Sekarang sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam namum Raga dan keluarganya belum juga sampai. Padahal jika di hitung dari awal mereka berangkat harusnya mereka sudah sampai 2 jam lalu.
Ibu Raga bahkan sudah 2 kali menelpon Raya menanyakan keberadaan mereka, alasan mereka belum juga sampai karna tadi di tengah perjalanan ada kecelakaan antara bus dan sepeda motor, mengakibatkan jalanan macet parah.Liam juga sempat merengek karena sudah capek, karna hampir 3 jam duduk di dalam mobil, perjalanan masih jauh kurang lebih 2 jam lagi mereka akan sampai, sebenarnya Raya juga sudah merasa sangat lelah namun ia tetap menahan, ia pikir lebih lelah Raga yang harus mengemudi tanpa mau di gantikan olehnya."Kalau adek ngantuk tidur aja! nanti pas udah dekat kakak bangunin!" Raga melirik sekilas Raya yang terlihat matanya sudah memerah."Ehmm..iya!!"Setelah menjawab Raya langsung menutup matanya dan Raga melanjutkan mengemudi dengan fokus.Baru 15 menit Raya tertidur, ada suara dering ponsel menyadarkannya, ia tersadar lalu bangun dari posisinya, mengambil ponselnya lalu melihat Id panggilan tadi.Mantan mertuanya menelpon lagi."Siapa?""Ibu kak!""Kenapa lagi ?""Tau, nih kakak aja yang ngomong!""Hallo..ya bu!""Kok kamu yang angkat,Raya mana?""Raya lagi tidur bu...Ini belum sampai kita!""Masih lama kamu sampainya, kalo masih lama kamu cari hotel atau penginapan aja! kasian cucu sama menantu ibu pasti capek itu badannya!""Ibu nggak kasian sama aku, aku yang nyetir loh bu!"Mendengar ucapan Raga membuat Raya mendelikkan matanya."Kamu kan Laki-laki Raga, fisik kamu lebih kuat dibanding anak sama mantan istri kamu! masak minta di kasihani, lagian kamu kalo di kasihani suka nggak tahu diri!""Apaan sih bu?""Udah kasih hp-nya ke Raya biar ibu ngomong sendiri!""Kan tadi aku udah bilang kalo Raya lagi tidur bu!"Raya langsung mengambil hpnya yang masih berada di telinga Raga"Iya kenapa bu?" Raya bertanya pada mantan Ibu mertuanya."Halo Raya, masih jauh,kamu udah capek ya? kok suaranya beda gitu?""Kata kakak sih masih 2 jam lagi bu? kenapa emangnya?""Masih jauh itu! udah suruh Raga cari penginapan atau hotel terdekat, jangan di paksa pulang kalo tenaganya udah habis, kasiam Liam!""Penginapan? tapikan kita besok masuk kerja bu?""Udah gapapa cuti sehari,kalo di paksa kasiam cucu ibu! pasti Liam dari tadi udah rewel kan ?""Iya juga sih!""Mangkanya cari penginapan biar bisa cepet istirahat masalah kerja nggak usah di pikirin! emang siapa yang mau negur kamu sama Raga?""Ya nggak ada sih emang!''"Lagian mau kamu cuti setahun juga nggak ada yang negur kan kalian berdua pemiliknya!""Ya udah deh bu, biar kakak cari penginapan besok pagi baru lanjut pulang!""Pulang kapan-kapan juga gapapa kok sayang!""Eh...kok gitu?""Udah cepetan selesaikan ngobrolnya, kamu bantu aku cari hotel nggak fokus aku kalo suruh noleh kiri kanan juga!" tiba-tiba Raga menginterupsi Raya."Iya-iya ini juga mau udahan, tuhkan mulai nggak tahu diri, padahal seneng tuh dia!" Ibu Raga tak terima mendengar ucapan Raga."Ya udah ya bu, aku tutup telponnya!""Iya hati-hati ya nak!'"Iya bu!"Sebenarnya tak salah dengan apa yang di katakan Raga, perjalanan mereka di iringi dengan hujan yang sedikit deras membuat Raga harus fokus pada kemudinya, berbahaya jika Raga juga harus menolehkanan kiri."Kak depan iti kayaknya hotel deh, coba pelan-pelan jalannya!""Yang mana? oh iya sebelah minimarket itukan?""Iya coba lihat dulu aja jangan langsung boking!"Raga lalu menghentikan mobilnya di parkiran hotel itu, sepertinya hotel ini untuk kalangan menengah ke bawah, bangunannya berlantai satu dan terlihat sangat sederhana. Raga sempat takut jika Raya dan Liam tak nyaman saat berada di sini." Gimana mau nggak nginep di sini?"" Yuk udah gapapa, lagian kayaknya banyak yang booking juga tuh lihat parkirannya penuh!""Oke, kakak ke recepsionis dulu kamu tunggu di sini aja temani anaknya!"Raya mengangguk lalu berpindah ke kursi belakang, tak berapa lama Raga datang sambil membawa sebuah kunci." Dek,tinggal satu kamar aja semua udah penuh katanya?""Terus gimana dong kak? masak kita satu kamar sih?""Kita bertiga sayang! ada Liam juga, aku nggak mungkin ngapa-ngapain kamu juga kan?""Ya udah deh gapapa, kasian kakak juga kalo harus muter cari-cari lagi!""Lagian kamarnya 2 ranjang kok, nanti Liam biar tidur sama kakak aja!"Raya tak menjawab ucapan Raga, ia segera membawa peralatan yang di rasa penting.Handphonenya dan juga Raga lalu ia juga menenteng tas bekal milik Liam, saat ini ia sudah lapar, tapi malas jika harus keluar lagi atau memesan pada pihak hotel.Raya berjalan di belakang Raga yang sudah menggendong Liam. jika orang lain yang melihat mereka seperti pasangan suami istri yang sangat harmonis dan cocok sekali, tak nampak seperti mantan suami istri.Mereka masuk kamar setah Raya membuka pintunya, ukuran kamarnya tak seberapa luas, 2 ranjang berukuran single 1 sofa panjang yang berada tepat di depan ranjang dan 2 buah nakas keci masing-masing di sebelah kiri ranjang.Setelah membaringkan Liam di salah satu ranjang, Raga lalu masuk ke kamar mandi. Raya melepas satu persatu sepatu Liam dan membuka perlahan jaket yang di kenakan putranya itu."Hemzz mami....Liam capek!!"Nampaknya Liam terusik dengan gerakan Raya yang sedang melepas jaketnya."Kenapa?" Raga bertanya karna saat ia baru keluar dari kamar mandi ia mendengar suara teriakan Liam." Aku mau coba lepasin jakey Liam kak, nggak nyenyak nanti tidurnya kalo pake baju dobel-dobe gini!"Raga mencoba mengangkat tubuh Liam, dan raya melepas jaketnya."Akhirnya, udah kamu cepetan bersih-bersih dulu"!"Selimutin dulu itu kaki anaknya"Raya masuk ke kamar mandi dan Raga melakukan apa yang di perintah Raya."Mami....huhuhu!" Raga baru saja terbaring di sebelah anaknya langsung bangun dan menoleh ke arah putranya itu.Liam sedang mengigau memanggil maminya, biasanya jika seperti ini tubuh Liam sedang capek atau sebentar lagi ia akan sakit. Raya yang baru saja keluar dari kamar mandi menghampiri putranya."Udah kakak tidur di sebelah aja, aku aja yang tidur sama Liam, lagi capek mungkin anaknya!"Raga yang sudah sangat-sangat lelah beringsut pindah ke ranjang yang ada di sampingnya. Raya memeluk Liam yang tadi tiba-tiba menghadap ke arahnya dan langsung memeluknya. Seakan tahu jika ibunya berada di sampingnya.Raya tertidur setelah memastikan Liam sudah benar-benar lelap dan tak mengigau lagi.Pukul 3 pagi Raga terjaga dari tidurnya panggilan alam membuatnya terbangun dan bergegas ke kamar mandi, selesai dari kamar mandi ia masih berdiri de depan pintu mengamati anak dan mantan istrinya tertidur, posisinya sangat tak enak untuk di lihat. Kaki Liam berada di atas perut Raya, tangannya terlentang tepat di muka ibunya sedang Raya sendiri berbaring terlentang berada di ujung sebelah kiri, bantalnya saja hampir menyentuh nakas, sekali gerakan ke kiri Raya akan terjatuh.Raga mendekat membenarkan posisi Liam sembari mengecek suhu badan putranya, tidak panas berarti kemungkinan besar Liam tidak akan sakit esok harinya.fisik putranya ini sama seperti ibunya, gampang lelah. Ia langsung demam atau sakit jika kelelahan sedikit sajaSetelah memastikan Liam berada di posisi yang benar Raga lalu beralih ke mantan istrinya, niatnya ia akan memindahkan Raya ke ranjang sebelah mengingat Liam yang tidurnya tak pernah bisa diam.Dengan hati-hati Raga menggendong Raya dan membaringkan dj sisi sebelah kanan, lalu ia mengambil guling yang berada di ranjangnya dan meletakkan di samping kanan putranya. Jadi sekarang posisi putranya sudah nampak seperti bayi saja, kiri dan kanan di lindungi oleh guling, Raga jadi tersenyum melihatnya.Setelah di rasa semuanya selesai ia berbaring di sebelah mantan istrinya lalu berbaring miring menghadap Raya yang sedang tertidur pulas." Posisi kamu tuh di samping aku sejak dulu bukan orang lain" Raga berbicara sendiri sambil melingkarkan tangannya di perut Raya, ia tak perduli alasan apa yang harus di buat esok hari jika Raya ngambek lagi padanya.Yang pertama kali bangun adalah Raya, ia terkejut saat pertama kali membuka mata yang di lihatnya adalah Raga yang tidur menghadap dirinya dan tangannya yang melingkar di perut.Sebenarnya ia mau marah, tapi mengingat Raga semalam yang bahkan tidak istirahat mengemudi ia menjadi sedikit kasihan. Ia pindahkan perlahan tangan Raga lalu turun pelan-pelan.Ia menghampiri Liam yang masih terlelap lalu meletakkan tangannya di atas kening sang putra, setelah di rasa cukup membaik ia lalu ke kamar mandi membersihkan diri. Selesai mandi ia masih menggunakan pakaian yang sama karna hanya Liam saja yang membawa beberapa baju ganti, Raga pun tak membawa.Saat Raya keluar ia melihat Raga sedang berbaring di samping Liam sambil memeluk anaknya mungkin menidurkan kembali. Liam ini akan bersikap lebih manja jika sedang tak enak badan."Kenapa?" Raya bertanya setengah berbisik takut menganggu tidur Liam."Lagi manja anaknya, udah biar tidur dulu, masih setengah 6 nanti aja pas sarapan baru di bangunin!
Sarapan sudah datang, Liam juga sudah selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap, saat ini putra raga itu sedang berbaring santai di ranjangnya sambil melihat tayangan kartun yang ada di televisi hotel.Liam tidak mau sarapan sendiri, padahal makanan sudah datang sejak 15menit yang lalu, sekarang ia sedang menunggu maminya yang sedang mengambil pakaian ganti ayahnya yang berada di mobil.Tadi setelah Liam selesai mandi Raga berteriak memanggil Raya untuk mengambil pakaian ganti yang ada di bagasi mobil, Raya tidak tahu jika Raga membawa baju ganti makanya semalam ia hanya membawa baju ganti milik Liam saja.Menunggu 10 menit akhirnya pintu terbuka menampakkan mami nya yang sedang membawa paper bag yang pasti berisi pakaian ayahnya."Kok belum sarapan sih nak, udah mami siapin lho itu di piring, keburu dingin nanti!" Liam hanya bergumam tak jelas matanya masih fokus pada televisi."Kak ini bajunya aku taruh meja kamar mandi cepetan di ambil!" Bukannya tak mau mengantarkan sampai dalam
Mereka tak jadi pulang, tadi Raya sempat di telpon oleh mantan ibu mertuanya jika mereka sudah di beri cuti selama 2 hari. Ibu mertuanya juga menyarankan agar waktu cuti kali ini di gunakan untuk menyenangkan cucunya mumpung Liam juga masih libur sekolah, akhirnya mereka menyetujui usul ibu Raga dan juga Liam yang sudah merengek ingin belajar memanah dengan ayahnya.Karna tempat belajar panahnya melewati perjalanan pulang jadi mereka langsung ke lokasi namun tadi harus mampir sebentar ke toko baju terdekat karna Raya yang merasa risih karna tidak ganti baju dari semalam.perjalanan hampir sampai, suasana perjalanan kali ini di dominasi dengan pertanyaan liam pada ayahnya, anak itu bahkan meminta duduk di samping sang ayah.Liam sangat penasaran dengan kegiatan memanah, ia bertanya pada ayahnya apapun yang bisa ia tanyakan meskipun terkadang pertanyaannya tak masuk akal dan tak berkaitan dengan memanah.Mereka baru saja sampai, Liam sudah antusias tak sabar ingin masuk kedalam."Ayo ay
2 hari berlalu setelah menghabiskan libur cuti, pagi ini mereka sudah bersiap untuk bekerja lagi, sebenarnya mereka hanya menghabiskan sehari saja karna hari esoknya mereka tak kemana-mana cuma Raga dan Liam saja yang keluar pada sore harinya sedang Raya tak ingin kemana-mana, ia hanya ingin rebahan saja dikamar dan beristirahat lebih lama.Liam sudah berangkat menggunakan sepeda ke rumah kakek dan neneknya karna jika libur sekolah begini ia akan dititipkan kerumah orang tua Raga yang cuma beda gang dari rumah Raya.Raya juga sudah menunggu Raga hampir 10 menit, tadi mantan suaminya itu mengatakan jika ada map yang tertinggal di rumahnya, sebenarnya Raya masih kesal dengan Raga sejak mereka pulang dari latihan memanah kemarin, hanya saja Raya merasa sedikit kurang enak badan sejak semalam jadi ia malas untuk berangkat sendiri, sarapan pagi saja Raga yang memasak.***Raga masih fokus dengan laptopnya sejak 3 jam lalu, Raya juga berusaha menahan pusing di kepalanya sejak pagi tadi. Sek
Raya benar-benar sakit saat ini, sudah 2 hari ia tak masuk kerja selama itu pula mantan mertuanya menginap di rumah Raya, sebenarnya Raya merasa tak perlu di rawat oleh mantan mertuanya itu namun Mala ibu Raga tetap keras kepala ingin merawat Raya, kedua orang tua Raga ini memang sangat sayang pada Raya sejak dulu bahkan melebihi kasih sayang mereka untuk Raga.Selama maminya sakit Liam tak hentinya menyalahkan Raga, anak itu selalu beranggapan jika apapun yang terjadi pada maminya adalah ulah Raga.Seperti tadi pagi contohnya ia ngambek tak mau berbicara pada ayahnya setelah tahu semalam maminya muntah-muntah hebat dan semakin parah demamnya."Nanti istirahat aku anterin kamu ke dokter dek""Ngapain sih ke dokter, aku cuma masuk angin biasa aja, di buat tidur agak lama juga nanti sembuh!" "Nggak usah kamu yang anterin, biar ibu sama Liam aja yang antar Raya ke dokter, lagian bukannya hari ini kamu mau rapat sama ayah kamu?" Raga mencebikkan bibirnya, ia bingung antara ingin mengant
Malamnya mereka mengadakan makam malam yang telah di agendakan oleh Mala dan Sarah sejak siang tadi, acara di adakan di halaman teras belakang rumah Raga. para nenek sengaja memilih rumah Raga karna memang rumahnya lebih luas, para orang tua ingin reuni sekaligus mengenang kebersamaan sebagai besan.Di saat para nenek sibuk mengolah hidangan dan para kakek juga sibuk membahas peliharaan mereka, Tomi dan Baskara sama-sama saling membawa burung peliharaan mereka saling mengunggulkan keistimewaan burung masing-masing.Sedang Raya sampai saat ini masih di rumah menemani Raga yang mencoba meluluhkan emosi Liam padanya, Raya menatap jenuh pada pasangan ayah dan anak ini, Liam yang sangat suka drama dan Raga yang sangat bucin dengan anaknya."Pokoknya ayah harus minta maaf dulu sama mami sama Liam sama semuanya juga!" "Ya udah sekarang ayah minta maaf sama Liam dulu aja, Liam mau kan maafin ayah?" "kok jadi sekarang minta maafnya, kan aku maunya nanti pas makan malam bareng-bareng ayah kan
2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu
Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada
"ya tadi yang marah-marah sama Liam tadi !” “ Tadi namanya Tante Gendhis , teman kerja ayah. “ “ Kalau tante itu teman kerja ayah kok dia nggak tahu Liam , ? “ “ Kan, Memang Liam sama tante gendhis nggak pernah ketemu, dia itu adiknya Om Cakra.” “ Om Cakra baik kok adiknya kayak mak lampir ! “ Liam masih menjawab seenaknya, ternyata ia masih menyimpan rasa kesal pada Gendhis. Raga jadi ragu untuk bertanya lebih detail permasalahan tadi, tapi jika tidak segera bertanya Raga takut Liam akan mengadu pada Raya karena jika liam mengadu pada Raya dia pasti bertambah benci pada Gendhis mengingat Raya dan Gendhis memiliki hubungan yang sangat tak baik dan sudah pasti Raga juga akan terkena amukan dari Raya. “ Jadi gimana awalnya kok tante Gendhis bisa marah-marah sama kamu ? “ “ Bentar habisin susu dulu ! “ Raga masih memperhatikan Liam yang sudah menyedot habis susu pisangnya dengan sangat semangat. “ Hah.. enaknya ! “ “ Jadi gimana awalnya ? “ “ Kan aku lari dari tama
Karena tak sabar ingin segera kembali pada ayahnya Liam bahkan tak memperhatikan kanan-kiri, Ia terus berlari sampai tiba-tiba terdengar suara seorang wanita kesakitan karena tertabrak olehnya. “ Aduh….. sakit !! “ Seorang perempuan dalam posisi terduduk sedang menjerit kesakitan. Liam yang masih kaget ia tetap terdiam dalam posisi tengkurap dan makanan yang di bawanya jatuh sebagian dari kantongnya. Semua orang yang sedang berada disitu nampak kaget mendengar suara jeritan perempuan tadi, terlebih yang mengalami kejadian tadi adalah cucu dan anak boss mereka. Para karyawan segera membantu Liam berdiri dan sebagian lagi memunguti makanan Liam yang jatuh tadi.Liam berdiri namun masih diam belum bisa menjawab pertanyaan para karyawan ayahnya yang menanyakan keadaanya, Nampaknya rasa kaget nya belum hilang , Ia di tuntun untuk duduk terlebih dahulu. “ Heh bocah kalau mau lari-larian jangan di sini, Di sini itu tempat orang kerja bukan arena bermain, Lagian kalau mau lari-larian
Raga dan Liam Di dalam ruangan wakil direktur ada ayah dan anak dengan kesibukan masing-masing, tak ada suara sejak tadi, keduanya sangat fokus dengan kegiatan masing-masing. Raga masih fokus dengan layar laptopnya dan Liam masih fokus dengan tabletnya. Sejak pulang sekolah tadi Liam merengek ingin ikut ayahnya bekerja, hingga akhirnya ia berada di sini sejak 2 jam lalu. Raga sudah pasti mengizinkan asal dengan satu syarat tidak boleh berisik saat ayahnya bekerja, lagipula Liam tadi sudah meminta supir kantor ayahnya untuk langsung di antar ke kantor saja, dengan begitu ia tidak perlu meminta izin pada pada sang ibu. “ Yah Liam lapar! “ Raga mengalihkan fokusnya pada laptop di depan nya dan menatap sang putra. “ Kamu tadi nggak di bekali mami ? ‘’ ‘’Udah habis, hari inikan pulang cepat jadi mama Cuma bekal jajan doang .” Raga menghela nafas kasar, sebenarnya ia pun merasa lapar dari tadi pagi ia hanya minum sereal sachet tanpa terlebih dahulu sarapan. Ia merogoh kantong cel
Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah
Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada
2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu
Malamnya mereka mengadakan makam malam yang telah di agendakan oleh Mala dan Sarah sejak siang tadi, acara di adakan di halaman teras belakang rumah Raga. para nenek sengaja memilih rumah Raga karna memang rumahnya lebih luas, para orang tua ingin reuni sekaligus mengenang kebersamaan sebagai besan.Di saat para nenek sibuk mengolah hidangan dan para kakek juga sibuk membahas peliharaan mereka, Tomi dan Baskara sama-sama saling membawa burung peliharaan mereka saling mengunggulkan keistimewaan burung masing-masing.Sedang Raya sampai saat ini masih di rumah menemani Raga yang mencoba meluluhkan emosi Liam padanya, Raya menatap jenuh pada pasangan ayah dan anak ini, Liam yang sangat suka drama dan Raga yang sangat bucin dengan anaknya."Pokoknya ayah harus minta maaf dulu sama mami sama Liam sama semuanya juga!" "Ya udah sekarang ayah minta maaf sama Liam dulu aja, Liam mau kan maafin ayah?" "kok jadi sekarang minta maafnya, kan aku maunya nanti pas makan malam bareng-bareng ayah kan
Raya benar-benar sakit saat ini, sudah 2 hari ia tak masuk kerja selama itu pula mantan mertuanya menginap di rumah Raya, sebenarnya Raya merasa tak perlu di rawat oleh mantan mertuanya itu namun Mala ibu Raga tetap keras kepala ingin merawat Raya, kedua orang tua Raga ini memang sangat sayang pada Raya sejak dulu bahkan melebihi kasih sayang mereka untuk Raga.Selama maminya sakit Liam tak hentinya menyalahkan Raga, anak itu selalu beranggapan jika apapun yang terjadi pada maminya adalah ulah Raga.Seperti tadi pagi contohnya ia ngambek tak mau berbicara pada ayahnya setelah tahu semalam maminya muntah-muntah hebat dan semakin parah demamnya."Nanti istirahat aku anterin kamu ke dokter dek""Ngapain sih ke dokter, aku cuma masuk angin biasa aja, di buat tidur agak lama juga nanti sembuh!" "Nggak usah kamu yang anterin, biar ibu sama Liam aja yang antar Raya ke dokter, lagian bukannya hari ini kamu mau rapat sama ayah kamu?" Raga mencebikkan bibirnya, ia bingung antara ingin mengant
2 hari berlalu setelah menghabiskan libur cuti, pagi ini mereka sudah bersiap untuk bekerja lagi, sebenarnya mereka hanya menghabiskan sehari saja karna hari esoknya mereka tak kemana-mana cuma Raga dan Liam saja yang keluar pada sore harinya sedang Raya tak ingin kemana-mana, ia hanya ingin rebahan saja dikamar dan beristirahat lebih lama.Liam sudah berangkat menggunakan sepeda ke rumah kakek dan neneknya karna jika libur sekolah begini ia akan dititipkan kerumah orang tua Raga yang cuma beda gang dari rumah Raya.Raya juga sudah menunggu Raga hampir 10 menit, tadi mantan suaminya itu mengatakan jika ada map yang tertinggal di rumahnya, sebenarnya Raya masih kesal dengan Raga sejak mereka pulang dari latihan memanah kemarin, hanya saja Raya merasa sedikit kurang enak badan sejak semalam jadi ia malas untuk berangkat sendiri, sarapan pagi saja Raga yang memasak.***Raga masih fokus dengan laptopnya sejak 3 jam lalu, Raya juga berusaha menahan pusing di kepalanya sejak pagi tadi. Sek