Nicole melangkahkan kakinya menelusuri koridor rumah sakit. Langkah kakinya begitu lemah. Jika saja tidak ada Oliver yang merengkuhnya, sudah pasti Nicole tersungkur ke lantai. Sungguh, tenaga Nicole seakan tersedot habis. Wanita cantik itu tak sanggup lagi untuk tetap berdiri.Baru saja mendiang ibunya hadir di mimpinya, sekarang Nicole sudah menghadapi kenyataan di mana ayahnya sakit. Nicole marah dan membenci ayahnya, tapi bagaimanapun ayahnya tetaplah ayahnya. Kenyataan itu, tidak pernah berubah, sampai kapan pun.“Tuan Oliver, Nona Nicole?” Curt yang menunggu di depan ruang rawat Mayir, menundukan kepala menyapa Oliver dan Nicole yang baru saja datang.Nicole menatap Curt cemas. “Curt, bagaimana keadaan ayahku?”“Tuan Mayir masih dalam pemeriksaan dokter, Nona. Tadi, sebelumnya keadaan beliau semakin menurun,” ucap Curt memberi tahu.Tubuh Nicole goyah, nyaris terjatuh mendengar ucapan Curt. Oliver kian memeluk bahunya, dan memberikan kecupan di pipi Nicole. Oliver seakan memberi
Sayup-sayup mata Nicole terbuka. Tatapan yang pertama kali Nicole lihat adalah Selena yang duduk di hadapannya. Raut wajah Nicole sedikit bingung, dan terkejut di kala ibu Oliver ada di hadapannya.“Mama Selena?” panggil Nicole pelan.Selena tersenyum seraya membelai pipi Nicole lembut. “Mama mendapatkan telepon dari Vincent. Dia sudah menceritakan semuanya pada Mama.” Selena mengecup pipi Nicole. “Sejak awal, Mama tahu kau memang wanita yang hebat dan tangguh.”Nicole tampak begitu muram dan sedih. “Aku tidak sehebat dan setangguh yang kau pikirkan, Ma.”Selena menjumput rambut Nicole, ke belakang daun telinga wanita itu. “Kau hebat dan tangguh. Mama percaya itu. Kau tetap masih hadir ke rumah sakit, menjenguk ayahmu, sekalipun ayahmu melukaimu. Itu sangat luar biasa, Sayang.”Mata Nicole berkaca-kaca. “Tapi, kondisi Daddy-ku semakin memburuk.”Selena memeluk Nicole penuh kehangatan seorang ibu. “Ayo, kita temui Daddy-mu. Mama akan menemanimu.”Nicole menganggukkan kepalanya lemah, m
Dua minggu berlalu … Setelah berbagai pengobatan dilakukan, akhirnya Mayir berhasil pulih, dan diperbolehkan untuk pulang. Tentu itu membuat Nicole lega. Rasa takut dan khawatir yang menghantui Nicole mulai mereda sejak di mana ayahnya sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Saat ini, Nicole tengah berada di mansion keluarganya. Sudah lima hari Nicole menginap di mansion keluarganya itu. Nicole sengaja menginap, atas permintaan ayahnya. Pun Nicole ingin mengawasi sang ayah, dan memastikan kondisi kesehatan ayahnya baik-baik saja.Selama Nicole berada di mansion keluargannya, Oliver kerap mengunjungi Nicole. Oliver mengizinkan Nicole menginap di mansion keluarganya, karena Oliver tahu Nicole membutuhkan ruang bersama dengan ayahnya.“Nona Nicole?” seorang pelayan menghampiri Nicole yang tengah menata bunga-bunga di taman.“Ya?” Nicole mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nona, Anda dipanggil Tuan Mayir,” ucap sang pelayan memberi tahu.“Ayahku sekarang di mana? Apa di
Nicole terbangun dari tidur siangnya di kala mencium aroma bunga lily. Sayup-sayup mata Nicole pun terbuka. Wanita itu menyeka mata, dan menatap terkejut rangkaian bunga lily yang ada di sekeliling kamarnya. Raut wajah Nicole berubah. Ya, dia terbangun di kamar yang sering dia tempati bersama dengan Oliver, tapi kali ini tatanan kamar Oliver penuh dengan bunga lily. Nicole sempat bingung, tetapi tak dipungkiri bahwa Nicole pun tersenyum di kala mendapati kamar dirinya berada penuh dengan rangkaian bunga yang indah. Layaknya berada di sebuah negeri dongeng. Wanita itu menoleh ke samping berharap bahwa Oliver ada di sampingnya—dan sayangnya Oliver malah tidak ada di sampingnya. Nicole sempat kecewa, tapi dia berusaha untuk mengerti. Detik selanjutnya, tatapan Nicole teralih pada note yang ada di atas meja. Kening Nicole mengerut dalam, menatap note tersebut. Dia memutuskan untuk mengambil note itu, dan membacanya pelan dan teliti.*Jam tujuh malam, aku akan menjemputmu. Bersiaplah—Oliv
Kabar pernikahan Oliver dan Nicole telah tersebar. Baik Oliver dan Nicole sepakat tak menutupi kabar pernikahannya di hadapan media. Bahkan para wartawan diundang untuk hadir di pernikahan Oliver dan Nicole nanti. Persiapan pernikahan Oliver dan Nicole sudah rampung hampir seratus persen.Seluruh keluarga sudah diberi tahu tentang pernikahan Oliver dan Nicole. Oliver tak sama sekali ingin menunda-nunda pernikahan. Setelah apa yang telah terjadi, Oliver ingin segera memiliki Nicole seutuhnya. Beberapa pihak luar, memang kerap membicarakan tentang Nicole. Pasalnya, sebelumnya kabar tentang pernikahan Oliver dan Shania sudah tercium oleh media. Namun, dalam hitungan detik semuanya berubah menjadi Oliver akan menikah dengan Shania. Itu yang membuat pertanyaan besar publik.Akan tetapi, karena tindakan yang dilakukan oleh Shania sangat jahat, Nicole berhasil menarik perhatian publik. Semua orang simpatik atas apa yang telah terjadi pada Nicole. Tak ragu publik mengatakan Nicole jauh lebih
Gaun pengantin dengan model royal gown tampak begitu indah di tubuh Nicole. Riasan sedikit tebal, tapi tak sama sekali berlebihan di wajah Nicole. Bibir wanita itu sedikit tebal, membuatnya terlihat sangat seksi. Meski memiliki tubuh mungil, tapi beberapa bagian tubuh Nicole berisi.Nicole memiliki lekuk tubuh yang indah memukau, dan mampu menghipnotis banyak orang karena kagum padanya. Satu lagi, point yang membuat Nicole tampil semakin indah adalah rambut pirang tebalnya. Warna pirang seperti emas begitu kontras di kulit putih wanita itu.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Nicole dan Oliver. Hari di mana mereka akan segera menjadi pasangan suami istri. Setelah banyaknya masalah yang hadir, nyatanya mereka telah mampu melewati badai masalah yang hadir.Sembilan tahun mereka sempat berpisah, siapa yang menyangka semesta kembali mempertemukan. Harusnya yang Oliver nikahi adalah Shania, bukan Nicole. Namun, takdir memang tak ada yang bisa memprediksi. Nicole terse
Nicole sedikit mendesah di kala merasa kelelahan. Heels yang dipakai wanita itu begitu tinggi membuat kakinya pegal. Nicole memiliki tubuh yang mungil. Tinggi wanita itu cukup berbeda jauh dengan tubuh Oliver. Itu kenapa Nicole memutuskan menggunakan heels tinggi agar bisa terlihat cocok dengan Oliver.Rangkaian acara pernikahan ini sangat panjang dan cukup melelahkan. Ribuan tamu undangan, keluarga besarnya dan keluarga besar Oliver, ditambah harus wawancara dengan para wartawan membuat Nicole memang cukup merasa lelah. Namun tentu, rasa bahagia menyelimutinya.“Apa kau lelah?” Oliver membelai pipi Nicole lembut.Nicole tersenyum. “Sedikit.”Oliver menarik tubuh Nicole masuk ke dalam pelukannya. “Acara sebentar lagi selesai. Sabarlah sebentar.” Nicole mengangguk dari dalam pelukan Oliver. “Iya, Sayang. Tenang saja. Tidak usah mencemaskanku.” “Ehm!” Shawn berdeham seraya melangkah menghampiri Nicole dan Oliver. Refleks, Nicole dan Oliver mengalihkan pandangan mereka menatap Shawn y
Aroma pengharum ruangan lavender bercampur vanilla menyeruak ke indra penciuman Nicole yang masuk ke dalam kamar pengantin—digendong oleh Oliver. Nicole kelelahan dan tak sanggup untuk berdiri.Ya, rangkaian acara pernikahan yang panjang membuat Nicole kelelahan. Untungnya, Oliver yang memahami, langsung segera berinisiatif menggendong Nicole sampai masuk ke dalam kamar pengantin mereka.Sebenarnya, Nicole sedikit malu karena tadi menjadi pusat perhatian di kala Oliver menggendongnya, tapi karena rasa lelah tak bisa tertolong membuat Nicole akhirnya menahan rasa malu dalam dirinya. Lagi pula sekarang dirinya dan Oliver sudah resmi menjadi sepasang suami istri.Oliver mendudukkan tubuh Nicole ke pinggir ranjang, dan membantu melepaskan heels Nicole. Pria itu memijat pelan telapak kaki Nicole, hingga membuat Nicole sedikit merintih kesakitan.“Oliver,” rintih Nicole pelan.Oliver mendongakkan kepalanya, menatap Nicole. “Kenapa kau memilih heels tinggi sekali seperti ini? Kau kan tahu ra