“Forget-me-not … adalah bunga yang unik.”Bergumam kecil di perpustakaan sepi yang tengah digandrungi olehnya sendirian saat ini, karena murid-murid lain sepertinya sedang sibuk di aktivitas mengisi waktu luang jam istirahat dengan kerjaan lain, putri sulung Marquess Eiren, Alesya, … perempuan muda bermata jeli yang saat ini tengah mengusap pelan permukaan kasar buku tentang filosofi bunga itu, menopang tulang pipinya rileks.“Selain dari namanya yang seperti mengisyaratkan untuk jangan pernah kita lupakan, bunga itu pula … memiliki siratan makna yang sangat mendalam, walau kita hanya pernah melihatnya dalam sekali pandang.”Forget-me-not, bunga berwarna biru muda atau merah muda yang sedikit pudar, terlihat menyandang hampanya perasaan milik hati kecil Alesya.Apa ya? Entah mengapa … hatinya itu terasa begitu kosong sekarang.Apakah sekiranya, ada suatu hal penting yang telah ia lupakan, sampai-sampai berhasil membuatnya menjadi gundah gulana begini?SRKKK~!Terpaan angin masuk. Mun
“Apa yang …? Sebetulnya, … apa yang baru saja terjadi?”Suasana gaduh yang luar biasa tengah menyelimuti pinggiran lapangan, karena kehebohan yang di sebabkan aksi mengejutkan putra Kanselir Kekaisaran agung Violegrent, … Hisahilde Bay Bernium.Baik itu untuk murid-murid baru yang sedang melihat demonstrasi penjelasan guru wali kelas mereka dengan memanfaatkan momen khusus yang senior kelas 2 lakukan, … maupun teman sekelas dan murid-murid senior tinggi berupa kelas 3 yang memiliki jadwal bebas pelajaran lebih banyak dari kelas-kelas junior, … begitu dibuat terpukau oleh si remaja laki-laki berambut biru navy tersebut.“Kenapa dia melakukan itu? Padahal, bisa saja kan, kalau ia menggunakan pedang yang direbut sebagai alat pengancam lawannya untuk menyerah dalam duel?”Salah satu penonton dari duel itu, Alesya Eilaira Na Eiren, yang didampingi oleh maid pribadinya, Poppy, … menggumamkan pemikirannya yang merasa bingung akan tindakan konyol dari putra Duke Bernium, … seraya duduk secara
-“U-uh, paman, bisakah kita berjalan sedikit lebih lambat untuk menunggu Ayahku? Ayahku masih di situ, dia belum datang untuk mengejarku. Mungkin saja dia akan berubah pikiran, lalu—“--“—Bukankah dia sudah bilang kepadamu untuk pergi meninggalkannya? Itu sudah sangat jelas, kalau dia tidak membutuhkanmu lagi.”-DEG!Jantung kecilnya serasa dihunjam oleh benda yang tajam, seorang bocah laki-laki berambut biru navy dan mata merah ruby yang masih berusia 5 tahunan, … adalah Hisahilde Bay Bernium, yang masih berupa seorang bocah ingusan biasa.-“Tetapi, tetap saja, … bolehkah aku kembali ke rumahku lagi sebentar? Aku akan meyakinkan Ayahku untuk pergi bersamaku.”-Berbicara dengan suara yang begitu memelas kepada seorang laki-laki yang berprofesi sebagai broker ilegal kekaisaran Aesterlite, pemerintah yang telah mencopot gelar kebangsawanan ayahnya setelah bangkrut dan memiliki banyak hutang, … Hisahilde kecil, masih tidak terlalu mengerti akan situasinya sekarang.Dia benar-benar tidak
Segalanya telah berubah.Semuanya tidaklah sama.Kenapa sebabnya?Oh, ternyata, memang karena ….“Keterlaluan!”… Garis besar rangkaian kata untuk membentuk sebuah cerita yang dipenuhi oleh balutan asmara, telah dihapus dan ditulis ulang.“Ini tidak adil!”Bagaimana bisa dia mengetahui ini?“Bukankah aku tokoh utamanya?!”Ah, karena dia adalah orang yang penuh keyakinan berlebih.“Lalu kenapa?! Semuanya pada memperlakukanku dengan perlakuan yang biasa-biasa saja?!”Apa akibat dari terlalu percaya dengan keyakinan yang kita yakini?“Menyebalkan!”Akibatnya, adalah rasa kecewa yang begitu besar akan kita dapatkan, begitu mendapati hasil yang tak sesuai dengan ekspektasi.“… Miss Aira.”Seorang pelayan perempuan yang usianya tidaklah terpaut jauh dari gadis muda yang ia layani, memanggil nama panggilan majikannya itu … dengan helaan nafas lelah yang coba ia kecilkan volumenya, supaya tidak didengar mengeluh oleh orang bersangkutan.Hampir saja, di setiap harinya dalam kurun waktu 3 bulan
Terkait membicarakan orang yang tak memiliki Mana bawaan sedikit pun, dari sejak ia dilahirkan … apakah itu benar-benar masuk akal untuk dunia yang mana hampir setiap orangnya, sudah umum memiliki Mana?“Alvina Desideria.”Nah, sepertinya … itu memang akan menjadi hal yang masuk akal, jika kita memang sengaja memasukkannya ke dalam akal.“Putri Duke of Kennard, 'Pedang sang Kaisar’ yang juga terkenal memiliki banyak limpahan Mana setara keluarga kerajaan.”Tiga bulan yang lalu, kasus yang menimpa anak perempuannya Duke of Kennard ini, … telah benar-benar mengejutkannya sebagai guru sihir muda yang telah mengajar di sekolah akademi Shuichin sedari umur 16 tahun.“Hal yang anehnya, putri semata wayang sang Duke itu justru sama sekali tidak mendapatkan sedikit pun limpahan Mana dari Ayahnya.”Soleid de Izger, wali kelas yang membimbing kelas baru dengan murid yang kebanyakan sekarang berasal dari keluarga bangsawan tingkatan tinggi itu, … mencoba menyelidiki keanehan di diri salah satu m
“Brengsek! Hentikan ini!”Mengumpat dan melemparkan tatapan mata yang mengkilap marah, sang Raja muda Kerajaan Aethelred, Zelvin Chaiden Re Aethelred, … menggertak komandan besar pasukan ksatria kerajaan faksinya, dengan kerutan urat yang terlihat secara gamblang di dahi.“Aku sudah memakai semuanya! Kenapa kau masih terus-menerus memaksaku untuk memakai beberapa lapisan lagi?!”“Karena Anda sangat lemah sekali, ….” Balas menjawab gertakan itu dengan suara yang mengalun tenang tetapi terasa menekan, si komandan besar tersebut, laki-laki berambut hitam kelam dan mata biru laut yang dalam, berusia kurang lebih sebaya dengan Zelvin, … mengetuk-ngetuk permukaan dadanya sang raja muda, dengan jari telunjuk.“… Your Majesty.”Dan namanya adalah, ….“Komandan besar faksi ksatria bintang asterik, Zeind Osford, yang akan selalu melayani Anda dengan senang hati ini, … sangat-sangat mengkhawatirkan keselamatan Anda di medan pertempuran.”… Zeind Osford.“Seperti yang Anda tahu, jika Anda masih
“Uhk, hk … um.”Menangis, memeluk boneka beruangnya di balik tiang pilar lorong kastel sepi di malam-malam yang mencekam begini, … sengaja menyendiri dari keramaian selepas ibunya yang tadi sempat memeluknya dengan gemetaran menyuruhnya tuk kembali ke acara pesta secara baik-baik, daripada menantinya berganti baju dengan cukup lama, … Fennel kecil yang menyedihkan, dihampiri oleh seseorang yang terdengar tengah bersenandung kecil.“Tarik selimutmu sampai dagu, lalu pejamkanlah matamu … anakku sayang~🎶”Suara dari ujung ekor panjangnya gaun hijau klorofil yang terseret-seret mengikuti pemakainya, terdengar nyaring di sunyinya malam.“Bulan akan menemanimu pergi … menemui dunia mimpi penuh imajinasi, sembari menanti cerahnya hari esok … diterangi oleh hangatnya sinar mentari~🎶”Rambut putih peraknya yang tampak bersinar lebih cerah seakan-akan cahaya bulan hanya ada untuk menyirami rambutnya, tergerai dengan bebas jatuh mengikuti seret ekor gaun, karena memiliki kepanjangan sebatas ma
-“Lady Lune, Leanne.”-Di musim panas yang cerah, indah mengulas pemandangan langit dengan cahaya mataharinya yang gagah, nona bangsawan muda … La Lune Leanne, bertemu dengan sesosok pemuda berstatus mulia yang menjadi seseorang bermakna penting, “Cinta pertamanya”.-“Jadilah Tunangan Saya.”-Bersemu merah, tersipu malu akan lamaran mengejutkan yang sampai kepadanya. Kepada gadis aristokrat pemalas yang bosan akan kehidupan bangsawan sepertinya. Leanne … menerima lamaran pertunangan tersebut, sebagai hadiah terindah untuk ulang tahunnya yang ke-17, dengan semangat hidup yang baru.Korset itu menyesakkan, ia jadi susah bernapas. Tetapi, mulai sekarang, … ia akan tetap mengenakkannya.Crinoline gaun itu merepotkan, ia jadi kesulitan bergerak dengan bebas. Tetapi, mulai saat ini, … ia akan tetap menggunakannya.Makan sedikit demi menjaga citra keanggunannya perempuan bertubuh ideal itu, telah membuatnya sering merasa kelaparan. Tetapi, mulai hari ini, … ia akan tetap menjalankannya.Be
“Akan terasa tidak nyaman jika rambut Anda menjuntai selagi asyik memakan camilan, bukan? Oleh sebab itu, akan lebih baik jika Anda mengikatnya untuk sementara waktu.” Alesya kira apa, ternyata ini toh yang dimaksudkan untuk dipakai olehnya tadi? “Apa Anda ingin memanggil pelayan pribadi tadi, dan membiarkannya membantu memakaikan ini?” SRAKK~! Fennel membuka dan mengeluarkan isi dari kantung kain itu. Terdapat banyak manik-manik kecil berbentuk bunga krisan, satu sisir kecil, dan juga pita berwarna kuning cerah supaya serasi dengan warna gaun yang saat ini tengah dikenakan oleh Alesya. “Poppy ya? Dia pergi ke suatu tempat dan akan kembali lumayan lama, jadi … Saya pikir ….” Alesya menggantung kalimatnya sejenak, tuk menundukkan wajahnya yang terasa mulai bersemu kembali. Dia juga menempatkan kedua telapak tangannya di bawah meja, untuk meremas rok gaun demi menyalurkan rasa gugup tak menentu. Dengan suara yang samar lagi terdengar seperti melirih, gadis itu pun lanjut berkat
“….”Untuk beberapa waktu, Fennel mengerjapkan matanya beberapa kali selagi menahan nafasnya akibat merasa kaget.Sejujurnya, pemuda itu merasa bingung.Bukankah seharusnya Alesya merasa senang? Lantas, mengapa dia malah meresponsnya dengan meninggikan suara, serta menodongkan kepalan tangan kanan di depan mukanya sekarang???“Poppy?”“Ya? Saya mendengarkan.”Akhirnya, Fennel bisa bernafas lega kembali sewaktu Alesya menarik kepalan tangan dari depan muka, dan membalikkan badannya tuk menghadap lurus sang pelayan pribadi bernama Poppy.“Aku akan berada dalam pengawasan Tuan muda Eglantine, jadi … aku harap kau mengerti."Pelayan berambut merah ati dam bermata hijau apel muda itu menyunggingkan senyuman tipis.Dengan menundukkan kepala dan merundukkan sedikit badan, Poppy menekuk kakinya sedikit selagi mengangkat masing-masing sisi rok, tanda bahwa ia langsung menuruti titahan tanpa perlu mendengarkan penjelasan secara menyeluruh.“Selamat bersenang-senang, Milady.”Mendapati respons
“Mohon tunggu sebentar ya? Saya harus melayani beberapa pelanggan yang sudah datang lebih awal terlebih dahulu.”Sekali lagi, keadaan yang membuat suasana menjadi begitu canggung pun terjadi.Malahan, suasananya benar-benar menjadi jauh lebih kaku dari pada di luar tadi.“….”“….”Dikarenakan tempat duduk lain sudah dipadati oleh banyaknya pelanggan butik ini yang telah datang lebih awal, akhirnya … Fennel dan Alesya pun, berakhir duduk bersebelahan dalam satu sofa.Walau, yah … mereka agak menyisakan tempat kosong di tengah-tengah, sebagai sebuah jarak pemisah.GRTT~!Dalam waktu bersamaan, seperti saling berbagi pikiran, keduanya memalingkan muka masing-masing tuk melihat ke arah lain, … dengan kedua telapak tangan mengepal gugup di atas lutut.Meski begitu, sesekali … baik itu Alesya atau bahkan Fennel, keduanya sempat mencuri-curi pandang terhadap satu sama lain.Fennel terpana dengan betapa lucunya hidung Alesya yang kecil seperti hidung kucing. Sedangkan Alesya sendiri, dia terp
SHAAK~!“Apa ini …?”Rambut hitam sekelam ebony berayun dengan lembut, begitu sang empu pemilik netra hijau zamrud itu menolehkan kepalanya ke belakang.“Kenapa aku merasa merinding?” gumamnya heran, seraya mulai mengusap tengkuknya sambil memasang ekspresi wajah tidak nyaman.“Sepertinya ada yang sedang membicarakanku,” gumamnya sekali lagi, namun, kali ini ia membarenginya dengan memokuskan wajah rupawannya supaya kembali menghadap sang mentor di hadapan.Hari ini, kelas 3-2 yang sebentar lagi akan segera lulus dari akademi, tengah mengadakan kelas tambahan khusus berupa belajar berdansa.Hadirlah di sana, Grand Duke muda Eglantine, Fennel, yang sengaja mengambil tempat duduk di ujung dan paling pojok, karena ia tidak dekat dengan siapa pun di angkatannya ini.Dia memerhatikan penjelasan dari mentor dengan saksama demi pengetahuannya yang pasti akan ia pergunakan di kemudian hari, sambil mencatat materi tuk sesekali.“Baiklah anak-anak. Sekarang, kita akan berlatih memeragakan mater
“Lihat! Ini rajutan buatan Saya lo~! Bagus bukan?”“Sarung tangan rajut? Untuk apa kau memakai itu? Itu kan tidak nyaman.”“Mengapa Anda mengatakan itu ketika Anda sendiri saja senantiasa mengenakannya? Sarung tangannya terbuat dari bahan kulit pula.”“….”Hari ini, Lancient memutuskan untuk makan siang dengan Ruffin dan Hisahilde saja, ketimbang dengan Aira.Dia memilih hal demikian untuk menghindari pertikaian tidak penting yang sempat bersitegang sewaktu kemarin.“Itu …! I-itu berbeda! Aku melakukannya karena ada alasan yang khusus, kan?! Aku tidak ingin kerepotan jika tak sengaja bersentuhan langsung dengan kulit kalian!”“Yah, Saya juga berpikiran seperti itu selagi merajut sarung tangan!”Namun, lihatlah.Apa yang sebenarnya ia hadapi sekarang?“Mulai sekarang kan, Saya pasti akan selalu berada di sekitar Anda, mengingat pertunangan yang terjalin bersama Putri Violegrent.”Apakah mungkin, pertikaian tidak penting itu … sedang terjadi lagi?“Saya melakukannya untuk memperkecil ke
“Aira!”Ah.Setelah semua kesulitan yang dilaluinya, berupa diabaikan dan dipermalukan oleh laki-laki yang ia coba goda, bukankah ini adalah sebuah kemenangan?“Lancient~! Huwaa!”Satu bulan tak terasa sudah berlalu, semenjak Aira menyadari bahwa Lancient ternyata tidak mengabaikan pikatannya seperti tiga anak laki-laki sebelumnya itu.Dengan saling berinteraksi satu sama lain secara dekat melalui bahasa informal disertai menyematkan nama depan, Aira yakin sekali … kalau Lancient, sekali lagi berada di pihaknya sama seperti di kehidupan mereka yang lalu.“Aira?! Apa kamu tidak apa-apa?”Benarkan? Lihat saja sekarang!Di sela-sela tangis yang sengaja ia keluarkan sejadi-jadinya tatkala menghadapi satu permasalahan ini, Aira menarik sudut bibirnya dan menyeringai puas.Bagaimana tidak?“Aku tidak baik-baik saja huwaa~! Mengapa Miss Eiren melakukan ini padaku? Mengapa ia mendorongku sampai jatuh, padahal yang aku lakukan hanya lewat di depannya saja?”Sama seperti dulu, Lancient datang s
“Semangat~! Lancient~! Semangat~!”Aira bersorak-sorai di pinggir lapangan, dekat petak bagian yang digunakan oleh ketiga anak lelaki yang sudah mengingat masa lalu mereka itu, sebagai tempat pelatihan mereka bertiga supaya mengasah kemampuan bela diri mereka agar lebih tajam lagi.Masing-masing dari mereka berdiri di tiga tempat berbeda, saling berhadapan dengan satu dan lainnya, selagi membawa senjata yang terbuat dari sihir. “….”“….”“Semangat~! Lancient~! Kyaaa~!”Selain dari anak bersangkutan yang namanya terus-menerus dipanggilkan sebagai bentuk penyemangat, ada dua anak lain.Yakni, Ruffin dan Hisahilde.Keduanya kini malah saling memandang satu dengan yang lainnya dengan tatapan serupa, yaitu, tatapan mata penuh rasa ngeri dan geli.Tak berlangsung lama, mereka pun lekas mengalihkan tatapan tersebut kepada sang pangeran berambut pirang, Lancient.“Oh, serius. Dia sangat mengganggu!” tukas Ruffin mengeluhkan isi hatinya secara blak-blakan. Sedangkan itu, Hisahilde, ….“Apa A
“A—?! Apa-apaan Anda ini?!” tegur Alesya, seraya menolehkan kepalanya ke arah samping kiri, memandang Hisahilde dengan penuh kekesalan.“Saya belum mengizinkan Anda untuk duduk di samping Saya lo~!?”Dia menghardik sang sepupu yang tidaklah berhubungan dekat dengannya itu, menggunakan bahasa formal.Struktur kalimatnya dipenuhi oleh kesopanan, memang. Namun, tidak dengan nada suara yang ia keluarkan.Mendapati yang ditegurnya tidak mengindahkan teguran itu sama sekali, malahan dia bersikap cuek bebek saja dengan mulai menyantap makanannya sendiri, … kekesalan yang Alesya rasa, kini mulai semakin memuncak.“Anda benar-benar ya …!?”Dalam hatinya, ia berpikiran bahwa dirinya memiliki niatan kurang bagus, berupa ingin menyingkirkan sepupunya itu pergi dengan cara mendorongnya dari kursi.Namun, ….“Biarkan saja, kakak.”… Berkat Darissa yang berkata seperti itu, Alesya pun akhirnya menyerah juga.“Haa … dasar.”Dia menghela nafasnya pasrah, dan lekas menukar raut muka penuh rasa keki itu
TUK! TUK!“…?”Ketukan pada salah satu meja kantin yang tengah ditempati olehnya bersama Alvina, mengalihkan perhatian dari mata hitam gelap kepunyaan sang putri dari Kekaisaran agung Violegrent, Rosalina Earlene Gina, tuk tertuju kepada si pengetuk.“Boleh minta waktunya sebentar, ….”Manik mata yang seindah batu obsidian itu terbelalak lumayan lebar, merasa tidak memercayai akan hal macam apa yang pupil matanya pantulkan.“… Your Royal Highness?”Hadir di samping mejanya sana, seorang anak lelaki pemilik warna rambut biru tua dan juga mata merah menyala, yang berdiri dengan tegap sembari menyembunyikan lipatan tangan di belakang punggungnya ala-ala ksatria.“…!”Anak lelaki itu biasanya bermuka masam dan menampilkan ekspresi tidak suka terhadap kehadiran Rosalina. Namun, kali ini justru bersikap berbeda lewat segaris senyuman tulus yang disunggingkannya, … sampai-sampai sang putri kesayangannya Kaisar Violegrent itu terperangah dengan pipi merah merekah.“U-uhm, uh.”Rosalina tidak