1 Minggu telah berlalu..
Setelah insiden ngambeknya Rayhan pada Rafi. Dan tentu saja Megan memarahi Rafi tak lupa untuk menghukumnya, kini mereka telah baikan dan lagi berkumpul di ruang tamu.
"Gimana sekolah kalian?" Tanya papa Dika yang menyempatkan diri ikut berkumpul pagi hari ini.
"Baik om/pah," jawab Ray dan Rafi barengan.
"Kalo Rafa?" Tanya Dika karena Rafa hanya diam.
"Baik pa," jawab rafa sekenanya.
"Syukurlah, kalian itu udah SMA, jangan sering berantem, apa lagi Rafi kamu jangan terlalu nakal,"ucap dika.
"Rafi gak nakal pah tapi Rafi ganteng."
"Pede banget Lo," sahut Rafa yang sedang membaca buku.
"Biarin, bilang aja Lo iri kan sama kegantengan gue,"kata rafi. Padahal kan wajah mereka mirip, berarti sama sama ganteng dong.
"Gak ada kerjaan banget gue ngiri sama Lo,"balas rafa masih fokus pada buku yang di baca nya.
"Udah, bisa diam gak sih kalian berdua. Mama kan gak bisa fokus tuh nonton drakor nya," kata Megan mulai marah.
"Maaf mah, lanjutkan nontonnya,"jawab si Rafi.
Beberapa menit kemudian, ada yang menelpon Dika....
"Halo pi," Sapa Dika pada ayahnya yang berada di Prancis.
.....
"Waalaikum salam."
......
"Tumben nelpon, ada apa Pi?"
.....
"Kok mendadak."
......
"Dika gak yakin Pi, kalo mereka bisa jagain Ray."
.....
"Papi kan tau sendiri gimana kelakuan mereka."
.....
"Iya Pi, Dika tahu itu emang tanggung jawab mereka tapi mereka belum siap Pi."
.....
"Kenapa gak beberapa tahun lagi Pi, tunggu Ray sampai umur 20 tahun keatas."
.....
"Dan Rayhan juga udah nyaman tinggal bareng kita."
.....
"Iya Pi, nanti Dika sampaikan, tapi Dika gak janji kalo Ray bakal mau."
.....
"Dan papi gak boleh maksa kalo Ray gak mau."
.....
"Yaudah Pi, assalamualaikum."
Setelah panggilan terputus..."Ray" panggil Dika pada keponakannya tapi bukan cuma Rayhan yg menoleh melainkan Megan, Rafa dan Rafi ikut menatap Dika sang kepala keluarga.
"Ada apa om?"tanya Rayhan memfokuskan dirinya pada kakak dari ayah nya itu.
"Kamu udah denger kan percakapan om sama kakek kamu," kata Dika dan mendapat anggukan kecil Rayhan.
"Kakek kamu nyuruh kamu untuk tinggal bareng orang tua kamu di Jakarta dan kalo kamu setuju besok kamu udah berangkat."
Rayhan terkejut mendengar perkataan dari Dika. Mengapa mendadak sekali, bahkan sebenarnya ia belum siap bertemu orang tuanya, apa lagi itu besok. Dan bukan cuma itu, Ray juga belum siap jauh dari keluarganya yang sekarang. Yang menyayangi nya. Ray belum ingin pergi.
"Gak. Pokoknya Rafi gak setuju kalo Rayhan tinggal sama Tante Dinda dan om Raka," sahut Rafi cepat bahkan sampai berdiri dari duduknya."Kamu jangan egois Rafi, gimana pun juga Rayhan punya keluarga sendiri," kata Dika namun sebenarnya ia juga tak ingin keponakannya itu pergi.
"Ray Lo gak akan setuju kan? Lo bakal nolak kan dan tinggal disini bareng kita, lo gak bakalan mau pergi kan," tanya Rafi dengan penuh harap.
Rayhan yang di tanya terdiam, ia harus memutuskan malam ini juga. Ia bingung. Meskipun ia belum ingin jauh dari mereka, tapi Rayhan juga rindu dengan kedua orang tuanya yang tak bertemu dengannya selama 6 tahun ini. Anak mana yang tak merindukan orang tua kandungnya selama 6 tahun lamanya tak pernah bertemu sekalipun.
Rayhan menghela nafas panjang, sebelum akhirnya ia menjawab perkataan Rafi.
"Maaf kak. Tapi apa yg dikatakan om Dika benar, aku punya keluarga sendiri, meskipun Ray bahagia tinggal disini bahkan sangat bahagia. Tapi gimana pun juga aku selalu ngerasa ada yang kurang kak, meskipun kalian selalu melengkapi kehidupan ku selama ini hingga tak kekurangan sedikitpun namun Ray juga butuh orang tua kandung Ray. Maaf," kata Rayhan menatap mereka satu persatu.
Rayhan berharap keputusan nya itu benar. Jika bukan sekarang, kapan ia bisa bertemu mereka, orang tuanya yang begitu ia rindukan. Meskipun tak yakin ia nantinya bakal bahagia atau tidak bersama mereka.
Rafi yang mendengar jawaban dari Rayhan, menggelengkan kepalanya tak menyangka. Ia berharap Rayhan bakal menolak, namun jawaban yang keluar dari mulut Rayhan justru membuatnya kecewa.
"Dan Lo bakal ninggalin gue?" Tanya Rafi dengan air mata yang udah jatuh.
Rafi dan Rayhan itu sama. Sama sama cengeng, mudah ngambek dan nangis.
"Iya. Maaf kak,"jawab Rayhan, namun sebenarnya perkataannya berbeda dari apa yang sebenarnya ia rasakan. Tentu saja rayhan gak siap meninggalkan mereka.
"Jahat Lo Ray!" kata Rafi dan berlari ke kamarnya.
Rayhan menghela nafas, ia telah membuat Rafi marah padanya. Rasa bersalah kini Rayhan rasakan, namun ia juga tak bisa berbuat apa apa.
"Udah gak usah dipikirin si Rafi, dia memang baperan," kata Rafa yang duduk di sebelah Rayhan.
"Ray jahat yah kak?" Tanya Rayhan pada Rafa yg tersenyum padanya. Tumben sekali rafa tersenyum.
"Gak, si Rafi emang gitu, gimana pun juga itu keputusan Lo. Meskipun kita gak rela Lo pergi, tapi Lo juga butuh kasih sayang dari orang tua kandung Lo Ray. Jangan jadikan kita sebagai penghalang lo bersama mereka lagi," ucap rafa penuh kedewasaan.
"Thanks kak, udah ngerti."
"Hmm."
"Tante?" Panggil Rayhan karena Megan hanya diam sedari tadi, mungkin tak ingin membiarkan Rayhan pergi.
Dengan gerakan cepat, Megan memeluk tubuh keponakan kesayangannya itu. Anak yang ia jaga dari bayi hingga sebesar sekarang.
"Tante kenapa?" Tanya Rayhan karena tantenya tiba tiba memeluknya sambil menangis.
"Tante gak pengen kamu pergi hikss," ucap megan.
"Maafin Ray Tan, udah buat Tante nangis,"kata rayhan memeluk erat tubuh wanita yang telah merawat nya dan memberinya kasih sayang yang teramat besar.
"Kamu itu kesayangan Tante, malaikat kecil Tante, meskipun bukan Tante yg ngelahirin kamu tapi Tante sayang banget sama Rayhan dan kalo Rayhan pergi Tante bakal sedih."
"Rayhan juga sayang banget sama Tante, Tante jangan sedih nanti Ray juga ikutan sedih."
"Makanya kamu jangan tinggalin Tante."
"Tapi Ray juga rindu sama papa mama hikss.." Rayhan menangis di pelukan tantenya sejujurnya ia juga bingung, ia rindu dengan orang tuanya tapi ia juga gak bisa ninggalin keluarganya disini.
Megan yg mendengar Rayhan menangis langsung memeluk erat tubuh rapuh dari anak tak berdosa ini, mendengar kalimat yg Baru saja ia lontarkan membuat hatinya ikut sakit, ia paham bagaimana rasanya tak tinggal bersama orang tua sendiri karena ia juga pernah merasakan nya dulu.
"Maafin Tante Ray, udah egois."
"Gak Tan, kalo Tante emang gak mau Rayhan pergi, Rayhan bakal tetap disini."
"Gak sayang, kebahagiaan kamu yg utama, dan kalo kamu memang udah ngerasa keputusan kamu itu tepat, Tante bakal mendukung keputusan kamu nak, Tante harap kamu bisa selalu bahagia."
"Makasih banyak tan, kalian juga harus selalu bahagia tanpa Ray.
Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri."Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan, setelah panggilan tersambung."Apa!" Balas Raka di seberang sana."Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika."Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ngapain lo nelpon gue, gue sibuk tau!""Gak sopan Lo sama kakak sendiri.""Biarin. Terserah gue dong. Gue gak punya waktu buat bicara sama lo."Gue juga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu.""Yaudah sih. Langsung aja kasih tau sebelum gie matiin.""Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bar
Rayhan tiba di sebuah apartement besar, yang hampir 6 tahun ini tak ia kunjungi, tak ada seorang pun di apartement ini, hanya ada pak Joko yang berdiri di belakangnya.Pak joko ialah supir pribadi dari Bima, om nya. Beliau juga lah yang telah menjemput Rayhan.Remaja tampan itu menoleh ke belakang di mana atensi pak Joko berada "pak Joko tahu mama sama papa kemana?" Tanya nya.Mendengar pertanyaan dari Rayhan sontak saja pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu den, tapi menurut pak Bima, biasa nya kedua orang tua den Rayhan memang sering pulang larut malam, " jawab pak Joko sopan pada keponakan dari bosnya itu."Tapi kan Rayhan mau datang. Masa mereka gak mau nunggu Rayhan di rumah, emang nya mereka gak kangen sama Rayhan."Pak Joko hanya bisa terdiam, tak bisa membantu karena dirinya juga tidak tahu apa apa. Tapi apa yang di katakan Rayhan memang benar
Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya. "Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka. "I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup. Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya. Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan. Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan. "Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam. "Nggak," Brukk (Anggap aja suara pecahan gelas). "Eh yang deng
"Halo om" sapa Rayhan saat panggilan terhubung. "Salam dulu" jawab om Dika di seberang sana. "Heheh assalamualaikum." "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa tumben nelpon om? Udah sampai." "Ray udah sampai dari 1 jam yang lalu om. Ray ganggu gak?" jawab Rayhan sambil melirik ke arah Raka. "Alhamdulillah kalo kamu udah sampai. Gimana kamu udah ketemu sama orang tua mu? "Gini om, Ray nelpon om Dika itu mau nanya apa alamat yang om kasih itu benar. Maksud Ray apa aku gak salah masuk apartement orang." "Ya nggak lah Ray, emangnya kenapa?" "Yang punya apartement marah sama aku om, terus nuduh aku maling," adunya dengan suara keras. Raka mendelik tak suka mendengar bocah yang ia sangka itu maling kini men
🌼Happy reading 🌼Esok harinya.Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.Rayhan menatap jam di ponselnya."Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya.""Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka.""Tau ah mending gue mandi."Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan."Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan."Rayhan lapar.""Mereka kemana coba. k
Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong.Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi."Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp."Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali."Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan tatapan anak anak black carlos padanya.Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget.- Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun- Zico 34 tahun
Seperti perkataan dari Richard beserta anggota blackcarlos yang lain nya, pagi pagi sekali mereka mendatangi apartement Raka.Dinda yang masih tidur itu terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi ditambah teriakan dari orang luar yang bisa memekakkan telinga.Dinda terbangun dengan kesal, ia pun keluar dari kamar hendak membukakan pintu pada tamu yang tak di undang itu.Ketahuilah ini itu masih dini hari, masih jam 4 pagi. Gimana Dinda gak marah dan kesal ia baru saja memejamkan matanya 3 jam yang lalu.Ceklek.Dengan sedikit kasar, Dinda membuka pintu apartement, dapat ia lihat 20 pria tengah berdiri di depan pintu apartement nya. Untung aja pada ganteng, kalo enggak udah Dinda tendang tuh para manusia yang menganggu tidur nya."Eh Din kok bengong," kata Ferro karena istri dari ketua blackcarlos itu hanya menatap mereka tak berniat me
"So sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka.Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka."Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca.Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang."Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan."Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang