Share

BAB 220

Di dalam, Aliya merasakan ketegangan saat berdiri di hadapan Elang.

Mereka kini hanya berdua saja di dalam ruang tengah itu.

Mata Elang tampak merah dan masih terlihat bengkak. Pria itu menunduk selama beberapa waktu.

Melihat seorang Elang yang kini begitu tampak kacau, Aliya merasakan empati di hatinya.

Ketika mereka melangkah ke sisi yang lebih sepi, dia bisa merasakan perasaan campur aduk di antara mereka.

“Aliya,” Elang memulai, suaranya terdengar serak dan berat. “Aku ingin meminta maaf. Aku… sangat menyesal atas semua yang terjadi.”

Aliya terdiam, sulit untuk menemukan kata-kata.

Dia merasa sakit mendengar permintaan maaf itu, tetapi juga merindukan penjelasan setelah sekian tahun tanpa ada sepatah kata pun dari Elang untuknya.

“Aku hanya…” Aliya menarik napas dalam. “Aku tidak mengerti, mengapa kau sampai harus meninggalkanku. Mengapa kau sampai harus menjatuhkan talak padaku. Jika memang kau melihat ramalan bahwa aku akan tewas, kau bisa saja mengatakan semuanya padaku, atau k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status