Beranda / Semua / Rayuan Tukang Kebun / Bab 1 Ditolak Suami

Share

Rayuan Tukang Kebun
Rayuan Tukang Kebun
Penulis: Prameswari

Bab 1 Ditolak Suami

Penulis: Prameswari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 10:41:13
Aku seorang wanita muda berusia 30 tahun dengan penampilan menarik, tapi suamiku tidak mau menyentuhku. Jadi, aku hanya bisa mengandalkan mainan untuk menghilangkan rasa kesepian.

Sampai suatu hari, rumah kami mempekerjakan seorang tukang kebun baru. Badannya kuat dan rupanya tampan. Saat gairahku menggelora, aku menghampirinya ....

...

Namaku Miranda Sasmi, umur 30 tahun, seorang ibu rumah tangga.

Penampilanku menarik dan terjaga. Di awal pacaran, suamiku sangat memanjakanku.

Kami mengetahui setiap titik sensitif satu sama lain dan telah mencoba semua jenis posisi. Setiap hari adalah masa-masa bercinta yang panas penuh gairah. Kami bahkan pernah melakukannya di kantor suamiku.

Suamiku pandai dalam segala hal. Dia tampan, mapan, dan yang paling penting, sangat menyayangiku.

Tapi, sejak setengah tahun yang lalu, aku kehilangan hari-hari penuh kenikmatan itu dan menjalani hidup bagaikan seorang janda.

Suamiku mulai sering kerja lembur. Lambat laun, dia mulai merasa bahwa hubungan badan tidak dibutuhkan lagi di antara kami.

Pada hari jadi pernikahan, aku mengenakan pakaian dalam berenda seksi dari sutra hitam. Aku berbaring di tempat tidur menunggu suamiku pulang, berharap bisa mendapatkan kembali setitik kemesraan yang kami miliki dulu dan memperbaiki situasi kami.

Aku merangkul leher suamiku dan mengembuskan napas ke telinganya. "Sayang, ayo ...."

Tapi suamiku mendorongku menjauh. "Kamu pengangguran, nggak mungkin tahu seberapa capeknya aku pergi kerja setiap hari. Pengertian sedikit, dong."

Aku tertegun dan segera terbangun, merasakan gelombang kekecewaan.

Aku tidak pernah berubah, tapi dia yang berubah. Tidak ada lagi jejak-jejak cintanya padaku dalam kata-katanya. Hanya rasa tidak sabar dan ingin segera menjauh.

Lelah kerja? Aku tidak pernah mendengar ada perubahan apa pun dalam pekerjaannya. Kenapa dia tiba-tiba tambah lelah?

"Nggak, aku nggak mau pengertian." Aku meletakkan kedua kakiku di pinggangnya dan memeluknya sekuat tenaga.

Suamiku mengulurkan tangan ke bawah. Kukira dia akan melakukan sesuatu, jadi aku menggeliat sebagai antisipasi. Tapi yang dia lakukan hanya menurunkan kedua kakiku, lalu berguling dan memunggungiku dalam diam.

Seolah ada jarak sejauh galaksi Bima Sakti di antara kami. Aku menarik pundaknya beberapa kali dan mencoba bicara, tapi dia tidak menjawab dan tertidur lelap.

Aku menatap punggungnya dengan wajah menggerutu. Hatiku sangat tidak senang dan akhirnya balik memunggunginya.

Keesokan hari, aku terbangun karena suara-suara di halaman rumah. Suamiku sudah tidak ada.

Sekali lagi, suamiku pergi lebih awal tanpa memberiku kesempatan untuk melakukan apa pun.

Dengan sedikit kesal, aku melihat ke luar jendela untuk melihat siapa yang telah mengganggu tidur nyenyakku.

Itu adalah Haris, tukang kebun baru rumah kami. Dari tempatku berdiri, aku dapat melihat rahangnya yang setajam pisau. Dia sedang berbicara dengan seseorang sambil tersenyum. Wajah tampannya memancarkan aura liar.

Dia saat ini bertelanjang dada, memperlihatkan ototnya yang padat dan kencang. Dia sedang menyiangi dahan pohon menggunakan gergaji. Otot perut dan otot dadanya ikut menegang dan meregang mengikuti gerakannya.

Hanya ada satu pikiran di benakku: betapa kuatnya pria itu ....

Aku membasahi bibirku. Jantungku berdebar kencang dan hatiku yang gelisah menjerit.

Semua nafsu yang tertahan ini hampir membuatku gila!

Hatiku semakin gatal menyaksikannya. Tubuhku memanas, kedua kakiku spontan merapat dan menggosok-gosok. Tapi api dalam hatiku semakin berkobar.

Aku meringkuk, mengatupkan kedua kakiku erat-erat, dan terus menatap punggung Haris. Rasa hangat tiba-tiba mengalir dari perut bagian bawahku.

Seprainya ternoda. Wajahku merona malu sampai hampir berkebul. Sungguh mencengangkan. Tubuhku bereaksi hanya dengan menatapnya selama beberapa saat!

Pasti karena sudah terlalu lama mendapat sentuhan suamiku. Aku pun berusaha mengalihkan pikiranku dengan berbagai cara agar rasa malu itu mereda.

Tanpa sadar, tanganku bergerak turun menuju tubuh bagian bawahku. Membelai lebih lama lagi untuk menenangkannya.

Pandanganku mulai kabur dan aku mulai membayangkan pria ini memelukku.

Pipiku memerah dan tubuhku memanas.

Tiba-tiba.

Haris menengok ke arahku.

"Nyonya? Nyonya sedang sibuk?"

Bab terkait

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 2 Nyonya

    Mendengar suara Haris, aku langsung tersadar. Aku cepat-cepat melepaskan tanganku dan merapikan baju."Kenapa?" ​​jawabku berpura-pura tenang."Nyonya, bisa keluar sebentar?"Sambil berusaha keras untuk menahan reaksi kewanitaanku, aku beranjak dari tempat tidur dan pergi cuci muka ke kamar mandi untuk menenangkan diri.Haris memanggilku lagi dari halaman, jadi aku buru-buru mengenakan jaket panjang dan berteriak menjawab."Iya, sedang keluar!"Perlahan, aku berjalan menghampirinya.Dia langsung tersenyum dan melambai padaku. Pesona maskulin pria ini sangat kuat. Aku sudah tertarik padanya bahkan dalam jarak yang masih cukup jauh."Ada apa, Haris?" Aku tersenyum simpul, memaksa diriku untuk mengalihkan pandangan ke arah bunga-bunga dan tanaman di halaman.Haris masih memegang gergaji. Lengannya berayun-ayun seolah ingin memamerkan ototnya padaku."Saya nggak bisa potong dahan bagian sini sendirian, jadi saya minta Nyonya keluar. Tolong bantu tarik dahannya ke bawah."Aku menggigit bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 3 Bantu Aku

    Haris tidak merasakan reaksiku sama sekali saat menggendongku."Nyonya, jangan bergerak. Biar saya gendong ke dalam untuk beristirahat sekarang."Terbungkus dalam aroma maskulinnya, aku tersipu dan membiarkan diriku mengendus-endus.Kamarku masih dipenuhi aroma kenikmatan tadi.Aku tiba-tiba teringat bahwa kekacauan di tempat tidur masih belum kubereskan.Saat Haris membawaku masuk, semuanya sudah terlambat. Dia melihat bercak basah di seprai.Dia tersenyum penuh arti dan berkata, "Nyonya, suamimu kurang memuaskanmu, ya?"Wajahku merah padam dan jantungku berdebar-debar. Aku menjelaskan dengan terbata-bata sementara tanganku menarik selimut untuk menutupi noda di tempat tidur."N-nggak juga."Haris tertawa kecil dengan senyuman panas dan ekspresi tersirat. Aku sangat malu dan menyuruhnya keluar.Tapi Haris lanjut bicara."Nyonya, saya bantu mengoleskan obat dulu. Takutnya sampai berhari-hari nggak sembuh."Aku mendengarkan dengan tenang dan melihat pergelangan kakiku yang sudah merah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 4 Ada Orang Lain di Rumah

    Aku meronta ingin melepaskan diri, tapi Haris menahanku dengan terlalu kuat. Suara langkah kaki di luar pintu semakin mendekat. Habis sudah, aku pasti ketahuan!Akhirnya, aku memberanikan diri dan mendorong Haris dengan seluruh kekuatanku ke rak baju. Sederet gantungan baju terjatuh dan mengenai kepala Haris, membuatnya terjatuh ke tanah tanpa kesempatan untuk melawan.Aku buru-buru memakai pakaianku kembali dan menenangkan ekspresiku sebelum meninggalkan kamar mandi.Saat aku hendak keluar, kebetulan aku berhadapan dengan suamiku yang hendak masuk. Aku memandangnya dengan ekspresi bersalah. "Sayang, kenapa kamu tiba-tiba pulang?"Suamiku menatap keheranan ke arah kamar mandi. Dia menjulurkan kepala untuk mengintip, tapi aku cepat-cepat menutupinya.Dia mengangkat alisnya dan bertanya, "Suara berisik apa tadi? Ada orang lain di rumah?"Pertanyaan itu membuatku sangat takut sampai lututku lemas dan lidahku terbata-bata.Mencoba menjelaskan."Nggak, gantungan bajunya tadi jatuh. Aku seda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 5 Ada Orang Lain di Luar

    Sejak diberi tahu Haris, aku mulai mengamati suamiku di rumah.Sebelumnya, aku selalu berpegang pada pemikiran bahwa suami dan istri harus saling percaya.Jadi, aku tidak pernah memeriksa ponsel atau komputernya.Tapi, sejak aku curiga padanya, aku mulai menyadari keanehan dalam gerak-gerik suamiku.Dia selalu bermain dengan ponselnya diam-diam di belakangku, dan meletakkan ponselnya di bawah bantal pada malam hari karena takut orang lain menyentuh ponselnya.Terkadang dia tertawa terbahak-bahak tanpa alasan saat mengobrol.Semua perilaku ini pasti bukti kuat bahwa suamiku punya wanita lain di luar!Aku mencuri waktu saat suamiku mandi dan diam-diam membuka ponselnya untuk mencari tahu siapa selingkuhannya.Tapi setelah mengobrak-abrik ponselnya sekian lama, aku tidak menemukan apa pun. Riwayat obrolannya telah dibersihkan tanpa jejak.Dia terlalu berhati-hati dalam dan tidak meninggalkan bukti sama sekali.Aku menghubungi pengacara untuk membuat perjanjian perceraian. Aku ingin bercer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 6 Membuntuti

    Saat itu seminggu setelah aku membuntuti suamiku terus sepanjang hari untuk mencegahnya bertemu selingkuhannya. Dia tiba-tiba memberitahuku bahwa rumah kami akan kedatangan tamu. Dia memintaku menyiapkan makanan dan menunggu.Aku pun bertanya-tanya. Kepribadian suamiku dingin dan jarang berinisiatif untuk mencari teman.Bahkan sampai aku tidak berani mengundang siapa pun ke rumah setelah menikah.Kenapa tiba-tiba dia kedatangan tamu?Saat aku menunggu suamiku dan teman-temannya datang, aku melihat sosok familier itu lagi.Yang disebut suamiku sebagai temannya ternyata adalah Haris!Haris segera menyapaku."Nyonya, kita bertemu lagi!"Aku bolak-balik melirik suamiku dan Haris. Dari rekaman di mobil, suamiku berkata bahwa Haris telah gagal, jadi dia harus mencari kesempatan lain.Jadi ini maksudnya.Kurasa, dia mengira aku sudah tidak terlalu menempel kepadanya akhir-akhir ini, jadi dia melanjutkan rencananya lagi.Aku pura-pura tidak tahu dan pura-pura bertanya pada suamiku."Kenapa Har

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 6 Membuntuti

    Saat itu seminggu setelah aku membuntuti suamiku terus sepanjang hari untuk mencegahnya bertemu selingkuhannya. Dia tiba-tiba memberitahuku bahwa rumah kami akan kedatangan tamu. Dia memintaku menyiapkan makanan dan menunggu.Aku pun bertanya-tanya. Kepribadian suamiku dingin dan jarang berinisiatif untuk mencari teman.Bahkan sampai aku tidak berani mengundang siapa pun ke rumah setelah menikah.Kenapa tiba-tiba dia kedatangan tamu?Saat aku menunggu suamiku dan teman-temannya datang, aku melihat sosok familier itu lagi.Yang disebut suamiku sebagai temannya ternyata adalah Haris!Haris segera menyapaku."Nyonya, kita bertemu lagi!"Aku bolak-balik melirik suamiku dan Haris. Dari rekaman di mobil, suamiku berkata bahwa Haris telah gagal, jadi dia harus mencari kesempatan lain.Jadi ini maksudnya.Kurasa, dia mengira aku sudah tidak terlalu menempel kepadanya akhir-akhir ini, jadi dia melanjutkan rencananya lagi.Aku pura-pura tidak tahu dan pura-pura bertanya pada suamiku."Kenapa Har

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 5 Ada Orang Lain di Luar

    Sejak diberi tahu Haris, aku mulai mengamati suamiku di rumah.Sebelumnya, aku selalu berpegang pada pemikiran bahwa suami dan istri harus saling percaya.Jadi, aku tidak pernah memeriksa ponsel atau komputernya.Tapi, sejak aku curiga padanya, aku mulai menyadari keanehan dalam gerak-gerik suamiku.Dia selalu bermain dengan ponselnya diam-diam di belakangku, dan meletakkan ponselnya di bawah bantal pada malam hari karena takut orang lain menyentuh ponselnya.Terkadang dia tertawa terbahak-bahak tanpa alasan saat mengobrol.Semua perilaku ini pasti bukti kuat bahwa suamiku punya wanita lain di luar!Aku mencuri waktu saat suamiku mandi dan diam-diam membuka ponselnya untuk mencari tahu siapa selingkuhannya.Tapi setelah mengobrak-abrik ponselnya sekian lama, aku tidak menemukan apa pun. Riwayat obrolannya telah dibersihkan tanpa jejak.Dia terlalu berhati-hati dalam dan tidak meninggalkan bukti sama sekali.Aku menghubungi pengacara untuk membuat perjanjian perceraian. Aku ingin bercer

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 4 Ada Orang Lain di Rumah

    Aku meronta ingin melepaskan diri, tapi Haris menahanku dengan terlalu kuat. Suara langkah kaki di luar pintu semakin mendekat. Habis sudah, aku pasti ketahuan!Akhirnya, aku memberanikan diri dan mendorong Haris dengan seluruh kekuatanku ke rak baju. Sederet gantungan baju terjatuh dan mengenai kepala Haris, membuatnya terjatuh ke tanah tanpa kesempatan untuk melawan.Aku buru-buru memakai pakaianku kembali dan menenangkan ekspresiku sebelum meninggalkan kamar mandi.Saat aku hendak keluar, kebetulan aku berhadapan dengan suamiku yang hendak masuk. Aku memandangnya dengan ekspresi bersalah. "Sayang, kenapa kamu tiba-tiba pulang?"Suamiku menatap keheranan ke arah kamar mandi. Dia menjulurkan kepala untuk mengintip, tapi aku cepat-cepat menutupinya.Dia mengangkat alisnya dan bertanya, "Suara berisik apa tadi? Ada orang lain di rumah?"Pertanyaan itu membuatku sangat takut sampai lututku lemas dan lidahku terbata-bata.Mencoba menjelaskan."Nggak, gantungan bajunya tadi jatuh. Aku seda

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 3 Bantu Aku

    Haris tidak merasakan reaksiku sama sekali saat menggendongku."Nyonya, jangan bergerak. Biar saya gendong ke dalam untuk beristirahat sekarang."Terbungkus dalam aroma maskulinnya, aku tersipu dan membiarkan diriku mengendus-endus.Kamarku masih dipenuhi aroma kenikmatan tadi.Aku tiba-tiba teringat bahwa kekacauan di tempat tidur masih belum kubereskan.Saat Haris membawaku masuk, semuanya sudah terlambat. Dia melihat bercak basah di seprai.Dia tersenyum penuh arti dan berkata, "Nyonya, suamimu kurang memuaskanmu, ya?"Wajahku merah padam dan jantungku berdebar-debar. Aku menjelaskan dengan terbata-bata sementara tanganku menarik selimut untuk menutupi noda di tempat tidur."N-nggak juga."Haris tertawa kecil dengan senyuman panas dan ekspresi tersirat. Aku sangat malu dan menyuruhnya keluar.Tapi Haris lanjut bicara."Nyonya, saya bantu mengoleskan obat dulu. Takutnya sampai berhari-hari nggak sembuh."Aku mendengarkan dengan tenang dan melihat pergelangan kakiku yang sudah merah d

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 2 Nyonya

    Mendengar suara Haris, aku langsung tersadar. Aku cepat-cepat melepaskan tanganku dan merapikan baju."Kenapa?" ​​jawabku berpura-pura tenang."Nyonya, bisa keluar sebentar?"Sambil berusaha keras untuk menahan reaksi kewanitaanku, aku beranjak dari tempat tidur dan pergi cuci muka ke kamar mandi untuk menenangkan diri.Haris memanggilku lagi dari halaman, jadi aku buru-buru mengenakan jaket panjang dan berteriak menjawab."Iya, sedang keluar!"Perlahan, aku berjalan menghampirinya.Dia langsung tersenyum dan melambai padaku. Pesona maskulin pria ini sangat kuat. Aku sudah tertarik padanya bahkan dalam jarak yang masih cukup jauh."Ada apa, Haris?" Aku tersenyum simpul, memaksa diriku untuk mengalihkan pandangan ke arah bunga-bunga dan tanaman di halaman.Haris masih memegang gergaji. Lengannya berayun-ayun seolah ingin memamerkan ototnya padaku."Saya nggak bisa potong dahan bagian sini sendirian, jadi saya minta Nyonya keluar. Tolong bantu tarik dahannya ke bawah."Aku menggigit bibi

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 1 Ditolak Suami

    Aku seorang wanita muda berusia 30 tahun dengan penampilan menarik, tapi suamiku tidak mau menyentuhku. Jadi, aku hanya bisa mengandalkan mainan untuk menghilangkan rasa kesepian.Sampai suatu hari, rumah kami mempekerjakan seorang tukang kebun baru. Badannya kuat dan rupanya tampan. Saat gairahku menggelora, aku menghampirinya .......Namaku Miranda Sasmi, umur 30 tahun, seorang ibu rumah tangga.Penampilanku menarik dan terjaga. Di awal pacaran, suamiku sangat memanjakanku.Kami mengetahui setiap titik sensitif satu sama lain dan telah mencoba semua jenis posisi. Setiap hari adalah masa-masa bercinta yang panas penuh gairah. Kami bahkan pernah melakukannya di kantor suamiku.Suamiku pandai dalam segala hal. Dia tampan, mapan, dan yang paling penting, sangat menyayangiku.Tapi, sejak setengah tahun yang lalu, aku kehilangan hari-hari penuh kenikmatan itu dan menjalani hidup bagaikan seorang janda.Suamiku mulai sering kerja lembur. Lambat laun, dia mulai merasa bahwa hubungan badan t

DMCA.com Protection Status