Rayhan tiba di sebuah apartement besar, yang hampir 6 tahun ini tak ia kunjungi, tak ada seorang pun di apartement ini, hanya ada pak Joko yang berdiri di belakangnya.
Pak joko ialah supir pribadi dari Bima, om nya. Beliau juga lah yang telah menjemput Rayhan.
Remaja tampan itu menoleh ke belakang di mana atensi pak Joko berada "pak Joko tahu mama sama papa kemana?" Tanya nya.
Mendengar pertanyaan dari Rayhan sontak saja pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu den, tapi menurut pak Bima, biasa nya kedua orang tua den Rayhan memang sering pulang larut malam, " jawab pak Joko sopan pada keponakan dari bosnya itu.
"Tapi kan Rayhan mau datang. Masa mereka gak mau nunggu Rayhan di rumah, emang nya mereka gak kangen sama Rayhan."
Pak Joko hanya bisa terdiam, tak bisa membantu karena dirinya juga tidak tahu apa apa. Tapi apa yang di katakan Rayhan memang benar. Seharusnya sesibuk apa pun orang tuanya setidaknya luangkan lah waktu untuk menunggu dan menyambut anak mereka yang baru datang dan tak pernah bertemu beberapa tahun lamanya.
Rayhan yang semula memandangi lantai sambil merenggut kecil, mengalihkan pandangannya pada pak Joko.
Pak Joko bakal tetap disini kan dan temani Rayhan sampai mereka pulang?" Tanya Rayhan sedikit memaksa.
"Maaf den, sebenarnya bapak ingin. Tapi sepertinya bapak gak bisa," jawab pak Joko sedikit tak enak.
Rayhan menatap pak Joko yang duduk dihadapannya,"Loh kenapa?" Tanya nya dengan raut wajah yang sedikit sedih.
"Soalnya tadi pak Dika nyuruh saya pulang kalo Aden Rayhan sudah sampai," jawabnya jujur.
"Kenapa gak nginap aja dulu pak, temani Rayhan soalnya Rayhan masih gugup ketemu sama mereka,"kata Rayhan memohon.
Pak Joko tersenyum mendengar pernyataan yang di lontarkan oleh remaja di depannya "Aden gak usah takut atau gugup, gimana pun juga mereka kan orang tua kandung den Rayhan."
"Tapi kan Rayhan belum tahu gimana mereka, wajah aja Rayhan lupa lupa ingat. Terus nanti jika seandainya mereka gak suka sama Rayhan terus Rayhan dibuang atau dijual di jadiin pengemis, akhhh Rayhan gak mauuuu" teriak rayhan di akhir kalimat.
Mendengar teriakan dari sang majikan sontak saja pak Joko menutup telinganya "gak mungkinlah den, orang tua aden itu orang baik, gak mungkin jual Aden apalagi kan den Rayhan anak kandung nya. Gak ada orang tua yang akan menyakiti dan mengorbankan anak kandung nya den, orang tau den Rayhan asti baik sama kayak den Rayhan," kata pak Joko menenangkan.
"Kan mungkin aja pak," kata Rayhan asal.
"Yang perlu den Rayhan lakukan cuma sabar aja menghadapi tingkah laku mereka," pesan pak Joko.
"Emangnya kenapa pak?" Tanya Rayhan tak tahu.
"Nanti den Rayhan tahu sendiri," kata pak joko membuat Rayhan penasaran. sebenarnya sih dia udah tahu dari om dika dan tante megan, tapi apakah itu benar.
"Yaudah deh terserah," jawab Rayhan tak mau ambil pusing.
"Tapi pak Joko harus menemani Rayhan sampai mereka datang, gak boleh nolak"
"Iya den."
****
Disebuah Restaurant armada coffein
Berkerumun sekelompok pria yang begitu di segani oleh orang orang Yang ada disana. Tak ada yang berani mendekatinya kecuali anggotanya sendiri.
Sebuah Genk motor bernama ' blackcarlos ' yang paling di takuti oleh Genk Genk motor yang ada di Jakarta maupun luar Jakarta.
Dan kini, di tempat itu, akan diadakan balap motor antara 'daksa' dan 'agashol'. Tentu saja hadiahnya sangat menggiurkan yaitu sebuah mobil McLaren F1 LM-Spec Supercar yang seharga Rp 270 milliar Dari sang ketua 'blackcarlos'. Kapan lagi coba bisa dapat mobil gratis hanya dengan balapan.
Ketua blackcarlos terkenal dengan ketampanan dan sikap dinginnya, juga keterampilannya dalam balapan yang sampai saat ini belum ada yang bisa menandinginya, namun meskipun ia bersikap tak pedulian pada orang, sesungguhnya ia memiliki kebaikan hati yang jarang dimiliki oleh ketua Genk motor lainnya.
Raka Aprilio Dhian itulah nama dari ketua Genk 'Black Carlos" pria berumur 31 tahun itu memiliki wajah bak anak 17 tahun juga karena tingkahnya yang masih seperti anak ABG yang baru puber. Ketika berada di rumah ia cenderung bersikap kekanakan, dan terkesan hangat, namun ketika berada di luar, ia berubah 180° apa lagi sedang bersama para anggota nya. Dingin, tak tersentuh.
"Baiklah balapan akan segera dimulai," kata Vano salah satu anggota blackcarlos tak lupa ia berdiri dari duduknya.
"Yaudah yuk keluar," sahut Aldo anggota blackcarlos.
Baru saja raka sang ketua blackcarlos ingin berdiri dari tempatnya duduk. namun ada notif dari ponselnya mau tak mau ia harus melihatnya, barang kali penting
My wife😘
Rayhan udah sampai?
Melihat chat dari sang istri refleks Raka menepuk keningnya, bisa bisanya ia melupakan kalo hari ini Rayhan bakal datang.
Me
Heheh sorry yang😁🙏 tadi aku lupa kalo Rayhan bakal datang.
My wife😘
Masa sama anak sendiri bisa lupa. gue gak mau tahu, Lo harus pulang sekarang.
Me
Tapi yang balapan nya baru mau mulai.
My wife😘
Lo pilih balapan atau anak Lo!!
Me
Iya gue otw.
My wife😘
Awas aja kalo sampe gue pulang lo belum pulang.
Me
Iyah ini udah di jalan kok.
Jangan marah yah.
My wife😘
15 menit udah sampe di rumah, gue gak suka lu bohong!
Me
Iya sayangku, cintaku, ini udah di jalan. Jangan marah dong .
"Kok gue bisa lupa si Rayhan sih? Tau gini gue gak usah datang tadi," batin Raka.
"Elu kenapa Rak? Tanya Vano saat melihat Raka yang tadi habis memainkan ponsel langsung bengong.
"Gue gak papa, kalian lanjutin aja balapan nya," kata Raka dan mengambil jaket nya.
"Loh kenapa? Lo mau kemana? Pertandingan baru di mulai," Tanya Fero anggota blackcarlos.
"Gue mau pulang," sahut Raka singkat.
"Kok gak nunggu aja dulu sampe selesai balapan, gak lama kok," tahan Fero saat Raka udah mau pergi.
"Ini jauh lebih penting, jadi gue gak bisa lama lama. Ntar kalo udah kelar balapan nya kalian chat gue nanti hadiah nya gue kasih sama yang menang."
"Ok rak, Hati hati di jalan bro," kata Vano.
"Hmm" jawab Raka dan keluar dari restaurant, pulang ke rumah dengan mengendarai motor kesayangan nya.
Dalam perjalanan, Raka merutuki dirinya yang melupakan bahwa anak nya akan datang dan mulai sekarang ia akan tinggal bersama mereka. Sebenarnya Raka maupun Dinda sama sama belum siap, karena menurut mereka mengurus anak itu susah dan mereka berdua tak berpengalaman dalam hal itu.
Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya. "Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka. "I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup. Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya. Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan. Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan. "Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam. "Nggak," Brukk (Anggap aja suara pecahan gelas). "Eh yang deng
"Halo om" sapa Rayhan saat panggilan terhubung. "Salam dulu" jawab om Dika di seberang sana. "Heheh assalamualaikum." "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa tumben nelpon om? Udah sampai." "Ray udah sampai dari 1 jam yang lalu om. Ray ganggu gak?" jawab Rayhan sambil melirik ke arah Raka. "Alhamdulillah kalo kamu udah sampai. Gimana kamu udah ketemu sama orang tua mu? "Gini om, Ray nelpon om Dika itu mau nanya apa alamat yang om kasih itu benar. Maksud Ray apa aku gak salah masuk apartement orang." "Ya nggak lah Ray, emangnya kenapa?" "Yang punya apartement marah sama aku om, terus nuduh aku maling," adunya dengan suara keras. Raka mendelik tak suka mendengar bocah yang ia sangka itu maling kini men
🌼Happy reading 🌼Esok harinya.Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.Rayhan menatap jam di ponselnya."Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya.""Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka.""Tau ah mending gue mandi."Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan."Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan."Rayhan lapar.""Mereka kemana coba. k
Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong.Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi."Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp."Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali."Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan tatapan anak anak black carlos padanya.Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget.- Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun- Zico 34 tahun
Seperti perkataan dari Richard beserta anggota blackcarlos yang lain nya, pagi pagi sekali mereka mendatangi apartement Raka.Dinda yang masih tidur itu terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi ditambah teriakan dari orang luar yang bisa memekakkan telinga.Dinda terbangun dengan kesal, ia pun keluar dari kamar hendak membukakan pintu pada tamu yang tak di undang itu.Ketahuilah ini itu masih dini hari, masih jam 4 pagi. Gimana Dinda gak marah dan kesal ia baru saja memejamkan matanya 3 jam yang lalu.Ceklek.Dengan sedikit kasar, Dinda membuka pintu apartement, dapat ia lihat 20 pria tengah berdiri di depan pintu apartement nya. Untung aja pada ganteng, kalo enggak udah Dinda tendang tuh para manusia yang menganggu tidur nya."Eh Din kok bengong," kata Ferro karena istri dari ketua blackcarlos itu hanya menatap mereka tak berniat me
"So sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka.Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka."Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca.Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang."Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan."Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion
Setelah puas bermain dengan Rayhan, akhirnya tamu tamu tak di undang itu pulang ke habitat masing masing.Dan kini tinggallah Raka dan Rayhan di apartement. Dua pasangan dan ayah itu hanya diam dan melalukan aktivitas sendiri, seperti Raka yang sibuk dengan ponsel miliknya dan Rayhan yang sibuk dengan pikirannya.Raka dan Rayhan tadinya udah akrab namun sekarang terjadi kecanggungan antara keduanya.Rayhan sebenarnya bosan, tapi papanya itu sama sekali tak peka ia asik sendiri bermain ponsel. Tanpa tahu saja kalo anaknya itu tengah dilanda kebosanan. Rayhan kan termasuk anak yang gampang bosan, gampang bad mood.Ingin berteriak tapi takut jika papanya itu akan marah, jadi yang bisa Rayhan lakukan hanya duduk tenang di sofa sembari memperhatikan papanya yang sibuk dengan dunianya sendiri. Berasa patung dia.20 menit berlalu dan Rayhan masih tetap berada di posi
Malam harinya,Rayhan keluar dari kamar dan melewati papanya yang sedang berdiri di dekat pintu kamar. Entah apa yang di lakukan oleh Raka yang sama sekali gak ada gunanya."Ray," panggil Raka tapi tak di balas oleh Rayhan.Rayhan berjalan ke ruang tamu di mana mamanya sedang menelepon seseorang.Rayhan mendekati mamanya dan duduk disampingnya, sambil menyandarkan kepalanya pada bahu sang mama efek bangun tidur, nyawanya masih setengah terkumpul.Raka datang dan tentu saja dia cemburu melihat Rayhan yang menyandarkan kepala pada Dinda. Ingin protes, namun saat melihat Dinda yang tak merasa terganggu sedikitpun membuat ia hanya diam dan berjalan ke samping Rayhan yang sedang memejamkan mata."Din," panggil Raka yang pada Dinda yang sedang sibuk namun Dinda tak berniat menanggapi."Dinda dosa loh gak nyahut saat
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang