"Hentikan! Brengsek!" Pekik Shena memaki, nyatanya pria itu memang benar-benar gila, ia menarik paksa tangan Shena sehingga membuat kain itu terlepas dari genggamannya dan menampilkan dengan jelas bagaimana bentuk tubuhnya.
"Arghh!" Ia menggeram kesal dengan perlakuan Gerardo, pria itu sudah sangat lancang.Seringai buas pun tercetak diwajah tampan nan bengis Gerardo, ia menatap dengan senyum smirk yang mendamba."Seharusnya memang aku menangkap mu saja bukan paman mu, karena pria itu tak akan berguna sama sekali untuk ku.""Lepaskan paman ku, dia tidak bersalah!" Teriaknya berusaha meronta dari kukungan Gerardo yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangannya diatas kepala."Haha.. itu tidak akan mudah, nyawa harus dibayar dengan nyawa!""Sekali lagi aku katakan, paman ku tidak pernah membunuh siapapun!""Haha.. sudah bersalah tapi masih akan kau bela, kau sungguh ya.. sudah cantik, pemberani, dan loyal. Aku suka itu!" Ucap Gerardo berbisik ditelinga gadis itu."Hentikan bicara mu, lepaskan aku dan menjauh lah!""Cih, aku butuh perjuangan untuk menemui mu. Lalu kau seenaknya mengusir ku, itu tidak bisa!""Hk, apa mau mu?"Ini adalah pertanyaan yang sangat ditunggu-tunggu Gerardo, pria itu tersenyum smirk mendengar nya tak akan ia menyia-nyiakan pertanyaan ini."Aku ingin kau bertanggung jawab atas perbuatan mu yang merusak file perusahaan ku.""Lalu?""Lalu aku ingin kau tidur dengan ku malam ini, menikmati malam yang sangat panjang berdua, beradu peluh diatas tempat tidur, saling bersahutan desahan dan--.""Brengsek!" Umpat Shena lalu memberikan sebuah serangan ia merasa sangat jijik mendengar ucapan dari mulut kotor pria mesum ini, ia memukul tepat pada perut pria itu dengan lutut nya. Mencoba meronta dari kukungan tubuh itu hingga kedua tangannya pun berhasil terlepas, namun sial belum sempat ia menjauh Gerardo berhasil menarik lagi tubuh Shena."Aw, akh!"Gerardo menarik tangan Shena dan membuat tubuh itu terbentur pada dada bidang nya, ia mengunci tubuh itu membelakangi nya dengan sebelah tangan yang ia putar dibelakang dan sebelah tangannya lagi yang ia kunci kebagian depan."Kau mau kemana, Hem? Kau tidak akan pernah bisa lari lagi dari ku, kau yang sudah hadir mengacaukan semuanya maka bersiaplah untuk berurusan dengan ku." Bisik Gerardo lembut disebelah telinga gadis itu. Hembusan nafas kasarnya terasa menyapu disekujur tengkuk nya, ia merasakan darah nya mendidih seketika, berdesir mengalir keseluruh tubuh merasakan sensasi-sensasi lain yang diciptakan darinya."Jangan macam-macam!" Peringat Shena yang tetap was-was."Kau tenang saja, aku tidak akan macam-macam dengan paman mu selama kau mau menurut dengan ku!" Bisiknya lagi dengan suara yang terdengar begitu erotis dan menjijikan ditelinga Shena.'sialan! Jangan sampai pria ini malah membuat ku terjebak.'Aroma Cherry blossom terhidu menyengat diindera penciuman pria itu membuatnya betah untuk terus berada disana, menghidu dalam-dalam aroma tubuhnya, membelainya dan merasakan kehangatan nya, segala fikiran liarnya sudah tak bisa terkontrol lagi, ia benar-benar menginginkan gadis ini saat ini juga.Gerardo pun mendekat kan wajahnya disepanjang pundak gadis itu dan menikmati aroma tubuhnya sekali lagi, menghidu nya dalam-dalam dan gadis itu pun tersentak saat sebuah kecupan tiba-tiba mendarat disana.Darahnya berdesir hebat saat merasakan sentuhan itu, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya bahkan berdekatan dengan pria lain ia selalu menjaga jarak, namun sial sekali malam ini ia harus menyerah oleh Gerardo, pria itu seperti nya memang sedang mendapatkan keberuntungan nya telah menjadi pria pertama yang menyentuh tubuh itu.Kecupan yang awalnya terasa begitu lembut, kini menjalar menjadi kecupan yang beringas dan menuntut, Gerardo menyusuri kesepanjang pundak dan tengkuk gadis itu memberinya stimulan agar Shena merasakan gairah Gerardo yang tersalur."Engh!" Tubuh Shena merespon cepat merasakan decapan-decapan yang diciptakan Gerardo, kecupan itu terasa seperti sengatan listrik yang mengalir dan menjalar keseluruh syaraf tubuh nya.Gerardo lebih beringas saat ini, tangan yang semula mengunci tangan Shena didepan tubuhnya ia satukan kebelakang hingga membuat sebelah tangan nya pun leluasa untuk menjelajahi tubuh itu.Mulanya ia mengusap bagian perut datar gadis itu yang terekspos jelas, ia membentuk lingkaran memutari pusar lalu bergerak naik keatas semakin naik dan tangan besar itu sudah tiba disebuah gundukan yang menyembul dibalik sebuah kain penutup."Ekh, no Ger! Don't touch me!" Pekik Shena, ia benar-benar terjebak saat ini, tangan pria itu tak diam ia meremas nya memainkan sesukanya dan menelusupkan jemarinya dibalik kain pelindung itu mencari sebuah titik yang menjadi puncak."Your body make me burn!" Bisiknya."Enghh.." ia melenguh memejamkan matanya saat jemari itu terasa bermain-main disana, sensasi yang ditimbulkan sangat menggelitik.Degup jantungnya berdebar begitu kencang tak beraturan. Sial, pria ini benar-benar menunjukkan kebajingan nya malam ini."Lepaskan!" Teriak Shena sekencang-kencangnya, mencoba meronta dan menginjak kaki pria itu, namun nyatanya semua hanya teramat sia-sia. Semua tenaga yang dikeluarkan tak berarti apa-apa. Gerardo semakin berulah ia mendorong tubuh itu tertelungkup diatas tempat tidur mengunci kedua tangan nya dibelakang dan menghimpit pinggulnya diantara dua lututnya.Bongkahan dibelakang tubuh yang menyembul itu benar-benar menjadi pengacau bagi fikiran Gerardo, ia sedikit menarik kain tipis yang membalut nya menyelipkan jemarinya disana mengusap dan meremasnya dengan gemas.Plak!Sebuah tamparan mendarat diatas bongkahan itu, karena kegemasan Gerardo yang sudah tak tertahankan."Awh!" Gadis itu tak bisa berbuat apapun lagi saat ini selain menunjukkan ekspresi nya dari setiap perlakuan Gerardo.Pria itu memutar tubuh dibawahnya dengan kedua lutut yang tetap mengunci pinggul seksi gadis itu. Lalu menarik dasi dikerah kemejanya dan mengikatnya dikedua pergelangan tangan Shena.Melihat mangsanya tak berdaya dibawah nya ia menjadi semakin ingin cepat-cepat melakukan nya, sungguh wajah cantik nan teduh yang merintih dibawahnya terlihat sangat seksi.Ia melepas jas yang melekat ditubuhnya, lalu membuka satu persatu kancing kemeja nya hingga menampilkan guratan otot yang membentuk enam kotak disepanjang perutnya.Maskulin!Pria itu merundukan tubuhnya mendekati wajah yang terbaring dibawahnya, membelai dengan lembut pipi putih dan mulus itu sampai kedagu.Ia melamati nya sesaat, menilai sejenak gadis ini. Ia akui, ia mengaguminya dari pertama kali melihat, selain karena paras cantik, tubuh seksi bak gitar spanyol nya, juga karena keberanian dan kecerdasan yang dimiliki nya."Hacker cantik!" Ucapnya yang meluncur begitu saja dari mulut pria itu."Cih! Aku jijik melihat mu!" Gadis itu membuang wajahnya.Mendengar umpatan yang dikeluarkan Shena, Gerardo pun semakin terpancing ia semakin mendekat kan wajahnya menempelkan kedua hidung mancung itu dan menghirup aroma nafasnya sesaat.Entah apa yang tiba-tiba membuat Shena malah refleks menutup matanya, jika seharusnya ia mendorong tubuh ini atau menendang nya, seakan terhipnotis kesadaran nya pun lumpuh dibuat oleh pria ini.Sepersekian detik kemudian, sebuah bibir basah nan lembut mendarat mengecup bibir ranum dengan garis membelah dibawahnya itu. Shena terkejut merasai nya, berikut dengan degup jantung nya yang berdetak tak beraturan, ini adalah yang pertama untuk nya, sebuah hal asing yang menciptakan perasaan asing baginya.Pelan-pelan kecupan itu berubah menjadi lumatan yang ganas dan memburu, Shena tak bisa mengimbangi nya ia yang tak berpengalaman sama sekali tak bisa berbuat apa-apa, bahkan nafasnya terasa sesak saat ini.Tangan pria itu pun tak berhenti begitu saja, ia memainkan kembali mainan barunya itu, meremas dengan kuat bongkahan yang menyembul didepan dadanya."Emph!"Shena ingin meronta dari kukungan pria itu yang semakin liar, namun sial tangan terikat nya membuat ia tak memiliki kesempatan untuk bergerak bebas. Tangan besar itu semakin bergerak tak sopan meremas dengan kuat bongkahan itu yang membuat tubuh dibawahnya menggelinjang tak karuan. Sesuatu yang amat besar nan keras pun terasa menekan dibagian pangkal pahanya, ia bisa mengartikan sesuatu itu, fikiran nya teramat jijik membayangkan nya, ia jijik dengan pria ini, dengan perlakuannya dan juga dengan orang nya.Ia terus meronta, menggerak-gerakkan kakinya yang terkukung pria itu.Drrt! Drrt! Drrt!Sebuah dering tiba-tiba menggema menyelamatkan Shena dari sesak nafasnya, Gerardo yang terkejut dan terganggu dengan suara ponsel itu ia refleks melepaskan cumbuan nya dan membiarkan Shena kembali meraup banyak udara."Shit!" Gerutu Gerardo.Ponsel itu masih berdering panjang, Shena yakin jika yang menghubungi nya adalah Daniel, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang terengah lalu berucap, "Lepaskan tanganku, adik ku menelpon ku!"Gerardo memicingkan mata mendengar kata adik. Oh iya, ia lupa beberapa poin yang pernah disebutkan Joseph kala mengulik informasi tentang gadis ini salah satunya jika Shena memiliki seorang adik laki-laki."Aku tidak akan melepaskan mu dan membiarkan nya begitu saja." Gerardo mengulurkan tangannya mengambil sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas, mengangkat panggilan itu dan mengeraskan suaranya. Tentu Gerardo ingin mendengar juga percakapan mereka."Brengsek! Kau tak memberikan ku kesempatan sama sekali." Umpat Shena menatap pria yang tak berhati sama sekali ini.Sementara pria itu tak melepaskan jerat tubuhnya sama sekali, ia tetap membiarkan gadis ini terkukung dibawahnya dengan bertumpu pada sikunya ia menatap lamat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan Shena."Kak Anna aku masih akan menu
Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai."Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya."Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku.""Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahka
"tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya."Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya."Lepaskan, Gerardo!""Sicilia tolong aku!"Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu."Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu."Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seaka
Ting!Pintu lift pun terbuka, pemandangan yang ditunjukkan adalah sebuah ruangan yang sangat luas dengan berbagai furniture modern yang melengkapinya. Dinding kaca transparan yang menutup rapat hunian itu menampilkan pemandangan indah kota Manhattan dari atas, bangunan tinggi, lampu-lampu gedung dan kerlap-kerlip pemandangan jalan menjadi hal yang menarik disini.Namun apa yang ia saksikan tak membuat Shena berhenti meronta, ia terus memukuli punggung pria itu. "lepaskan aku!"Pria itu tak memperdulikan teriakan Shena.Beberapa saat kemudian Gerardo membawa Shena memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yang gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas ruangan seperti apa ini, semuanya nampak gelap hanya terlihat sebuah sofa yang tampak dari sorot cahaya ketika pintu itu terbuka.Gerardo menutup kembali pintu kamarnya, mendudukkan Shena disebuah sofa itu, lalu meraih sebuah remote dan menyalakan sebuah layar yang sangat lebar didepannya.Pria itu mendudukkan dirinya disebelah Shena dan
Gadis dalam balutan gaun selutut itu lalu mengerlingkan mata, "sudah ku katakan aku tidak sedang patah hati jadi jangan bicarakan tentang mantanku atau siapapun itu,""Tapi aku tidak bisa kau bohongi dengan sorot matamu, katakan saja jika kau memang ingin marah, aku akan mendengarkan semua celotehanmu."Kalista terdiam, jika keluarganya telah mengabaikannya seakan tak peduli padanya tapi pria asing ini malah menawarkan dirinya untuk mendengarkan keluh kesahnya."Baiklah, jika kau memaksa, seharusnya beberapa hari yang lalu aku sudah menikah, tapi satu hari sebelum pernikahan itu tiba kekasih ku datang dan membatalkan pernikahan itu jika mantan kekasihnya hamil. Lalu dia mengundang ku ke pernikahan itu, aku tidak tahu akan datang dengan siapa."Pria itu menyimak dengan pandangan lurus ke depan lalu magut-magut dan menghela nafas, entah apa yang dia tangkap dari cerita lawan bicaranya malam itu."Untuk apa datang ke sana? Itu tidak penting.""Tidak penting? Mungkin menurutmu tidak, tent
Pagi itu Kalista mengerjapkan matanya yang terasa berat, terbangun dari tidurnya semalam, dia menggeliatkan tubuhnya dan merasakan seluruh badannya remuk, seperti telah di tumbuk. Ototnya seakan menegang, seperti telah melakukan olahraga berat yang jarang dia lakukan.Saat itu pula dia merasakan keanehan pada tubuhnya, dia membuka matanya lebih lebar dan terkejut melihat seorang pria terlelap dengan begitu tenang di sebelahnya, degup jantungnya pun berdebar amat kencang setelah ia menghabiskan malam yang panas dengan seseorang pria asing.Saat itu pula sebuah ingatan mengulang lagi di kepalanya tentang kejadian semalam. Kalista memejamkan matanya menahan resah yang membalut dirinya, dia telah mabuk setelah menenggak alkohol dan berakhir di ranjang setelah berkenalan dengan pria asing.Oh, yaampun.Sekarang baru terasa penyesalan itu, Kalista menyandarkan tubuhnya pada headboard dengan air mata yang berlinang, dua tangannya menangkup wajah menahan semua kesedihan dalam kenyataan pahit
"Namanya Shena Claudia Walker, model terkenal yang sedang naik daun berkat penampilannya yang anggun di catwalk beberapa ajang modeling," jelas Joseph kepada pria di depannya yang tengah memperhatikan selembar foto seorang wanita cantik dengan busana minim."Menarik!" balas pria itu sambil tersenyum sinis, penuh arti. Siapa yang tidak terkejut? Di saat semua orang tak berani mengambil risiko berurusan dengannya, wanita yang baru saja diketahui identitasnya ini berhasil membobol data pribadi perusahaannya."Apa lagi yang kau temukan?" tanyanya."Wanita itu akan menyamar sebagai pelayan hotel saat Anda menginap di The Langham nanti malam!" ungkap Joseph."Baiklah, cukup. Aku tidak ingin kau membocorkan semua rencana gadis malang ini dulu. Aku ingin berpura-pura tidak tahu, supaya bisa lebih lama bermain-main dengannya," ucap pria itu sambil mengepulkan asap rokok ditangannya.Tak perlu bertanya bagaimana Joseph bisa mengetahui semua rencana wanita ini, Joseph bukan hanya sahabat baik da
Oh, Shena sedang dalam bahaya saat ini. Ternyata Gerardo hanya pura-pura tertidur, namun Shena tetap berani menghadapi senyum sinis pria itu.Ia berusaha tetap tenang dan mengendalikan dirinya."Kau tak bisa menjebakku hanya dengan minuman! Kau tahu sebotol alkohol tak akan cukup untuk menghilangkan kesadaranku!" ujar Gerardo dengan tatapan tajam yang menusuk wanita di hadapannya.Shena tampak merunduk, ia tak bisa melihat ekspresi terkejutnya saat ini. Gerardo pun berjongkok, menyeimbangkan tubuhnya untuk mendekati wajah Shena dari samping, lalu menatap wajahnya yang tetap tenang. "Anna! Mengapa kau nakal sekali, hm?" bisik Gerardo dengan senyum sinis. Shena semakin terkejut saat mendengar nama kecilnya disebut, 'dari mana dia tahu nama kecilku?' gumam Shena dalam hati.Astaga, sepertinya Gerardo sudah mengetahui semua rencana Shena. Ia tak bisa berlama-lama lagi di sini atau nyawanya akan terancam seperti pamannya yang kini menjadi tawanan pria kejam itu. Shena bersiap-siap, sebelum
Pagi itu Kalista mengerjapkan matanya yang terasa berat, terbangun dari tidurnya semalam, dia menggeliatkan tubuhnya dan merasakan seluruh badannya remuk, seperti telah di tumbuk. Ototnya seakan menegang, seperti telah melakukan olahraga berat yang jarang dia lakukan.Saat itu pula dia merasakan keanehan pada tubuhnya, dia membuka matanya lebih lebar dan terkejut melihat seorang pria terlelap dengan begitu tenang di sebelahnya, degup jantungnya pun berdebar amat kencang setelah ia menghabiskan malam yang panas dengan seseorang pria asing.Saat itu pula sebuah ingatan mengulang lagi di kepalanya tentang kejadian semalam. Kalista memejamkan matanya menahan resah yang membalut dirinya, dia telah mabuk setelah menenggak alkohol dan berakhir di ranjang setelah berkenalan dengan pria asing.Oh, yaampun.Sekarang baru terasa penyesalan itu, Kalista menyandarkan tubuhnya pada headboard dengan air mata yang berlinang, dua tangannya menangkup wajah menahan semua kesedihan dalam kenyataan pahit
Gadis dalam balutan gaun selutut itu lalu mengerlingkan mata, "sudah ku katakan aku tidak sedang patah hati jadi jangan bicarakan tentang mantanku atau siapapun itu,""Tapi aku tidak bisa kau bohongi dengan sorot matamu, katakan saja jika kau memang ingin marah, aku akan mendengarkan semua celotehanmu."Kalista terdiam, jika keluarganya telah mengabaikannya seakan tak peduli padanya tapi pria asing ini malah menawarkan dirinya untuk mendengarkan keluh kesahnya."Baiklah, jika kau memaksa, seharusnya beberapa hari yang lalu aku sudah menikah, tapi satu hari sebelum pernikahan itu tiba kekasih ku datang dan membatalkan pernikahan itu jika mantan kekasihnya hamil. Lalu dia mengundang ku ke pernikahan itu, aku tidak tahu akan datang dengan siapa."Pria itu menyimak dengan pandangan lurus ke depan lalu magut-magut dan menghela nafas, entah apa yang dia tangkap dari cerita lawan bicaranya malam itu."Untuk apa datang ke sana? Itu tidak penting.""Tidak penting? Mungkin menurutmu tidak, tent
Ting!Pintu lift pun terbuka, pemandangan yang ditunjukkan adalah sebuah ruangan yang sangat luas dengan berbagai furniture modern yang melengkapinya. Dinding kaca transparan yang menutup rapat hunian itu menampilkan pemandangan indah kota Manhattan dari atas, bangunan tinggi, lampu-lampu gedung dan kerlap-kerlip pemandangan jalan menjadi hal yang menarik disini.Namun apa yang ia saksikan tak membuat Shena berhenti meronta, ia terus memukuli punggung pria itu. "lepaskan aku!"Pria itu tak memperdulikan teriakan Shena.Beberapa saat kemudian Gerardo membawa Shena memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yang gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas ruangan seperti apa ini, semuanya nampak gelap hanya terlihat sebuah sofa yang tampak dari sorot cahaya ketika pintu itu terbuka.Gerardo menutup kembali pintu kamarnya, mendudukkan Shena disebuah sofa itu, lalu meraih sebuah remote dan menyalakan sebuah layar yang sangat lebar didepannya.Pria itu mendudukkan dirinya disebelah Shena dan
"tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya."Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya."Lepaskan, Gerardo!""Sicilia tolong aku!"Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu."Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu."Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seaka
Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai."Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya."Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku.""Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahka
Ponsel itu masih berdering panjang, Shena yakin jika yang menghubungi nya adalah Daniel, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang terengah lalu berucap, "Lepaskan tanganku, adik ku menelpon ku!"Gerardo memicingkan mata mendengar kata adik. Oh iya, ia lupa beberapa poin yang pernah disebutkan Joseph kala mengulik informasi tentang gadis ini salah satunya jika Shena memiliki seorang adik laki-laki."Aku tidak akan melepaskan mu dan membiarkan nya begitu saja." Gerardo mengulurkan tangannya mengambil sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas, mengangkat panggilan itu dan mengeraskan suaranya. Tentu Gerardo ingin mendengar juga percakapan mereka."Brengsek! Kau tak memberikan ku kesempatan sama sekali." Umpat Shena menatap pria yang tak berhati sama sekali ini.Sementara pria itu tak melepaskan jerat tubuhnya sama sekali, ia tetap membiarkan gadis ini terkukung dibawahnya dengan bertumpu pada sikunya ia menatap lamat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan Shena."Kak Anna aku masih akan menu
"Hentikan! Brengsek!" Pekik Shena memaki, nyatanya pria itu memang benar-benar gila, ia menarik paksa tangan Shena sehingga membuat kain itu terlepas dari genggamannya dan menampilkan dengan jelas bagaimana bentuk tubuhnya."Arghh!" Ia menggeram kesal dengan perlakuan Gerardo, pria itu sudah sangat lancang.Seringai buas pun tercetak diwajah tampan nan bengis Gerardo, ia menatap dengan senyum smirk yang mendamba."Seharusnya memang aku menangkap mu saja bukan paman mu, karena pria itu tak akan berguna sama sekali untuk ku.""Lepaskan paman ku, dia tidak bersalah!" Teriaknya berusaha meronta dari kukungan Gerardo yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangannya diatas kepala."Haha.. itu tidak akan mudah, nyawa harus dibayar dengan nyawa!""Sekali lagi aku katakan, paman ku tidak pernah membunuh siapapun!""Haha.. sudah bersalah tapi masih akan kau bela, kau sungguh ya.. sudah cantik, pemberani, dan loyal. Aku suka itu!" Ucap Gerardo berbisik ditelinga gadis itu."Hentikan bicara mu,
Derap langkah kaki nya berjalan pelan menuju pintu dengan nomor 365, ia berhenti didepannya memegangi knop pintu tanpa ragu lagi lalu membukanya tanpa permisi.Ceklek!Ia melirik sekilas kebagian dalam kamar, lalu melangkahkan kakinya masuk dan menutup kembali pintu itu rapat.Pria itu terhenyak seketika melihat pemandangan didepannya, sungguh menakjubkan pose tubuh Shena yang tengah berdiri membelakangi nya membuat ia bisa menatap jelas lekuk tubuh belakang itu lebih dekat. Tanpa mengetahui kedatangan Gerardo Shena mengangkat kedua lengannya mengikat rambut panjangnya yang tergerai indah, namun apa yang ia lakukan justru membuat Gerardo semakin menatap liar. Leher putih nan jenjangnya terlihat sangat menggodai dengan helaian anak rambut yang tak terikat."Sicil, kau sudah kembali?" Seru Shena tanpa berbalik masih dengan membetulkan ikatan rambut nya, ia tak menghiraukan suara pintu itu sebab ia berfikir jika itu adalah Sicilia sebab dimana pun kepergian nya mereka berdua tak pernah pi
Oh, Shena sedang dalam bahaya saat ini. Ternyata Gerardo hanya pura-pura tertidur, namun Shena tetap berani menghadapi senyum sinis pria itu.Ia berusaha tetap tenang dan mengendalikan dirinya."Kau tak bisa menjebakku hanya dengan minuman! Kau tahu sebotol alkohol tak akan cukup untuk menghilangkan kesadaranku!" ujar Gerardo dengan tatapan tajam yang menusuk wanita di hadapannya.Shena tampak merunduk, ia tak bisa melihat ekspresi terkejutnya saat ini. Gerardo pun berjongkok, menyeimbangkan tubuhnya untuk mendekati wajah Shena dari samping, lalu menatap wajahnya yang tetap tenang. "Anna! Mengapa kau nakal sekali, hm?" bisik Gerardo dengan senyum sinis. Shena semakin terkejut saat mendengar nama kecilnya disebut, 'dari mana dia tahu nama kecilku?' gumam Shena dalam hati.Astaga, sepertinya Gerardo sudah mengetahui semua rencana Shena. Ia tak bisa berlama-lama lagi di sini atau nyawanya akan terancam seperti pamannya yang kini menjadi tawanan pria kejam itu. Shena bersiap-siap, sebelum