Share

Bab 32. Pencuri

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara teriakan meminta tolong, sontak membuat semua orang yang ada di ruang makan itu terkejut. Raut wajah kepanikan terpancar di wajah semua orang. Dua pengawal yang ada di lantai bawah sigap berlari menuju ke lantai atas di kala mendengar suara teriakan meminta tolong.

“William, ada apa?” Marsha menatap William dengan tatapan cemas dan takut.

“Aku tidak tahu. Aku akan melihatnya,” kata William seraya bangkit berdiri.

“Grandpa, kami ikut denganmu.” Oliver dan Shawn serempak mengeluarkan kata yang sama. Dua pria itu khawatir jika William pergi sendiri. Sekalipun ada penjaga, tapi mereka harus tetap berjaga-jaga.

“Aku juga ikut denganmu, William,” ujar Marsha yang tak mau jauh dari sang suami.

William hendak menolak keinginan Marsha, namun William sangat mengenal sifat sang istri. Akhirnya, William menyetujui keinginan Marsha yang ingin ikut dengannya. Pun Nicole dan Shania yang ada di sana juga memilih untuk ikut.

William melangkah maju, bersamaan dengan Oliver dan Shawn. Marsha, Nico
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 33. Jangan Berani Kau Menyentuhnya!

    “Grandpa, sepertinya tidak ada siapa pun di sini.” Shawn mengendarkan pandangannya ke sekitar, menajamnya penglihatannya, memastikan memang benar tidak ada siapa pun di sana.Shawn berdiri di belakang William, tentu melindungi kakeknya itu. Meski kakeknya tak mau dilindungi, tetap saja Shawn memiliki tanggung jawab. Terlebih kakeknya tak setangguh di waktu muda dulu.William berdecak kesal. “Lihat saja setelah ini para penjaga akan aku pecat! Bodoh sekali mereka bisa lalai, sampai pencuri masuk!” serunya dengan geraman kesal. Kali ini, William tak bisa mentoleransi. Para penjaga yang ada di mansion-nya ini begitu bodoh sampai bisa dikelabui pencuri. “Grandpa, tenangkan dirimu. Masalah tidak akan selesai, jika kau atasi dengan marah-marah.” Shawn berusaha menenangkan William dari rasa marahnya. Dalam kondisi seperti ini, maah pun percuma. Fokus Shawn adalah menangkap para pencuri yang berani masuk ke dalam mansion kakek dan neneknya.William mengembuskan napas kasar, berusaha menenan

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 34. Hanya Sebuah Luka Kecil

    “Ahggg—” Penjahat itu menjerit keras di kala jemarinya diremukan oleh Oliver. Namun, nampaknya penjahat itu tak menyerah. Dia berusaha kembali menyerang Oliver dengan memberikan pukulan. Sayangnya, gerak Oliver begitu cepat. Oliver memutar leher penjahat itu dan mematahkan lehernya.Krekkk“Ahggg—” Penjahat itu menjerit dengan tubuh yang telah tersungkur di lantai, di kala Oliver mematahkan lehernya. Dua penjahat lain menyerang Oliver, tapi salah satunya dihajar oleh Shawn yang baru saja datang.BUGHBUGHOliver dan Shawn melayangkan pukulan keras. Hanya dengan beberapa pukulan, dua pria itu mampu membuat para penjahat itu tumbang. Sejak tadi, William hanya berdiri di pinggir karena sudah dua cucunya yang memberikan pukulan.Para pengawal berhamburan datang. Mereka membawa tiga penjahat yang telah tumbang itu. Tepat di kala para pengawal membawa para penjahat, Marsha segera memeluk William, dan Shania pun hendak memeluk Oliver, namun sayang pelukan Shania ditolak oleh Oliver. Di hadap

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 35. Apa Kau Membenciku?

    Oliver menatap Nicole yang kini tertidur pulas di ranjang. Tak banyak percakapan yang terjalin antara pria itu dan Nicole. Setelah Oliver mengobati luka di wajah Nicole—dia tak lagi mengajukan pertanyaan apa pun. Lebih tepatnya di kala Nicole memberikan sindirian tajam padanya, membuat pria itu bungkam dan tak lagi bisa mengeluarkan kata. Oliver mengumpat dalam hati saat merasakan hatinya sangat tidak nyaman. Detik itu juga, dia mengeyahkan semua pikiran yang mengusik pikiran dan hatinya. Oliver menarik selimut, menutupi tubuh Nicole dengan selimut tebal. Lantas dia hendak pergi meninggalkan Nicole sendirian.Namun, seketika langkah Oliver terhenti kala merasakan hatinya berat meninggalkan Nicole sendirian. Telebih kondisi Nicole yang masih sakit. Pria itu mengurungkan niatnya untuk pulang. Dia akan tetap berada di samping Nicole, paling tidak sampai esok hari.Oliver mengusap rambut Nicole dengan lembut. Tatapannya tak lepas menatap wanita cantik yang terlelap. Bekas kemerahan di w

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 36. Sebuah Peringatan  

    *Jangan lupa minum obatmu.* Nicole menatap note dengan tulisan tangan Oliver. Tulisan tangan sedikit latin, namun sangat rapi. Jika kebanyakan orang bilang tulisan pria biasanya buruk, tapi tidak dengan tulisan tangan Oliver. Hanya melihat dari tulisan saja sudah menunjukkan karakter pria itu yang idealis dan selalu rapi.Satu jam lalu, Oliver sudah pulang meninggalkan Nicole sendirian di kamar. Tentu, Nicole lega akhirnya pria itu pulang. Nicole tak mau Oliver berlama-lama di kamar hotelnya. Pun dia malas kalau Shania berpikiran yang tidak-tidak tentangnya. Waktu itu saja, di kala dirinya terjebak di dalam lift—Shania sudah sangat cemburu.Nicole meletakan note Oliver ke atas meja. Sebenarnya, tanpa harus Oliver mengingatkan, dia sudah tahu minum obat adalah hal yang wajib. Apalagi luka di wajahnya belum sepenuhnya pulih. Tapi kenapa malah harus diingatkan? Sungguh, dia tak mengerti dengan jalan pikiran Oliver Maxton.Suara dering ponsel berbunyi. Nicole mengalihkan pandangannya ke

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 37. Perasaan Hancur  

    “Sialan! Nicole Sialan!” Shania membanting pajangan yang ada di atas meja, hingga pecahannya berserakan di lantai. Tampak jelas raut wajah Shania menunjukkan kemarahan dalam dirinya. Hal yang membuat amarah Shania tersulut adalah perkataan Nicole. Sungguh, wanita itu menyesal mendatangi Nicole. Jika bukan karena mencari Oliver, maka dia tidak akan pernah mungkin mendatangi Nicole.“Berengsek!” Shania tak henti mengumpat kasar. Dia berada di dalam kamarnya yang berantakan akibat dirinya melampiaskan kemarahannya. Shania ingin sekali tadi menjambak rambut Nicole, namun dia berusaha menahan diri. Dia tidak mau sampai bertengkar hebat dengan Nicole, karena dia masih memikirkan ayahnya. Lepas dari apa pun yang terjadi, Shania memiliki ikatan darah dengan Nicole.“Ya Tuhan, Shania. Kenapa kamarmu berantakan seperti ini?” Erica masuk ke dalam kamar Shania, terkejut dengan kondisi kamar putrinya yang begitu berantakan. Pecahan beling berserakan di lantai. Padahal sebelumnya, Erica sangat yaki

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 38. Masih Menjadi Gadis Polos

    Oliver melonggarkan dasinya dengan mata yang terpejam lelah. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Pria itu masih berada di ruang kerjanya. Pikirannya berkecamuk, memikirkan banyak hal yang mengusik ketenangan hidupnya.Seharusnya, setelah Oliver memutuskan menikah dengan Shania, hatinya merasakan sedikit tenang. Fakta tidak demikian. Pernikahan ini adalah kesepakatannya dengan Shania. Tidak ada paksaan sama sekali. Sayangnya, semua telah berubah.Pertemuan kembali dengan Nicole, membuat Oliver merasakan ragu untuk melanjutkan pernikahan dengan Shania. Ini memang sangat gila. Dia juga tak mengerti kenapa bisa seperti ini.Oliver kembali dipertemukan dengan sosok gadis polos yang pernah dia jadikan bahan taruhan. Sembilan tahun dia tak bertemu dengan Nicole, bahkan dirinya pun tak pernah tahu bagaimana kabar Nicole.Sekarang … kenyataan menampar Oliver dengan Nicoel yang merupakan kakak tiri dari Shania—wanita yang dia pilih menjadi istrinya.“Tuan Oliver?” panggil Vincent seraya mela

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 39. Sebuah Permintaan Maaf

    Mobil Oliver terparkir di halaman parkir hotel di mana Nicole menginap. Dia tak langsung turun dari mobil. Pria itu sedikit menoleh ke samping, menatap Nicole yang masih terlelap. Padahal dirinya sudah memindahkan tubuh Nicole dari tempat ke tempat, namun rupanya wanita itu tak kunjung membuka mata.Oliver membelai pipi Nicole, mengusap-usap begitu lembut dan penuh kehangatan. Detik selanjutnya, dia turun dari mobil seraya menggendong Nicole gaya bridal, masuk ke dalam lobby hotel. Lagi dan lagi, wanita itu masih belum bangun kala Oliver menggendongnya. Sepertinya wanita itu sangat lelah.Saat tiba di kamar hotel, Oliver membaringkan tubuh Nicole ke atas ranjang. Dress Nicole sedikit kotor harus diganti. Terlebih dress yang dipakai wanita itu sudah terkena gerimis hujan. Oliver pun memutuskan meminta bantuan staff hotel wanita, untuk membantu menggantikan dress yang dipakai Nicole.Namun, di kala Oliver ingin menghubungi staff hotel—gerak Oliver terhenti melihat Nicole mulai mengigau

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 40. Aku Membencimu, Oliver!

    Pagutan yang tercipta begitu panas dan liar. Lidah Oliver mendesak masuk, menyapu rongga mulut Nicole. Beberapa kali Nicole berusaha melepaskan diri tapi tak bisa, karena Oliver semakin membuat tubuh wanita itu terkunci tak bisa berkutik.Tangan Oliver tak hanya diam. Pria itu menyelinap masuk ke dalam dress piyama yang dipakai Nicole. Dengan sengaja, Oliver melepas kancing dress bagian atas Nicole, agar lebih leluasa memijat payudara wanita itu. Nicole meringis menahan desahan yang lolos di bibirnya di kala Oliver menyentuh payudaranya. Rasa marah dalam diri Nicole menyulut, tetapi sialnya tubuhnya merespon sentuhan Oliver. Bahkan puting payudaranya berdiri tegak di kala jemari Oliver memberikan usapan lembut.Nicole berjuang untuk berontak, tapi malah tangan Oliver semakin menjelajah bergantian ke dua payudara Nicole. Bibir Oliver terus mengulum bibir Nicole atas dan bawah bergantian.Rasa manis di bibir Nicole membuat Oliver benar-benar seakan lupa diri. Kenyal, lembut, dan manis

Bab terbaru

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 206. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Wengen, Switzerland. Tiga pengasuh dibuat pusing luar biasa oleh Olivia yang begitu aktif. Balita kecil itu terus berlari-lari sambil bermain bola kecil yang sejak tadi dia lempar-lempar. Tiga pengawal sudah siap siaga melihat setiap gerak Olivia yang sangat cepat. Entah dulu Nicole mengidam apa sampai membuat Olivia selincah ini. Baik pengasuh dan pengawal tidak bisa santai dalam menjaga balita kecil itu. Sedikit saja terabaikan, pasti Olivia sudah berulah.Tindakan Olivia memang kerap membuat Nicole sakit kepala. Apalagi waktu ketika Nicole masih hamil besar. Dia dibuat pusing luar biasa dengan tindakan putri kecilnya yang sangat aktif. Olivia sering susah diberi tahu Nicole. Balita kecil itu paling tunduk pada ayahnya. Hal tersebut yang membuat Nicole terkadang jengkel.“Olivia, pelan-pelan, Nak. Jangan berlari seperti itu,” ucap Nicole berseru dengan nada sedikit keras, tapi sayangnya tak menghentikan balita kecil yang sangat aktif itu. Nicole sampai men

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 205. Extra Part VI

    Oliver berlari menelusuri koridor rumah sakit. Raut wajah pria itu tampak sangat panik dan penuh khawatir. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, dia tak henti mengumpati kebodohannya. Harusnya hari ini dia tak pergi ke mana-mana. Jika sampai ada hal buruk yang menimpa istri dan anaknya, maka dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. Saat Oliver sudah dekat dengan ruang persalinan, langkah kakinya terhenti melihat Joice mondar-mandir di depan ruangan persalinan. Raut wajah Oliver berubah, menatap lekat dan tegas sepupunya itu.“Joice?” tegur Oliver.Joice yang sejak tadi mondar-mandir tak jelas, terkejut melihat Oliver ada di hadapannya. “Oliver? Astaga, akhirnya kau muncul,” serunya bahagia melihat Oliver sudah datang. Sejak tadi dia sudah panik karena Oliver tak kunjung datang.“Di mana Nicole?” tanya Oliver cepat.Joice menyentuh lengan Oliver sambil berkata cemas, “Nicole ada di dalam. Segera kau masuk. Dari tadi dia terus menjerit kesakitan.” Oliver mengangguk, dan

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 204. Extra Part V

    *Nicole, aku pergi sebentar ingin bertemu ayahku. Ada kasus rumit yang sedang aku tangani dan aku membutuhkan pendapat ayahku. Aku tidak akan lama. Aku akan segera pulang. Kau jangan ke mana-mana. Your husband—Oliver.* Nicole mengembuskan napas panjang membaca note dari suaminya itu. Raut wajahnya nampak kesal. Pagi ini, Nicole bangun terlambat sedangkan Oliver bangun lebih awal. Dia yakin Oliver tak membangunkannya, karena tidak mau mengganggunya. Sungguh, itu sangat menyebalkan. Nicole mengikat rambut asal, dan meminum susu hangat yang baru saja diantarkan. Hari ini, Nicole terbebas dari menjaga Olivia, karena putri kecilnya itu sedang diculik keluarganya. Well, Olivia memang kerap menjadi rebutan. Wajar saja, karena Olivia adalah cucu pertama di keluarga Nicole dan juga cucu pertama di keluarga Oliver. Hal tersebut yang menjadikan Olivia kerap sekali diculik sana sini.“Lebih baik aku mandi,” gumam Nicole yang memutuskan ingin mandi. Meskipun kesal masih ada, tapi dia tidak mau k

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 203. Extra Part IV 

    “Nicole, pakailah gaun ini.” Oliver menunjuk sebuah kotak yang berisikan sebuah gaun indah yang ada di hadapannya. Pria itu sengaja menyiapkan gaun cantik untuk sang istri tercinta.Nicole mengalihkan pandangannya, menatap gaun yang ditunjuk Oliver. “Sayang, kau ingin mengajakku ke mana sampai aku harus memakai gaun seindah itu?” tanyanya lembut. Jika hanya pergi ke tempat-tempat terdekat saja, mana mungkin Oliver memintanya memakai gaun secantik yang ada di hadapannya itu.Oliver mendekat dan memberikan kecupan di kening sang istri. “Aku akan mengajakmu dan Olivia makan malam di luar. Gantilah segera pakaianmu.” “Kau akan mengajakku dan Olivia makan malam di luar?” ulang Nicole begitu antusias bahagia.“Ya, kita akan makan malam di luar. Bersiaplah.” Oliver membelai lembut pipi Nicole.Nicole tersenyum bahagia. Detik selanjutnya, Nicole menggenggam tangan Olivia—mengajak putrinya untuk mengganti pakaian. Gaun yang dibelikan Oliver sangatlah cantik. Bahkan gaun Nicole itu kembaran d

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 202. Extra Part III

    Oliver meminta Nicole untuk tak lagi mengingat tentang masalah Joice dan Marcel. Pria itu tak ingin istrinya sampai terlalu kepikiran dan berdampak pada tumbuh kembang anak mereka. Usia kandungan Nicole sudah besar. Sebentar lagi anak kedua mereka akan lahir ke dunia. Yang Oliver inginkan adalah Nicole hanya fokus pada anak-anak mereka saja. Pun berita tentang Marcel sudah Oliver bungkam. Media dilarang lagi untuk memberitakan tentang salah satu anggota keluarganya.Pagi menyapa Nicole sudah bersiap-siap. Hari ini dia dan Oliver akan periksa kandungan. Wanita itu tampil sangat cantik dengan balutan dress khusus ibu hamil berwarna navy. Rambut panjang Nicole tergerai sempurna. Riasan tipis membuatnya semakin cantik. Meski hanya memakai lip balm tapi bibir penuh Nicole tampak sangat seksi.Nicole dianugerahi paras yang luar biasa cantik. Dia tak perlu memakai riasan tebal, karena wanita itu sudah sangat cantik. Hamil membuatnya bahkan bertambah cantik meskipun bentuk tubuhnya sudah mela

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 201. Extra Part II

    Nicole merasakan kebebasan di kala Selena dan Samuel menculik Olivia. Well, Olivia menjadi cucu pertama di keluarga Maxton—membuat Olivia benar-benar seperti anak emas. Selena dan Samuel kerap sekali membawa Olivia ke rumah mereka untuk menginap. Mengingat tiga adik kandung Oliver yang lain berada di luar negeri—membuat kehadiran Olivia menjadi warna yang baru di keluarga Maxton.“Ah, perutku kenyang sekali.” Nicole mengusap-usap perut buncitnya di kala baru saja selesai menikmati tiramisu cake yang diantarkan oleh sang pelayan.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tak banyak aktivitas Nicole selain bersantai. Pekerjaannya sudah ditangani oleh asistennya. Sejak di mana dia hamil lagi, Oliver meminta Nicole menyerahkan pekerjaannya pada sang asisten.Jarak kehamilan pertama dan kehamilan kedua tidak jauh. Bisa dikatakan kehamilan kedua ini memang tak Nicole sangka. Nicole pikir dia tidak akan langsung hamil, karena baru saja melahirkan. Jadi setiap berhubungan badan dengan sang suami—

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 200. Extra Part

    Satu tahun berlalu … “Olivia, jangan naik-naik ke atas meja, Nak.”Nicole mendesah panjang dengan raut wajah yang begitu kelelahan. Olivia—putri pertamanya yang baru bisa berjalan itu amat sangat aktif. Baru saja Oliva berusia satu tahun—dan harapan Nicole adalah Olivia menjadi anak yang tenang dan lembut seperti anak-anak perempuan lain.Sayangnya harapan Nicole tinggal harapan. Semakin hari Olivia semakin aktif. Dua pengasuh saja harus menjaga Olivia dengan baik. Pasalnya, jika tak diawasi, Olivia selalu saja berusaha memanjat posisi tempat yang tinggi. Hal itu yang membuat Nicole khawatir luar biasa. Ucapan Nicole tak didengar oleh Olivia. Balita kecil itu terus memanjat meja. Dengan penuh waspada, dua pengasuh sudah siaga merentangkan tangan—berjaga jika sampai Olivia terjatuh, maka dua pengasuh itu berhasil menangkap tubuh Olivia.Nicole memijat keningnya di kala rasa pusing menyerangnya. Menjaga Olivia harus extra hati-hati. Beberapa minggu lalu saja, Olivia hampir tercebur ke

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 199. Perfect Ending

    Oliver mondar-mandir panik di dalam ruang bersalin. Suara jeritan menggema membuat Oliver tidak bisa tenang. Dua jam lalu, dokter mengatakan masih belum waktunya, karena kepala bayi belum terlihat. Teriakan sakit Nicole disebabkan oleh kontraksi. Masih butuh beberapa waktu sampai waktunya siap untuk Nicole melahirkan.Oliver nyaris gila akibat kepanikan dan ketakutannya. Berkali-kali dia meminta dokter untuk memberikan obat agar istrinya tidak kesakitan, tapi sang dokter mengatakan bahwa kontraksi adalah hal normal dirasakan ibu hamil.Otak Oliver seakan blank tidak mampu berpikir jernih. Pria itu tidak tahu harus melakukan apa selain mondar-mandir tidak jelas. Setiap kali sang istri menjerit kesakitan, membuat seluruh tubuh Oliver seakan mati rasa.Dulu, di kala ibunya melahirkan adiknya, dia tidak ikut di dalam ruang bersalin. Hal itu menyebabkan Oliver tak tahu perjuangan seorang wanita hamil. Yang Oliver lihat sekarang—sang istri seperti berada di ambang kematian.“Ahg!” jerit Nic

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 198. Kejadian Saat Makan Malam

    “Iya, Mom. Aku sudah meminta pelayan menyiapkan makan malam untuk kita. Kau tidak usah membawa makanan apa pun. Makanan yang sudah disiapkan sangat banyak.”“Hm, tadinya Mommy ingin membuat cake.” “Tidak usah, Mom. Dessert juga sudah disiapkan. Kau tidak usah repot-repot. Kau dan Dad cukup datang saja. Semua menu makanan sudah disiapkan.”“Baiklah, Sayang. Sampai nanti malam.” “Iya, Mom. Sampai nanti malam.”Panggilan tertutup. Nicole meletakan ponselnya ke tempat semula. Tampak senyuman di wajah wanita itu terlukis begitu hangat. Hari ini adalah hari di mana Nicole akan makan malam bersama dengan keluarganya. Pun tentu ibu tiri dan saudara tirinya juga akan datang.Nicole sekarang sudah tidak lagi memanggil Esther dengan sebutan ‘Bibi’. Sekarang, dia sudah memanggil Esther dengan sebutan ‘Mommy’. Jika dulu, Nicole tidak pernah dekat dengan ibu tirinya, kali ini dia sangat dekat dengan ibu tirinya yang baru.Sosok Esther bukanlah sosok ibu tiri yang kejam. Malah yang ada Esther sela

DMCA.com Protection Status