Share

TULUSNYA HATI LUKAS

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-27 23:17:37

TULUSNYA HATI LUKAS

"Hanya ada dua pilihannya, Davina! Habiskan atau buang sekarang," perintah Lukas.

"Baiklah kalau begitu tolong buang saja, Tuan Lukas. Karena aku terkena flu, nanti akan menular jika kau memakannya," kata Davina.

Lukas tidak mendengarkan ucapan Davina. Dia justru memakan sisa Davina itu dan tersenyum kepadanya seakan meledek. Hal itu membuat Davina terkejut.

"Jangan pernah membuang makanan, Davina. Banyak orang yang tidak bisa makan di luar sana," ucap Lukas.

"Tapi kau salah, Tuan Lukas. Aku sedang sakit," protes Davina.

"Tidak. Tenang saja, aku sehat. Jadi aku tidak akan terkena flu seperti itu. Nah kalau aku nanti endingnya akan tertular maka aku juga punya kesempatan untuk bisa berbaring denganmu juga kan? Aku yakin kau akan bosan jika berbaring sendirian, jadi tidurlah," perintah Lukas.

Davina terduduk dan diam-diam memandang ke arah Lukas. Dia benar-benar baru bisa merasakan tulusnya hati Lukas. Padahal baru satu bulan lalu dia dan Lukas hanya saling mengena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERAWAT PLUS PLUS!

    PERAWAT PLUS PLUS!"Entah sihir apa yang kau punya, Davina. Semakin mengenalmu dan merasakan ketulusan hatimu, aku justru bersimpati padamu. Apakah ini simpati atau empati atau kan aku mulai jatuh cinta padamu?" batin Lukas."Ah, melihatnya tertidur membuatku ikut mengantuk," katanya lirih. Dengan perlahan Lukas pun mulai naik ke atas ranjang, dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak membangunkan Davina. Terlihat wanita itu tidur sangat pulas sekali, saat Lukas berbaring di samping Davina tiba-tiba wanita itu memeluknya dengan sangat erat. Membuat Lukas terkejut, namun dia juga tak tega untuk melepaskan pelukan Davina itu."Entah mengapa semakin ke sini aku merasa kita sebagai pasangan suami istri. Apa kau merasakan hal yang sama denganku, Davina? Apakah kau juga sudah merasa nyaman saat denganku?" gumam Lukas sangat lirih sambil membelai wajah Davina."Awalnya aku pikir pernikahan tidak akan membuat banyak perbedaan. Aku tetaplah Lukas yang dulu, tapi ternyata a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KESAL DAN CEMBURU? TIDAK. HANYA RINDU!

    KESAL DAN CEMBURU? TIDAK. HANYA RINDU!"Kenapa memangnya? Kenapa kalau aku tidak keberatan tertular flu-mu itu? Apa aku boleh menciummu kan?" tanya Lukas. Tanpa menunggu persetujuan Davina, Lukas pun segera mencium bibir Davina perlahan. "Sejak kemarin aku sudah bersabar menunggumu, Davina," kata Lukas. "Bahkan aku terus mengontrol diriku agar tidak kelepasan, namun sekarang rasanya tak bisa lagi entah mengapa aku selalu memiliki hasrat berlebih ketika denganmu, Davina. Aku sadar banyak sebab, karena ini baru pertama kalinya aku melakukan bersama seorang wanita dan itu adalah dirimu. Aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya," lanjut Lukas dalam hati. Mereka pun saling melumat, lidah Davina bermain dalam mulut lelaki itu. Membuat Lukas makin berhasrat, tangan Lukas pun memanikan payudara milik Davina. Erangan, lenguhan, saling bersahutan menambah syahdu nya malam ini."Ah..." lenguh Davina."Eummmmhh," sahut Lukas sambil melepaskan pangutan bibir mereka."Tuan Lukas, sekarang la

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEDATANGAN DAN ANCAMAN MAMA DAVINA!

    KEDATANGAN DAN MAMA DAVINA!"Ah begitu ya," gumam Davina merasa sakit dan kesal. Dia merasakan bahwa Lukas tak menganggapnya ada."Aku akan melakukan perjalan bisnis, Davina. Ya, mungkin tak lama tapi bagaimana lagi. Semua harus aku lakukan ketika Papa sudah memberikan perintah maka tak mau tak mau aku harus menjalankannya," jelasnya."Perjalanan bisnis ya. Ya, namun mengapa ini begitu mendadak?" tanya Davina.Dia pun menghela napasnya panjang. Sekarang dia baru menyadari bahwa suami kontraknya itu adalah seorang CEO perusahaan, di mana dia bisa dan harus meninggalkan Davina sewaktu-waktu tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Padahal sebelum dia menjadi istri Lukas pun dia sangat paham bagaimana Lukas bisa secara tiba-tiba harus pergi ke luar negeri atau keluar kota untuk sekedar berbisnis tanpa konfirmasi.Ini merupakan hal yang biasa namun rasanya semua itu mendadak dan berbeda setelah dia menikah dengan Lukas. Ada perasaan nyeri yang tak bisa diungkapkan, apalagi selama ini Lukas se

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANCAMAN MEMBUAT BERCERAI DAVINA DAN LUKAS!

    ANCAMAN MEMBUAT BERCERAI DAVINA DAN LUKAS!"Ck! Keterlaluan. Apakah menjadi konglomerat beberapa hari sudah membuat mu seperti ini? HIlang sopan dan santun mu pada orang tua?" tanya Mama Davina sambil menatap putrinya itu dengan tatapan yang susah diartikan. Davina hanya melengos."Cepat katakan apa maumu lalu pergi dari sini. Jika Tuan Lukas tahu kau di sini, dia akan marah padaku. Karena dia tak suka orang lain berada di rumah ini. Rumah adalah privasi baginya," ucap Davina dengan tegas."Hahahah! Cuihhh," hardik Mama Davina."Setidaknya dia tidak akan membenci Ibu mertuanya yang datang ke sini kan? Apakah kalian semua lupa statusku masih ibu mertua, Lukas? Dia tak akan berani macam-macam padaku," sahut Mama Davina."Sekarang aku tanya padamu, apakah kau benar-benar tidak tahu alasan kenapa Lukas mengubah tempat pernikahannya? Bahkan keluarga inti saja yang diberitahu semua undangan hanya mendapatkan kabar dan berita jika pernikahan itu dibatalkan. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEPERGIAN LUKAS DAN PEMILIHAN CEO UTAMA

    KEPERGIAN LUKAS DAN PEMILIHAN CEO UTAMA"Bicaralah baik-baik dengan Nyonya Lily dan Tuan Liem, serta Lukas. Atau kalau tidak aku akan membuat kalian bercerai," ancam Mama Davina."A-apa maksudmu?" tanya Davina tergagap, sungguh hal ini di luar prediksinya. Dia hanya mengira mama nya akan menerornya saja. Tapi ternyata salah, justru sekarang Lukas di jadikan alat ancaman. Mama Davina langsung tersenyum sinis penuh kemenangan menyadari Davina langsung panik dengan semua ancamannya."Membuat rumor bukan masalah bagiku, Davina. Apakah kau lupa siapa aku? Bahkan setelah kalian menikah akankah menurutmu direktur Liem meninggalkan kalian sendirian? Atau melepaskan Lukas begitu saja denganmu? Hahaha. Kau belum tahu betapa kejamnya dunia konglomerat ini. Jadi jangan sombong dan pikirkan baik-baik," teriak Mama Davina sambil keluar meninggalkan rumah Davina. 'Brakkk!' dia membanting pintu Davina dengan kasar. Ucapan Mama Davina itu sebenarnya hanya angin lalu tetapi ada perasaan sakit yang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   TUAN LUKAS YANG MALANG

    TUAN LUKAS YANG MALANG"Ya, bahkan semua orang tahu. Aku pun akan menilai yang sama, Tuan Lukas," ucap Davina."Tapi itu semua tak dapat dibiarkan, Davina. Memang aku lebih unggul tapi masalah tak hanya berhenti di sana saja. Karena bagaimanapun anak kandung Tuan Liem tetaplah Kak Sean, bukan aku. Aku hanya sekedar keponakan yang kebetulan diasuhnya, sehingga itulah yang membuatku harus sadar diri bahwa pemegang kekuasaan tetaplah Kak Sean. Aku harus membantunya di pilih dan menjadi satu-satunya kadidat," terang Lukas."Tuan Lukas," kata Davina lirih."Betapa kasihan nasibmu, Tuan Lukas. Jadi saat itu, kau merasa tidak nyaman di pertemuan keluarga. Ini ternyata alasanmu, Tuan Lukas. Itu sebabnya kau melarangku untuk ikut denganmu, Tuan Lukas yang malang," batin Davina. Davina langsung terdiam mendengar pernyataan Lukas. Ya, dia sadar wanita dan lelaki memiliki perasaan yang berbeda, wanita akan lebih berperasaan. Namun kali ini, rasanya dia dan Lukas memiliki kesakitan dan trauma yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Aku Harus Bagaimana Tuan Lukas?

    AKU HARUS BAGAIMANA TUAN LUKAS?"Ya, baiklah. Aku akan mengaku sekarang Tuan Lukas. Aku merasa sangat sehat seara jasmani dan rohani, aku juga wanita biasa. Bagaimana aku bisa menolak untuk mengakui itu. Kau begitu tampan, menggoda, dan menggairahkan. Permainanmu begitu lembut dan panas, bersatu menjadi satu," bisik Davina terus menggodanya."Benarkah?" gumam Lukas lirih.Dia hanya ingin menghibur Lukas karena dia tahu lelaki itu saat ini sedang tidak baik-baik saja. Jika di pikir, siapa yang rela berada di posisi Lukas begitu? Sudah bekerja keras tetapi tak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri. Pasti akan sakit sekali."Ya, tentu saja, Tuan Lukas. Kapan kau kembali, Tuan Lukas? Apa aku bisa kesana menemanimu?" tanya Davina."Tak usah Davina, kau konsen saja di sana. Bantu aku dari jauh. Percuma saja kau akan kesini, karena aku tidak bisa melakukan yang baik untuk menservice mu. Kau tahu sendiri kan aku di sini karena tugas kerja, bukan main-main. Jadi aku tidak tahu kapan ketua

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   RENCANA DAVINA!

    RENCANA DAVINA!"Tuan Lukas, sungguh berharap aku bisa menyingkirkan semua masalah ini dengan kedua tanganku sendiri. Aku takut mengatakan semua jujur kepadamu. Andai saat seperti ini aku bisa ada di sampingmu maka aku merasa lebih nyaman," lanjutnya.Davina terus mandi di bawah guyuran air showernya. Tiba-tiba dia memperoleh ide yang sedikit konyol namun baginya ini satu-satunya cara untuk dekat dengan Lukas dan bisa membicarakan tentang kedatangan Ibu angkatnya. Davina segera mengambil handuk mandinya, dia berjalan ke luar kamar mandi dengan tergesa."Baiklah aku harus melakukan ini. Sepertinya penerbangan dari sini ke tempat Tuan Lukas hanya diperlukan waktu 2 jam saja. Aku harus segera mencari pesawat yang bisa membawaku ke sana," batin Davina dalam hati.Dia pun segera memakai pakaiannya, tak lupa memakai coach ya. Dia pun segera menelpon Thomas saat seperti ini Thomas memang diperlukan dan bisa diandalkan."Halo Thomas," sapa Davina sesaat setelah telepon itu diangkat."Iya ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status