Malam di dunia sukma terasa lebih tenang daripada biasanya.Aliya dan Dean duduk di atas ranjang kayu yang megah di rumah sukma mereka, sebuah tempat yang dirancang dengan keindahan alam dan kesederhanaan.Dinding-dinding kayu bercahaya lembut dalam pelukan lilin-lilin kecil, menciptakan atmosfer hangat dan intim.Jendela besar di samping mereka terbuka, angin malam masuk membawa aroma hutan yang segar dan menenangkan. Udara dingin menyentuh kulit, namun pelukan mereka lebih dari cukup untuk mengusir dingin yang datang.Aliya memeluk Dean dengan erat, seolah-olah jika ia melepaskannya, semua kenyamanan yang sedang ia rasakan akan hilang begitu saja.Kepalanya bersandar di dada Dean, telinganya mendengar detak jantung pria itu yang stabil, sebuah ritme yang menenangkan kekacauan batin yang sejak tadi menghantuinya.Tatapan Aliya kosong, seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Namun, pelukan itu mengungkapkan semuanya—betapa ia membutuhkan kenyamanan dari pria yang kini menjadi suami
Pagi di Villa Jayagiri terasa sunyi dan penuh ketegangan.Kabut tipis yang menyelimuti pegunungan mulai menguap seiring munculnya sinar matahari yang lembut.Villa yang terletak di tengah hutan pinus itu, biasanya memberikan ketenangan dan kehangatan, tetapi kali ini suasana di dalamnya terasa berbeda.Dua pria gagah dan amat tampan, Dean dan Elang, berdiri saling berhadapan di teras belakang villa. Udara yang sejuk seolah menambah keheningan canggung di antara mereka.“Duduklah,” ujar Elang datar.Pria tampan itu pun duduk di salah satu kursi yang berdampingan.Elang, dengan rahang yang sedikit mengeras, menatap pemandangan hutan yang hijau di kejauhan.Ia mencari kata-kata untuk memecah keheningan yang menggantung, namun setiap kata terasa salah.Tubuhnya tegang, dan meskipun ia ingin terlihat tenang, satu perasaan cemburu yang menyelinap di dalam dirinya membuatnya sulit berpura-pura.Dean masih berdiri tegak, tangannya disisipkan ke dalam saku celana kargo yang ia kenakan, sebelum
Jumat, 6 Januari 202310.40 WIB, Basecamp Cikahuripan.Siang itu Dean berada dalam kamar Nawidi untuk melakukan pengecekan dan kontrol terhadap perkembangan pemulihan Nawidi.“Bagaimana Aliya?” Nawidi bertanya pada Dean saat Dean tengah mengecek denyut nadi di pergelangan tangan Nawidi.“Alhamdulillah, baik. Per hari ini Aliya telah memulai aktivitas hariannya dalam pekerjaan. Pagi tadi dia mengunjungi beberapa kantor terkait, untuk koordinasi masalah verifikasi data kemiskinan,” jawab Dean. Dean lalu menaikkan telapak tangannya di atas tubuh Nawidi dan melakukan gerakan memindai dengan perlahan.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tembak Dean pada Nawidi, dengan melirik sekilas.“Anda ini memang se-tipe dengannya,” Nawidi menggeleng pelan kepalanya.“Oh ya? Se-tipe yang bagaimana?”“Selalu tembak tanpa basa-basi saat saya ingin bicara sesuatu tentang kalian.”“Dia istriku. Pasti kami ada kemiripan,” lalu Dean tertawa kecil.“Dean,” Nawidi berujar. “Tingkatkan intensitas pertemuan Anda se
Jumat, 6 Januari 202319.20 WIBAliya menemukan buku lama catatan dirinya dengan Elang. Saat sedang membahas tentang masa lalu dan Aliya merasakan kegalauan dan rasa sedih.Aliya yang awalnya masih asyik melakukan chat dengan Diani, tiba-tiba merasakan haus. Ia lalu mengambil minum dalam mug besar tapi tangan yang memegang mug itu, justru bergerak hendak menumpahkan isinya ke atas buku.‘I’ll clean all about us’ (Aku akan membersihkan semua hal tentang kita) terdengar samar suara Elang dalam pikiran Aliya.Aliya langsung menyadari bahwa ini perbuatan Elang.‘Tunggu!! Tunggu!!’ jerit Aliya dalam hati.‘You can’t do that Elang!’ (Kau tidak bisa lakukan itu, Elang!)‘Waittt!!’ (Tunggu!!)‘Heeeyyy!!!’‘Don’t!!’ (Jangan!!)‘Dean, tell him to stop!’ (Katakan padanya untuk berhenti!!) Aliya berteriak dalam hati meminta bantuan Dean.Akan tetapi, tangan Aliya tetap bergerak menuangkan air ke buku miliknya.‘Ini milikku!!’‘Aku yang putuskan mau dihancurkan atau dibiarkan!!!’‘Sekali ini harga
20.27 WIB“Maaf, aku kesel, Dean. Aku kesel!” Aliya berkata gusar. “Pengen nangis.”“Aku bener-bener kesel,” katanya lagi.“Aku lagi berusaha atasin semua ini. Harusnya dia biarin aja dulu aku,” Aliya menghela napas kasar. “Kenapa dia malah ambil tindakan sendiri dengan hancurin buku ini?!”Dean mengulurkan tangan kirinya memegang tangan kanan Aliya yang terkulai lemah di atas lutut Aliya. Ia tetap diam mendengarkan keluh kesah isterinya dengan tenang.“Maaf Dean. Maaf,” suara Aliya kini bergetar.Matanya telah digenangi airmata, yang kemudian luruh tanpa bisa ia cegah.Rasa sesak di dadanya cukup terasa menjengkelkan baginya. Aliya mengusap kasar tetesan airmata di mata dan pipinya.“Maaf aku cengeng kaya gini…. Maaf nangis melulu…”“Gapapa Sayang… gapapa,” jawab Dean pelan. Sebelah tangannya menggenggam
Diani tertawa kecil penuh godaan, ‘Jangan-jangan itu salah satu penggemarmu lagi, Bu. Kalau iya, Agni bakalan bad mood punya saingan baru!’Aliya ikut tertawa mendengar lelucon Diani. "Iya, Agni pasti langsung pasang muka cemberut kalau tahu."Suasana menjadi sejenak hening saat sebuah notifikasi masuk di ponsel Aliya.Pesan dari Dean: [Have another Drive? How does it sound?] (Bagaimana jika jalan-jalan lagi?)Senyum merekah di wajah Aliya saat ia membaca pesan itu.Cepat-cepat ia berkata pada Diani, "Sis, aku harus pergi. Dean mengajakku keluar."‘Wah, kayanya beliau dengar kita ngobrol barusan,’ balas Diani sambil tertawa.Aliya mengetik cepat, menjawab pesan Dean.[Apa kamu dengar percakapan kami? Apa kau ngajak keluar untuk urusan mimpiku?]Tak lama kemudian, dua pesan balasan masuk.[Nope.][Urusan kangen. Aku jemput 20 menit lagi.]Perasaan hangat menjalari hati Aliya.
Meski hanya mengenakan kemeja flanel yang tidak terkancing dengan kaos oblong polos di dalamnya, ia tetap memancarkan keseksian luar biasa.Gestur yang terlihat kuat dengan tubuh proporsional terpampang jelas setiap kali ia bergerak.Wajahnya tegas, dengan rahang yang kokoh dan mata tajam berwarna hazel yang tampak berkilauan di bawah cahaya matahari.Kharisma pria itu begitu kuat, menjadikan pemandangan yang sungguh memikat, membuat udara pun seolah terhenti sejenak di sekitar mereka.Beberapa pengunjung lain di sekitar gazebo pria itu berada pun, tampak mencuri pandang dan bahkan beberapa wanita muda mengarahkan ponselnya pada Dean.Satu dari ketiga wanita itu tergagap, lalu menyikut temannya. “Oh my God, cowok itu… ganteng banget!” serunya dengan suara tertahan.“Serius, lihat body-nya! Meskipun ketutup ama kemeja itu, gue yakin otot-ototnya terbentuk! Gila, seksi banget!” sambung yang lain, matanya tak berkedip menatap Dean.“Sumpah! Gue rela milik gue ampe robek karena bercinta am
Senin, 9 Januari 202314:54 WIBAliya baru saja selesai dari kunjungan ke salah satu rumah warga dan tengah mengendarai motornya untuk pulang.Namun, ia melambatkan laju motornya saat melewati jalan desa yang sepi.Rumah-rumah tua berdiri berjajar di tepi jalan, dengan halaman yang dipenuhi tanaman liar.Udara terasa lembab dan tenang, tapi ada sesuatu yang membuatnya merasa tak nyaman.Angin bertiup pelan, membelai kulitnya, namun samar-samar, seakan membawa bisikan yang mengganggu telinganya.Bukan seperti suara biasa, tapi lebih seperti gumaman yang sulit dipahami.Ia memberhentikan motornya secara mendadak di pinggir jalan, matanya berkeliling mencari sumber dari kegelisahan yang tiba-tiba muncul itu.Napasnya terhenti sejenak ketika merasakan adanya getaran halus dari udara, seolah-olah sesuatu sedang mencari-cari, mengeksplorasi setiap sudut dengan rasa ingin tahu yang mendalam.Merasa aneh, ia mengerutkan k