Share

BAB 7

Author: Rahma Amma
last update Last Updated: 2022-06-22 00:06:54

-Pengacau datang 

Seminggu sudah kami menempati rumah sederhana ini, walaupun tak begitu besar namun rumah ini sangat nyaman. Tak ada makian, tak ada pekerjaan berat yang menantiku di setiap pagi bahkan sepanjang hari seperti biasanya. 

Rumah kami bernuansa Biru dan pink. Biru adalah warna kesukaan Mas Azka, dan Pink jelas saja adalah warna kesukaanku. Dengan uang sisa gaji dan uang bonus dari Mas Azka yang ku tabung setiap bulannya, kami akhirnya bisa memenuhi semua bagian isi rumah. Aku membeli ranjang berukuran besar lengkap dengan rak kecil, lemari,meja rias dan bantal duduk yang ku susun rapi di dalam kamar. 

Rumahku surgaku, inilah yang saat ini ku rasakan. Semoga aman damai selalu seperti ini. Aku sudah mengabari keluarga tentang kepindahanku, tapi aku tak pernah sedikitpun menjelek-jelekkan atau memberitahu mereka tentang sikap buruk yang selalu aku dapatkan dari keluarga angkat suamiku. Biarlah aib itu ku tutupi dengan rapat. Karena bagaimanapun juga, mereka adalah keluarga yang sudah membesarkan suamiku selama ini.

***

Pagi yang cerah ku isi dengan senam hamil yang belakangan ini ku ikuti melalui video youtube yang ku nyalakan di TV. Aku mulai rutin melakukan kegiatan ibu hamil seperti ibu-ibu hamil biasanya, kegiatan yang tak pernah ku lakukan semasa aku tinggal di rumah mertuaku yang membuatku seperti babu. 

Setelah senam hamil, aku mandi dan membuat kopi serta sarapan untuk suamiku. Tak lupa aku juga sambil mengerjakan pekerjaan rumah lain yang bisa dilakukan sambil menunggu masakanku matang. 

Namun kedamaianku tiba-tiba sirna saat mataku melihat ke arah jendela, terlihat dua orang wanita dengan langkah yang angkuh menuju rumahku. Siapa lagi kalau bukan Kak Lastri dan Ayu. Mau apa lagi mereka kali ini? Buru-buru ku matikan kompor dan menuju pintu utama untuk membukakan pintu. 

"Rumahnya kecil banget ya, percaya deh sama aku mereka gak bakal tahan lama-lama tinggal disini," ucap Kak Lastri dengan mulut dowernya, bukannya mengucapkan salam malah nyelonong masuk dan menghina kediamanku. Aku hanya diam memperhatikan langkah mereka, tapi sesaat mereka berpandangan dan memperhatikan sekeliling rumahku yang bisa dibilang cukup mewah. Bagaimana tak membuat mereka terpana? Aku mengisi semua barang di rumah ini dengan perlengkapan minimalis yang membuatnya menjadi terkesan sangat indah.

"Rumah itu nggak mesti besar, yang penting nyaman dan orang yang tinggal di dalamnya sehat semua," sindirku pada mereka, aku melewati mereka begitu saja dan menuju ke dapur untul membereskan sisa pekerjaan yang tadi belum selesai. 

"Pasti uang korupsi si Azka nih, makanya bisa beli perlengkapan rumah sebanyak ini," celetuk Ayu, Air yang ku rebus mulai mendidih, sama dengan halnya hatiku yang mendidih mendengar kata-katanya yang seenak jidatnya saja. Sembarangan sekali dia mengatakan suamiku yang jujur, baik, dan penyabar plus tampan sebagai orang yang melakukan korupsi. Andai tak ada hukum di negara ini, dengan senang hati akan ku siram mulut mereka dengan air yang saat ini ku tumpahkan untuk membuat kopi Mas Azka. 

"Gak usah kebanyakan basa basi deh, kalian mau apa kesini?" Aku langsung saja memotong bahan gosip mereka yang sangat tak beradab. 

"Mau minta duit disuruh Ibu," jawab Ayu santai, ia tanpa tahu malu meminta uang padaku. membuatku mengerutkan kening, ingin rasanya ku jambak rambut keriting adik iparku ini. 

"Duit apaan? Emang kami gudang duit?" Aku duduk santai sambil meminum susu hamil. 

"Azka kan gajian hari ini, jadi Ibu nyuruh minta duit buat bayar Air,Listrik,Wifi sama buat belanja dapur juga!" sahutnya lagi tanpa ada beban di setiap katanya. 

Hampir saja aku tersedak saat menyeruput Susu yang akan kuminum. Dasar keluarga tak tahu malu, sudah pindah pun kami dari sana masih saja ingin menguras gaji suamiku. 

"Oo, tidak semudah itu ferguso." Aku menyeringai melihat mereka. 

"Wah, ternyata ingatan Ibu kuat juga ya, sampai hafal tanggal berapa Mas Azka gajian. Aku aja sampai lupa," sindirku lagi sembari melap meja kompor yang kecipratan air susu saat aku menuang air hangat tadi. 

"Iyalah, itu kan haknya Ibu," jawabnya santai, aku kembali terkekeh, mendengar Ayu dengan lantangnya mengatakan itu sambil mencomot kripik pisang di dalam toples meja tamu.

"Sejak kapan uang Mas Azka menjadi Hak Ibu?" aku benar-benar muak pada mereka. 

"Buru deh Ra, panggil Azka. Aku repot nih!" Kak Lastri mulai tak sabaran. 

"Mas, ada tamu tak di undang." Sengaja aku berteriak memanggil nama Mas Azka, tak ingin aku melepaskan pandanganku dari dua wanita tak tahu diri yang saat ini sedang melihat sekeliling ruang rumahku, bisa hilang beberapa boneka hias yang saat ini tersusun rapi di rak shabby yang bergantung manis di atas kepala mereka. 

Mereka ini selain tukang peras menyambi pula sebagai tukang sulap, barang milikku sering hilang dalam sekejap jika mereka yang menyentuhnya. Dan tiba-tiba barang itu sudah berubah menjadi hak milik, kan Asem !! Aku mengomel dalam hati saat mengingat beberapa barang di kamarku yang hilang dan ternyata sudah berpindah tempat dengan sendirinya ke kamar mereka, itu juga alasanku kenapa waktu tinggal di rumah mertuaku dulu, setiap aku tertidur aku pasti mengunci pintu kamar.

Maz Azka keluar dengan pakaian yang rapi dan wangi, tentu saja aku sudah menyetrika dan memberi pengharum pada pakaiannya, takkan ku biarkan suamiku seperti dulu awal kami bertemu,kucel dan tak pernah diperhatikan. 

"Eh, ada Kak Lastri dan Ayu," ucap Mas Azka berbasa basi lalu duduk di sofa depan mereka. 

"Ada apa kak? Tumben main kesini," lanjutnya lagi, masih sopan seperti biasanya. 

"Minta duit buat bayar Air,Listrik,Wifi dan juga belanja dapur," jawab Kak Lastri langsung.

"Benar-benar tak tau diri," batinku. 

Terlihat Mas Azka menggaruk tengkuknya, aku tau dia bingung. Namun kali ini aku tak berniat sedikitpun untuk membantunya, aku ingin tahu bagaimana dia menanggapi kedua saudara angkatnya yang gila duit ini. 

"Emh, gimana ya Kak?" ucapnya bingung.

"Tolak Mas, pokoknya Mas Azka harus nolak." aku membatin sambil terus memperhatikan mereka. 

"Keuangan kami kan yang atur Ayra, dari dulu waktu di rumah ibu pun semua Ayra yang atur, jadi kalau memang Kak Lastri atau Ayu perlu uang, bisa ngomong langsung ke Ayra ya," ucap Mas Azka santai, ia melimpahkan segalanya kepadaku. 

"Hedeh, Mas Azka memang menyebalkan!" Kesal aku dibuatnya. 

"Ra, suamimu nyuruh minta ke kamu," ucap Kak Lastri setengah berteriak, aku hanya tersenyum. 

"Tapi keuangan kami kayanya lagi gak cukup buat bayar tagihan yang kalian minta, soalnya Ayra baru habis belanja bulanan dan juga perlengkapan rumah, jadi gimana dong?" Aku berpura-pura sedih dan berjalan mendekati mereka. 

"Ya kita gak mau tahu, kalian ngutang kek, gimana kek, yang penting tagihan di rumah Ibu kalian harus bayar," sahut Kak Lastri, hampir saja aku meledak dibuatnya, jika tanganku tak digenggam oleh Mas Azka, benar-benar akan ku sobek mulut perempuan tak tau diri ini. 

"Kasih aja Dek, jangan ribut. Kita orang baru disini, gak enak di dengar tetangga," ucap Mas Azka setengah berbisik padaku, aku menepis tangannya pelan, lalu beranjak masuk ke dalam kamar mengambil dompetku. Ku lihat mereka senyum penuh kemenangan.

"Oo, tidak bisa ferguso, kalian belum menang," batinku.

Aku teringat dengan uang pecahan Dua Puluh Ribuan berjumlah Lima Ratus Ribu yang ditukar oleh Mbak Andin, tetangga sebelah rumahku kemarin sore. Aku jadi punya ide jahil pada dua iparku di depan. Ku ambil amplop berukuran panjang, lalu ku masukan uang dua puluhan ribu itu ke dalamnya, dan terlihat tebal. Aku terkekeh geli lalu dengan semangat membawanya keluar. 

Kusodorkan uang itu pada Ayu, diterimanya dengan sumringah karena bentuknya yang tebal mungkin dia berpikir isinya sangat banyak, ingin sekali rasanya aku tertawa tapi ku tahan dengan sekuat tenaga. 

"Oke, urusan kita selesai ya. Kita pulang dulu," ucap Ayu, mereka pergi  tanpa ucapan terima kasih dan salam, dan langsung saja keluar rumah tanpa permisi. 

"Persis jailangkung," umpatku kesal, ku lirik Mas Azka yang sedang tersenyum geli melihatku yang sedang mencibir, karena kesal reflek kupukul lengannya. 

"Mas itu kenapa sih, kok Iya Iya mulu kalau mereka minta ini dan itu," ucapku protes, akhirnya aku mengutarakan kekesalanku. 

"Sini deh," pinta Mas Azka, ia membawaku untuk duduk di sampingnya. 

"Mas bukannya nggak mau nolak, tapi Mas merasa masih punya kewajiban pada Ibu, karena biar sejahat apapun Ibu sama Mas selama ini tapi Ibu juga yang sudah ngebesarin Mas," ucap Mas Azka menjelaskan, ia tertunduk lemas, aku tau Mas Azka pasti merasakan perih di hatinya. 

Aku mengelus punggungnya pelan.

 "Maafin Ayra ya Mas, tapi bukan maksud Ayra pengen itung-itungan atau berlaku nggak baik sama mereka. Ayra pengen Kak Lastri sama Ayu juga bertanggung jawab atas Ibu, mereka juga punya gaji tapi satu rupiah pun belum pernah Ayra lihat mereka keluarkan untuk Ibu, kenapa harus kita terus yang memenuhi kebutuhan Ibu?" jawabku menjelaskan, Aku menyesal, bukan karena sudah tak memenuhi perintah Mas Azka untuk memberikan uang pada Kakak dan Adik iparku, tapi karena aku membuat Mas Azka mengenang luka lamanya. Luka yang sudah terbalut lama dan membekas karena perlakuan buruk keluarganya. 

"Nggak apa-apa sayang, Mas tau niat Ayra baik," jawab Mas Azka, senyumnya sangat teduh, membuatku merasa nyaman dan tenang. 

"Sarapan dulu Mas," ajakku, pagi ini aku membuat nasi goreng spesial dengan suwiran ayam, potongan sosis, dan tak lupa aku menambahkan telur mata sapi setengah matang kesukaan Mas Azka. Kami pun sarapan bersama dengan sesekali mengobrol ringan. 

"Mas berangkat ya sayang," ucap Mas Azka berpamitan, ia mengelus rambut dan mencium keningku. Aku mencium tangannya dan mengantarkannya sampai pintu depan, aku tak mengantarnya sampai luar karena malas harus memasang hijab lagi. 

Baru saja motor Mas Azka berlalu meninggalkan rumah kami, suara telepon dari Hp Ku berbunyi. 

Seperti dugaanku, Kak Lastri yang menelpon. Sengaja tak ku angkat teleponnya, dan lebih dari sepuluh kali Kak Lastri dan Ayu bergantian menelponku. 

~Ting 

[Kenapa uangnya cuma Lima Ratus Ribu aja? Ini bayar Listrik aja kurang]

Dilanjutkan dengan pesan dari Kak Lastri dengan bunyi yang sama. 

[kalau masih protes, bulan depan aku nggak bakal kasih satu rupiah pun untuk kalian. Kan aku sudah bilang, kalau aku keluar dari rumah itu, apa yang kalian nikmati dulu tak akan kalian nikmati lagi sekarang, jadi mulai sekarang belajar berhemat dan gunakanlah gaji kalian dengan bijak. Oke ipar-iparku] 

Sengaja ku copy paste pesan itu dan ku kirim ke nomer Kak Lastri juga, agar mereka bisa sadar sesadar-sadarnya kalau mimpi indah mereka sudah berakhir. Aku terkekeh geli sambil melanjutkan pekerjaan rumahku yang belum selesai. Harus cepat selesai, agar aku bisa melanjutkan drama korea yang belum selesai aku tonton kemarin. 

Related chapters

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 8

    -Dibentak Mas Azka Hari ini Mama dan papaku akan datang berkunjung ke rumah baru kami. Aku sangat bahagia dan langsung membeli beberapa bahan makanan yang akan aku olah untuk kusuguhkan pada mereka. "Mama sama papa jadi datang Dek?" tanya Mas Azka, ia memelukku dari belakang sambil menciumi pipiku gemas. "Jadi Mas, ini Ayra mau masak buat mereka," jawabku penuh semangat, Mas Azka mengangguk lalu membantuku mengupas bawang. Aku menoleh dan tersenyum padanya, dia memang sosok suami sempurna. "Beruntungnya Aku, dimiliki kamu…." lagu yang mewakili perasaanku saat ini. "Ayra mau masak apa emang?" tanya Mas Azka lagi, ia menaruh bawang yang sudah dikupasnya di mangkuk dan menyerahkannya padaku untuk ku potong-potong halus sebelum menumisnya."Mau bikin Ayam kecap sama udang asam manis Mas, terus bikin oseng kangkung juga. Papa kan suka," jawabku panjang lebar, aku tersenyum padanya, dia terdiam sejenak. Aku mengerti, dan tahu pasti dia memikirkan Ibunya. Ibunya juga sangat suka dengan

    Last Updated : 2022-06-22
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 9

    POV AZKA Hari ini Istriku terlihat sangat gembira, senyumnya sangat manis. Pipi dan perutnya yang makin besar membuatnya menjadi sangat menggemaskan.Mertuaku memang akan datang hari ini, Ayra sedang memasak makanan kesukaan Orang tuanya. Namun saat dia berkata oseng kangkung, aku jadi teringat pada Ibu. Ibu sangat menyukai oseng kangkung buatan Ayra. Ingin rasanya aku memintanya memasak lebih agar bisa ku bawakan pada Ibu, namun belum aku mengatakan apapun Ayra seperti sudah mengerti apa yang ingin aku katakan. Ayra menyuruhku mengantarkan masakannya untuk Ibu, dan juga menyuruhku memberikan uang pada Ibu. Masyaa Allah baiknya istriku ini. Aku pergi ke rumah Ibu mengendarai mobil dari kantor. Awalnya aku ingin memakai motor saja, namun karena harinya terlihat mendung Ayra memaksaku agar membawa mobil saja. Sesampainya di Rumah Ibu, Kak Lastri dan Ayu segera menghambur ke arahku. Mereka mulai membangga-banggakanku di depan para tetangga yang melihat kedatanganku. Sepertinya kenaik

    Last Updated : 2022-06-22
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 10

    -POV IBU Tepat dua puluh tiga tahun yang lalu, di hari ulang tahun pernikahanku yang ke empat belas, aku dengan bahagianya menyiapkan sebuah kue cake dan membeli jam tangan yang sangat diinginkan oleh suamiku selama ini. Suamiku akan pulang hari ini, saat ini dia masih dalam perjalanan bisnis ke luar kota. Aku menantikannya dengan hati yang berbunga-bunga. Hujan turun dengan derasnya, entah kenapa aku mulai merasa gelisah. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun suamiku belum sampai juga, dan teleponnya pun tak bisa dihubungi. Tepat jam sebelas malam suara mobil terdengar, aku langsung berlari menuju pintu dan senyumku memudar ketika melihat seorang anak laki-laki yang saat ini sedang tertidur dan berada dalam gendongan suamiku. Aku menuntut penjelasan dari suamiku, namun ia menyuruhku diam agar tak membangunkan anak itu. "Bapak nemuin anak itu di warung kecil dekat jalanan Bu, kasian sendirian,kedinginan,kelaparan. Waktu Bapak tanya, dia bilang ditinggal sama Ibu

    Last Updated : 2022-06-22
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 11

    -Rencana Ayra Dua minggu sudah setelah kesalah pahamanku dan Mas Azka berakhir, hari-hari kami kembali seperti biasanya. Motorku sudah dikembalikan, sebagai gantinya aku menyanggupi biaya perbaikan motor Kak Lastri yang ternyata hanya Akinya yang ngedrop. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hatiku. Beberapa hari ini Mas Azka sudah beberapa kali menarik uang di ATM, untuk apa uang itu? ATM Memang kadang dipegang oleh Mas Azka, namun sms banking terhubung dengan nomerku, sehingga aku tau berapa saja uang yang masuk dan keluar. Sebenarnya aku ingin bertanya, tapi takut membuatnya tersinggung. Jadi aku memilih untuk mencari tahu sendiri. Saat Mas Azka mandi, aku mengambil HPnya. Segera ku cek panggilan telepon dan WAnya, dan benar ternyata rata-rata dari Ibu, Kak Lastri dan Ayu. Mereka kembali menggerogoti suamiku. Tak bisa ku biarkan, aku aja gak pernah boros, kok bisa-bisanya mereka meminta uang dengan mudahnya. [Azka, Kakak boleh pinjem uang nggak? Ada keperluan yg harus kakak bay

    Last Updated : 2022-06-24
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 12

    -Masalah Kak Lastri -Ting Bunyi notifikasi Wa, aku membukanya dan ternyata dari Bu Rama. [Assalamualaikum Ra, gimana kabarnya? Udah berapa bulan Nak? Ibu kangen loh, kok lama nggak main kesini?]Aku segera membalas dengan senyum mengembang tentunya. [Waalaikumsalam, Alhamdulillah Ayra sehat. Ibu apa kabar? Sekarang debaynya udah masuk tujuh bulan Bu, Ayra juga kangen. Pengen main kesana tapi takut jadi masalah Bu.] Ada rasa sedih saat membalas pesan Bu Rama. [Minggu ini pengajian di rumah Ibu, Ayra datang ya, sekalian kita baca do'a buat kesehatan Ayra juga debaynya.]Terharu aku membaca Chat dari Bu Rama, beliau sangat baik bahkan beliau akan mendo'akan kesehatanku dan bayiku di acara pengajiannya. [Insya Allah Ayra datang Bu. Nanti Ayra kabarin ya Bu.][Iya sayang, Ibu tunggu ya.]Aku menutup layar ponselku berbarengan dengan terdengarnya suara mobil Mas Azka. "Assalamualaikum cantik," ucap Mas Azka mesra, ia memelukku yang menyambutnya di depan pintu. "Wa'alaikumussalam sa

    Last Updated : 2022-06-24
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 13

    -Fitnah Kak Lastri Mas Azka hari ini keluar kota karena harus menghadiri rapat di sana. Besok pengajian di rumah Bu Rama, dan artinya aku harus kesana sendirian. Terbersit ragu di hatiku, tapi tak mungkin aku melanggar janjiku pada Bu Rama.Bismillah aja lah, semoga semuanya baik-baik saja.[Sayang, Mas, sudah sampai di Balikpapan. Ayra dah makan belum? Susunya jangan lupa diminum ya, jangan kecapean. Love you]Mas Azka mengabariku bahwa dia sudah sampai di kota tujuannya. Aku tersenyum membaca pesan romantisnya, sepele tapi kata-kata seperti itu cukup membuatku berbunga-bunga. [Iya Mas, hati-hati disana. Jangan lupa makan, cepat pulang, Love you too.]Setelah membalas pesan Mas Azka, aku membaringkan tubuhku sebentar untuk beristirahat. Entah kenapa aku merasa gelisah. ~Ting Bunyi notifikasi Wa kembali mengusik tidurku. [Ra, gimana? Udah ada uangnya? Om Malik ngancem mau laporan ke Ibu. Sumpah aku bingung Ra.]Ya Allah belum selesai juga drama tentang uang pinjaman Kak Lastri,

    Last Updated : 2022-06-25
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 14

    -POV Lastri "Waktu kamu tinggal satu bulan lagi ya Lastri. Segera lunasi hutang beserta bunganya atau rumah Ibumu terpaksa saya sita." Ini kali keempat Om Malik memperingatkanku. Aku berhutang pada Om Malik sekitar enam bulan yang lalu, satu bulan sebelum Ayra dan Azka memutuskan untuk pindah dari rumah Ibu. Seandainya saja uang gaji Mas Romi ku pakai untuk membayar cicilan hutang pada Om Malik, pasti saat ini tak banyak lagi yang tersisa. Tapi godaan shopping dari teman-temanku tak mampu ku kendalikan. Aku menggila ketika melihat Tas dan Baju model terbaru setiap bulannya, dan baru empat bulan ini aku membayar cicilan Hp baru bermerk Apel digigit. Jadilah akhirnya membuatku semakin tak bisa mencicil hutang pada Om Malik. Sangat gengsi rasanya ketika hanya aku yang memakai Hp merk bertanya. "Kamu dapet uang darimana Dek bisa beli Hp itu? Jangan pernah ngutang ya! Mas gak suka, dan bakal kasih hukuman kamu kalau kamu sampai berhutang" ancam Mas Romi, tentu saja hal itu membuatku ciu

    Last Updated : 2022-06-25
  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 15

    -Kebohongan Lastri terbongkar. Terlihat seorang laki-laki yang saat ini berlari dengan kencang, hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran. ***"Assalamualaikum Nak Azka," Seorang perempuan yang suaranya lembut tapi menandakan kecemasan sedang menghubunginya yang baru saja selesai rapat. "Wa'alaikumussalam, maaf dengan siapa ini," tanya Azka dengan sopan."Ini Bu Rama Nak Azka, Maaf Nak Azka Ibu mau ngabarin kalo Nak Ayra pingsan di rumah Ibu, sekarang sudah kami bawa ke Rumah sakit Kasih Bunda," jawab Bu Rama yang langsung mengatakan tujuannya menelepon. Sesaat Azka terdiam, dia syok. Bagaimana mungkin istrinya yang tadi pagi dia telepon masih baik-baik saja sekarang berada di rumah sakit. Azka dengan cepat segera kembali ke kotanya, dia bahkan tak sempat makan bersama rekan kerjanya. ***"Sayang bangun, Mas sudah disini, Mas sudah pulang" ucap Azka dengan sangat khawatir.Azka duduk di samping ranjang Ayra, terlihat Ayra sangat lemas belum sadarkan diri, wajahnya terlihat pucat. Tang

    Last Updated : 2022-06-26

Latest chapter

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 57

    -Azka mulai ragu.Dua hari berlalu, Ayra akhirnya sudah lebih sehat dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Setelah sampai di rumah orang tuanya, Ayra langsung melepaskan rindunya pada Reyhan.“Maafin Umi ya sayang, Umi sudah ninggalin ade lama banget,” ucap Ayra menyesal, untung saja Ayra memang selalu memperhatikan kebutuhan putranya sehingga stok ASIPnya terpenuhi hingga satu minggu kedepan dan ia tak perlu mengkhawatirkan itu.“Ra, coba kamu lihat ini,” ucap Rafi, ia menunjukkan sebuah foto dimana terlihat Azka dan Keisha yang sedang duduk berdampingan di sebuah sofa yang terletak di sebelah ranjang Lastri.“Bukankah ini wanita yang dulu sempat mencari masalah padamu dan juga Azka, kenapa dia bisa kembali dekat dengan Azka? Apa sebenarnya tujuan Azka dan wanita ini?” tanya Ayah Ayra yang terlihat sudah semakin muak dengan menantunya itu.“Nggak ada tujuan atau masalah apa pun Pa, Keisha hanya membantu Kak Lastri saja,” ucap Ayra berusaha membela suaminya.“Jangan terus-terusan

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 56

    -Ayra dipindahkan “A, Ayra mau sama Mas Azka. Kenapa Ayra harus dipisahkan dari Mas Azka?” ucap Ayra, ia terus menangis di samping Rafi yang menemaninya dalam mobil ambulance.Ayra dipindahkan di rumah sakit pusat kota dekat dengan rumah Rafi, orang tua Ayra sengaja memindahkannya agar mempersulit pertemuan antara Ayra dan Azka.“Azka harus diberi pelajaran atas segala yang sudah dia lakukan padamu Ra,” jawab Rafi, ia memilih untuk tak menatap ke arah adik semata wayangnya karena ia tak tahan melihat kesedihan Ayra.“Tapi...”“Ibu jangan banyak pikiran dulu ya, lebih baik istirahat agar tenaganya tak terkuras dan bisa cepat pulih,” ucap perawat yang mendampingi mereka.Ayra hanya diam dan terus menangis dalam diam, Rafi sesekali menoleh pada Ayra dan menghela nafasnya pelan, karena ia juga merasakan kesedihan yang dirasakan adiknya itu.‘Maaf Ra, tapi ini adalah hal yang harus kami lakukan agar Azka tak melakukan perbuatan yang sama lagi nantinya’ batin Rafi.***“Umi, Umi di mana?”

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 55

    Sebelum Ayra di bawa ke rumah sakit.“Ajeng sudah keluar semenjak enam bulan yang lalu, bahkan kata petugas sipir tempat ia ditahan, Ajeng sudah sembuh dari penyakit menularnya,” ucap Aril yang merupakan kaki tangan Sandi dalam mencari informasi.“Apa kamu sudah menemukan informasi tentang siapa yang membantu perawatan dan mengeluarkannya dari tahanan?” tanya Sandi, terlihat ia mengerutkan keningnya karena sedang berpikir keras.“Sepertinya ia memiliki sedikit kekuasaan yang lebih besar dari kita sehingga agak sulit menembus info dari dalam, bahkan aku menawarkan uang yang lebih banyak tapi mereka tetap memilih menutup mulut dan tak mengatakan apa pun,” jawab Aril yang akhirnya diangguki oleh Sandi.‘Harusnya semua ini ku diskusikan bersama Azka, karena biar bagaimanapun jika aku dan Azka bekerja sama maka masalah yang kami lalui akan lebih cepat terselesaikan’ batin Sandi.***Sandi yang memang mencurigai gerak-gerik Keisha memilih untuk tak segera meninggalkan rumah sakit tepat sete

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 54

    Ayra sudah di pindahkan di ruang perawatan VIP rumah sakit, dehidrasi yang dialaminya sungguh sangat berat sehingga agak sulit untuknya cepat pulih selain itu luka yang terdapat di tubuh Ayra juga memperburuk keadaannya.Ayu dan Sandi terus berada di sisi Ayra, mereka memendam kekesalan yang sama karena sudah seharian Azka tak kunjung datang padahal Ayu dan Sandi sudah mengirimkan banyak pesan untuknya.“Keterlaluan sekali Azka,” geram Sandi, Ayu yang mendengarnya juga ikut merasa marah.“Aku nggak ngerti otak Kak Azka dia taro di mana?” ucap Ayu menimpali.“Otaknya pindah ke dengkul Yank, sudah kebanyakan di cuci sama kedodolannya,” jawab Sandi sambil terus menatap kosong ke arah Ayra yang kini terbaring dengan lemah.“Kasian banget Kak Ayra,” ucap Ayu sedih.“Reyhan sama Aldi kasian kalau terlalu lama ditinggal Yank, apa aku hubungi saja keluarganya Kak Ayra?” tanya Ayu sambil menatap lurus pada suaminya.“Apa nggak nambah masalah kalau kita melibatkan mereka Yank?” tanya Sandi ragu

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   Bab 53

    “Maaf Sus, pasien di kamar ini dipindahkan ke ruangan mana ya?” tanya Sandi saat mengetahui bahwa Lastri dan Azka tak berada di ruang VIP tempat Lastri harusnya dirawat.“Ibu Lastri sedang menjalani operasi kedua Pak, dan saat ini beliau ada di ruang operasi lantai tiga rumah sakit,” jawab Perawat wanita yang kebetulan sedang lewat, Sandi mengucapkan terima kasih lalu segera menuju lift untuk mencari Azka yang ia yakin berada di sana.Pintu lift terbuka Sandi mempercepat langkahnya namun ia sangat terkejut melihat Azka yang sedang terlelap di pundak seorang wanita yang saat ini sedang menatap Azka dengan penuh cinta, Sandi meradang dan menghampiri mereka dengan amarah yang membuncah.“Bangun Ka!” teriak Sandi, membuat Azka dan Keisha terkejut.“Apa-apaan sih Ndi?” tanya Azka sedikit kesal, ia mengucek matanya yang memang masih terasa panas karena sangat mengantuk.“Kamu yang apa-apan?” sanggah Sandi sembari menatap tajam pada keduanya.“Maksud kamu apa Ndi?” tanya Azka yang mulai ikut

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 52

    Ajeng menatap nanar ke sebuah ruangan tempat putrinya berada, ia merasakan penyesalan yang begitu mendalam karena sudah membuat Lastri terluka.“Maaf Bu,” kata seorang perawat yang tak sengaja menabraknya, Ajeng segera menarik pashmina yang ia pakai untuk menutupi wajahnya dan berlalu dari sana untuk menghindari tatapan Azka yang menoleh ke arah mereka.“Ibu Lastri sekarang dalam keadaan kritis dan karena ada pendarahan saat operasi kedua, dia membutuhkan lebih banyak darah. Stok darah AB di rumah sakit ini sedang kosong, jadi tolong carikan pendonor untuk Bu Lastri secepatnya,” ucap Dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi, Azka mengangguk dan segera menghubungi beberapa teman, rekan, dan anak buahnya agar menemukan pendonor yang cocok untuk Kakaknya.“Yu, golongan darahmu apa?” tanya Azka saat telepon sudah tersambung.“Aku B kak, kenapa?” jawab Ayu khawatir.“Kak Lastri butuh pendonor Yu, golongan darahnya AB dan rumah sakit tak memiliki stok. Coba kamu tolong hubungi teman-

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 51

    “Kenapa kamu kirim alamat ke Kak Lastri, Yank? Kenapa kamu bisa seceroboh itu sih?” teriak Ayu pada Sandi yang kini hanya mampu terdiam menunduk karena rasa bersalah. Ayu menyusul mereka semua setelah mendapat kabar dari Sandi.Sandi mengakui segalanya pada Ayu, Ayra, dan Azka namun hanya Ayu yang memaki suaminya dengan penuh amarah. Azka tak mampu mengatakan apapun lagi, ia sibuk menenangkan dirinya sendiri dan juga menenangkan Ayra yang terus saja menangis.“Kita harus apa Bi? Kita harus apa sekarang?” tanya Ayra yang merasa tubuhnya semakin melemah.“Sabar Mi, kita pasrahkan semuanya sama Allah semoga Allah memberikan keselamatan pada Kak Lastri,” jawab Azka, ia mengusap pelan punggung istrinya, ia pun tak henti mengusap air matanya yang juga ikut mengalir karena perasaan bersalah.“Maafin aku Yank,” ucap Sandi lirih.“Maaf kamu bilang? Maaf kamu apa bisa menyelamatkan Kak Lastri? Maaf kamu apa bisa membuat Kak Lastri sadar?” teriak Ayu, ia sangat murka terhadap apa yang sudah dila

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 50

    -Ajeng dan KeishaAyra sedang berada di sebuah minimarket untuk berbelanja bulanan, ia pergi setelah menitipkan Reyhan pada Lastri. Ayra tak henti tersenyum karena ia berencana untuk menjodohkan Lastri dengan Rafi. Ia baru tahu bahwa Kakaknya itu memiliki perasaan pada Lastri. Setelah membayar semua belanjaannya Ayra keluar dan akan segera pulang, namun sebuah mobil hitam menghalangi pandangannya.Tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya dan merangkulnya, membuat Ayra merasa terkejut namun sebuah benda tajam terasa menusuk di pinggangnya. “Diam dan jangan coba berteriak!” ancam lelaki itu dengan berbisik. Ayra dibawa ke sebuah gedung tua dalam kondisi pingsan karena saat di jalan ia disuntik obat penenang oleh orang suruhan Keisha, Keisha sendiri sudah menunggu kedatangan mereka bersama dengan Ajeng yang saat ini memakai kaca mata hitam, ia sangat tak sabar menunggu kedatangan mantan menantunya itu walaupun sebenarnya ia tak pernah menganggap Ayra sebagai seseorang yang menjadi bag

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   Bab 49

    -Lastri resmi bercerai.Surat gugatan cerai sudah keluar, kini Lastri dan Romi sudah resmi berpisah. Lastri sekarang sudah jauh lebih baik bahkan terlihat sangat baik dan terurus, tubuhnya yang dulu sangat kurus kini sudah berisi. dan satu hal perubahan yang paling mencolok darinya adalah kini ia memakai hijab dan pakaian longgar, terlihat sangat sederhana namun juga sangat anggun. "Cantik," ucap Ayra memuji kakak iparnya yang saat ini sedang bersiap menuju rutan tempat mantan suaminya ditahan."Iss, apaan sih Ra? Lebay tau nggak?" jawab Lastri, ia tersipu malu karena Ayra terlalu sering memujinya semenjak ia memutuskan menutup auratnya."Seriusan Kak, aku yakin deh lelaki baik akan segera melamar kakak," ucap Ayra tersenyum sangat manis. "Aamiin ya Allah," jawab Lastri sembari mengangkat kedua tangannya, ia meng aamiini doa Ayra dengan hati yang penuh harap. "Bu Ibu, dah selesai belum ngobrolnya? Soalnya aku bisa telat meeting nih," ucap Azka yang mengetuk pintu kamar Lastri. "S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status