Share

Bab 2 Nyonya

Penulis: Prameswari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 11:13:59
Mendengar suara Haris, aku langsung tersadar. Aku cepat-cepat melepaskan tanganku dan merapikan baju.

"Kenapa?" ​​jawabku berpura-pura tenang.

"Nyonya, bisa keluar sebentar?"

Sambil berusaha keras untuk menahan reaksi kewanitaanku, aku beranjak dari tempat tidur dan pergi cuci muka ke kamar mandi untuk menenangkan diri.

Haris memanggilku lagi dari halaman, jadi aku buru-buru mengenakan jaket panjang dan berteriak menjawab.

"Iya, sedang keluar!"

Perlahan, aku berjalan menghampirinya.

Dia langsung tersenyum dan melambai padaku. Pesona maskulin pria ini sangat kuat. Aku sudah tertarik padanya bahkan dalam jarak yang masih cukup jauh.

"Ada apa, Haris?" Aku tersenyum simpul, memaksa diriku untuk mengalihkan pandangan ke arah bunga-bunga dan tanaman di halaman.

Haris masih memegang gergaji. Lengannya berayun-ayun seolah ingin memamerkan ototnya padaku.

"Saya nggak bisa potong dahan bagian sini sendirian, jadi saya minta Nyonya keluar. Tolong bantu tarik dahannya ke bawah."

Aku menggigit bibir dan mengangguk, berjinjit untuk meraih dahan yang perlu dipangkas, lalu memanggil Haris.

"Ayo, sudah kutarik ke bawah."

Haris berjalan ke arahku bersama gergajinya. Dia memangkas dahan yang rimbun itu dengan sangat terampil. Kemudian, dia menunjuk ke sisi lain dan mengulangi permintaan yang sama.

Aku mengangguk dan berjalan berdampingan dengannya, agak terlalu berdekatan. Aku ingin menunjukkan kepadanya bahwa dahan-dahan di sisi lain juga perlu dipangkas, tapi aku tanpa sengaja menyentuh otot perutnya yang kuat dan kencang.

Mungkin sudah terlalu lama aku tidak melakukan kontak dekat dengan laki-laki. Begitu aku menyentuh kulitnya yang panas, tenggorokanku terasa kering.

Haris seolah tidak peduli dengan gerakan tidak sengajaku dan mendekat.

Jantungku berdegup kencang. Masih ada kehangatan seperti habis tersengat listrik di ujung-ujung jari yang menyentuh perutnya.

Aku tidak menahan diri lagi dan memandangi tubuh pria yang sangat menggoda ini. Sangat berotot. Mataku seperti kesetanan, menyapu pandang dari jakun, otot dada, otot perut, pinggang, dan tonjolan di antara kedua kakinya .

Haris pasti sangat hebat di ranjang ....

Pikiranku melayang membayangkan seperti apa dia di ranjang. Dia pasti liar dan kasar, dengan energi tak terbatas, memeras wanitanya sampai setengah mati dan memohon untuk berhenti.

Kemunculan pikiran ini membuatku kaget sendiri. Aku sudah punya suami! Kenapa sampai memikirkan hal seperti itu?

Gila!

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut dari benakku.

Haris sama sekali tidak menyadari bahwa kedekatannya telah membuat pikiranku melanglang buana selama setengah menit. Dia tersenyum dan lanjut bercakap denganku, membawaku ke tempat lain yang tidak bisa dipangkas sendirian.

"Nyonya, di sini banyak rumput, tapi agak susah kalau pakai gergaji. Nyonya, mohon bantuan lagi untuk mencabuti rumputnya lebih dulu."

Haris tersenyum, menunjuk semak dan rumput liar di depanku. Aku mengangguk dan berjongkok untuk mulai mencabuti rumput.

Haris berdiri tepat di belakangku. Dia juga ikut berjongkok dan mencabuti rumput. Setelah beberapa saat, rumput liar di depanku habis dicabuti. Aku bangkit berdiri dan terhuyung mundur beberapa langkah.

Haris rupanya sudah berdiri tepat di belakangku entah sejak kapan. Aku tanpa sengaja mundur ke dalam pelukannya. Seluruh punggungku menempel di dadanya.

Lengannya melingkar tepat di dadaku. Lengan kuatnya memelukku erat.

Seolah tersambar petir, aku buru-buru menjauhkan diri darinya.

Suamiku dulu suka meremas buah dadaku di tempat tidur, tapi aku tidak pernah merasa apa-apa. Kukira karena buah dadaku kurang sensitif.

Tapi hari ini ....

Kontak dekat dengan Haris saja telah menimbulkan gelombang kenikmatan di sela-sela rasa malu.

Rasa tegang dan gembira silih berganti menguar dari tubuhku, membuat wajahku merona merah.

Pasti karena terlalu merindukan sentuhan laki-laki.

Aku menjauhkan diri dari Haris dan memikirkan hal ini berulang-ulang dalam pikiranku.

"Nyonya, ada apa? Kenapa wajah Nyonya tiba-tiba merah sekali?"

Pelakunya tidak bereaksi sama sekali. Dia menatapku dan bertanya dengan serius.

Aku malu sekaligus cemas. Bisa-bisanya aku merasakan sesuatu dari sentuhan pria asing. Karena terlalu malu, aku menutupi wajah dan berlari ke arah pintu.

"Aku agak nggak enak badan! Aku masuk dulu. Kalau masih perlu bantuan, panggil orang lain dulu!"

Aku bahkan tidak berani mengangkat kepala karena takut Haris mendapati keanehanku. Aku panik dan berjalan cepat. Tapi, semakin aku cemas, semakin besar kemungkinan untuk melakukan kesalahan.

Tepat saat aku sampai di depan Haris, terdengar bunyi klik, dan kakiku terkilir. Rasa sakit yang tajam membuatku meringis dan tubuhku terjatuh.

Saat wajahku hampir menyentuh tanah ....

Haris menopangku dengan tangannya dan bertanya dengan cemas.

"Nyonya, kamu nggak apa-apa? Kakimu terkilir?"

Detik berikutnya, rasa sakit di kakiku bahkan teralihkan karena serangan hormon pria yang sangat kuat.

Haris menggendongku dan pinggulku bersentuhan tepat dengan kejantanan Haris.

Ya Tuhan!

Jantungku mulai berdegup keras.

Aku bahkan merasa bagian tubuhnya itu semakin membesar.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fadhila Citra
mantap lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 3 Bantu Aku

    Haris tidak merasakan reaksiku sama sekali saat menggendongku."Nyonya, jangan bergerak. Biar saya gendong ke dalam untuk beristirahat sekarang."Terbungkus dalam aroma maskulinnya, aku tersipu dan membiarkan diriku mengendus-endus.Kamarku masih dipenuhi aroma kenikmatan tadi.Aku tiba-tiba teringat bahwa kekacauan di tempat tidur masih belum kubereskan.Saat Haris membawaku masuk, semuanya sudah terlambat. Dia melihat bercak basah di seprai.Dia tersenyum penuh arti dan berkata, "Nyonya, suamimu kurang memuaskanmu, ya?"Wajahku merah padam dan jantungku berdebar-debar. Aku menjelaskan dengan terbata-bata sementara tanganku menarik selimut untuk menutupi noda di tempat tidur."N-nggak juga."Haris tertawa kecil dengan senyuman panas dan ekspresi tersirat. Aku sangat malu dan menyuruhnya keluar.Tapi Haris lanjut bicara."Nyonya, saya bantu mengoleskan obat dulu. Takutnya sampai berhari-hari nggak sembuh."Aku mendengarkan dengan tenang dan melihat pergelangan kakiku yang sudah merah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 4 Ada Orang Lain di Rumah

    Aku meronta ingin melepaskan diri, tapi Haris menahanku dengan terlalu kuat. Suara langkah kaki di luar pintu semakin mendekat. Habis sudah, aku pasti ketahuan!Akhirnya, aku memberanikan diri dan mendorong Haris dengan seluruh kekuatanku ke rak baju. Sederet gantungan baju terjatuh dan mengenai kepala Haris, membuatnya terjatuh ke tanah tanpa kesempatan untuk melawan.Aku buru-buru memakai pakaianku kembali dan menenangkan ekspresiku sebelum meninggalkan kamar mandi.Saat aku hendak keluar, kebetulan aku berhadapan dengan suamiku yang hendak masuk. Aku memandangnya dengan ekspresi bersalah. "Sayang, kenapa kamu tiba-tiba pulang?"Suamiku menatap keheranan ke arah kamar mandi. Dia menjulurkan kepala untuk mengintip, tapi aku cepat-cepat menutupinya.Dia mengangkat alisnya dan bertanya, "Suara berisik apa tadi? Ada orang lain di rumah?"Pertanyaan itu membuatku sangat takut sampai lututku lemas dan lidahku terbata-bata.Mencoba menjelaskan."Nggak, gantungan bajunya tadi jatuh. Aku seda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 5 Ada Orang Lain di Luar

    Sejak diberi tahu Haris, aku mulai mengamati suamiku di rumah.Sebelumnya, aku selalu berpegang pada pemikiran bahwa suami dan istri harus saling percaya.Jadi, aku tidak pernah memeriksa ponsel atau komputernya.Tapi, sejak aku curiga padanya, aku mulai menyadari keanehan dalam gerak-gerik suamiku.Dia selalu bermain dengan ponselnya diam-diam di belakangku, dan meletakkan ponselnya di bawah bantal pada malam hari karena takut orang lain menyentuh ponselnya.Terkadang dia tertawa terbahak-bahak tanpa alasan saat mengobrol.Semua perilaku ini pasti bukti kuat bahwa suamiku punya wanita lain di luar!Aku mencuri waktu saat suamiku mandi dan diam-diam membuka ponselnya untuk mencari tahu siapa selingkuhannya.Tapi setelah mengobrak-abrik ponselnya sekian lama, aku tidak menemukan apa pun. Riwayat obrolannya telah dibersihkan tanpa jejak.Dia terlalu berhati-hati dalam dan tidak meninggalkan bukti sama sekali.Aku menghubungi pengacara untuk membuat perjanjian perceraian. Aku ingin bercer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 6 Membuntuti

    Saat itu seminggu setelah aku membuntuti suamiku terus sepanjang hari untuk mencegahnya bertemu selingkuhannya. Dia tiba-tiba memberitahuku bahwa rumah kami akan kedatangan tamu. Dia memintaku menyiapkan makanan dan menunggu.Aku pun bertanya-tanya. Kepribadian suamiku dingin dan jarang berinisiatif untuk mencari teman.Bahkan sampai aku tidak berani mengundang siapa pun ke rumah setelah menikah.Kenapa tiba-tiba dia kedatangan tamu?Saat aku menunggu suamiku dan teman-temannya datang, aku melihat sosok familier itu lagi.Yang disebut suamiku sebagai temannya ternyata adalah Haris!Haris segera menyapaku."Nyonya, kita bertemu lagi!"Aku bolak-balik melirik suamiku dan Haris. Dari rekaman di mobil, suamiku berkata bahwa Haris telah gagal, jadi dia harus mencari kesempatan lain.Jadi ini maksudnya.Kurasa, dia mengira aku sudah tidak terlalu menempel kepadanya akhir-akhir ini, jadi dia melanjutkan rencananya lagi.Aku pura-pura tidak tahu dan pura-pura bertanya pada suamiku."Kenapa Har

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 1 Ditolak Suami

    Aku seorang wanita muda berusia 30 tahun dengan penampilan menarik, tapi suamiku tidak mau menyentuhku. Jadi, aku hanya bisa mengandalkan mainan untuk menghilangkan rasa kesepian.Sampai suatu hari, rumah kami mempekerjakan seorang tukang kebun baru. Badannya kuat dan rupanya tampan. Saat gairahku menggelora, aku menghampirinya .......Namaku Miranda Sasmi, umur 30 tahun, seorang ibu rumah tangga.Penampilanku menarik dan terjaga. Di awal pacaran, suamiku sangat memanjakanku.Kami mengetahui setiap titik sensitif satu sama lain dan telah mencoba semua jenis posisi. Setiap hari adalah masa-masa bercinta yang panas penuh gairah. Kami bahkan pernah melakukannya di kantor suamiku.Suamiku pandai dalam segala hal. Dia tampan, mapan, dan yang paling penting, sangat menyayangiku.Tapi, sejak setengah tahun yang lalu, aku kehilangan hari-hari penuh kenikmatan itu dan menjalani hidup bagaikan seorang janda.Suamiku mulai sering kerja lembur. Lambat laun, dia mulai merasa bahwa hubungan badan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 6 Membuntuti

    Saat itu seminggu setelah aku membuntuti suamiku terus sepanjang hari untuk mencegahnya bertemu selingkuhannya. Dia tiba-tiba memberitahuku bahwa rumah kami akan kedatangan tamu. Dia memintaku menyiapkan makanan dan menunggu.Aku pun bertanya-tanya. Kepribadian suamiku dingin dan jarang berinisiatif untuk mencari teman.Bahkan sampai aku tidak berani mengundang siapa pun ke rumah setelah menikah.Kenapa tiba-tiba dia kedatangan tamu?Saat aku menunggu suamiku dan teman-temannya datang, aku melihat sosok familier itu lagi.Yang disebut suamiku sebagai temannya ternyata adalah Haris!Haris segera menyapaku."Nyonya, kita bertemu lagi!"Aku bolak-balik melirik suamiku dan Haris. Dari rekaman di mobil, suamiku berkata bahwa Haris telah gagal, jadi dia harus mencari kesempatan lain.Jadi ini maksudnya.Kurasa, dia mengira aku sudah tidak terlalu menempel kepadanya akhir-akhir ini, jadi dia melanjutkan rencananya lagi.Aku pura-pura tidak tahu dan pura-pura bertanya pada suamiku."Kenapa Har

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 5 Ada Orang Lain di Luar

    Sejak diberi tahu Haris, aku mulai mengamati suamiku di rumah.Sebelumnya, aku selalu berpegang pada pemikiran bahwa suami dan istri harus saling percaya.Jadi, aku tidak pernah memeriksa ponsel atau komputernya.Tapi, sejak aku curiga padanya, aku mulai menyadari keanehan dalam gerak-gerik suamiku.Dia selalu bermain dengan ponselnya diam-diam di belakangku, dan meletakkan ponselnya di bawah bantal pada malam hari karena takut orang lain menyentuh ponselnya.Terkadang dia tertawa terbahak-bahak tanpa alasan saat mengobrol.Semua perilaku ini pasti bukti kuat bahwa suamiku punya wanita lain di luar!Aku mencuri waktu saat suamiku mandi dan diam-diam membuka ponselnya untuk mencari tahu siapa selingkuhannya.Tapi setelah mengobrak-abrik ponselnya sekian lama, aku tidak menemukan apa pun. Riwayat obrolannya telah dibersihkan tanpa jejak.Dia terlalu berhati-hati dalam dan tidak meninggalkan bukti sama sekali.Aku menghubungi pengacara untuk membuat perjanjian perceraian. Aku ingin bercer

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 4 Ada Orang Lain di Rumah

    Aku meronta ingin melepaskan diri, tapi Haris menahanku dengan terlalu kuat. Suara langkah kaki di luar pintu semakin mendekat. Habis sudah, aku pasti ketahuan!Akhirnya, aku memberanikan diri dan mendorong Haris dengan seluruh kekuatanku ke rak baju. Sederet gantungan baju terjatuh dan mengenai kepala Haris, membuatnya terjatuh ke tanah tanpa kesempatan untuk melawan.Aku buru-buru memakai pakaianku kembali dan menenangkan ekspresiku sebelum meninggalkan kamar mandi.Saat aku hendak keluar, kebetulan aku berhadapan dengan suamiku yang hendak masuk. Aku memandangnya dengan ekspresi bersalah. "Sayang, kenapa kamu tiba-tiba pulang?"Suamiku menatap keheranan ke arah kamar mandi. Dia menjulurkan kepala untuk mengintip, tapi aku cepat-cepat menutupinya.Dia mengangkat alisnya dan bertanya, "Suara berisik apa tadi? Ada orang lain di rumah?"Pertanyaan itu membuatku sangat takut sampai lututku lemas dan lidahku terbata-bata.Mencoba menjelaskan."Nggak, gantungan bajunya tadi jatuh. Aku seda

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 3 Bantu Aku

    Haris tidak merasakan reaksiku sama sekali saat menggendongku."Nyonya, jangan bergerak. Biar saya gendong ke dalam untuk beristirahat sekarang."Terbungkus dalam aroma maskulinnya, aku tersipu dan membiarkan diriku mengendus-endus.Kamarku masih dipenuhi aroma kenikmatan tadi.Aku tiba-tiba teringat bahwa kekacauan di tempat tidur masih belum kubereskan.Saat Haris membawaku masuk, semuanya sudah terlambat. Dia melihat bercak basah di seprai.Dia tersenyum penuh arti dan berkata, "Nyonya, suamimu kurang memuaskanmu, ya?"Wajahku merah padam dan jantungku berdebar-debar. Aku menjelaskan dengan terbata-bata sementara tanganku menarik selimut untuk menutupi noda di tempat tidur."N-nggak juga."Haris tertawa kecil dengan senyuman panas dan ekspresi tersirat. Aku sangat malu dan menyuruhnya keluar.Tapi Haris lanjut bicara."Nyonya, saya bantu mengoleskan obat dulu. Takutnya sampai berhari-hari nggak sembuh."Aku mendengarkan dengan tenang dan melihat pergelangan kakiku yang sudah merah d

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 2 Nyonya

    Mendengar suara Haris, aku langsung tersadar. Aku cepat-cepat melepaskan tanganku dan merapikan baju."Kenapa?" ​​jawabku berpura-pura tenang."Nyonya, bisa keluar sebentar?"Sambil berusaha keras untuk menahan reaksi kewanitaanku, aku beranjak dari tempat tidur dan pergi cuci muka ke kamar mandi untuk menenangkan diri.Haris memanggilku lagi dari halaman, jadi aku buru-buru mengenakan jaket panjang dan berteriak menjawab."Iya, sedang keluar!"Perlahan, aku berjalan menghampirinya.Dia langsung tersenyum dan melambai padaku. Pesona maskulin pria ini sangat kuat. Aku sudah tertarik padanya bahkan dalam jarak yang masih cukup jauh."Ada apa, Haris?" Aku tersenyum simpul, memaksa diriku untuk mengalihkan pandangan ke arah bunga-bunga dan tanaman di halaman.Haris masih memegang gergaji. Lengannya berayun-ayun seolah ingin memamerkan ototnya padaku."Saya nggak bisa potong dahan bagian sini sendirian, jadi saya minta Nyonya keluar. Tolong bantu tarik dahannya ke bawah."Aku menggigit bibi

  • Rayuan Tukang Kebun   Bab 1 Ditolak Suami

    Aku seorang wanita muda berusia 30 tahun dengan penampilan menarik, tapi suamiku tidak mau menyentuhku. Jadi, aku hanya bisa mengandalkan mainan untuk menghilangkan rasa kesepian.Sampai suatu hari, rumah kami mempekerjakan seorang tukang kebun baru. Badannya kuat dan rupanya tampan. Saat gairahku menggelora, aku menghampirinya .......Namaku Miranda Sasmi, umur 30 tahun, seorang ibu rumah tangga.Penampilanku menarik dan terjaga. Di awal pacaran, suamiku sangat memanjakanku.Kami mengetahui setiap titik sensitif satu sama lain dan telah mencoba semua jenis posisi. Setiap hari adalah masa-masa bercinta yang panas penuh gairah. Kami bahkan pernah melakukannya di kantor suamiku.Suamiku pandai dalam segala hal. Dia tampan, mapan, dan yang paling penting, sangat menyayangiku.Tapi, sejak setengah tahun yang lalu, aku kehilangan hari-hari penuh kenikmatan itu dan menjalani hidup bagaikan seorang janda.Suamiku mulai sering kerja lembur. Lambat laun, dia mulai merasa bahwa hubungan badan t

DMCA.com Protection Status