Share

bab 3

Penulis: Kalana senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semalam Liam menelpon Raya jika ia akan menginap beberapa hari lagi di bandung menemani oma dan opa nya.

Akhirnya pagi ini ia bisa sedikit bersantai di meja makan tanpa harus memasak sarapan terlebih dahulu. Putranya itu lebih suka makan makanan berat saat sarapan persis seperti ayahnya, berbeda dengannya yang lebih menyukai sereal atau roti panggang saja.

Hari ini ia berencana untuk berangkat lebih pagi, agar dapat menjauhi Raga. 

Saat membuka gerbang ia di kejutkan Raga yang sudah siap di pintu gerbang rumahnya sambil menenteng bungkusan plastik berlogo skincare terkenal yang biasa Raya pakai.

Raga buru-buru datang menyerahkan bungkusan tadi pada Raya.

"Dek... kakak udah pesenin kemarin pas pulang kantor. Kakak nggak tahu yang mana yang kamu butuhkan jadi kakak beli aja semuanya!"

Raya masih berdiri tanpa membalas ucapan Raga. Ia hanya memandang sekilas lalu berlalu masuk pada mobilnya.

"dek ...please jangan diam terus kakak pusing hadepin kamu yang kaya gini!" Raga mencekal lengan Raya membuatnya berhenti.

"Nggak ada yang nyuruh kamu buat hadapi aku, udah deh...memang lebih baik kita kayak gini, nggak usah terlalu dekat. Kita nggak mungkin terus berdiri di tempat buat melanjutkan hidup kan kak ?"

"Kamu ngomong apa sih, berdiri di tempat seperti apa? kamu lupa kalo kita punya Liam?"

"Aku nggak mungkin lupa sama anak aku sendiri, bahkan waktu di luar negeri aku masih bisa sempatin telepon dan tanya kabar buat Liam, harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri?"

Raga terdiam mendengar ucapan Raya. Raga menyadari kesalahannya pada semua orang sulit di maafkan, apalagi pada mantan istri dan putranya.

Dulu saat awal perpisahan ia dengan tanpa beban bebas pergi kemanapun dan kapanpun yang ia suka, tak pernah memikirkan putranya yang saat itu masih awal-awal sekolah.

"Udah ya kak....kamu bisa berhenti mulai sekarang. Cukup masalah pekerjaan dan Liam aja alasan kita berdebat, untuk masalah pribadi aku kakak nggak bisa terlalu jauh ikut campur. Lagipula selama ini aku nggak pernah larang-larang kakak mau pergi kemana jalan sama siapa. Kita cuma mantan suami istri yang nggak mungkin balik lagi sekalipun ada Liam!!"

Raya meraih bungkusan yang di bawa Raga dan langsung masuk ke mobilnya. Ia meninggalkan Raga yang masih terpaku mendengar semua ucapan Raya.

***

Di kantor Raya seharian nampak tak fokus dengan pekerjaannya. Ia meminta pekerjaan yang tak berinteraksi dengan Raga secara langsung.

Raya masih malas bertemu dengan Raga, mantan suaminya itu seperti pria tak tahu diri. Sudahlah dicerai dengan alasan yang tak masuk akal, setelah Raya bangkit ia datang lagi mengacaukan hidupnya yang baru di mulai bersama putra mereka.

Mengenai bungkusan skincare dari Raga tadi, kenapa Raya tetap menerimanya, ya dikarenakan Raya ingin membuat Raga miskin. Laki-laki tak tahu diri itu harus mendapatkan pembalasan yang hebat dari Raya, namun sayangnya ide balas dendam dari Raya malah membuatnya semakin dekat dengan Raga.

Baru saja Raya masuk ruangan setelah hampir siang ini ia mengikuti meeting antar sesama sekretaris di pusat, saat ia masuk ia menemukan Raga bersama Bu Gendis entah membahas apa. Mereka menatap sekilas lalu kembali lagi pada pembicaraan awal.

Raya masuk lalu membuka laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaan yang tadi belum sempat selesai. Hampir 30 menit matanya terfokus pada laporan yang ada di depannya sebelum terdengar bunyi telepon yang terletak tepat di belakang mejanya. Ia mengangkat telepon dengan mata yang masih fokus pada laporan tadi.

"Oh baik pak, akan saya sampaikan pada pak Raga sekarang, mohon di tunggu!" jawabnya pada si penelepon tadi.

"Pak Raga maaf, Pak Beni dari tim penyelenggara meminta e-mail dari perusahaan klien untuk menyiapakan keperluan besok pak?" Raya berbicara formal pada Raga.

"Ya emang di kamu nggak ada? Bukannya pekerjaan seperti itu urusan sekretaris ya? Masa Pak Raga harus kirim e-mail sendiri, terus tugas kamu apa?" bukan Raga yang menjawab melainkan Bu Gendis dengan nada yang sangat amat merusak mood Raya.

 Raya yang mendengar celoteh Bu Gendis hanya melengos dan kembali lagi ke pekerjaannya.

"Saya heran deh sama Pak Raga, bukannya sekretaris yang lama sangat kompeten kenapa harus diganti dengan yang bukan bidangnya? Kalo Pak Raga mau, saya bisa rekomendasikan calon sekretaris yang lebih cekatan pak!"

Raga hanya tersenyum mendengar kalimat Bu Gendis, sedangkan Raya tetap fokus pada pekerjaannya seolah kalimat itu tak tertuju padanya.

"Lagian nih ya Pak, kalo bukan Pak Raga mantan Suaminya Raya, Raya pasti masih jadi staf biasa saja. Saya kadang salut sama pak Raga, udah pisah tapi masih peduli sama mantan istri!"

Mendengarnya Raya, menjadi sedikit panas. Sedikit ya...belum terlalu panas, tunggu saja nanti kalo Bu Gendis belum berhenti menyindinya.

"Tapi nanti kalo dah dapat istri baru, jangan kayak gitu ya Pak. Kasian kan nanti istri barunya, harus saingan sama mantan istri manja!!"

"Bu Gendis tau nggak ada beberapa orang meninggal karna keselek ludah sendiri, soalnya sirik ngomongin hidup orang!" Raya mulai panas

"Apa maksud kamu?" Bu Gendis menatap Raya tak terima.

Raya tersenyum menatap kuku indahnya, lalu bangkit dari kursinya,

"Ya iya ibu nggak takut habis ngomongin saya terus pas keluar dari sini tiba-tiba mati. Ibu tahu nggak minuman yang ibu minum itu punya saya, ibu ambil dari lemari pendingin, kan?" Raya menunjuk minuman dingin yang ada di hadapan Bu gendis.

"Ini minuman Pak Raga yang ambilin, mana saya tahu kalo itu punya kamu. Ternyata kamu pelit juga, untung Pak Raga yang Royal!"

"Ya emang yang beli Pak Raga, tapi kan yang ngatur saya. Asal ibu tahu ya minuman itu udah saya masukin serbuk racun tikus. Lihat saja nanti apa yang Ibu rasakan setelah keluar dari sini, kalo nggak mati sambil melet-melet, ya mungkin sambil kejang-kejang!" Raya berkata menakuti Bu Gendis dengan wajah tenangnya.

"Kalo nggak percaya tanya aja sama Pak Raga, beliau bahkan pernah membatalkan meeting nya karna harus bola-balik ke kamar mandi setelah menegur saya!"

Raga dan Bu Gendis melongo mendengar penuturan Raya.

Memang Raga pernah hampir kalah tender karna drama sakit perutnya. Ia bahkan memeriksakan pada dokter apa penyebab ia harus bolak-balik ke kamar mandi. Alasannya adalah ia terlalu sering makan mangga muda di pagi hari tanpa sarapan terlebih dulu.

Tapi tadi Raya mengatakan semua itu karna dirinya.

"Emang dasar janda aneh! Saya nggak nyangka kenapa dulu Pak Raga bisa milih kamu jadi istrinya!" sindir Bu Gendis.

"Gue pelet, mau apa loe?"

"Tapi peletnya nggak mempan kan, buktinya sekarang kamu dibuang?" jawab Bu Gendis lagi

"Dasar nenek-nenek bawel! Pergi sana, jangan kepo sama urusan orang lain. Urus tuh bau badan kamu yang kaya bulu kambing. Udah bawel, nggak pernah mandi, pasti tadi Kakak nahan napaskan bicara sama Bu Gendis, kan?"

Raya berteriak dan langsung meraih lengan Raga.

Otomatis Raga mengangguk tak sadar dengan ucapan Raya, sedangkan Bu Gendis nampak syok melihat anggukan Raga.

Bu Gendis langsung pergi dan menutup pintu dengan kasar.

Setelah Bu Gendis keluar barulah ia menyadari apa yang ia lakukan. Tersadar dengan kelakuan mantan istrinya, ia mendekati Raya yang nampak cemberut dan mata memerah.

"Dek...kenapa kamu bicara seperti itu sama Bu Gendis. Nggak sopan!"

"Trus, aku musti diem aja denger itu nenek nyindir-nyindir aku?"

"Bukan gitu maksudnya...."

"Udah deh! Kalo nggak suka sana kejar sana, ngapain masih di sini. Lagian kalo bukan aku yang bela diri aku sendiri, siapa yang bakal bela?Kamu? Aku nggak pernah berharap dapat pembelaan dari kamu!"

"Dek ...udah jangan marah-marah terus. Aku minta maaf udah bentak kamu kemarin, larang-larang kamu, tapi kakak cuma khawatir sama kamu!"

"Nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Rasa khawatir kamu itu udah terlambat! Lama-lama bisa mati kalo di sini terus. Pokoknya aku nggak mau tahu, bulan depan aku mau resign, cari kerjaan di tempat lain!"

Raga membulatkan matanya mendengar ucapan Raya.

"Jangan gitu dong! Kalo kamu resign siapa yang jadi sekretaris aku?" Raga panik.

"Kenapa musti bingung, kamu nggak denger si nenek bilang apa tadi? Nenek bakal rekomendasikan yang kompeten buat kamu!!"

"Dek....kamu jangan dengerin omongan Bu Gendis, kamu tahu sendiri kan kalo dia iri sama kamu. Lagian kalo kamu resign kamu mau bayar penalty, kontrak kamu 2 tahun Raya!!"

"Ya kamu dong yang bayar, kan kamu udah janji semua kebutuhan mendesak aku kamu yang penuhin!"

"Itu bukan kebutuhan mendesak sayang.... Itu memang kamu sengaja. Lagian sayang banget uangnya daripada buat bayar penalty, mending buat tambahan tabungan kamu iyakan?"

Raga mencoba membujuk Raya. Jika Raya resign maka usaha pendekatannya pada mantan istrinya akan sia-sia.

Raya masih diam tak menggubris ocehan Raga. Ia bersiap keluar untuk makan siang, namun Raga mencekal tangannya membuat ia berhenti sebentar.

"Minggir ah! Aku mau makan siang lihat tuh udah jam berapa?" Raya berkata dengan ketus, pada posisi lapar seperti ini kekesalannya semakin meningkat saja

"Iya....adek boleh makan siang istirahat sekarang. Nih pake dompet kakak. Adek boleh beli apapun yang adek mau. Beli juga buat anak kita. Udah jangan marah-marah lagi!"

Raga mengambil 2 lembar uang merah di dompetnya lalu menyerahkan dompetnya pada Raya.

Raya menerimanya dengan ragu-ragu. Tapi seakan tersadar akan isi kulkas dan produk incarannya yang kemarin ia inginkan, dengan cepat ia meraih dompet Raga, lalu memasukkan ke dalam saku blazernya.

"Kenapa nggak dari dulu aja begini kamu bujuknya, kan kakak udah tahu dari dulu kalo aku suka uang. Giliran udah cerai aja royal nya ampun-ampunan!"

Bab terkait

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 4

    Semalam setelah makan malam sendirian, Raya menelpon Liam, menanyakan kabar dan kegiatan putranya. Biasanya saat santai seperti ini Raya akan menemani Liam mengerjakan tugas sekolahnya bersama Raga yang selalu datang meskipun tak pernah di undang.Raga akan datang sendiri. Dibanding di rumahnya, Raga lebih sering menghabiskan waktu di rumah mantan istrinya bersama putra mereka. Rumahnya hanya sekedar tempat singgah untuk tidur dan mandi.Hari ini Sabtu, kantor mereka libur. Raya sudah bangun sejak habis subuh tadi. Menjadi single kembali bukan berarti membuat ia malas, apalagi ia tak mempunyai asisten rumah tangga, meskipun berkali-kali Raga menawarkan itu untuknya.Saat Raya sedang mengatur bunga-bunga kesayangannya, Raga baru saja membuka jendela kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya. Raga melihat mantan istrinya sudah cantik dan segar membuat ia buru-buru mandi untuk bergegas menghampirinya.Ia tak ingin di abaikan Raya lagi apalagi kemarin ia hanya memegang uang 200 ribu sa

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 5

    ***Setelah pertemuan Raya dan Vika kemarin, Raga nampak berpikir keras berusaha mengingat kembali siapa Vika. Namun sepertinya untuk saat ini daya ingatnya belum bisa di ajak kerjasama.Hari ini masih hari libur bekerja, semalam seusai makan malam Raga meminta Raya untuk menemaninya menjemput Liam di bandung. Putranya sudah menerornya untuk minta di jemput.Liam tak ingin pulang bersama Oma dan Opanya karena mereka masih lama di peternakan dan lagi Liam sudah mendapatkan apa yang dia mau.Pukul 10 siang Raya sudah bersiap di teras rumah Raga, menunggu Raga yang entah sedang menyiapkan apalagi."Kak....lama banget sih!" Teriak Raya dari teras."Iya bentar ini lagi cari sepatu, aku cocoknya pake sepatu yang mana dek?" Raga menghampiri Raya sambil membawa 2 pasang sepatu. Raya mendongak melihat tampilan Raga, cukup terkesima sebenarnya tapi ia harus pandai menutupi kekagumannya terhadap mantan suaminya itu."Yang putih aja, lagian kan yang navi udah sering banget di pake, nggak takut t

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 6

    Raga dan Raya sudah sampai dari satu jam yang lalu, Raga sudah beristirahat di kamar sang putra, sedang Raya berada di kamarnya sendiri, Raya sudah terlelap dari semenjak membersihkan dirinya tadi. Saat ini Raga masih menemani Liam yang sedang sibuk dengan permainan di komputernya."Mami lagi marah ya sama ayah?""Marah kenapa? emang mami kenapa?" Raga pura-pura tak mengerti keadaan Raya, padahal semua orang tahu jika Raya mungkin sedang menahan kesal pada Raga."Dari tadi dateng mami, jutek terus mukanya, nggak banyak omong kayak biasanya, aku nggak suka mami jutek terus ?" Liam mengakhiri permainan nya dan menuju ranjang lalu berbaring miring di samping sang ayah, Raga mengusap pelan kepala putranya yang berada tepat di bawah dadanya, bahkan kaki Liam melilitnya erat."Aku tahu loh ayah, kalo mami pas malam suka diem sendiri lihatin foto aku sama ayah yang di kamar aku, tapi aku biarin aja soalnya udah ngantuk!" "Oh ya..? ngapain lihatin foto ayah sama Liam?""Ya nggak tahu, tapi

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 7

    Sekarang sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam namum Raga dan keluarganya belum juga sampai. Padahal jika di hitung dari awal mereka berangkat harusnya mereka sudah sampai 2 jam lalu.Ibu Raga bahkan sudah 2 kali menelpon Raya menanyakan keberadaan mereka, alasan mereka belum juga sampai karna tadi di tengah perjalanan ada kecelakaan antara bus dan sepeda motor, mengakibatkan jalanan macet parah.Liam juga sempat merengek karena sudah capek, karna hampir 3 jam duduk di dalam mobil, perjalanan masih jauh kurang lebih 2 jam lagi mereka akan sampai, sebenarnya Raya juga sudah merasa sangat lelah namun ia tetap menahan, ia pikir lebih lelah Raga yang harus mengemudi tanpa mau di gantikan olehnya."Kalau adek ngantuk tidur aja! nanti pas udah dekat kakak bangunin!" Raga melirik sekilas Raya yang terlihat matanya sudah memerah."Ehmm..iya!!" Setelah menjawab Raya langsung menutup matanya dan Raga melanjutkan mengemudi dengan fokus.Baru 15 menit Raya tertidur, ada suara dering po

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 8

    Yang pertama kali bangun adalah Raya, ia terkejut saat pertama kali membuka mata yang di lihatnya adalah Raga yang tidur menghadap dirinya dan tangannya yang melingkar di perut.Sebenarnya ia mau marah, tapi mengingat Raga semalam yang bahkan tidak istirahat mengemudi ia menjadi sedikit kasihan. Ia pindahkan perlahan tangan Raga lalu turun pelan-pelan.Ia menghampiri Liam yang masih terlelap lalu meletakkan tangannya di atas kening sang putra, setelah di rasa cukup membaik ia lalu ke kamar mandi membersihkan diri. Selesai mandi ia masih menggunakan pakaian yang sama karna hanya Liam saja yang membawa beberapa baju ganti, Raga pun tak membawa.Saat Raya keluar ia melihat Raga sedang berbaring di samping Liam sambil memeluk anaknya mungkin menidurkan kembali. Liam ini akan bersikap lebih manja jika sedang tak enak badan."Kenapa?" Raya bertanya setengah berbisik takut menganggu tidur Liam."Lagi manja anaknya, udah biar tidur dulu, masih setengah 6 nanti aja pas sarapan baru di bangunin!

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 9

    Sarapan sudah datang, Liam juga sudah selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap, saat ini putra raga itu sedang berbaring santai di ranjangnya sambil melihat tayangan kartun yang ada di televisi hotel.Liam tidak mau sarapan sendiri, padahal makanan sudah datang sejak 15menit yang lalu, sekarang ia sedang menunggu maminya yang sedang mengambil pakaian ganti ayahnya yang berada di mobil.Tadi setelah Liam selesai mandi Raga berteriak memanggil Raya untuk mengambil pakaian ganti yang ada di bagasi mobil, Raya tidak tahu jika Raga membawa baju ganti makanya semalam ia hanya membawa baju ganti milik Liam saja.Menunggu 10 menit akhirnya pintu terbuka menampakkan mami nya yang sedang membawa paper bag yang pasti berisi pakaian ayahnya."Kok belum sarapan sih nak, udah mami siapin lho itu di piring, keburu dingin nanti!" Liam hanya bergumam tak jelas matanya masih fokus pada televisi."Kak ini bajunya aku taruh meja kamar mandi cepetan di ambil!" Bukannya tak mau mengantarkan sampai dalam

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 10

    Mereka tak jadi pulang, tadi Raya sempat di telpon oleh mantan ibu mertuanya jika mereka sudah di beri cuti selama 2 hari. Ibu mertuanya juga menyarankan agar waktu cuti kali ini di gunakan untuk menyenangkan cucunya mumpung Liam juga masih libur sekolah, akhirnya mereka menyetujui usul ibu Raga dan juga Liam yang sudah merengek ingin belajar memanah dengan ayahnya.Karna tempat belajar panahnya melewati perjalanan pulang jadi mereka langsung ke lokasi namun tadi harus mampir sebentar ke toko baju terdekat karna Raya yang merasa risih karna tidak ganti baju dari semalam.perjalanan hampir sampai, suasana perjalanan kali ini di dominasi dengan pertanyaan liam pada ayahnya, anak itu bahkan meminta duduk di samping sang ayah.Liam sangat penasaran dengan kegiatan memanah, ia bertanya pada ayahnya apapun yang bisa ia tanyakan meskipun terkadang pertanyaannya tak masuk akal dan tak berkaitan dengan memanah.Mereka baru saja sampai, Liam sudah antusias tak sabar ingin masuk kedalam."Ayo ay

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 11

    2 hari berlalu setelah menghabiskan libur cuti, pagi ini mereka sudah bersiap untuk bekerja lagi, sebenarnya mereka hanya menghabiskan sehari saja karna hari esoknya mereka tak kemana-mana cuma Raga dan Liam saja yang keluar pada sore harinya sedang Raya tak ingin kemana-mana, ia hanya ingin rebahan saja dikamar dan beristirahat lebih lama.Liam sudah berangkat menggunakan sepeda ke rumah kakek dan neneknya karna jika libur sekolah begini ia akan dititipkan kerumah orang tua Raga yang cuma beda gang dari rumah Raya.Raya juga sudah menunggu Raga hampir 10 menit, tadi mantan suaminya itu mengatakan jika ada map yang tertinggal di rumahnya, sebenarnya Raya masih kesal dengan Raga sejak mereka pulang dari latihan memanah kemarin, hanya saja Raya merasa sedikit kurang enak badan sejak semalam jadi ia malas untuk berangkat sendiri, sarapan pagi saja Raga yang memasak.***Raga masih fokus dengan laptopnya sejak 3 jam lalu, Raya juga berusaha menahan pusing di kepalanya sejak pagi tadi. Sek

Bab terbaru

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 19

    "ya tadi yang marah-marah sama Liam tadi !” “ Tadi namanya Tante Gendhis , teman kerja ayah. “ “ Kalau tante itu teman kerja ayah kok dia nggak tahu Liam , ? “ “ Kan, Memang Liam sama tante gendhis nggak pernah ketemu, dia itu adiknya Om Cakra.” “ Om Cakra baik kok adiknya kayak mak lampir ! “ Liam masih menjawab seenaknya, ternyata ia masih menyimpan rasa kesal pada Gendhis. Raga jadi ragu untuk bertanya lebih detail permasalahan tadi, tapi jika tidak segera bertanya Raga takut Liam akan mengadu pada Raya karena jika liam mengadu pada Raya dia pasti bertambah benci pada Gendhis mengingat Raya dan Gendhis memiliki hubungan yang sangat tak baik dan sudah pasti Raga juga akan terkena amukan dari Raya. “ Jadi gimana awalnya kok tante Gendhis bisa marah-marah sama kamu ? “ “ Bentar habisin susu dulu ! “ Raga masih memperhatikan Liam yang sudah menyedot habis susu pisangnya dengan sangat semangat. “ Hah.. enaknya ! “ “ Jadi gimana awalnya ? “ “ Kan aku lari dari tama

  • Rayuan cinta mantan suami   18

    Karena tak sabar ingin segera kembali pada ayahnya Liam bahkan tak memperhatikan kanan-kiri, Ia terus berlari sampai tiba-tiba terdengar suara seorang wanita kesakitan karena tertabrak olehnya. “ Aduh….. sakit !! “ Seorang perempuan dalam posisi terduduk sedang menjerit kesakitan. Liam yang masih kaget ia tetap terdiam dalam posisi tengkurap dan makanan yang di bawanya jatuh sebagian dari kantongnya. Semua orang yang sedang berada disitu nampak kaget mendengar suara jeritan perempuan tadi, terlebih yang mengalami kejadian tadi adalah cucu dan anak boss mereka. Para karyawan segera membantu Liam berdiri dan sebagian lagi memunguti makanan Liam yang jatuh tadi.Liam berdiri namun masih diam belum bisa menjawab pertanyaan para karyawan ayahnya yang menanyakan keadaanya, Nampaknya rasa kaget nya belum hilang , Ia di tuntun untuk duduk terlebih dahulu. “ Heh bocah kalau mau lari-larian jangan di sini, Di sini itu tempat orang kerja bukan arena bermain, Lagian kalau mau lari-larian

  • Rayuan cinta mantan suami   17

    Raga dan Liam Di dalam ruangan wakil direktur ada ayah dan anak dengan kesibukan masing-masing, tak ada suara sejak tadi, keduanya sangat fokus dengan kegiatan masing-masing. Raga masih fokus dengan layar laptopnya dan Liam masih fokus dengan tabletnya. Sejak pulang sekolah tadi Liam merengek ingin ikut ayahnya bekerja, hingga akhirnya ia berada di sini sejak 2 jam lalu. Raga sudah pasti mengizinkan asal dengan satu syarat tidak boleh berisik saat ayahnya bekerja, lagipula Liam tadi sudah meminta supir kantor ayahnya untuk langsung di antar ke kantor saja, dengan begitu ia tidak perlu meminta izin pada pada sang ibu. “ Yah Liam lapar! “ Raga mengalihkan fokusnya pada laptop di depan nya dan menatap sang putra. “ Kamu tadi nggak di bekali mami ? ‘’ ‘’Udah habis, hari inikan pulang cepat jadi mama Cuma bekal jajan doang .” Raga menghela nafas kasar, sebenarnya ia pun merasa lapar dari tadi pagi ia hanya minum sereal sachet tanpa terlebih dahulu sarapan. Ia merogoh kantong cel

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 16

    Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah

  • Rayuan cinta mantan suami   Bab 15

    Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 14

    2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 13

    Malamnya mereka mengadakan makam malam yang telah di agendakan oleh Mala dan Sarah sejak siang tadi, acara di adakan di halaman teras belakang rumah Raga. para nenek sengaja memilih rumah Raga karna memang rumahnya lebih luas, para orang tua ingin reuni sekaligus mengenang kebersamaan sebagai besan.Di saat para nenek sibuk mengolah hidangan dan para kakek juga sibuk membahas peliharaan mereka, Tomi dan Baskara sama-sama saling membawa burung peliharaan mereka saling mengunggulkan keistimewaan burung masing-masing.Sedang Raya sampai saat ini masih di rumah menemani Raga yang mencoba meluluhkan emosi Liam padanya, Raya menatap jenuh pada pasangan ayah dan anak ini, Liam yang sangat suka drama dan Raga yang sangat bucin dengan anaknya."Pokoknya ayah harus minta maaf dulu sama mami sama Liam sama semuanya juga!" "Ya udah sekarang ayah minta maaf sama Liam dulu aja, Liam mau kan maafin ayah?" "kok jadi sekarang minta maafnya, kan aku maunya nanti pas makan malam bareng-bareng ayah kan

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 12

    Raya benar-benar sakit saat ini, sudah 2 hari ia tak masuk kerja selama itu pula mantan mertuanya menginap di rumah Raya, sebenarnya Raya merasa tak perlu di rawat oleh mantan mertuanya itu namun Mala ibu Raga tetap keras kepala ingin merawat Raya, kedua orang tua Raga ini memang sangat sayang pada Raya sejak dulu bahkan melebihi kasih sayang mereka untuk Raga.Selama maminya sakit Liam tak hentinya menyalahkan Raga, anak itu selalu beranggapan jika apapun yang terjadi pada maminya adalah ulah Raga.Seperti tadi pagi contohnya ia ngambek tak mau berbicara pada ayahnya setelah tahu semalam maminya muntah-muntah hebat dan semakin parah demamnya."Nanti istirahat aku anterin kamu ke dokter dek""Ngapain sih ke dokter, aku cuma masuk angin biasa aja, di buat tidur agak lama juga nanti sembuh!" "Nggak usah kamu yang anterin, biar ibu sama Liam aja yang antar Raya ke dokter, lagian bukannya hari ini kamu mau rapat sama ayah kamu?" Raga mencebikkan bibirnya, ia bingung antara ingin mengant

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 11

    2 hari berlalu setelah menghabiskan libur cuti, pagi ini mereka sudah bersiap untuk bekerja lagi, sebenarnya mereka hanya menghabiskan sehari saja karna hari esoknya mereka tak kemana-mana cuma Raga dan Liam saja yang keluar pada sore harinya sedang Raya tak ingin kemana-mana, ia hanya ingin rebahan saja dikamar dan beristirahat lebih lama.Liam sudah berangkat menggunakan sepeda ke rumah kakek dan neneknya karna jika libur sekolah begini ia akan dititipkan kerumah orang tua Raga yang cuma beda gang dari rumah Raya.Raya juga sudah menunggu Raga hampir 10 menit, tadi mantan suaminya itu mengatakan jika ada map yang tertinggal di rumahnya, sebenarnya Raya masih kesal dengan Raga sejak mereka pulang dari latihan memanah kemarin, hanya saja Raya merasa sedikit kurang enak badan sejak semalam jadi ia malas untuk berangkat sendiri, sarapan pagi saja Raga yang memasak.***Raga masih fokus dengan laptopnya sejak 3 jam lalu, Raya juga berusaha menahan pusing di kepalanya sejak pagi tadi. Sek

DMCA.com Protection Status