Rosa tertegun.Dia meneriakiku dari belakang."Kamu mau memerasku! Itu kan cuma baju saja, kenapa bisa sampai empat belas miliar? Jangan kira kamu bisa seenaknya menginjak-injak orang lain, hanya karena kamu istri Adrian! Aku nggak akan tinggal diam!"Aku malas mendengarkan omong kosongnya, dan langsung naik mobil lalu pergi.Tapi, rupanya ada yang merekam kejadian itu, dan videonya langsung viral di internet malam harinya.Rosa sengaja menghilangkan bagian ketika kami membahas soal bagaimana dia pernah menghajarku. Rekaman video yang viral itu, hanya menunjukkan bahwa suamiku sudah memukulinya, dan dia dipaksa membayar ganti rugi.Setelah itu, dia juga membuat video lain, di mana dia pura-pura sedih."Teman-teman, aku benar-benar nggak bisa menahannya lagi. Orang-orang kaya dan berkuasa itu memang menakutkan. Satu kata dari mereka bisa menghancurkan orang biasa sepertiku .... Hanya karena Tuan Adrian Pramana pernah mencuri-curi pandang ke arahku, Nyonya Clarisa mau menghancurkanku. Ap
"Astaga! Si sombong Clarisa benar-benar mau datang ke acara pesta pernikahan besok? Serius?""Masih ingat nggak, dulu dia pura-pura jadi Rosaline Gumelar, bahkan bilang kalau gedung sekolah kita itu sumbangan dari ayahnya? Dia sampai mengaku-ngaku jadi putri keluarga konglomerat? Orang sepertinya ternyata nggak malu kalau mau ketemu kita lagi?""Benar! Untung saja, waktu itu Rosa baik hati dan nggak mempermasalahkannya. Kalau aku jadi dia, pasti si Clarisa sudah kusuruh berlutut minta maaf, lalu pindah sekolah!"....Setelah aku bilang akan datang ke acara pernikahan Rosa, grup kelas kembali ramai dengan obrolan.Semua orang di dalam grup itu kompak menyerangku, sama seperti saat SMA dulu. Mereka menganggapku gadis kampung yang pura-pura jadi putri keluarga kaya. Sedangkan Rosaline Gumelar, dianggap sebagai putri konglomerat yang sesungguhnya.Dulu, karena aku selalu bersikap rendah hati, aku menghabiskan sebagian besar waktuku untuk belajar, dan mengabaikan penampilanku. Makanya, aku
Aku sama sekali tidak menyangka Rosa akan berani menamparku.Aku yang kaget pun sampai terjatuh ke samping. Pipiku memerah dan jadi bengkak, membuatku terlihat menyedihkan."Kamu berani menamparku?""Kenapa nggak? Waktu sekolah kamu sudah pura-pura jadi diriku, bahkan mengaku sebagai putri konglomerat. Sekarang, kamu juga mau menyebarkan kebohongan bahwa vila ini bukan milik calon suamiku! Kamu memang cari mati!"Wajah Rosa memerah karena marah, ekspresinya berubah menyeramkan saat dia mendekatiku dengan gigi terkatup rapat."Kamu nggak tahu siapa suamiku sebenarnya? Dia itu Pak Adam, CEO dari Grup SH! Siapa kamu, berani-beraninya meragukan status suamiku?"Begitu kalimat barusan terlontar dari mulutnya, beberapa sahabatnya segera memandangku dengan tatapan merendahkan."Dengar, nggak? Suami Rosa itu Pak Adam dari Grup SH! Perusahaan itu bernilai triliunan. Hanya seorang putri konglomerat seperti Rosa yang pantas menikah dengan keluarga kaya seperti itu. Nggak seperti dirimu, Clarisa,
Begitu mendengar ucapan penjaga barusan, orang-orang langsung menatapku dengan tatapan menghina. Beberapa dari mereka bahkan sampai meludah ke arahku.Api amarah di dalam hatiku makin berkobar melihat sikap mereka. Aku tidak memedulikan wajahku yang sudah berdarah, sambil menggertakkan gigi, kutatap tajam penjaga itu."Aku nggak peduli siapa yang sudah menyuapmu demi menyebarkan kebohongan di sini. Tapi vila ini milik Keluarga Pramana, dan suamiku, Adrian Pramana lah pemilik sah vila ini!""Kalian malah berani asal masuk ke sini dan mengadakan pesta pernikahan di sini, bahkan sampai menyerangku? Suamiku pasti nggak akan memaafkan kalian semua begitu mendengar kabar ini!"Rosa malah langsung tertawa terbahak-bahak usai mendengarku marah-marah."Hahaha! Istri Adrian Pramana? Siapa dia? Aku nggak pernah dengar namanya ... hahaha! Jangan-jangan ... dia itu pengemis pinggir jalan? Haha, benar juga, orang miskin sepertimu kan, pantasnya menikah dengan pengemis ....""Kamu sudah berani membua
Orang-orang sedang menunggu Adam ikut memberiku pelajaran demi membela Rosa. Tapi mereka kaget sekaligus bingung saat mendengar ucapan Adam barusan.Terutama Rosa, dia tampak tidak percaya, dan langsung melangkah maju."Sayang, kamu barusan bilang apa? Siapa yang barusan kamu panggil Nyonya?"Sementara itu, raut wajah Adam sudah pucat. Tangannya yang semula menjambakku, langsung berubah memegangi tubuhku dengan lembut.Dia bergegas melepas jasnya dan memakaikannya untuk menutupi tubuhku. Suaranya terdengar bergetar saat kembali angkat bicara."Nyo ... Nyonya Clarisa ... aku ... aku nggak tahu ...."Aku meraih jasnya untuk menutupi diriku, lalu menatapnya dingin. Dengan suara serak aku berkata."Aku juga nggak tahu, kenapa sopir suamiku bisa seberani dan sesombong ini!"Tubuh Adam langsung kaku, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi Rosa lebih dulu menghalanginya."Clarisa, kamu masih mau dihajar, ya? Berani sekali bicara seperti itu pada calon suamiku? Aku peringatkan kamu, kalau kamu mas
Rosa maju ke depan Adrian, dia menunjukku sambil berkata."Tuan Adrian, lihatlah! Perempuan rendahan itu bukan hanya datang ke pernikahanku untuk membuat onar, tapi juga berani mengaku-ngaku sebagai istrimu. Dia memang nggak tahu malu!"Adrian datang ke acara ini hari ini atas undangan Adam. Meskipun Adam hanyalah sopirnya, pria itu sudah bekerja dengannya lebih dari sepuluh tahun.Adrian mengikuti arah telunjuk Rosa, ingin melihat perempuan mana yang berani mengaku-ngaku sebagai istrinya.Namun, dia langsung tertegun sejenak begitu melihatku.Dia benar-benar tidak habis pikir. Perempuan yang berdarah-darah itu, memang istrinya yang biasanya terlihat anggun dan elegan."Orang yang barusan kamu hina dan sebut murahan itu ... dia?"Suara Adrian terdengar bergetar, aku tahu dia mengenaliku.Sejujurnya, aku tidak mau dia mengenaliku dalam keadaan selemah dan serendah ini. Aku bahkan sengaja menundukkan kepala sedari tadi agar dia tidak melihat wajahku.Tapi, tidak kusangka kalau suamiku te
Setelah tiba di rumah sakit, aku segera dibawa ke unit gawat darurat.Adrian langsung menghubungi dokter spesialis kulit terbaik di kota ini untuk melakukan konsultasi. Dia juga terus menemaniku sepanjang waktu.Aku dan Adrian sudah menjalin hubungan selama tiga tahun. Dia langsung melamarku setelah lulus.Selama empat tahun pernikahan kami, dia memperlakukanku seperti anak kecil. Dia mendukung karierku, dan melindungiku, serta mencintaiku.Kedua matanya berkaca-kaca melihat kondisiku sekarang.Aku tidak tega melihatnya mau menangis begini, makanya berusaha menenangkannya."Nggak apa-apa, Sayang. Aku cuma berkelahi dengan beberapa perempuan barbar. Aku cuma perlu istirahat saja selama beberapa hari, dan ... uhuk! uhuk!"Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit yang kurasakan, tapi tidak dapat menahan batuk.Adrian jadi menggertakkan gigi melihat kondisiku."Berani menyentuh istriku, sama saja dengan cari mati."Dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh padaku. Selain karena tersedak
Rosa tertegun.Dia meneriakiku dari belakang."Kamu mau memerasku! Itu kan cuma baju saja, kenapa bisa sampai empat belas miliar? Jangan kira kamu bisa seenaknya menginjak-injak orang lain, hanya karena kamu istri Adrian! Aku nggak akan tinggal diam!"Aku malas mendengarkan omong kosongnya, dan langsung naik mobil lalu pergi.Tapi, rupanya ada yang merekam kejadian itu, dan videonya langsung viral di internet malam harinya.Rosa sengaja menghilangkan bagian ketika kami membahas soal bagaimana dia pernah menghajarku. Rekaman video yang viral itu, hanya menunjukkan bahwa suamiku sudah memukulinya, dan dia dipaksa membayar ganti rugi.Setelah itu, dia juga membuat video lain, di mana dia pura-pura sedih."Teman-teman, aku benar-benar nggak bisa menahannya lagi. Orang-orang kaya dan berkuasa itu memang menakutkan. Satu kata dari mereka bisa menghancurkan orang biasa sepertiku .... Hanya karena Tuan Adrian Pramana pernah mencuri-curi pandang ke arahku, Nyonya Clarisa mau menghancurkanku. Ap
Aku dirawat di rumah sakit selama satu minggu.Adam beberapa kali memohon izin untuk menjengukku, tapi Adrian menolaknya.Di hari aku diizinkan keluar dari rumah sakit, Adam sudah menunggu di depan pintu rumah sakit. Begitu melihatku keluar, dia langsung bergegas menghampiriku dan langsung memohon sambil berlutut."Tuan Adrian, kumohon maafkan aku kali ini. Terserah Tuan mau membunuhku atau memotong-motongku. Kalau masih belum puas, Nyonya Clarisa juga boleh memukuliku, aku rela. Tolong, jangan memperlakukanku begini ...."Aku tahu Adam sudah bekerja bersama Adrian selama bertahun-tahun sebagai sopir, dan selama itu dia tidak pernah melakukan kesalahan.Adrian sangat menghargainya.Sayangnya, Adam malah tidak bisa memilih pasangan yang baik. Dia malah memilih perempuan seperti Rosa.Adrian pun membalas ucapannya dengan datar."Adam, aku sudah melihatmu bekerja untukku selama bertahun-tahun, makanya aku nggak akan menghabisimu. Kamu seharusnya sudah bersyukur. Pergi dari sini, dan janga
Setelah tiba di rumah sakit, aku segera dibawa ke unit gawat darurat.Adrian langsung menghubungi dokter spesialis kulit terbaik di kota ini untuk melakukan konsultasi. Dia juga terus menemaniku sepanjang waktu.Aku dan Adrian sudah menjalin hubungan selama tiga tahun. Dia langsung melamarku setelah lulus.Selama empat tahun pernikahan kami, dia memperlakukanku seperti anak kecil. Dia mendukung karierku, dan melindungiku, serta mencintaiku.Kedua matanya berkaca-kaca melihat kondisiku sekarang.Aku tidak tega melihatnya mau menangis begini, makanya berusaha menenangkannya."Nggak apa-apa, Sayang. Aku cuma berkelahi dengan beberapa perempuan barbar. Aku cuma perlu istirahat saja selama beberapa hari, dan ... uhuk! uhuk!"Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit yang kurasakan, tapi tidak dapat menahan batuk.Adrian jadi menggertakkan gigi melihat kondisiku."Berani menyentuh istriku, sama saja dengan cari mati."Dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh padaku. Selain karena tersedak
Rosa maju ke depan Adrian, dia menunjukku sambil berkata."Tuan Adrian, lihatlah! Perempuan rendahan itu bukan hanya datang ke pernikahanku untuk membuat onar, tapi juga berani mengaku-ngaku sebagai istrimu. Dia memang nggak tahu malu!"Adrian datang ke acara ini hari ini atas undangan Adam. Meskipun Adam hanyalah sopirnya, pria itu sudah bekerja dengannya lebih dari sepuluh tahun.Adrian mengikuti arah telunjuk Rosa, ingin melihat perempuan mana yang berani mengaku-ngaku sebagai istrinya.Namun, dia langsung tertegun sejenak begitu melihatku.Dia benar-benar tidak habis pikir. Perempuan yang berdarah-darah itu, memang istrinya yang biasanya terlihat anggun dan elegan."Orang yang barusan kamu hina dan sebut murahan itu ... dia?"Suara Adrian terdengar bergetar, aku tahu dia mengenaliku.Sejujurnya, aku tidak mau dia mengenaliku dalam keadaan selemah dan serendah ini. Aku bahkan sengaja menundukkan kepala sedari tadi agar dia tidak melihat wajahku.Tapi, tidak kusangka kalau suamiku te
Orang-orang sedang menunggu Adam ikut memberiku pelajaran demi membela Rosa. Tapi mereka kaget sekaligus bingung saat mendengar ucapan Adam barusan.Terutama Rosa, dia tampak tidak percaya, dan langsung melangkah maju."Sayang, kamu barusan bilang apa? Siapa yang barusan kamu panggil Nyonya?"Sementara itu, raut wajah Adam sudah pucat. Tangannya yang semula menjambakku, langsung berubah memegangi tubuhku dengan lembut.Dia bergegas melepas jasnya dan memakaikannya untuk menutupi tubuhku. Suaranya terdengar bergetar saat kembali angkat bicara."Nyo ... Nyonya Clarisa ... aku ... aku nggak tahu ...."Aku meraih jasnya untuk menutupi diriku, lalu menatapnya dingin. Dengan suara serak aku berkata."Aku juga nggak tahu, kenapa sopir suamiku bisa seberani dan sesombong ini!"Tubuh Adam langsung kaku, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi Rosa lebih dulu menghalanginya."Clarisa, kamu masih mau dihajar, ya? Berani sekali bicara seperti itu pada calon suamiku? Aku peringatkan kamu, kalau kamu mas
Begitu mendengar ucapan penjaga barusan, orang-orang langsung menatapku dengan tatapan menghina. Beberapa dari mereka bahkan sampai meludah ke arahku.Api amarah di dalam hatiku makin berkobar melihat sikap mereka. Aku tidak memedulikan wajahku yang sudah berdarah, sambil menggertakkan gigi, kutatap tajam penjaga itu."Aku nggak peduli siapa yang sudah menyuapmu demi menyebarkan kebohongan di sini. Tapi vila ini milik Keluarga Pramana, dan suamiku, Adrian Pramana lah pemilik sah vila ini!""Kalian malah berani asal masuk ke sini dan mengadakan pesta pernikahan di sini, bahkan sampai menyerangku? Suamiku pasti nggak akan memaafkan kalian semua begitu mendengar kabar ini!"Rosa malah langsung tertawa terbahak-bahak usai mendengarku marah-marah."Hahaha! Istri Adrian Pramana? Siapa dia? Aku nggak pernah dengar namanya ... hahaha! Jangan-jangan ... dia itu pengemis pinggir jalan? Haha, benar juga, orang miskin sepertimu kan, pantasnya menikah dengan pengemis ....""Kamu sudah berani membua
Aku sama sekali tidak menyangka Rosa akan berani menamparku.Aku yang kaget pun sampai terjatuh ke samping. Pipiku memerah dan jadi bengkak, membuatku terlihat menyedihkan."Kamu berani menamparku?""Kenapa nggak? Waktu sekolah kamu sudah pura-pura jadi diriku, bahkan mengaku sebagai putri konglomerat. Sekarang, kamu juga mau menyebarkan kebohongan bahwa vila ini bukan milik calon suamiku! Kamu memang cari mati!"Wajah Rosa memerah karena marah, ekspresinya berubah menyeramkan saat dia mendekatiku dengan gigi terkatup rapat."Kamu nggak tahu siapa suamiku sebenarnya? Dia itu Pak Adam, CEO dari Grup SH! Siapa kamu, berani-beraninya meragukan status suamiku?"Begitu kalimat barusan terlontar dari mulutnya, beberapa sahabatnya segera memandangku dengan tatapan merendahkan."Dengar, nggak? Suami Rosa itu Pak Adam dari Grup SH! Perusahaan itu bernilai triliunan. Hanya seorang putri konglomerat seperti Rosa yang pantas menikah dengan keluarga kaya seperti itu. Nggak seperti dirimu, Clarisa,
"Astaga! Si sombong Clarisa benar-benar mau datang ke acara pesta pernikahan besok? Serius?""Masih ingat nggak, dulu dia pura-pura jadi Rosaline Gumelar, bahkan bilang kalau gedung sekolah kita itu sumbangan dari ayahnya? Dia sampai mengaku-ngaku jadi putri keluarga konglomerat? Orang sepertinya ternyata nggak malu kalau mau ketemu kita lagi?""Benar! Untung saja, waktu itu Rosa baik hati dan nggak mempermasalahkannya. Kalau aku jadi dia, pasti si Clarisa sudah kusuruh berlutut minta maaf, lalu pindah sekolah!"....Setelah aku bilang akan datang ke acara pernikahan Rosa, grup kelas kembali ramai dengan obrolan.Semua orang di dalam grup itu kompak menyerangku, sama seperti saat SMA dulu. Mereka menganggapku gadis kampung yang pura-pura jadi putri keluarga kaya. Sedangkan Rosaline Gumelar, dianggap sebagai putri konglomerat yang sesungguhnya.Dulu, karena aku selalu bersikap rendah hati, aku menghabiskan sebagian besar waktuku untuk belajar, dan mengabaikan penampilanku. Makanya, aku