya; sistem keamanan secara otomatis memperbaiki dirinya setiap kali Aldo
Aldo menatap layar holografik sistem yang memancarkan koordinat menuju lokasi hacker di Distrik Utara. Pikirannya penuh dengan pertanyaan. Siapa pelaku di balik pembobolan data ini? Dan, mengapa ada kesan bahwa pelaku tidak sepenuhnya bertindak atas kehendak mereka sendiri? Meskipun rasa penasaran semakin membakar, Aldo tahu ia harus berhati-hati.Dengan perangkat portabel berisi data dan peta yang telah ia unduh dari sistem Nexora, Aldo meninggalkan kantor. Kali ini, ia tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali dirinya sendiri.Distrik Utara Arkavia terkenal dengan reputasinya sebagai wilayah yang sunyi dan terlupakan. Bangunan-bangunan tua yang pernah menjadi pusat perdagangan kini dibiarkan hancur, menciptakan suasana mencekam. Ketika Aldo memasuki wilayah itu, udara terasa lebih dingin, dan suara langkahnya di jalan beraspal tua menggema seperti peringatan.Sistem memberikan petunjuk suara:"Anda mendekati lokasi target. Perhatikan risiko keamanan."Aldo berhenti sejenak, memeriks
Aldo tengah duduk di meja kerjanya, mencoba memahami notifikasi sistem yang baru saja muncul. Ia tidak menyangka pagi itu, di tengah rutinitas kantor yang seharusnya tenang, sistem game yang ia gunakan kembali memberikan misi baru—dan kali ini, masalahnya jauh lebih besar.Misi Baru: Pulihkan Data yang DibobolDeskripsi: Sejumlah besar data pribadi warga Arkavia telah dicuri dari server pusat kota. Pulihkan data tersebut dan identifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pembobolan.Hadiah:XP: 250Petunjuk BaruKonsekuensi Kegagalan:Data sensitif warga kota akan tersebar luas, menimbulkan kekacauan besar di Arkavia.Aldo memandangi layar itu dengan alis terangkat. “Pembobolan data warga kota? Ini bukan hanya soal bug kecil atau jalur energi lagi,” gumamnya sambil mengetik di laptopnya. Ia mencoba mengakses informasi tentang data yang hilang dari server pusat kota melalui koneksi kantor Nexora Tech.Namun, upaya awalnya gagal. Server pusat telah diisolasi untuk mencegah kebocoran le