Beranda / Rumah Tangga / Ranjang Suamiku Yang Membeku / 24. Mas Byakta denga gundik itu?

Share

24. Mas Byakta denga gundik itu?

Penulis: Roro Halus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-17 10:00:58

"IYA, AKU MENCINTAINYA! APA KAMU PUAS?" teriak Naya penuh amarah kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Kesal!

Marah!

Jantungnya bergejolak!

Entah sejak kapan, Naya begitu tak terkendali seperti ini.

Naya kemudian memilik merendam seluruh tubuhnya di bath up, agar dingin otaknya!

Hari ini, Brian melakukan kesalahan dengan menuduhnya!

Naya, wanita yang terbiasa keras dengan dirinya sendiri setelah menikah dengan Lingga, dan selalu menerima tuduhan Lingga itu, menjadi keras juga dengan Brian.

Brian menuduhnya mencintai Lingga bukan? Lalu apa salah, jika dirinya menjawabnya agar dia puas!

Brian menyakitinya dengan tuduhan, dan Naya menyakiti dengan pengakuan!

Seperti itu cara kerja rumah tangganya dengan Lingga, saling menyakiti.

Hidupnya yang tak mudah, membuat dirinya terbiasa hidup di kakinya tanpa bantuan siapapun!

Begitulah Naya bisa bertahan sampai detik ini.

Sangat keras dengan dirinya send
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   25. Kita telah hangus

    Naya terpaku mendengar nama yang sangat dia rindukan, 'Kenapa menjemput, gundik suamiku?Sebenarnya hubungan seperti apa ini?' batinnya sambil berjalan menjauh. Tak ingin Lingga melihatnya! Namun Naya tetep berkecamuk, bagaimana bisa Mas Byakta menjemput perempuan yang sudah menjadi sebab hancurnya rumah tangga adiknya? Rasanya tidak mungkin! Apa kakaknya itu tidak tau, jika Bia adalah gundik milik Lingga? Dengan segala pikiran yang berantakan, Naya tetap berusaha fokus dan mengerjakan proposal yang diminta atasannya. Sesulit apapun keadaannya, Naya tetap memaksakan dirinya, seperti biasanya, karena merupakan tanggung jawabnya. Naya juga sudah biasa keras dengan dirinya sendiri! Tak lama, kurang lebih satu jam setengah, semua proposal dan perjanjian kerjasama sudah Naya selesaikan, tinggal menunggu cetak oleh asisten Kelvin, lalu menemui Lingga dan dia akan segera kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   26. Versi Sachet

    Deg! Mendengar itu, genggaman tangan Lingga lepas! Dia merasa sesak! Walau Lingga sudah menyiapkan hati untuk kenyataan ini, nyatanya jantungnya tetap seperti tertusuk ribuan pisau buah yang tumpul, sakit sekali. Padahal, dari awal Naya memang tidak menerima benihnya. Sontak Lingga terduduk kembali, "Ada atau sudah tidak ada anakku, aku tetap tidak akan melepaskan ikatanku, Naya! Kau istriku dan akan tetap seperti itu sampai kapanpun!" jawabnya kemudian mendongak kembali menatap Naya, "Pergilah, aku tidak akan memotong sayapmu! Kepakkan sayapmu dan pastikan hatimu bahagia, Nay!" Mungkin dengan seperti ini, Lingga bisa membuat hati Naya bahagia! Lingga akan mendukung Naya terbang ke tempat yang dia mau, asal bukan perceraian. Itu, janjinya! Lingga kemudian berdiri lagi sambil mengambil paper bag yang ada di bawah meja. Naya bergeming melihat netra nanar milik Lingga saat tepat di hadapannya, dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   27. Menginap

    Sedangkan Lingga, langsung terduduk setelah Naya keluar dari kamarnya, hatinya hancur, ada rasa sedih karena harus kehilangan anaknya. Harapan Lingga bahwa Naya akan mempertahankan bayi mereka telah sirna! "Maafkan papamu, semua salah papa!" gumamnya. Lingga dirundung kesedihan! Entah kenapa hatinya sakit membayangkan calon anaknya yang harus pergi sebelum melihat dunia. Ditambah, melihat wanitanya begitu dekat setelah sekian lama namun tak bisa meraihnya, begitu menyesakkan. Ditambah Brian? Lingga masih kepikiran dengan Brian! 'Apa boleh, dianggap impas saja? Terlepas Naya selama ini berselingkuh, Lingga tidak apa-apa, anggap sebagai ganti kesalahannya di masa lalu?' batinnya. Lingga kemudian berdiri dan bergegas meninggalkan hotelnya, dia ingin segera membebaskan semuanya, mungkin dengan sebotol whisky. Daripada Lingga terus terduduk dengan segala pikiran dan kefrustasiannya, Lingga memilih menuju Bar di ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   28. Tidak tau diri.

    Bu Btari sangat bersyukur, ribuan doa yang sudah dilangitkan semenjak kepergian Naya, kini Tuhan menjawabnya. Mendengar bahwa putrinya sehat sudah membuat hatinya senang. Tak lama, masakan Bu Btari sudah selesai, hanya masakan simple, goreng ayam kampung yang sudah diungkep dari almari pendingin, kemudian sambel dan lalapan. Cklek! "Bu!" panggil Byakta yang baru saja masuk ke dalam rumah. "Iya, Nak! Ibu di dapur!" "Dia ke sini lagi? Ngapain?" ketus Byakta menghampiri Bu Btari memberikan kecupan di pipinya. "Adikmu tidur di kamar, jangan ketus terus gitu! Apa gak kasihan sama dia!" "Gak, Bu! By lebih kasihan dengan adik By!" jawabnya. "Dia juga menderita! Ujian pernikahan setiap orang beda, Nak, pun dengan ujian pernikahan Ayah dan Ibu, biarkan itu menjadi urusan adikmu! Kamu akan tau nanti setelah menikah!" ucap Ibunya memperingati, "Makanya cepet ni

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   29. IKut Ke perusahaan

    Berbeda dengan Naya, yang berpuluh kilometer jaraknya dari Lingga, Naya tengah menikmati makan malamnya dengan putra semata wayangnya. Putra yang selama ini menjadi pelipur sepinya! Jujur, mempertahankan Nendra adalah pilihan terbaik yang Naya ambil sesaat sebelum sampai ke tempat pengguguran kandungan waktu itu. Bayangan Lingga saat mengusap perutnya, membuat hatinya sedikit hangat, dan entah kenapa membuat Naya mengurungkan niat. Dia tak ingin menjadikan anaknya sebagai pelampiasan, walau bagaimanapun anak itu sedang tumbuh di rahimnya, dan semenjak saat itu, Hidup Naya didedikasikan untuk putranya itu. Nendra Ligaskoro, nama yang Naya sematkan setelah bertaruh nyawa seorang diri untuk menciptakan kehidupan putranya. "Makannya nambah, Nak!" Nendra menoleh, "Nendra kenyang, Mah!" "Ya sudah istirahat yuk, tidur bareng Mamah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   30. Tidak ingin Nostalgia

    Naya selalu saja kalah jika putranya itu sudah memasang wajah sedih. Hatinya seolah hancur melihatnya. "Yuk, berangkat!" ajak Naya setelah membersihkan piring bekas mereka berdua makan. "Let's go, Mama!" jawabnya sambil menggengam tangan Naya, "Benarkan bahasa Inggris, Nendra?" "Iya, Benar sayang!" jawabnya, "Apa Nendra mau kursus bahasa Inggris?" "Hmm, No! Nendra ingin belajar bahasa Inggris nanti saja, seperti keina!" "Keina? Cucunya kakek Kelvin?" tanya Naya. "Hmm!" Glek! Naya tersenyum miris! Tak ingin lanjut bertanya lagi. Pasalnya, Keina belajar bahasa Inggris pada Daddynya. Naya melirik Nendra yang memasang wajah datar, persis saat Lingga dulu protes dirinya bekerja atau saat dirinya membangkang. Dan Naya kini tau, ternyata itu wajah ketidaksukaannya! "Apa Nendra masih berharap bertemu Papa?" tanyanya pelan sambil membuka pintu mobil untuk Nendra. Nendr

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   31. Menarikmu ke ranjangku

    Naya melihat, sebuah foto terpajang besar di sebelah almari kabinet, Naya menarik satu sudut bibirnya, 'Dia pasti sengaja memajang foto pernikahan untuk mempengaruhi aku! Maaf, Mas, aku tidak terpengaruh sama sekali!' batinnya sambil memutar pandangannya di setiap sudut ruangan yang terlihat nyaman.Ada beberapa daun artifisial untuk menambah kenyamanan ruangan ini!Cklek!"Maaf sudah membuatmu, menunggu! Saya ada sedikit kendala tadi di luar! Silahkan duduk!" Ucap Lingga melihat Naya berdiri menyambutnya sambil berjalan menuju kursi kebesarannya melewati Naya yang tengah duduk di sofa.Lingga melepas jasnya, kemudian menggulung kemejanya sebatas lengan dan kembali mendekati Naya di sofa ruangannya. Sesaat tingkah Lingga itu dengan wajah yang masih tercetak keringan membuat Naya tersihir. Ditambah parfum maskulin yang dulu memenuhi indra penciuman Naya, tidak pernah berubah! Naya ingat betul p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   32. Hati dan Ego

    "Dengan cara apa? Memperkosaku lagi seperti dulu? Begitu!" ketus Naya pada Lingga. Naya tidak ingin lemah! Bersama Lingga adalah luka yang tak pernah mau Naya sentuh lagi. Semuanya menyakitkan. "Ya, Jika itu diperlukan! Aku akan menarikmu ke ranjangku!" kesal Lingga. Lingga terlalu emosional hari ini, penolakan Naya semakin membuat dadanya sesak! Jantungnya tak karuan! Perjuangan belum dimulai, namun dirinya tidak kuat! Tidak kuat, karena rasa cemburu luar biasa yang membakarnya, saat mengingat Brian. "KAU INGIN MEMPERKOSAKU, LAGI? MENGHANCURKAN AKU LAGI? MEMANG ITU TUJUANMU, KAN? MENCIPTAKAN NERAKA UNTUKKU!!" teriak Naya. Naya juga sangat terpancing emosi, tidak biasanya Naya akan semarah ini, mungkin karena beda di kota tempatnya, lahir, tinggal dan besar. Kota penuh kenangan! Kota penuh cinta! Sekaligus kota yang memberikannya luka paling dalam, lewat Lingga! "Arrkhhhhh! Lepas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   65. Menghangatkan

    Byakta seakan tertampar dengan ucapan adiknya itu kemudian mengangguk dan melirik Lingga, "Mas tidak akan melakukan hal pengecut seperti itu, Dek! Tenanglah!" jawab Byakta. Dan Lingga yang tersindir telak itu hanya bisa diam, nyatanya dia juga merasa pengecut dengan ulahnya itu. Naya tau maksud Byakta, namun tak ingin memanjangkan masalahnya, Naya kemudian turun dari pelaminan bersama Lingga. Sedang Nendra, masih duduk di pangkuan Bu Btari, karena neneknya masih mengurungnya, Nendra pun juga masih betah dengan neneknya. Ikatan batin itu dengan mudah terjalin, sama seperti saat pertama dekat dengan Lingga. Sedang Naya dan Lingga duduk di bawah pelaminan, di meja bundar yang sudah di sediakan, Lingga memberikan tisu baru pada Naya untuk mengusap sisa air matanya."Makasih, Mas!""Kamu, bahagia?" tanya Lingga dengan senyumannya. Naya mengangguk, "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Ibu dan Masku! Aku tidak pernah membayangkan pertemuan yang seperti ini!""Padahal kamu bisa datang seja

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   64. Berbahagialah

    Mereka kemudian berangkat menuju hotel tempat resepsi itu berlangsung, kebetulan mereka sudah melakukan ijab kabul pagi tadi. Dan siang sampai malam ini, adalah resepsi pernikahannya! Suasana tampak ramai. Terdengar pula suara pemandu acara dari luar Ballroom, Lingga sudah mempersiapkan dengan pembawa acaranya. "Dan, acara selanjutnya ada sebuah persembahan istimewa kepada pengantin kita!" seru pembawa acara dan dilanjut sorakan. "Langsung, saja! Silahkan!" pekiknya. Ting! Suara alunan musik mulai berdenting, sebuah lagu yang akan Naya dan Lingga berduet, untuk pasangan suami istri itu. `Tiba saatnya kita saling bicaraTentang perasaan yang kian menyiksaTentang rindu yang menggebuTentang cinta yang tak terungkap`Lingga memulai lagunya dengan sangat indah, bersamaan dengan pintu Ballroom terbuka. Deg! `Sudah terlalu lama kita berdiamTenggelam dalam gelisah yang tak teredamMemenuhi mimpi-mimpiMalam kita`Naya melanjutkan dengan suara merdunya, bersamaan dengan air mata s

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   63. Mencintai duluan

    Lingga berhenti di Horison, setelahnya langsung pergi saat Naya sudah turun tanpa banyak kata. "Hiss! Dasar Tuan pemarah!" keluhnya masuk dan hari ini Naya akan serah terima tugasnya pada orang yang akan menggantikan seperti biasa, karena dia akan cuti senin dan selasa. "Naya, kamu jadi cuti sampai selasa?" tanya Pak Kelvin saat Naya akan pulang tengah hari. "Jadi, Pak! Kakak saya menikah di Malang!" "Kamu sudah memutuskan untuk pulang dengan suamimu?" tanya Pak Kelvin. "Iya, Pak!""Semoga terus langgeng! Oh iya, jangan lupa hari rabu kamu ikut saya ke Gresik, ada pertemuan dengan PT. SGD!" "Baik, Pak!""Okey, selamat berkumpul dengan keluargamu!"Setelahnya Naya pamit dan turun ke bawah, karena pasti Lingga sudah menjemputnya. Lingga benar-benar masih marah, terlihat dari dirinya yang tidak menghubungi Naya padahal sudah sampai di depan perusahaan.Naya masuk begitu saja tanpa bicara! Dan Lingga langsung tancap gass ke sekolah Nendra, masih dengan diam seribu bahasa dan tak m

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   62 Didiamkan.

    "PERSETAN DENGAN CITRA! BIAR MEREKA SEMUA TAU, JIKA MEREKA AKAN HANCUR JIKA BERANI MENGUSIK, MILIKKU!" Lingga sangat emosional hingga berteriak pada Naya, sesaat setelah itu dia langsung keluar dari rumah. Lingga hanya mementingkan anak dan istrinya, namun istrinya justru mementingkan citra. Tidak masalah! Walaupun Lingga terkenal bengis dan jahat sekalipun setelah ini, tak peduli. Dalam dunia bisnis, mereka butuh uang dan kemampuan Lingga, bukan? Justru lebih baik jika dia dikenal seperti itu, tak akan ada yang berani menganggu keluarganya. Lingga duduk di balik kemudian sambil menetralkan emosinya. Sedangkan Naya yang ditinggalkan melanjutkan cuci piringnya dengan senyuman tipis.Entah kenapa dia senang mendengar perkataan Lingga, [Milikku] seolah membuat Naya kembali ke jaman dulu. Disaat Lingga dengan semua kearogannya mengklaim dirinya adalah milik Lingga! Perasaan dimiliki dan diatur sebenarnya Naya menyukai itu sebagai wanita didikan ibunya yang Jawa tulen. Sesekali

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   61. Mengusik milikku

    'Apa ini, modus pencurian!' batin Lingga kemudian menaikkan kembali saklar. Brak! Bersamaan dengan lampu menyala, dua orang laki-laki dengan setelan Baju hitam, menggunakan penutup kepala menendang pintu dan pergi begitu saja ditelan gemuruh petir dan derasnya hujan. Tak menunggu lama, Lingga lari menuju ke dalam mencari anak dan istrinya, "Naya! Nendra!" pekiknya panik. Lingga terus berlari menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Keadaan berantakan, "Naya!" pekiknya, "Kamu dimana?" Panik bukan kepalang, saat tidak mendapati Naya di dalam kamar. Jelas tadi dia mendengar teriakan Naya. Lingga kemudian membuka pintu kamar mandi, dan benar saja di ujung sana Naya tengah memeluk Nendra dengan gemetaran. "Nay!" "Mas!" Lingga berlari meraih Naya dan Nendra yang tengah ketakutan ke dalam pelukannya, "Tenang! Kalian aman! Tenang!" lembutnya sambil mengusap punggung Naya yang bergetar

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   60. Pencurian

    Naya masih merasa sedikit bersalah jika melihat Lingga meminum obat itu, karena secara tidak langsung, dirinyalah penyebabnya. Dan seperti biasa keduanya akan tertidur dengan pikiran mereka masing-masing. "Eghhh!" lenguh Lingga yang pertama kali bangun pagi ini, "Oh, Astaga! Pantas saya dia selalu marah setiap pagi!" keluh Lingga sambil menarik tangannya yang terparkir di salah satu aset Naya. Lingga memukuk tangannya sendiri! Setelahnya, Lingga akan mencium Naya dan Nendra seperti biasa kemudian berdiri. Meraih ponselnya, "Hallo, dok!" —"Oh iya, saya sempatkan nanti sore ke sana!" —"Saya sudah mulai bangun pagi enak dan sendiri, Dok!" —"Sudah berkurang, Dok!" —"Oke!"Naya mendengar panggilan itu karena pura-pura masih tidur itu, kemudian membuka matanya. "Mau kemana, Mas?" tanya Naya. L

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   59. weekend pertama

    Setelahnya Lingga melepas putranya dan menatapnya dalam, "Yuk, Mama udah nungguin!" Nendra mengangguk dan menurut.Mengeringkan tubuhnya, dan berpakaian yang sudah Naya siapkan di kasur itu untuk Lingga dan Nendra seperti biasaSatu hal yang selalu Lingga syukuri, istrinya itu benar-benar mengurusnya juga dengan baik. Seperti suami istri pada umumnya. "Mama!" pekik Nendra setelah berganti pakaian berlari menuju dapur, "Nendra sudah tampan! Sudah wangi!"Naya tersenyum dan merengkuh putranya, "Sini, Sayang! Hmmmm, harumnya!""Siap ke bromo hari ini!""Baiklah, kita sarapan dulu sebelum ke bromo!" ajak Naya sambil menggeser kursinyanya untuk makan. Sesat Lingga menyusul dan duduk du sebelah Naya, berhadapan dengan Nendra. "Waw, Terima kasih, Ma, untuk makanannya!" ucap Lingga sambil mengecup pelipis Naya. "Terima kasih, Ma, makanannya!" ucap Nendra mengikuti. "Iya!"

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   58. Terselip harap

    Tanpa Lingga sadari, Naya ada di ambang pintu dan mendengarkan ucapannya. Cukup terharu, karena selama ini Lingga benar-benar selalu mempertimbangkan hatinya. "Boleh, Nak!" Sahutnya kemudian mendekat, "Tapi tidak hari ini ya? Dua minggu lagi, kita datang di pernikahan Pak dhemu!" "Pak Dhe?" "Iya, Kakaknya Mama Dua minggu lagi menikah! Kamu mau kan, datang? sekalian Nendra kenalan sama Nenek!" "Mau! Mau! Mau!" sorak Nendra, "Nendra punya nenek setelah ini!" Naya tersenyum tipis, "Hari ini, kita ke bromo aja? Bagaimana?" tawar Naya. "Yey! Mau Mama! Nendra pengen banget ke bromo naik mobil jip!" "Ya udah mandi sana!"Mendengar itu, Nendra sangat bersemangat untuk jalan-jalan mereka minggu ini. Menyisakan Lingga yang masih menatap Naya dengan senyumannya, semakin hari rasanya semakin tidak iklhas melepaskan wanita luar biasa di depannya itu. Lingga sudah sangat nyaman di keluarga keci

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   57. Tanyakan pada Mamamu

    Dan keterdiaman itu, tidak berakhir bahkan saat sarapan di sebuah resto dan pada saat sampai di rumah. Lingga tetap mendiamkan Naya. Entah kenapa, Naya juga merasa salah tingkah didiamkan begitu, Padahal biasanya dia akan masa bodoh! Justru dia yang sering mendiamkan Lingga. "Mama bawakan cemilan untuk Nendra dan Papa!" ucapnya membawakan semangkuk besar pie apel kesukaan Nendra saat Lingga dan Nendra tengah menonton kartun. "Wah, Mama buat Pie! Papa, Pie buatan Mama paling enak sedunia! Papa harus cobain, ayo!" ajak Nendra sambil mengambil sendoknya dan sendok Papanya. Naya pun mengambil sendoknya, hal itu membuat Lingga sedikit menghangat. Pie apel membasuh kekecewaan! Satu mangkuk bertiga membuat Lingga merasa hangat, seperti keluarga yang indah. "Aku mau ini, ini dan ini!" ucap Nendra menunjuk pada buah kiwi, strawberry dan terakhir menyendok satu besar ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status