Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.
Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri.
"Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan, setelah panggilan tersambung.
"Apa!" Balas Raka di seberang sana.
"Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika.
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ngapain lo nelpon gue, gue sibuk tau!"
"Gak sopan Lo sama kakak sendiri."
"Biarin. Terserah gue dong. Gue gak punya waktu buat bicara sama lo.
"Gue juga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu."
"Yaudah sih. Langsung aja kasih tau sebelum gie matiin."
"Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bareng kalian."
"WHAAAT!"
"Gak usah teriak gitu, telinga gue sakit. Gue tahu elu kaget."
"Lo jangan asal bicara. Pokoknya gue gak mau!"
"Lo gak bisa nolak, karena papi yg nyuruh gue."
"Tapi gue gak mau! Jangan maksa deh!"
"Dia itu anak lo Rak, tanggung jawab lo. Lo sekarang udah dewasa dan bisa jagain dia."
"Gue belum bisa."
"Lo gak bisa karena lo gak belajar. Sebenarnya gue yang pengen jagain dan rawat Ray sampai dia dewasa, dari pada garus tinggal bareng kalian, gue gak yakin dia bakal bahagia."
"Kalo gitu lo aja, kalo lo pengen banget. Dari pada sama gue, ke siksa batin dia nanti."
"Awas aja sampai lo nyakitin Ray. Udah deh, Gue gak mau ribut sama lo. Gue masih banyak urusan."
"Emang yang mau nyari ribut siapa."
"Pesan gue sama Lo, selama Rayhan disana, kalian harus menjaganya dan stop kelayapan."
"Jangan ngasal bicara, lagian gue balapan pun cuma buat kesenangan gue sendiri. Dan lo gak usah ngatur hidup gue. Dan gue gak janji bisa jaga anak kesayangan lo itu."
"Udah deh Rak. Lo gak usah sok gak peduli sama dia. Gue tau lo sangat menyayangi Rayhan, bahkan lo rela berpisah selama bertahun tahun demi Rayhan kan. Tugas lo sekarang cuma menyayangi Rayhan dan menjaganya."
"Pokoknya Lo harus jaga dia baik baik."
Panggilan terputus sepihak dari sang adik, belum selesai Dika berbicara namun sudah di matikan, membuat orang kesal saja.
"Gimana?" Tanya Megan pada Dika.
"Dia mau nolak tapi karena papi yang nyuruh jadi dia mau,"jawab Dika.
"Semoga aja mereka bisa jaga Rayhan dengan baik," kata Megan yg sebenarnya ia masih khawatir.
"Aku yakin mereka pasti bisa. Jika Rayhan gak ada di kehidupan mereka, mereka berdua gak akan bisa menjadi dewasa dan orang tua."
"Tapi rayhan masih kecil untuk tinggal bareng mereka yang kelakuan nya seperti itu. Aku takut Rayhan akan..."
"Kamu gak usah khawatir. Rayhan pasti bisa membuat mereka menjadi orang tua yang baik, dan si Raka yang kerjaan nya cuma ngabisin duit aja. Dengan kehadiran Rayhan mungkin akan sedikit mengubah kehidupan mereka."
"apa kamu yakin?" tanya megan ragu.
"Aku yakin. Dalam suatu rumah tangga, akan terasa sempurna dengan kehadiran seorang anak di kehidupan mereka. Begitu pun dengan Raka dan Dinda. Mereka pasti menyayangi Ray meskipun kedua nya belum siap menjadi orang tua."
"Kamu benar. Dan semoga saja."
"Jadi kamu ngizinin Rayhan pergi besok?" tanya Dika.
"Meskipun aku gak rela, tapi Ray juga butuh mereka. Selagi ray bahagia aku ngizinin."
Dika tersenyum mendengar jawaban dari istrinya itu.
Esok harinya...
Kini mereka sedang mengantar Rayhan ke mobil yang akan mengantarnya ke Jakarta.
"Kalo sudah sampai hubungin Tante," kata Megan masih setia memeluk Rayhan sambil menangis. Ibu mana coba yang rela merelakan anak nya pergi untuk waktu yang lama.
"Iya Tan, Tante jangan nangis lagi, Rayhan akan baik baik aja disana,"ucap rayhan mengusap air mata yang membasahi pipi tante cantik nya itu.
"Janji sama Tante Rayhan akan selalu bahagia,"pesan megan.
"Iya Tan, Rayhan janji, makasih selama ini sudah jaga Rayhan dan jadi sosok ibu bagi Rayhan,"ucap rayhan tulus.
Setelah berpamitan pada Megan Rayhan kemudian memeluk tubuh tegap Dika.
"Om makasih udah sayang sama Rayhan."
"Om yang berterima kasih karena kehadiran kamu, keluarga kecil kita bahagia, kalo mereka gak jagain kamu, kamu bilang sama om nanti om jewer telinga papa mu itu," kata dika dengan di akhiri kata bercanda di akhir kalimat nya.
"Iya om," kekeh Rayhan.
Tadi mereka memang sudah memberitahu bagaimana orang tua rayhan, dan rayhan juga harus siap menghadapi nya.
Rayhan berjalan ke arah Rafa dan memeluknya.
"Kak Rafa, thanks udah jadi sosok kakak buat Rayhan selama ini, thanks udah mau sayang sama Rayhan dan ngelindungin Rayhan,"ucap rayhan di pelukan rafa.
"Lo adek gue, jadi udah jadi tugas gue buat jaga lo," kata Rafa dan membalas pelukan Rayhan.
Setelah itu, rayhan berjalan menghampiri rafi yang tampak diam menunduk, mungkin tengah menangis.
"Kak Rafi," panggil Rayhan pada Rafi yang masih ngambek, menundukkan kepalanya.
"Kak Rafi jangan marah dong, kan Rayhan udah mau pergi."
"Tega Lo ninggalin gue," kata rafi mendongakkan kepala nya, menatap wajah rayhan untuk terakhir kalinya. Padahal kan mereka masih bisa video call jika kangen, atau pun berkunjung ketika libur sekolah.
"Maaf, Rayhan gak mau ngerepotin kalian terus,"jawab rayhan.
"Lo gak ngerepotin, malahan rumah ini ramai karena kehadiran Lo. Kalo lo pergi bakalan sepi, gak ada lagi teman berantem gue."
"Thanks kak, dan sorry selama ini gue sering jahilin elu,"kata rayhan terharu dengan perkataan rafi.
"Gak usah minta maaf berasa Lo mau pergi selamanya padahal cuma ke jakarta."
"Makanya jangan nangis, nanti tambah jelek loh,"ucap rayhan sekalian mengejek.
"Enak aja, gue ini manusia tertampan tau."
"Makanya kalo tampan gak boleh sedih harus selalu bahagia."
"Kalo Lo pergi gue gak ada teman lagi dong."
"Kak Rafa ada tuh,"balas rayhan menunjuk rafa.
"Si Rafa gak asik."
"Gue denger," sahut Rafa.
"Jaga diri Lo baik baik."
"Kakak juga,"kata Rayhan dan melepaskan pelukannya
"Rayhan pamit, terima kasih banyak untuk semuanya, janji sama Rayhan gak boleh ada yg sedih,"kata rayhan berpamitan.
Sebelum rayhan masuk ke mobil, rafi langsung berlari dan memeluk rayhan penuh sayang, begitu pun dengan rafa yang juga ikut bergabung.
"Kalo ada yang ganggu lo, bilang sama gue. Termasuk ok raka," ucap rafi.
"Sering hubungi gue, kalo lo kesepian butuh teman, gue datang. Gue sayang sama lo."
"Iya kak."
Setelah melepaskan pelukan nya, rayhan tersenyum menatap mereka, keluarga nya yang harus ia tinggalkan.
"Assalamualaikum ray pergi dulu,"katanya.
"Waalaikum salam. Hati hati Ray" jawab mereka bersama.
Rayhan tiba di sebuah apartement besar, yang hampir 6 tahun ini tak ia kunjungi, tak ada seorang pun di apartement ini, hanya ada pak Joko yang berdiri di belakangnya.Pak joko ialah supir pribadi dari Bima, om nya. Beliau juga lah yang telah menjemput Rayhan.Remaja tampan itu menoleh ke belakang di mana atensi pak Joko berada "pak Joko tahu mama sama papa kemana?" Tanya nya.Mendengar pertanyaan dari Rayhan sontak saja pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu den, tapi menurut pak Bima, biasa nya kedua orang tua den Rayhan memang sering pulang larut malam, " jawab pak Joko sopan pada keponakan dari bosnya itu."Tapi kan Rayhan mau datang. Masa mereka gak mau nunggu Rayhan di rumah, emang nya mereka gak kangen sama Rayhan."Pak Joko hanya bisa terdiam, tak bisa membantu karena dirinya juga tidak tahu apa apa. Tapi apa yang di katakan Rayhan memang benar
Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya. "Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka. "I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup. Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya. Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan. Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan. "Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam. "Nggak," Brukk (Anggap aja suara pecahan gelas). "Eh yang deng
"Halo om" sapa Rayhan saat panggilan terhubung. "Salam dulu" jawab om Dika di seberang sana. "Heheh assalamualaikum." "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa tumben nelpon om? Udah sampai." "Ray udah sampai dari 1 jam yang lalu om. Ray ganggu gak?" jawab Rayhan sambil melirik ke arah Raka. "Alhamdulillah kalo kamu udah sampai. Gimana kamu udah ketemu sama orang tua mu? "Gini om, Ray nelpon om Dika itu mau nanya apa alamat yang om kasih itu benar. Maksud Ray apa aku gak salah masuk apartement orang." "Ya nggak lah Ray, emangnya kenapa?" "Yang punya apartement marah sama aku om, terus nuduh aku maling," adunya dengan suara keras. Raka mendelik tak suka mendengar bocah yang ia sangka itu maling kini men
🌼Happy reading 🌼Esok harinya.Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.Rayhan menatap jam di ponselnya."Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya.""Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka.""Tau ah mending gue mandi."Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan."Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan."Rayhan lapar.""Mereka kemana coba. k
Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong.Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi."Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp."Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali."Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan tatapan anak anak black carlos padanya.Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget.- Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun- Zico 34 tahun
Seperti perkataan dari Richard beserta anggota blackcarlos yang lain nya, pagi pagi sekali mereka mendatangi apartement Raka.Dinda yang masih tidur itu terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi ditambah teriakan dari orang luar yang bisa memekakkan telinga.Dinda terbangun dengan kesal, ia pun keluar dari kamar hendak membukakan pintu pada tamu yang tak di undang itu.Ketahuilah ini itu masih dini hari, masih jam 4 pagi. Gimana Dinda gak marah dan kesal ia baru saja memejamkan matanya 3 jam yang lalu.Ceklek.Dengan sedikit kasar, Dinda membuka pintu apartement, dapat ia lihat 20 pria tengah berdiri di depan pintu apartement nya. Untung aja pada ganteng, kalo enggak udah Dinda tendang tuh para manusia yang menganggu tidur nya."Eh Din kok bengong," kata Ferro karena istri dari ketua blackcarlos itu hanya menatap mereka tak berniat me
"So sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka.Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka."Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca.Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang."Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan."Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion
Setelah puas bermain dengan Rayhan, akhirnya tamu tamu tak di undang itu pulang ke habitat masing masing.Dan kini tinggallah Raka dan Rayhan di apartement. Dua pasangan dan ayah itu hanya diam dan melalukan aktivitas sendiri, seperti Raka yang sibuk dengan ponsel miliknya dan Rayhan yang sibuk dengan pikirannya.Raka dan Rayhan tadinya udah akrab namun sekarang terjadi kecanggungan antara keduanya.Rayhan sebenarnya bosan, tapi papanya itu sama sekali tak peka ia asik sendiri bermain ponsel. Tanpa tahu saja kalo anaknya itu tengah dilanda kebosanan. Rayhan kan termasuk anak yang gampang bosan, gampang bad mood.Ingin berteriak tapi takut jika papanya itu akan marah, jadi yang bisa Rayhan lakukan hanya duduk tenang di sofa sembari memperhatikan papanya yang sibuk dengan dunianya sendiri. Berasa patung dia.20 menit berlalu dan Rayhan masih tetap berada di posi
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang