Share

Bab 46-3

Penulis: Selene21
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-20 23:59:51

Amarah Ziliang tersulut menyadari bahwa putri semata wayangnya sudah berubah dan berani menatapnya dengan sorot mata menantang. Dilemparnya gulungan peta di tangannya dan bergegas menghampiri putrinya. Tangan kanan Ziliang sudah terangkat ke udara, bersiap melayangkan tamparan ke arah pipi mulus Zhao Ming Lan.

Plak!

Mata Ziliang membeliak kaget manakala pergelangan tangannya dicekal dengan kuat oleh jemari lentik Ming Lan, menangkis tamparannya.

“K-kau ...!” bentak Ziliang terkejut.

“Hentikan bertindak kasar padaku, Ayah!” balas Ming Lan tak kalah tegas. “Sudah saatnya kau mulai mendengar perkataanku.” Ming Lan melempar tangan Ziliang kasar dan berjalan ke samping Gao Ping, bergelayut manja di lengan pria itu.

“Aku sudah putuskan akan menikahi Gao Ping dan membuatmu menjadi seperti apa yang kau impikan selama ini, penguasa Yongjin.” Ming Lan menoleh mesra ke arah pria berumur di sampingnya dan terseny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 47-1 Hilang Tanpa Jejak

    Kediaman Mempelai, Paviliun LingyinWang Yang mencari obor terdekat yang bisa dipakainya sebagai penerangan. Ia mengambil satu obor yang menempel di dinding istana, bergegas masuk ke dalam paviliun dan mulai menyalakan lentera dan lilin hingga seluruh ruangan menjadi terang benderang.Ia tersentak manakala melihat tubuh seorang wanita diikat tali tambang di salah satu tiang penyangga bangunan dengan mulut disumpal sehelai kain.“Ning’er!”Wang Yang segera menghampiri dan berlutut di samping wanita itu. Tangan kirinya meraih dagu wanita itu, sementara tangan kanannya mendekatkan obor ke wajah wanita itu. Mata Wang Yang menajam, dahinya mengernyit berusaha mengenali wajah perempuan yang penuh luka.“Ning’er!” panggil Wang Yang lagi, lebih keras dari sebelumnya.Tidak ada jawaban. Wang Yang berlari keluar melempar obor di tangannya, lalu kembali ke sisi wanita itu. Meraih kepalanya, mengambil kain di mulutnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 47-2

    Wang Yang berbalik dan berjalan cepat menuju pintu. “Zening! Kau di dalam?!”“Yang Mulia, apakah itu Anda?!” balas Zening dengan girang. “Tolong buka pintunya, Yang Mulia!”Wang Yang melihat pintu itu dipasangi gembok besar yang mustahil dihancurkan dengan pedang. Ia meletakkan kedua tangannya pada daun pintu dan mencoba mendorong sekuat tenaga, gagal. “Buka pintunya!” titahnya pada tiga pengawal yang sudah berdiri dekat di belakangnya.Tiga pengawal itu segera maju begitu Wang Yang mengambil langkah mundur.“Nona, sebaiknya Anda menjauh dari pintu. Kami akan mendobrak pintunya. Mundurlah sejauh mungkin!” Pengawal senior memberikan instruksi dengan lantang.“Ya, aku sudah menjauh dari, aaa ...!”Terdengar teriakan Zening sekilas, lalu hening.“Ning’er! Apa yang terjadi?!” Wang Yang kembali maju dan memukul daun pintu dengan panik. Mendengar teria

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 47-3

    Lutut tua Zhaolin lemas seperti kehilangan sendi. Pria tambun itu jatuh berlutut. “Ampun, Yang Mulia. Hamba ....” Kalimat Zhaolin menggantung di ujung lidahnya. Brak! Wang Yang menggebrak meja dengan keras hingga tubuh Zhaolin tersentak. “Cheng Zhaolin! Aku punya saksi yang bisa membuatmu kehilangan kepala, kau tahu?!” hardiknya geram. “Ampuni hamba, Yang Mulia ...!” ratap Zhaolin sembari bersujud, meletakkan dahinya di lantai dingin. “Hamba akan katakan semua yang hamba tahu. Ampuni pria tua ini, Yang Mulia!” “Katakan! Aku akan pertimbangkan setelah mendengarmu bicara.” Zhaolin berdiri di atas kedua lututnya dan mulai berjalan menghampiri Wang Yang. “Hamba hanya budak yang menjalankan perintah, Yang Mulia! Sungguh ...!” Wang Yang menggeleng pelan. “Bukan ini yang mau aku dengar. Huazhi ...!” “Tidak, tidak, jangan. Gudang pangan itu sudah direnovasi atas perintah ratu dan kanselir. Di dalamnya ada banyak ruang rahasia untuk mengurung pelayan dan pengawal yang berbuat salah,” tu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 48-1 Tempat Apa Ini?

    Zening segera mundur, terlalu cepat hingga jatuh terduduk. Tangannya menumpu ke belakang menahan berat tubuhnya. Namun sekali lagi, jemarinya menyentuh sesuatu yang rasanya mirip seperti sebelumnya.“Argh ...! Argh ...!” teriaknya panik seraya merangkak menjauh.Lantai di bawah lutut Zening tidak lagi datar dan dingin, tapi bergelombang dan liat. Zening yang diserang ketakutan, terus merangkak menuju titik cahaya. Mulutnya tak henti berteriak dan menangis. Ia tahu betul, saat ini dirinya sedang merangkak di atas tumpukan tubuh manusia.Semakin dekat ke sumber cahaya, bau menyengat yang menusuk menyesakkan dada membuat tangis Zening makin menjadi.Dug!Dahi Zening terantuk dinding batu di depannya luar biasa keras, detik berikutnya rasa pening dan nyeri bercampur menghantam kesadarannya. Suasana lorong yang gelap, menjadi kabur dan berubah semakin gelap.***“Kenapa wajahmu cemberut begitu?” tanya pengawal yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 48-2

    “Tuan, di sini tempatnya.” Zhaolin menunjuk ke arah bangunan dari kayu yang terlihat rapuh dari luar.“Tempat apa ini?” tanya Huazhi seraya maju mendekat ke arah pintu.“K-kami menyebutnya Lorong Kematian.”Huazhi menoleh cepat pada Zhaolin. “Lorong Kematian? Jadi rumor tentang tempat hukuman itu benar?”Saat pertama kali memasuki istana, lima tahun lalu, Huazhi sempat mendengar obrolan para prajurit tentang Lorong Kematian yang sering digunakan untuk mengurung dan menyiksa pelayan dan prajurit yang berbuat salah hingga mereka meninggal dan membusuk di tempat itu.Huazhi sempat menganggap itu hanyalah kabar burung yang sengaja diceritakan untuk menakut-nakuti mereka yang baru memasuki lingkungan istana. Namun malam ini, ia berdiri di depan pintu Lorong Kematian untuk menemukan calon istri raja.“Siapa yang begitu berani bertindak gegabah pada calon istri raja?” gumamnya kagum pada o

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 48-3

    Huazhi mencermati setiap langkahnya, mengingat setiap detail bangunan dan cara keluar dari Lorong Kematian. Bau menyengat menyambut mereka, refleks Huazhi menutup hidung dengan bagian dalam lengan kanannya. “Apa kita akan tinggal di sini, Tuan?” “Tidak, selama kau bisa menemukan jalan keluarnya.” Huazhi mengulang cara yang sama. Meraba sisi dinding, menghentak lantai dengan kuat, memukul dinding yang diduganya pembuka pintu rahasia. “Tuan, saya ingat betul tempat ini. Jalan ini hanya bisa dibuka dari luar. Mereka hanya membukanya setiap satu pekan. Apa kita akan menunggu di sini selama satu pekan?” Huazhi hanya diam tidak menjawab. Tangannya terangkat meminta Zhaolin menghentikan ocehannya. Ia melangkah maju menghampiri dinding bercelah yang mengirimkan sinar jingga kemerahan dari balik dinding. “Dinding ini tidak setebal bagian lain. Kemungkinan ini adalah pintu keluarnya.” Huazhi mengetuk dinding menggunakan gagang pedangnya. Tuk tuk tuk. Huazhi mengulang menggunakan sisi lua

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 49-1 Temukan Dia!

    Klinik Pengobatan IstanaTabib Kepala dan dua asistennya sibuk di depan tungku. Mereka mendapat titah langsung dari raja untuk menyembuhkan Huazhi dan Zhaolin yang ditemukan dalam kondisi pingsan dan basah di tepi kolam pencucian setelah seharian menghilang.Huazhi menderita luka robek di kepala bekang, sedangkan Zhaolin di pelipis kirinya. Wang Yang menduga, mereka diserang saat menjalankan tugas darinya. Raut wajah raja muda itu nampak cemas melihat kondisi dua orang kepercayaannya yang sedang terbaring tak sadarkan diri.“Berapa lama lagi mereka akan siuman?” tanya Wang Yang pada salah satu tabib.“Izin menjawab, Yang Mulia. Kami tidak bisa memperkirakannya karena dua orang ini sudah terlalu lama kedinginan. Kami sudah memberi ramuan untuk mengobati luka dan mengembalikan suhu tubuh mereka. Kita hanya bisa menunggu tubuh bereaksi terhadap ramuan yang diberikan.”Wang Yang mengernyit tidak sepakat dengan pendapat yang tabi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 49-2

    Deyun meletakkan potongan kain sutra ke atas meja.“Apa ini?” Wang Yang meraih potongan kain yang Deyun bawa. “Dari mana kau dapatkan ini?”“Kasim Cheng menggenggamnya erat. Kemungkinan besar itu adalah robekan pakaian orang yang menyerang mereka. Kau mengenalinya?”Tidak sulit bagi Wang Yang menerka pemilik potongan kain di tangannya karena hanya sedikit orang yang memakai pakaian berbahan sutra mahal seperti yang dipegangnya.“Wang Mu Lan.”“Putri Mu Lan? Apa kau yakin?” Deyun menyeringai tak percaya sambil menggosok tengkuknya yang terasa berat. “Bu-bukan, maksudku bagaimana kau bisa begitu cepat mengenalinya? Lagipula, dia hanya seorang gadis muda, bagaimana mungkin dia memukul Huazhi dan Zhaolin?”“Cih, bagaimana kau bisa menduduki posisi jenderal di usia muda sedangkan kemampuan berpikirmu masih mudah terpengaruh,” cibir Wang Yang.“Aku beritahu kau sebuah cerita. Ayahanda pernah menghadiahkan seekor kelinci padanya sebagai hadiah ulang tahun saat ia berusia sepuluh tahun. Mu La

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29

Bab terbaru

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 80 Kembali Seutuhnya

    “Aku akan memanggilmu lagi saat membutuhkan,” ucapnya masih membelakangi Weqing.“Ya, dengan senang hati, Yang Mulia.”Lan Weqing mengenakan kembali baju seragamnya dengan hati berbunga. Penantian panjang dan tindakan-tindakan yang diambilnya untuk mendapatkan Mu Lan, berujung kebahagiaan. Senyumnya terus mengembang.“Jenderal,” panggil Mu Lan membuat Weqing berbalik cepat menghadapnya.“Ya, Yang Mulia.”Mu Lan mendekat dengan langkah gemulai. Tangannya mendarat lembut di bahu Weqing. Ujung jari telunjuk kanannya bergerak turun dengan gerakan memutar menyusuri dada Weqing, membuat pria itu menggelinjang girang.“Y-yang Mulia, secepat ini?” tanya Weqing panik sekaligus senang.“Bawa laporan keuangan seluruh kementerian yang bisa kau dapatkan, saat kau datang mengunjungiku lain hari.” Mu Lan menjulurkan lidahnya menyapu rahang Weqing hingga tubuh pria itu bergetar.“K-kapan?” tanya Weqing menggeram menahan hasratnya yang kembali meronta.“Kapanpun kau siap, Jenderal,” desah Mu Lan di wa

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 79 Saatnya Telah Tiba

    Secepat kilat, Zening mendongak tidak percaya. “Kak, kaukah itu?”Wang Yang dan Ru Lan menyingkir menjauhi ranjang, memberi ruang untuk Deyun dan Zening.Alih-alih memeluk adiknya seperti keinginannya tadi, Deyun berlutut dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat. “Li Deyun, menghadap Yang Mulia Permaisuri!”“Kak!” pekik Zening lega. “Mereka melepaskanmu?” tanyanya seraya menangkup wajah Deyun yang terlihat tirus dan lelah. “Apa mereka juga menyiksamu?”Li Deyun menggeleng dengan senyum samar menghiasi bibirnya. “Mereka tidak akan berani menyiksa kakak permaisuri,” godanya pada Zening. “Aku menyelinap keluar untuk mengucapkan selamat atas pernikahan dan penobatanmu menjadi permaisuri. Aku harap, kau tidak mengecewakan kami, Rakyatmu.”Dug.Zening meninju perut Deyun kuat-kuat. “Kau berkata begini saat aku khawatir tentangmu? Sungguh keterlaluan!&rdq

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-2

    “Kak Yang, aku ….” “Tarik napasmu. Nikmati semuanya.” Wang Yang mulai bergerak cepat. “Ya, begitu ….” Zening merasakan sensasi aneh yang terjadi padanya. Seolah tenaganya terisi penuh setelah lama kering dan kosong. Seluruh otot dan sendinya yang layu, kembali merekah dengan cepat. “Ah, Kak. Aku akan meledak,” bisik Zening sambil terengah mengimbangi gerakan Wang Yang. Wang Yang berhenti dan menatap Zening. “Ini hadiah pernikahanku untukmu. Aku kembalikan semuanya padamu.” Wang Yang mengakhiri kalimatnya dengan sebuah ciuman panjang hingga Zening tertidur pulas. Beberapa lamanya, Wang Yang hanya menatap wajah cantik Zening yang lelap seperti bayi kenyang menyusu. Ibu jarinya mengusap bibir bengkak Zening akibat ulahnya. Tek tek tek. Sebuah ketukan di pintu kamar menarik Wang Yang dari gulungan hasrat yang membungkusnya. Tangannya cekatan menarik selimut menutupi tubuh polos Zening, lalu menarik tirai ranjang hingga menutup semp

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-1 Hadiah Malam Pertama

    Trang!Anak panah lain yang melesat cepat dari busur Hanxiu, menabrak anak panah yang nyaris menancap di dada Zening.“Ada penyusup! Ada penyusup!”Entah dari mana asal teriakan itu, seketika semua yang hadir bercerai-berai. Suasana halaman istana menjadi gaduh dan tidak terkendali karena teriakan itu. Setiap orang berlari saling tabrak menyelamatkan diri.“Yang Mulia, sebaiknya kita juga kembali ke istana. Situasinya sulit untuk dikendalikan,” usul Huazhi dengan mata waspada mengawasi udara sekitarnya.“Ayo!” Wang Yang mengulurkan tangannya membawa Zening di bawah perlindungannya. “Ning’er,” tegurnya kala menyadari Zening sedang sibuk mencari sosok yang berhasil menghalau anak panah untuknya.“Yang Mulia, siapa yang menghalau anak panah tadi?” tanya Zening penasaran dengan mata masih mengedar ke sekitar.“Huazhi akan menyelidikinya. Ayo, kita segera kembali ke is

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-2

    “Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-1 Teror Pernikahan

    Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-2

    “Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-1 Terima Saja

    Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 75-2

    “Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali

DMCA.com Protection Status