Share

Chapter 7.

Penulis: Alana Karin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-25 09:29:04

"tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.

Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya.

"Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.

Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya.

"Lepaskan, Gerardo!"

"Sicilia tolong aku!"

Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu.

"Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.

Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu.

"Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.

Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seakan-akan menyalahkan nya padahal ia hanya melakukan pembelaan diri.

"Ini hidung mu memang sudah ada bekas lukanya." Ucap Shena yang memperhatikan hal itu.

Bukan menjauh, Gerardo malah berakting untuk mendapatkan perhatian darinya dengan merintih. Ia berpura-pura mendesis kesakitan.

Tentu perasaan Shena yang mudah tersentuh pun sedikit memberinya rasa iba.

"Tunggu!" Pinta Shena lalu berjalan mendekati lemari pendingin mengambil air dingin dengan mangkuk dan kain. Ia menitah Gerardo untuk duduk disebuah sofa dan membantunya mengompres luka itu.

Dengan sentuhan yang sangat telaten ia melakukan nya pelan-pelan mengompres bekas lebam yang ternyata tidak hanya satu.

"Apa kau habis berantam?" Ia mengompres pada bagian pelipis matanya yang terlihat membiru.

"Tentu ini bekas tonjokan mu saat kau meracuni ku malam itu." Jawabnya dengan menatap intens wajah gadis didepannya. Ia tersenyum melihat ekspresi terkejut Shena mendengar penjelasan itu.

'apa iya aku melakukan nya sekuat ini sampai-sampai membekas biru. Jangan sampai kau membohongi ku Gerardo!' gumam Shena dengan terus mengompres luka itu.

Gerardo tersenyum mendapatkan perhatian seperti ini, ternyata cukup mudah mendapatkan belas darinya cukup dengan berakting dan berlaku seolah-olah sedang terluka, mungkin cara ini akan terus ia lakukan sampai Shena benar-benar mau disentuh olehnya.

Pandangan keduanya saling bertemu saat jarak wajah keduanya kian dekat.

Entah mengapa ada sebuah debar yang tiba-tiba bergemuruh didalam hati Shena, tatapan nyalang bola mata berwana hazel itu sangat memikat.

"Eghem!"

Dehem Sicilia yang baru saja menuruni anak tangga, ia cukup tertegun melihat pemandangan didepannya apalagi melihat kedatangan Gerardo diapartemen nya.

Keduanya pun terkejut melihat kedatangan Sicilia lalu mengarahkan pandangannya kesana.

Melihat tatapan tajam dari Sicilia, Shena pun baru menyadari mengapa ia malah membantu mengobati pria ini hanya karena rasa iba nya. Oh ya ampun ini tidak bisa, pria itu akan semakin ngelunjak jika ia terlalu baik dengannya. Cepat-cepat Shena pun menyingkirkan kembali alat kompresnya.

"Apa sepagi ini kau sudah datang kemari? kau mengacaukan sarapan pagi klien ku Mr. Gerardo!" Seru Sicilia.

"Apa kau tak mengijinkan ku untuk menemui klien mu Sicilia?"

Mendengar percakapan keduanya Shena menilai jika kedatangan Gerardo kali ini tanpa campur tangan Sicilia, karena wanita itu pun tidak menahu kedatangan nya. 'jadi pria ini yang nekad datang kesini sendiri!' batinnya.

"Klien ku memiliki jam tayang yang tinggi, ia butuh nutrisi yang cukup karena setelah ini ia akan ada pekerjaan pothoshoot." Ungkapnya.

"Dimana? Aku akan menjemput nya."

Oh, demi apa Gerardo malah mencecar nya.

Sicilia tak langsung menjawab ia malah memberi nya kode dengan mengedikkan bahu nya, Gerardo pun paham dengan maksudnya. Tak ada yang mudah kecuali didapat dengan uang, ya hanya itu.

***

Kilat blitz dari kamera menyala terang seiring jepretan yang berhasil diambilnya, didepan sana seorang model cantik tengah beradu pose untuk menampilkan lekuk tubuhnya, makeup serta gaya busananya.

Penata rias dan penata style pun ikut andil dalam pengambilan gambar itu.

Hingga beberapa saat setelah berhasil mengambil beberapa gambar, seseorang datang menghampiri Shena.

"Oke untuk pemotretan hari ini selesai."

"Terimakasih!"

"Sepertinya kekasih mu sudah menunggu."

"Kekasih?" Shena pun terkejut mendengarnya lalu mengedarkan pandangannya ke sudut ruangan seseorang sedang duduk disofa dengan satu kaki yang bertumpu sedang menatap kearahnya.

'oh my God!'

Gadis itu berjalan keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan Gerardo yang sejak tadi menunggunya.

Melihat dirinya tak dihiraukan, pria itu pun mengejar Shena.

"Hei!"

"Apa tidak ada pekerjaan lain, selain mengikuti ku?" Seloroh Shena menatapnya.

"Ya, memang tidak ada."

"Menjauhlah dan berhenti mengikuti ku." Pekik Shena, ia merasa semakin risih dengan kedatangan nya yang tak terduga, jika seharusnya ia sudah memiliki banyak rencana untuk menjatuhkan Gerardo dan membebaskan pamannya maka saat ini ia dibuat kehilangan fokus olehnya. Ia tak akan mungkin bisa berpikir kritis saat pria itu selalu mengikutinya.

Gerardo tak berhenti mengejarnya, sejak pertama melihat Shena ia langsung begitu terobsesi dengan tubuhnya. Entah mengapa keinginan nya begitu besar bahkan mengalahkan tawaran Rebecca dan wanita penghibur lain nya yang menawarkan diri secara suka rela.

Pria itu mengejar Shena yang berjalan cepat keluar dari gedung itu dengan menarik tangannya.

"Aw!"

Ia menarik paksa dan membawanya masuk kedalam mobil miliknya yang sudah terparkir didepan gedung itu.

Suasana mencekam tiba-tiba terasa saat mobil yang singgahinya berisi beberapa pria, ia tak tahu siapa mereka tapi yang jelas saat melihat tatapan dan perawakan besar tubuh mereka Shena menjadi bergidik.

"Lepaskan aku Gerardo! Jika kau macam-macam dengan ku lagi, maka aku tidak akan segan-segan untuk mengebom rumah keluarga mu!" Ancamnya tak gentar, iya tiba-tiba sebuah ide muncul begitu saja dialam fikirannya. 'sepertinya aku memang harus merealisasikan nya, menyewa Damian lagi untuk merakit bom peledak.' Gumamnya dengan seringai menantang yang tak takut dengan pria didepannya.

Namun mendengar ancaman dari gadis disebelahnya, Gerardo justru malah menyunggingkan senyum simpul ia tak merasa takut sama sekali dengan ancaman itu. Ia merasa jika ini hanya sebuah lelucon atau gertakan saja untuknya lagi pula Shena tidak akan mungkin bisa melakukan itu, seluruh rumah keluarganya dijaga ketat oleh pengaman, kalaupun jika memang benar ia melakukan nya maka ia tak akan segan untuk membunuh Johan atau memperkosa Shena saat ini juga dan menjadikan nya budak.

Membayangkan itu semua Gerardo malah kian tersenyum lebar, melihat tekad dan keberanian yang kuat dari Shena ia menjadi tertantang seperti apa kekuatannya selama diranjang.

"Jalan!" Perintah Gerardo kepada seorang supir yang duduk dibangku depan.

Shena hanya menatap waspada kalau-kalau pria ini akan berbuat sesuatu. Diliriknya secara bergantian pria disebelah lalu ke dua pria yang duduk didepan, seseorang itu menyupir mobil dan yang duduk disebelahnya ia tidak tahu, penampilan mereka semua serba hitam dengan raut wajah yang beringas. 'mungkinkah mereka bodyguard Gerardo? Apa pria sebejat dia masih membutuhkan perlindungan? Cih, kau sangat pengecut.' umpat Shena kepada pria itu.

Keduanya hanya terdiam, suasana terasa hening dan mencekam. Gerardo pun tak berbicara apa-apa pandangan nya hanya lurus kedepan. Keindahan suasana sore saat melewati kawasan jalan yang menghubungkan ke time square pun tak merubah kepanikan Shena. Isi kepalanya hanya dipenuhi dengan kewaspadaan.

Beberapa saat mobil itu melaju, sang sopir pun berhenti didepan sebuah lobby pintu apartemen.

Seseorang yang duduk disebelah kemudi berjalan membuka pintu mobil untuk Gerardo, begitu pria itu keluar ia langsung membuka pintu untuk Shena.

"Mengapa kau membawa ku kemari? Aku ingin pulang!" Pekik Shena menolak pria itu.

"Aku hanya ingin mengajak mu menonton pertunjukan di penthahouse ku."

Ia mengernyitkan kening dengan ajakan penuh tanda tanya dari Gerardo.

"No! Aku tidak akan membuang-buang waktu ku untuk hal yang tidak penting."

"Ini penting baby, kau pasti akan sedih melihat serial drama nya." Ucap Gerardo menarik pergelangan tangan Shena.

Namun gadis itu berusaha meronta menjauh dari ajakan pria itu. Ia berusaha menjauh dan akan berlari darinya, namun apa yang terjadi Gerardo malah justru menarik tubuh itu dan membopongnya masuk kedalam apartemen.

"Oh damn it! Turunkan aku Gerardo!" Ronta Shena seraya memukul-mukul punggung pria itu.

Gerardo tak mendengarkan segala penolakan gadis itu ia tetap berjalan masuk kedalam gedung tinggi tempat huniannya itu.

Saat mereka berjalan masuk, tanpa mereka ketahui seseorang nampak mengamati kebersamaan mereka dari kejauhan.

Sosok itu mengenakan Hoodie besar yang menutup kepala dan rambutnya, ia nampak sedikit mengumpat dari tempatnya agar tak diketahui oleh anak buah Gerardo.

"Jadi ternyata Tuan Gerardo sedang dekat dengan model Asia itu! Ini gak bisa dibiarin. Apa kurangnya aku? Aku tak kalah cantik darinya. Lihat saja apa yang akan lakukan kepada wanita itu." Gumamnya bermonolog seraya mengeratkan kepalan tangannya.

Bab terkait

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 8.

    Ting!Pintu lift pun terbuka, pemandangan yang ditunjukkan adalah sebuah ruangan yang sangat luas dengan berbagai furniture modern yang melengkapinya. Dinding kaca transparan yang menutup rapat hunian itu menampilkan pemandangan indah kota Manhattan dari atas, bangunan tinggi, lampu-lampu gedung dan kerlap-kerlip pemandangan jalan menjadi hal yang menarik disini.Namun apa yang ia saksikan tak membuat Shena berhenti meronta, ia terus memukuli punggung pria itu. "lepaskan aku!"Pria itu tak memperdulikan teriakan Shena.Beberapa saat kemudian Gerardo membawa Shena memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yang gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas ruangan seperti apa ini, semuanya nampak gelap hanya terlihat sebuah sofa yang tampak dari sorot cahaya ketika pintu itu terbuka.Gerardo menutup kembali pintu kamarnya, mendudukkan Shena disebuah sofa itu, lalu meraih sebuah remote dan menyalakan sebuah layar yang sangat lebar didepannya.Pria itu mendudukkan dirinya disebelah Shena dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 9. One night stand

    Gadis dalam balutan gaun selutut itu lalu mengerlingkan mata, "sudah ku katakan aku tidak sedang patah hati jadi jangan bicarakan tentang mantanku atau siapapun itu,""Tapi aku tidak bisa kau bohongi dengan sorot matamu, katakan saja jika kau memang ingin marah, aku akan mendengarkan semua celotehanmu."Kalista terdiam, jika keluarganya telah mengabaikannya seakan tak peduli padanya tapi pria asing ini malah menawarkan dirinya untuk mendengarkan keluh kesahnya."Baiklah, jika kau memaksa, seharusnya beberapa hari yang lalu aku sudah menikah, tapi satu hari sebelum pernikahan itu tiba kekasih ku datang dan membatalkan pernikahan itu jika mantan kekasihnya hamil. Lalu dia mengundang ku ke pernikahan itu, aku tidak tahu akan datang dengan siapa."Pria itu menyimak dengan pandangan lurus ke depan lalu magut-magut dan menghela nafas, entah apa yang dia tangkap dari cerita lawan bicaranya malam itu."Untuk apa datang ke sana? Itu tidak penting.""Tidak penting? Mungkin menurutmu tidak, tent

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 10. Takdir pertemuan

    Pagi itu Kalista mengerjapkan matanya yang terasa berat, terbangun dari tidurnya semalam, dia menggeliatkan tubuhnya dan merasakan seluruh badannya remuk, seperti telah di tumbuk. Ototnya seakan menegang, seperti telah melakukan olahraga berat yang jarang dia lakukan.Saat itu pula dia merasakan keanehan pada tubuhnya, dia membuka matanya lebih lebar dan terkejut melihat seorang pria terlelap dengan begitu tenang di sebelahnya, degup jantungnya pun berdebar amat kencang setelah ia menghabiskan malam yang panas dengan seseorang pria asing.Saat itu pula sebuah ingatan mengulang lagi di kepalanya tentang kejadian semalam. Kalista memejamkan matanya menahan resah yang membalut dirinya, dia telah mabuk setelah menenggak alkohol dan berakhir di ranjang setelah berkenalan dengan pria asing.Oh, yaampun.Sekarang baru terasa penyesalan itu, Kalista menyandarkan tubuhnya pada headboard dengan air mata yang berlinang, dua tangannya menangkup wajah menahan semua kesedihan dalam kenyataan pahit

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   chapter 1. menjebak dan di jebak

    "Namanya Shena Claudia Walker, model terkenal yang sedang naik daun berkat penampilannya yang anggun di catwalk beberapa ajang modeling," jelas Joseph kepada pria di depannya yang tengah memperhatikan selembar foto seorang wanita cantik dengan busana minim."Menarik!" balas pria itu sambil tersenyum sinis, penuh arti. Siapa yang tidak terkejut? Di saat semua orang tak berani mengambil risiko berurusan dengannya, wanita yang baru saja diketahui identitasnya ini berhasil membobol data pribadi perusahaannya."Apa lagi yang kau temukan?" tanyanya."Wanita itu akan menyamar sebagai pelayan hotel saat Anda menginap di The Langham nanti malam!" ungkap Joseph."Baiklah, cukup. Aku tidak ingin kau membocorkan semua rencana gadis malang ini dulu. Aku ingin berpura-pura tidak tahu, supaya bisa lebih lama bermain-main dengannya," ucap pria itu sambil mengepulkan asap rokok ditangannya.Tak perlu bertanya bagaimana Joseph bisa mengetahui semua rencana wanita ini, Joseph bukan hanya sahabat baik da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 2.

    Oh, Shena sedang dalam bahaya saat ini. Ternyata Gerardo hanya pura-pura tertidur, namun Shena tetap berani menghadapi senyum sinis pria itu.Ia berusaha tetap tenang dan mengendalikan dirinya."Kau tak bisa menjebakku hanya dengan minuman! Kau tahu sebotol alkohol tak akan cukup untuk menghilangkan kesadaranku!" ujar Gerardo dengan tatapan tajam yang menusuk wanita di hadapannya.Shena tampak merunduk, ia tak bisa melihat ekspresi terkejutnya saat ini. Gerardo pun berjongkok, menyeimbangkan tubuhnya untuk mendekati wajah Shena dari samping, lalu menatap wajahnya yang tetap tenang. "Anna! Mengapa kau nakal sekali, hm?" bisik Gerardo dengan senyum sinis. Shena semakin terkejut saat mendengar nama kecilnya disebut, 'dari mana dia tahu nama kecilku?' gumam Shena dalam hati.Astaga, sepertinya Gerardo sudah mengetahui semua rencana Shena. Ia tak bisa berlama-lama lagi di sini atau nyawanya akan terancam seperti pamannya yang kini menjadi tawanan pria kejam itu. Shena bersiap-siap, sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 3.

    Derap langkah kaki nya berjalan pelan menuju pintu dengan nomor 365, ia berhenti didepannya memegangi knop pintu tanpa ragu lagi lalu membukanya tanpa permisi.Ceklek!Ia melirik sekilas kebagian dalam kamar, lalu melangkahkan kakinya masuk dan menutup kembali pintu itu rapat.Pria itu terhenyak seketika melihat pemandangan didepannya, sungguh menakjubkan pose tubuh Shena yang tengah berdiri membelakangi nya membuat ia bisa menatap jelas lekuk tubuh belakang itu lebih dekat. Tanpa mengetahui kedatangan Gerardo Shena mengangkat kedua lengannya mengikat rambut panjangnya yang tergerai indah, namun apa yang ia lakukan justru membuat Gerardo semakin menatap liar. Leher putih nan jenjangnya terlihat sangat menggodai dengan helaian anak rambut yang tak terikat."Sicil, kau sudah kembali?" Seru Shena tanpa berbalik masih dengan membetulkan ikatan rambut nya, ia tak menghiraukan suara pintu itu sebab ia berfikir jika itu adalah Sicilia sebab dimana pun kepergian nya mereka berdua tak pernah pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 4.

    "Hentikan! Brengsek!" Pekik Shena memaki, nyatanya pria itu memang benar-benar gila, ia menarik paksa tangan Shena sehingga membuat kain itu terlepas dari genggamannya dan menampilkan dengan jelas bagaimana bentuk tubuhnya."Arghh!" Ia menggeram kesal dengan perlakuan Gerardo, pria itu sudah sangat lancang.Seringai buas pun tercetak diwajah tampan nan bengis Gerardo, ia menatap dengan senyum smirk yang mendamba."Seharusnya memang aku menangkap mu saja bukan paman mu, karena pria itu tak akan berguna sama sekali untuk ku.""Lepaskan paman ku, dia tidak bersalah!" Teriaknya berusaha meronta dari kukungan Gerardo yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangannya diatas kepala."Haha.. itu tidak akan mudah, nyawa harus dibayar dengan nyawa!""Sekali lagi aku katakan, paman ku tidak pernah membunuh siapapun!""Haha.. sudah bersalah tapi masih akan kau bela, kau sungguh ya.. sudah cantik, pemberani, dan loyal. Aku suka itu!" Ucap Gerardo berbisik ditelinga gadis itu."Hentikan bicara mu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 5.

    Ponsel itu masih berdering panjang, Shena yakin jika yang menghubungi nya adalah Daniel, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang terengah lalu berucap, "Lepaskan tanganku, adik ku menelpon ku!"Gerardo memicingkan mata mendengar kata adik. Oh iya, ia lupa beberapa poin yang pernah disebutkan Joseph kala mengulik informasi tentang gadis ini salah satunya jika Shena memiliki seorang adik laki-laki."Aku tidak akan melepaskan mu dan membiarkan nya begitu saja." Gerardo mengulurkan tangannya mengambil sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas, mengangkat panggilan itu dan mengeraskan suaranya. Tentu Gerardo ingin mendengar juga percakapan mereka."Brengsek! Kau tak memberikan ku kesempatan sama sekali." Umpat Shena menatap pria yang tak berhati sama sekali ini.Sementara pria itu tak melepaskan jerat tubuhnya sama sekali, ia tetap membiarkan gadis ini terkukung dibawahnya dengan bertumpu pada sikunya ia menatap lamat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan Shena."Kak Anna aku masih akan menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22

Bab terbaru

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 10. Takdir pertemuan

    Pagi itu Kalista mengerjapkan matanya yang terasa berat, terbangun dari tidurnya semalam, dia menggeliatkan tubuhnya dan merasakan seluruh badannya remuk, seperti telah di tumbuk. Ototnya seakan menegang, seperti telah melakukan olahraga berat yang jarang dia lakukan.Saat itu pula dia merasakan keanehan pada tubuhnya, dia membuka matanya lebih lebar dan terkejut melihat seorang pria terlelap dengan begitu tenang di sebelahnya, degup jantungnya pun berdebar amat kencang setelah ia menghabiskan malam yang panas dengan seseorang pria asing.Saat itu pula sebuah ingatan mengulang lagi di kepalanya tentang kejadian semalam. Kalista memejamkan matanya menahan resah yang membalut dirinya, dia telah mabuk setelah menenggak alkohol dan berakhir di ranjang setelah berkenalan dengan pria asing.Oh, yaampun.Sekarang baru terasa penyesalan itu, Kalista menyandarkan tubuhnya pada headboard dengan air mata yang berlinang, dua tangannya menangkup wajah menahan semua kesedihan dalam kenyataan pahit

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 9. One night stand

    Gadis dalam balutan gaun selutut itu lalu mengerlingkan mata, "sudah ku katakan aku tidak sedang patah hati jadi jangan bicarakan tentang mantanku atau siapapun itu,""Tapi aku tidak bisa kau bohongi dengan sorot matamu, katakan saja jika kau memang ingin marah, aku akan mendengarkan semua celotehanmu."Kalista terdiam, jika keluarganya telah mengabaikannya seakan tak peduli padanya tapi pria asing ini malah menawarkan dirinya untuk mendengarkan keluh kesahnya."Baiklah, jika kau memaksa, seharusnya beberapa hari yang lalu aku sudah menikah, tapi satu hari sebelum pernikahan itu tiba kekasih ku datang dan membatalkan pernikahan itu jika mantan kekasihnya hamil. Lalu dia mengundang ku ke pernikahan itu, aku tidak tahu akan datang dengan siapa."Pria itu menyimak dengan pandangan lurus ke depan lalu magut-magut dan menghela nafas, entah apa yang dia tangkap dari cerita lawan bicaranya malam itu."Untuk apa datang ke sana? Itu tidak penting.""Tidak penting? Mungkin menurutmu tidak, tent

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 8.

    Ting!Pintu lift pun terbuka, pemandangan yang ditunjukkan adalah sebuah ruangan yang sangat luas dengan berbagai furniture modern yang melengkapinya. Dinding kaca transparan yang menutup rapat hunian itu menampilkan pemandangan indah kota Manhattan dari atas, bangunan tinggi, lampu-lampu gedung dan kerlap-kerlip pemandangan jalan menjadi hal yang menarik disini.Namun apa yang ia saksikan tak membuat Shena berhenti meronta, ia terus memukuli punggung pria itu. "lepaskan aku!"Pria itu tak memperdulikan teriakan Shena.Beberapa saat kemudian Gerardo membawa Shena memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yang gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas ruangan seperti apa ini, semuanya nampak gelap hanya terlihat sebuah sofa yang tampak dari sorot cahaya ketika pintu itu terbuka.Gerardo menutup kembali pintu kamarnya, mendudukkan Shena disebuah sofa itu, lalu meraih sebuah remote dan menyalakan sebuah layar yang sangat lebar didepannya.Pria itu mendudukkan dirinya disebelah Shena dan

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 7.

    "tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya."Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya."Lepaskan, Gerardo!""Sicilia tolong aku!"Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu."Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu."Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seaka

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 6.

    Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai."Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya."Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku.""Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahka

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 5.

    Ponsel itu masih berdering panjang, Shena yakin jika yang menghubungi nya adalah Daniel, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang terengah lalu berucap, "Lepaskan tanganku, adik ku menelpon ku!"Gerardo memicingkan mata mendengar kata adik. Oh iya, ia lupa beberapa poin yang pernah disebutkan Joseph kala mengulik informasi tentang gadis ini salah satunya jika Shena memiliki seorang adik laki-laki."Aku tidak akan melepaskan mu dan membiarkan nya begitu saja." Gerardo mengulurkan tangannya mengambil sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas, mengangkat panggilan itu dan mengeraskan suaranya. Tentu Gerardo ingin mendengar juga percakapan mereka."Brengsek! Kau tak memberikan ku kesempatan sama sekali." Umpat Shena menatap pria yang tak berhati sama sekali ini.Sementara pria itu tak melepaskan jerat tubuhnya sama sekali, ia tetap membiarkan gadis ini terkukung dibawahnya dengan bertumpu pada sikunya ia menatap lamat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan Shena."Kak Anna aku masih akan menu

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 4.

    "Hentikan! Brengsek!" Pekik Shena memaki, nyatanya pria itu memang benar-benar gila, ia menarik paksa tangan Shena sehingga membuat kain itu terlepas dari genggamannya dan menampilkan dengan jelas bagaimana bentuk tubuhnya."Arghh!" Ia menggeram kesal dengan perlakuan Gerardo, pria itu sudah sangat lancang.Seringai buas pun tercetak diwajah tampan nan bengis Gerardo, ia menatap dengan senyum smirk yang mendamba."Seharusnya memang aku menangkap mu saja bukan paman mu, karena pria itu tak akan berguna sama sekali untuk ku.""Lepaskan paman ku, dia tidak bersalah!" Teriaknya berusaha meronta dari kukungan Gerardo yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangannya diatas kepala."Haha.. itu tidak akan mudah, nyawa harus dibayar dengan nyawa!""Sekali lagi aku katakan, paman ku tidak pernah membunuh siapapun!""Haha.. sudah bersalah tapi masih akan kau bela, kau sungguh ya.. sudah cantik, pemberani, dan loyal. Aku suka itu!" Ucap Gerardo berbisik ditelinga gadis itu."Hentikan bicara mu,

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 3.

    Derap langkah kaki nya berjalan pelan menuju pintu dengan nomor 365, ia berhenti didepannya memegangi knop pintu tanpa ragu lagi lalu membukanya tanpa permisi.Ceklek!Ia melirik sekilas kebagian dalam kamar, lalu melangkahkan kakinya masuk dan menutup kembali pintu itu rapat.Pria itu terhenyak seketika melihat pemandangan didepannya, sungguh menakjubkan pose tubuh Shena yang tengah berdiri membelakangi nya membuat ia bisa menatap jelas lekuk tubuh belakang itu lebih dekat. Tanpa mengetahui kedatangan Gerardo Shena mengangkat kedua lengannya mengikat rambut panjangnya yang tergerai indah, namun apa yang ia lakukan justru membuat Gerardo semakin menatap liar. Leher putih nan jenjangnya terlihat sangat menggodai dengan helaian anak rambut yang tak terikat."Sicil, kau sudah kembali?" Seru Shena tanpa berbalik masih dengan membetulkan ikatan rambut nya, ia tak menghiraukan suara pintu itu sebab ia berfikir jika itu adalah Sicilia sebab dimana pun kepergian nya mereka berdua tak pernah pi

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 2.

    Oh, Shena sedang dalam bahaya saat ini. Ternyata Gerardo hanya pura-pura tertidur, namun Shena tetap berani menghadapi senyum sinis pria itu.Ia berusaha tetap tenang dan mengendalikan dirinya."Kau tak bisa menjebakku hanya dengan minuman! Kau tahu sebotol alkohol tak akan cukup untuk menghilangkan kesadaranku!" ujar Gerardo dengan tatapan tajam yang menusuk wanita di hadapannya.Shena tampak merunduk, ia tak bisa melihat ekspresi terkejutnya saat ini. Gerardo pun berjongkok, menyeimbangkan tubuhnya untuk mendekati wajah Shena dari samping, lalu menatap wajahnya yang tetap tenang. "Anna! Mengapa kau nakal sekali, hm?" bisik Gerardo dengan senyum sinis. Shena semakin terkejut saat mendengar nama kecilnya disebut, 'dari mana dia tahu nama kecilku?' gumam Shena dalam hati.Astaga, sepertinya Gerardo sudah mengetahui semua rencana Shena. Ia tak bisa berlama-lama lagi di sini atau nyawanya akan terancam seperti pamannya yang kini menjadi tawanan pria kejam itu. Shena bersiap-siap, sebelum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status