Beranda / Urban / Raja Tanpa Mahkota / 1. Tragedi di Hotel Mivart

Share

Raja Tanpa Mahkota
Raja Tanpa Mahkota
Penulis: Kyliansyah

1. Tragedi di Hotel Mivart

Penulis: Kyliansyah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-27 01:31:28

Malam ini seharusnya James Seremion merasa bahagia dan terhormat karena mewakili perusahaan. Menghadiri sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Wiseman Group selaku induk perusahaan tempat dia bekerja. Seharusnya pula dia merasa gembira menghadiri pesta bergengsi yang diadakan dua kali dalam setahun oleh Wiseman Group - salah satu perusahaan terbesar di Britania Raya - untuk meningkatkan kerjasama antar-perusahaan yang ada di bawahnya.

Pesta yang diadakan Wiseman Group selalu menjadi ajang adu gengsi - dipenuhi oleh para petinggi perusahaan, kolega serta para bangsawan. James cukup beruntung karena meski menempati jabatan rendah, dia dipilih oleh Nyonya Scarlet Amstrong sang direktur perusahaan untuk datang menghadiri pesta tersebut sebagai pendampingnya.

Namun sungguh malang nasib pemuda yang sudah yatim piatu ini. Bukannya mendapat kehormatan dan kebahagiaan karena dapat menghadiri pesta tersebut, tapi justru penghinaan dan caci maki yang diterimanya. Di tengah kemeriahan pesta yang tengah berlangsung itu, dia menaruh curiga pada seorang perempuan yang dia duga adalah tunangannya. Penampilan serta kesan yang dimiliki sosok perempuan tersebut memang sedikit berbeda, tapi James sangat yakin bahwa itu adalah tunangannya. 

James memperhatikan perempuan itu sedari awal pesta. Dia - perempuan itu -begitu mesra bersama seorang lelaki yang tidak pernah James kenal pun ketahui. Bahkan di tengah kemeriahan pesta, tanpa malu mereka berciuman mesra penuh nafsu.

Tak kuasa lagi menahan gejolak amarah yang telah menggelora di dalam dadanya. James pun memanggil perempuan itu, sekali pun dia belum yakin betul jika perempuan itu adalah tunangannya.

“Elizabeth!” ucap James memanggil seorang perempuan itu dengan nada tinggi.

Merasa dipanggil dari arah belakang, Perempuan itu menoleh. Dia terkaget, matanya terbelalak melihat sosok James yang juga ada di pesta tersebut. 

Dugaan James  terbukti benar, perempuan itu ialah tunangannya. Seorang wanita cantik nan anggun yang berasal dari salah satu keluarga terkaya di Kota London, bernama Elizabeth Baines. 

“James? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Elizabeth seolah dia tak berdosa, seraya melepaskan genggaman tangan pria di sebelahnya.

“Dasar pelacur! teganya kau selingkuh setelah apa pun kulakukan untukmu!” bentak James penuh amarah, membuat seisi ruangan pesta mengarahkan perhatian padanya.

“Tidak James, aku tidak berselingkuh. Aku berani bersumpah,” ucap Elizabeth menyangkal perbuatannya yang jelas-jelas sudah terbukti.

“Jaga mulutmu bajingan!” ucap lelaki yang bersama Elizabeth. Amarahnya tersulut karena mendengar perkataan kasar dari James. Membuat dia tanpa pikir panjang melayangkan sebuah pukulan.

BUG! 

Sebuah pukulan mendarat tepat di pipi kanan James, membuatnya terhuyung. James pun tak tinggal diam, meski berbadan lebih kecil dari lelaki yang bersama Elizabeth tapi James adalah seorang ahli bela diri yang telah mempelajari berbagai macam disiplin ilmu. Mereka pun terlibat pertikaian hingga membuat suasana pesta berantakan tak terkendalikan. Saling pukul, tendang, cekik dan banting mewarnai pertikaian dahsyat itu.

“James – Raul, ku mohon hentikan!”  seru Elizabeth. Bahkan dengan seruan itu pun tak mengehentikan pertikaian antar keduanya. Sampai beberapa orang dari pihak keamanan hotel datang melerai pertikaian tersebut, barulah pergulatan fisik itu bisa terhentikan. 

James yang tengah dipegangi oleh beberapa orang, baru menyadari bahwa di ruangan tersebut tidak hanya ada Elizabeth seorang. Rupanya di sana berdiri pula seluruh keluarga Baines lengkap mulai dari ayah, ibu dan kedua kakak laki-laki dan perempuan Elizabeth. 

Wiliiam sang ayah dan Rufus yang merupakan kakak laki-laki Elizabeth memandang hina kepada James, sedang ibu dan kakak perempuan tunangannya itu menghina James tanpa ampun seolah dia adalah kotoran paling hina di dunia.

“Rendahan! tidak tahu malu! lihat apa yang sudah kau perbuat di sini! Apa kau sudah puas mempermalukan kami? Dasar anjing kampung!”hina Victoria Baines yang tidak lain adalah ibunda Elizabeth. Begitu marahnya dia karena merasa dipermalukan oleh James, hingga wajahnya berwarna merah padam.

Tak kalah dengan sang ibu, kakak perempuan Elizabeth pun tak kalah melontarkan cacian yang begitu perih.

“Orang rendahan sepertimu memang tidak sepantasnya menghadiri pesta elegan seperti ini! Kau harusnya berkaca! tempat orang sepertimu adalah di pembuangan sampah, tidak lebih! sekali anjing jalanan akan tetap menjadi anjing jalanan! Akan kupastikan kau menerima balasanya karena telah mempermalukan kami!” hardik Alexandra Baines.

James hanya bisa diam tanpa bisa membalas satu pun perkataan mereka, dia hanya diam membisu sambil menahan amarahnya. Elizabeth hanya berdiri sambil terdiam, tak satu pun kalimat keluar untuk membela James, lelaki yang menjadi tunangannya.

Keriuhan yang disebabkan oleh perkelahian antara James dan Raul menyedot seluruh perhatian tamu pesta, musik pengiring pun terhenti karena kegaduhan yang mereka buat. Ditengah keheningan yang tercipta dari kekacauan itu, jerit seorang perempuan tiba-tiba terdengar dari sudut yang berlawanan arah dari tempat pertikaian itu terjadi.

“Aa...!” Jerit seorang perempuan dengan keras hingga melengking tajam masuk ke pendengaran.

Seluruh hadirin yang semula perhatiannya tengah terfokus pada perkelahian antara James dan Raul, dalam waktu sekejap mengarahkan pandangan mereka ke pusat jeritan itu berada. Mereka terlalu fokus pada perkelahian antar dua lelaki yang tak imbang fisiknya itu, sampai tak menyadari bahwa di ruangan yang sama telah terjadi sebuah kejadian yang amat mengerikan.

Disana, di dekat salah satu pintu keluar aula, tergeletak sesosok mayat yang telah bersimbah darah.  

Para tamu yang menghadiri acara itu pun tak dapat menutupi kepanikan mereka. orang-orang mulai berlarian, berlomba-lomba untuk segera keluar dari ruangan tersebut. Jeritan perempuan-perempuan terdengar di sana dan sini, para pria pun tak kalah ngeri melihat mayat yang masih segar bermandikan darah tergeletak di dekat salah satu pintu keluar.

Ruangan yang tadinya meriah seketika berubah menjadi ajang kekacauan dan kepanikan. Tak terhindarkan lagi hingga James pun terseret kedalam gelombang manusia yang ingin segera keluar dari ruangan tempat teradinya pembunuhan, tak seorang pun ingin tinggal dan berlama-lama di sana.

Begitu pula dengan seorang James, dia ingin segera pergi sebelum masalah semakin rumit dan runyam. Tapi karena berjubel di satu pintu keluar, pintu itu pun seolah mampat. Arus manusia yang ingin keluar dari ruangan itu terlalu banyak untuk sebuah pintu yang berukuran tak terlalu besar.

Mereka berdesakkan, menyikut, menyeret, apa pun dilakukan untuk bisa segera keluar. Beruntung sebuah tangan meraih James, menyeretnya keluar dari tangah-tengah gelombang kekacauan tersebut.

“Ikuti aku!” ucap Nyonya Scarlet dengan wajah sangat serius.

Tidak seperti orang-orang lain yang berjubel ingin keluar dari pintu di ujung seberang mayat. Nyonya Scarlet justu menyeret James keluar melalui pintu yang ada di dekat mayat itu berada.

Sekilas James sempat melihat mayat yang baru saja terbunuh itu. Dengan jelas dia melihat darah segar mengalir secara perlahan keluar dari luka di lehernya.

Bulu kuduk James meremang luar biasa memandang mayat yang sudah terbujur kaku, batin James bergejolak ngeri mendapati pemandangan yang baru pertama dia lihat. 

Dia dan Nyonya Scarlet pun terus berlari menjauh dari ruangan itu, mereka berlari menuju sebuah kendaraan berlogo kuda jingkarak yang terparkir di halaman Hotel Mivart, tempat pesta itu diselenggarakan. 

James berlari di belakang bosnya. tak pernah disangka oleh dia bahwa Nyonya Scarlet yang bertubuh sintal bak super model bisa berlari begitu cepat.

“Cepatlah James! sebelum para polisi datang dan menahan kita untuk diintrogasi,” ucap Nyonya Scarlet.

Nyonya Scarlet pun melemparkan kunci mobil kepada James, kali ini dia yang memegang kendali atas mobil mewah tersebut. James bersyukur, karena cara mengemudi Nyonya Scarlet yang seperti pembalap liar saat menuju ke pesta, membuatnya tak henti menarik nafas panjang tiap kali mobil yang mereka kendarai hampir menambrak kendaraan lain. Jantung James hampir dibuat berhenti tiap kali kejadian itu terjadi.

“Syukurlah aku tidak harus buru-buru menghadap malaikat maut seperti orang tadi,” ucapnya dalam batin.

Mereka segera menaiki mobil mewah itu. Kemudian melesat meninggalkan Hotel Mivart sebelum para polisi datang untuk memeriksa mayat yang ada di sana.

Karena bergegas, mereka berkendara dengan tak jelas arah dan tujuannya. Ditengah perjalanan itu, NyonyaScarlet menengok wajah James. Dia menyadari bahwa wajah James tak lagi tampak cerah seperti sebelumnya ketika berangkat menuju pesta. Kini wajahnya murung, pucat, dan tampak penuh keputusaan.

Melihat wajah bawahannya begitu sendu membuat Nyonya Scarlet tak kuasa lagi membendung rasa simpatinya, yang tanpa dia sendiri sadari telah merembes keluar. Entah apa yang membuat perempuan yang dikenal paling kejam seantero Wiseman Trade’s – perusahaan tempat James bekera – itu melunak dan mengajak James pergi ke sebuah PUB untuk menenggak beberapa minuman keras, sekadar untuk meringankan perasaan buruk yang dirasakan oleh James akibat apa yang dia alami. 

James pun menyetujui ajakan Nyonya Scarlet, kondisinya memang sedang sangat buruk, bahkan sangat terpuruk, akibat pengkhianatan dan hinaan yang dia alami secara berbarengan. Mungkin minuman beralkohol tidak akan mengobati perasaan yang terkoyak. Tetapi meski demikian, alkohol selalu menjadi kawan baik bagi mereka yang terluka hatinya. Sekadar melupakan masalah walaupun hanya sesaat.

Jemes pun tak ubahnya orang-orang eropa lain yang suka meminum alkohol untuk melepaskan lelah, setres atau perasaan apa pun yang membebani diri mereka. Dengan minuman itu, dia berharap untuk sesaat dapat melupakan rasa pedih dan perih yang kini tengah menumpuk dan membelenggu.

Ajakan itu rupanya bukan sekedar ajakan biasa. Nyonya Scarlet telah menyiapkan sebuah rencana untuk James.

Disusun dan dirancang sedemikian rupa, ditambah kondisi james yang tengah terpuruk membuat rencana itu kian mulus berjalan tanpa menimbulkan kecurigaan.

Bab terkait

  • Raja Tanpa Mahkota   2. Secawan Dosa

    Saat akan munuju ke sebuah Pub, rupanya Nyonya Scarlet tidak mau pergi ke sembarang Pub. Dia merupakan seorang yang cukup pemilih. Nyonya Scarlet pun meminta kepada Jemes untuk ke sebuah Pub yang berada di pinggiran sungai Thames di Kota London.Tempat itu tidak terlau jauh dari hotel Mivart tempat pesta penuh kekacauan itu berlangsung. Tak terlalu lama berkendara mereka sampai ke tempat yang maksud oleh Nyonya Scarlet itu. Di depannya bertuliskan“Black Friar”, siapa pun yang pernah tinggal di Kota London pasti mengetahui Pub legendaris ini. Salah satu yang tertua dan salah satu yang terbaik di Kota.Dari cara memilih tempat untuk minum, James jadi mengetahui satu hal, yakni Nyonya Scarlet merupakan perempuan cantik nan sexy dengan selera dan standar yang sangat tinggi dalam menentukan sesuatu.Masuklah kedua orang itu ke dalam, memesan beberapa botol minuman beralkohol. Nyonya Scarlet sepertinya memang sudah berlangganan dengan tempat ini, hingga sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Raja Tanpa Mahkota   3. Desir Gairah

    Tak berhenti di sana. Jemes pun mulai melepaskan tali bra, yang mengikat kencang dua buah gunung milik Scarlet beserta celana dalamnya. Semakin dilihat, semakin tak kuasa pula James menahan desiran nafsu yang kian membisik tanpa henti.Scarlet yang juga sudah sampai pada batasnya. Tak kuasa lagi menahan diri, hingga dengan buas dia melucuti seluruh tubuh James sampai tak ada satu kain pun yang bersisa.Tubuh mereka yang sudah telanjang bulat membuat suasana semakin tak terbendung, akal sehat James dan Scarlet seolah telah hilang tak bersisa diinjak oleh nafsu yang telah membuncah.“Ahh James...” desah Scarlet.Tak pernah terpikir oleh James bahwa Scarlet bisa sedemikian liar, wanita yang selama ini dia kenal begitu berwibawa di atas meja kantor, kini tak ubahnya lacur di atas kasur.Dalam pergulatan nafsu itu tak satu pun dari mereka mau berhenti dan mengalah hingga beberapa kali ronde permainan membuat tenaga mereka habis t

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Raja Tanpa Mahkota   4. Tuan Rumah

    “Iya aku diperintahkan oleh pemilik rumah ini untuk membawamu kemari,” lanjutnya “aku tahu kau pasti punya berbagai macam pertanyaan. Simpan dulu semua itu untuk sekarang. Saat nanti bertemu sang tuan rumah ini, kau akan tahu alasan keberadaanmu di sini. Sekarang cepatlah bersiap James, membuat orang itu menuggu sama saja kau sudah rela menghantarkan nyawamu pada Sang Maha Kuasa,” jawab Scarlet sembari meminta James agar bergegas.Karena Scarlet sudah mengatakan demikian, James langsung menuju kamar mandi yang juga ada di ruangan tersebut. Tanpa membuang waktu yang ada, dia telah selesai dengan mandinya dan bersiap mengenakan setelan yang telah dipersiapkan.Dalam hati Scarlet ingin sekali mendandani dan merapikan pakaian James – seperti seorang istri - tapi mereka tidak memiliki cukup waktu untuk bermain rumah-rumahan seperti itu. dia juga harus bergegas untuk bersiap. Selesai dengan segala persiapan yang dibutuhkan untuk terlihat m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Raja Tanpa Mahkota   5. Keluarga yang Hilang

    Pria tua itu memanggil James dengan sebutan Jemy. Seperti sebuah roll film yang digulung, ingatan masa lalu menyeruak kembali di dalam kepalanya. Jemy adalah nama yang sama sekali tak asing, begitu terasa familier dan hangat. Karena itu adalah nama panggilan yang biasa digunakan oleh mendiang kedua orang tua James untuk memanggil dirinya.Mata James pun mulai berlinang air mata karena kembali mengingat masa lalu, dengan sekuat tenaga dia tahan air mata itu agar tak sampai menetes. Akan sangat memalukan jika dia yang seorang pria dewasa karena hal demikian meneteskan air mata. Tak pantas bagi James yang memiliki harga diri, terlebih disebelahnya ada seorang perempuan.Jari telunjuk dan jempol digunakan James untuk menyeka air mata yang mulai tak terbendung, berpura-pura seolah terdapat segumpal kotoran di dalam matanya. Lalu dia jawab pertanyaan yang dilontarkan pria tua tersebut.“Maaf, saya sama sekali tidak mengingat Tuan. Saya juga tidak tahu siapa Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Raja Tanpa Mahkota   6. Sekelumit Kisah

    Dunia hitam sendiri hanyalah metofora untuk menggambarkan sebuah ranah semu dalam kehidupan masyarakat yang tak memiliki aturan dan norma.Dihuni para penjahat, penyamun dan orang-orang yang mengais penghidupan dari pekerjaan kotor lainnya. Dunia hitam erat kaitannya dengan kejahatan seperti pembunuhan, penculikan dan perampokan.Tapi itu hanya sebagian kecil dari potongan dunia hitam yang terlihat. Pada kenyataanya dunia hitam lebih erat kaitannya dengan berbagai hal berbau ekonomi – uang adalah pusat serta jantung dari dunia hitam itu sendiri. Peredaran narkoba, penyelundupan barang ilegal, pencucian uang, pencurian benda bersejarah dan hal-hal lain berbau uang, jauh lebih dominan dalam kegiatan di dunia hitam.Tempat itu adalah tempat tinggal bagi mereka yang hidup di balik bayang-bayang kemegahan Britania Raya yang menunjung tinggi norma dan hukum. Dan tuan Joaquin mengatakan bila dia dan mendiang ayah James berasal dari tempat itu.Alangkah ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Raja Tanpa Mahkota   7. Keputusan

    Pewaris keluarga Wiseman dapat dipilih dari luar keluarga, bahkan sekalipun tidak memiliki hubungan darah. Keluarga Wiseman menjunjung tinggi kemampuan seorang individu. Aneh memang, karena tak satu pun keluarga bangsawan - mulai dari kelas bawah sampai kelas atas lain yang setara dengan keluarga Wiseman - memiliki tradisi seperti ini. Sebuah alasan besar melandasi hal tersebut. Ada kisah dan sumpah yang mengikat keluarga Wiseman. Kisah dan sumpah yang hanya diketehui para pewaris keluarga.Tersebunyi dalam kabut tebal, dihilangkan dan dikunci sangat rapat di balik sejarah panjang kerajaan Britania Raya. Sebelum tuan Wiseman melanjutkan cerita panjang di balik alasan itu, dia ingin melihat ketegasan dan ketetapan Hati seorang James dengan menghadapkannya pada sebuah pilihan. “Scarlet bisakah kau keluar terlebih dahulu dan tunggulah di depan ruangan.” Perintah tuan Joaquin dengan wajah serius, menandakan bahwa pembicaraan setalah ini hanya boleh diketahui

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Raja Tanpa Mahkota   8. Raja Tanpa Mahkota

    Paman Joaquin mulai membuka mulutnya yang sedari tadi seolah berat untuk mengatakan hal yang ingin dia sampaikan. James kembali menelan ludah karena sorot mata Paman Joaquin yang mendadak berubah. Tajam dan mengeluarkan tekanan luar biasa seperti sebelumnya. Dia mulai bercerita bahwa kisah panjang yang akan diceritakan berawal dari sang pendiri keluarga. Arthur Wiseman, yang hidup di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke -20, ketika itu pemegang tengkuh kekuasaan adalah Ratu Titania. “Pada mulanya Arthur hanya seorang penjahat biasa, tak punya keluarga, hidup di lingkungan kumuh, dan makan dari hasil mencuri serta menjarah. Sampai suatu ketika, tanpa disengaja dia menjarah rombongan Ratu yang tengah berpergian dalam sebuah perjalanan rahasia,” Paman Joaquin berhenti sejenak untuk menyalakan cerutu. Setelah mengisap cerutu itu, cerita kembali berlanjut “Arthur tidak menyadari bahwa orang yang dirampoknya adalah Sang ratu penguasa Britania Raya. Tapi yang disada

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Raja Tanpa Mahkota   9. Raja Tanpa Mahkota 2

    ***Arthur Wiseman adalah bajingan yang cerdas, dia memiliki sejuta tipu muslihat dan cara untuk membuat orang lain jatuh dalam genggamnya. Tak terkecuali Sang ratu. Melalui pertemuan yang sering dilakukan dengan pihak kerajaan, dia pun berhasil membujuk mereka untuk memberikan sebuah gelar kebangsawanan. Bukan sembarang gelar, Arthur Wiseman meminta bangsawan kelas atas – Gelar Duke.Dalam tatanan kelas kebangsawanan sendiri dapat dibagi menjadi 8 kelas. Mulai dari yang teratas King / Queen dan Price / Princess yang merupakan keluarga inti kerajaan. Lalu gelar Duke / Duchess dan Marquess / Marchioness setelahnya, sebagai bangsawan kelas atas gelar ini memiliki otoritas besar dalam kerajaan. Setelahnya ada bangsawan kelas menengah dengan gelar Earl / Countess dan Viscount / Vinscountess. Kemudian yang terakhir, bangsawan kelas rendah bergelar Baron / Baroness dan Lord / Lady.Bukan tanpa sebab Arthur menginginkan gelar itu, tanpa gelar kebangsawanan mustah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • Raja Tanpa Mahkota   12. Dua dari Tujuh Dosa Besar

    “Hahaha...tidak akan James. Aku dan juga Tuan Wiseman mengakuimu. Akan ku berikan dukunganku nanti malam sebagai Sang Dosa Kemarahan,” ucap Scarlet membuat James lega.Mereka pun kembali ke kamar sembari Scarlet menceritkan tentang para 7 dosa besar yang lain. Dia bercerita bahwa setiap dari mereka membawahi tiap pilar ekonomi dunia hitam. Sebuah roda perekonomian yang berjalan tanpa tidak tercatat dalam pembukuan negara dan hampir pasti melanggar hukum yang ada.Nilai Perekonomian yang berjalan dari balik bayang-bayang itu bahkan mungkin jauh lebih besar dari perputaran ekonomi Negara. Scarlet menceritakan selain dia bekerja sebagai seorang direktur di salah satu perusahaan Wiseman Group, dia juga yang bertanggung jawab dalam mengendalikan bisnis pembunuhan, pengawalan dan pertarungan bawah tanah di seluruh Britania Raya.Sebelum tiba di kamar yang mereka tuju, Scarlet berpisah dengan James karena suatu pekerjaan yang masih harus diurus. Sendirian J

  • Raja Tanpa Mahkota   11. Sumpah Keluarga

    “Stella bersumpah bahwa Kerajaan Britania akan selalu mendukung Oberon beserta seluruh keluarga Wiseman, memperlakukan dia dan keluarga Wiseman selayaknya memperlakukan seorang adik. Sedangkan Sumpah Oberon berbunyi bahwa dia dan anak keturunananya atau siapa pun pewaris keluarga Wiseman akan menjadi pelindung kerajaan dari balik bayangan. Bersikap kepada Stella dan keturunannya seperti seorang adik yang harus melindungi kakak perempuan, meski pun nyawa sebagai taruhannya. Mereka mengikarkan sumpah untuk saling mendukung dan melindungi sebagai satu keluarga. Tidak ada pengkhiatan, tidak ada kebohongan, semua dilakukan atas nama kejayaan keluarga dan Kerajaan Britania Raya. Itulah isi sumpahnya James,” ucap Paman Joaquin.Dengan cermat James menyadari ada yang aneh dengan sumpah itu. Satu berbunyi “mendukung” sedang yang lain berbunyi “melindungi”. Selain itu sumpah yang diucapkan Oberon pun janggal karena ia mengatakan”siapa pun yang

  • Raja Tanpa Mahkota   10. Raja Tanpa Mahkota 3

    ***Untuk melindungi citra dari Sang ratu, para petinggi kerajaan mengatur berbagai konspirasi dan siasat. Kejadian itu membuat para elit tertinggi kerajaan begitu murka. Perbuatan Arthur Wiseman memang sudah kelewat tidak bermoral, memalukan dan sangat tercela. Tanpa memikirkan perasaan Ratu Titania pun Arthur Wiseman, para petinggi itu memisahkan keduanya dengan sebuah putusan pengusiran.Keputusan itu adalah keputusan terbaik yang bisa diambil - dengan mempertimbangkan pengaruh dan jasa Arthur pada kerajaan. Melalui sebuah rapat yang sangat tertutup untuk hanya mengusir Arthur Wiseman dari Istana. Arthur tentu hanya bisa menerima keputusan itu, dia sepenuhnya menyadari kesalahan yang telah dia perbuat. Sangat menyesal itu sudah pasti yang dia rasakan, semua rencana yang telah dia susun dan persiapkan selama bertahun - tahun pun hancur berantakan. Dia hampir gagal untuk bisa bersatu dan bersanding dengan pujaan hatinya.Kendati demikian, ikatan mereka yang sej

  • Raja Tanpa Mahkota   9. Raja Tanpa Mahkota 2

    ***Arthur Wiseman adalah bajingan yang cerdas, dia memiliki sejuta tipu muslihat dan cara untuk membuat orang lain jatuh dalam genggamnya. Tak terkecuali Sang ratu. Melalui pertemuan yang sering dilakukan dengan pihak kerajaan, dia pun berhasil membujuk mereka untuk memberikan sebuah gelar kebangsawanan. Bukan sembarang gelar, Arthur Wiseman meminta bangsawan kelas atas – Gelar Duke.Dalam tatanan kelas kebangsawanan sendiri dapat dibagi menjadi 8 kelas. Mulai dari yang teratas King / Queen dan Price / Princess yang merupakan keluarga inti kerajaan. Lalu gelar Duke / Duchess dan Marquess / Marchioness setelahnya, sebagai bangsawan kelas atas gelar ini memiliki otoritas besar dalam kerajaan. Setelahnya ada bangsawan kelas menengah dengan gelar Earl / Countess dan Viscount / Vinscountess. Kemudian yang terakhir, bangsawan kelas rendah bergelar Baron / Baroness dan Lord / Lady.Bukan tanpa sebab Arthur menginginkan gelar itu, tanpa gelar kebangsawanan mustah

  • Raja Tanpa Mahkota   8. Raja Tanpa Mahkota

    Paman Joaquin mulai membuka mulutnya yang sedari tadi seolah berat untuk mengatakan hal yang ingin dia sampaikan. James kembali menelan ludah karena sorot mata Paman Joaquin yang mendadak berubah. Tajam dan mengeluarkan tekanan luar biasa seperti sebelumnya. Dia mulai bercerita bahwa kisah panjang yang akan diceritakan berawal dari sang pendiri keluarga. Arthur Wiseman, yang hidup di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke -20, ketika itu pemegang tengkuh kekuasaan adalah Ratu Titania. “Pada mulanya Arthur hanya seorang penjahat biasa, tak punya keluarga, hidup di lingkungan kumuh, dan makan dari hasil mencuri serta menjarah. Sampai suatu ketika, tanpa disengaja dia menjarah rombongan Ratu yang tengah berpergian dalam sebuah perjalanan rahasia,” Paman Joaquin berhenti sejenak untuk menyalakan cerutu. Setelah mengisap cerutu itu, cerita kembali berlanjut “Arthur tidak menyadari bahwa orang yang dirampoknya adalah Sang ratu penguasa Britania Raya. Tapi yang disada

  • Raja Tanpa Mahkota   7. Keputusan

    Pewaris keluarga Wiseman dapat dipilih dari luar keluarga, bahkan sekalipun tidak memiliki hubungan darah. Keluarga Wiseman menjunjung tinggi kemampuan seorang individu. Aneh memang, karena tak satu pun keluarga bangsawan - mulai dari kelas bawah sampai kelas atas lain yang setara dengan keluarga Wiseman - memiliki tradisi seperti ini. Sebuah alasan besar melandasi hal tersebut. Ada kisah dan sumpah yang mengikat keluarga Wiseman. Kisah dan sumpah yang hanya diketehui para pewaris keluarga.Tersebunyi dalam kabut tebal, dihilangkan dan dikunci sangat rapat di balik sejarah panjang kerajaan Britania Raya. Sebelum tuan Wiseman melanjutkan cerita panjang di balik alasan itu, dia ingin melihat ketegasan dan ketetapan Hati seorang James dengan menghadapkannya pada sebuah pilihan. “Scarlet bisakah kau keluar terlebih dahulu dan tunggulah di depan ruangan.” Perintah tuan Joaquin dengan wajah serius, menandakan bahwa pembicaraan setalah ini hanya boleh diketahui

  • Raja Tanpa Mahkota   6. Sekelumit Kisah

    Dunia hitam sendiri hanyalah metofora untuk menggambarkan sebuah ranah semu dalam kehidupan masyarakat yang tak memiliki aturan dan norma.Dihuni para penjahat, penyamun dan orang-orang yang mengais penghidupan dari pekerjaan kotor lainnya. Dunia hitam erat kaitannya dengan kejahatan seperti pembunuhan, penculikan dan perampokan.Tapi itu hanya sebagian kecil dari potongan dunia hitam yang terlihat. Pada kenyataanya dunia hitam lebih erat kaitannya dengan berbagai hal berbau ekonomi – uang adalah pusat serta jantung dari dunia hitam itu sendiri. Peredaran narkoba, penyelundupan barang ilegal, pencucian uang, pencurian benda bersejarah dan hal-hal lain berbau uang, jauh lebih dominan dalam kegiatan di dunia hitam.Tempat itu adalah tempat tinggal bagi mereka yang hidup di balik bayang-bayang kemegahan Britania Raya yang menunjung tinggi norma dan hukum. Dan tuan Joaquin mengatakan bila dia dan mendiang ayah James berasal dari tempat itu.Alangkah ter

  • Raja Tanpa Mahkota   5. Keluarga yang Hilang

    Pria tua itu memanggil James dengan sebutan Jemy. Seperti sebuah roll film yang digulung, ingatan masa lalu menyeruak kembali di dalam kepalanya. Jemy adalah nama yang sama sekali tak asing, begitu terasa familier dan hangat. Karena itu adalah nama panggilan yang biasa digunakan oleh mendiang kedua orang tua James untuk memanggil dirinya.Mata James pun mulai berlinang air mata karena kembali mengingat masa lalu, dengan sekuat tenaga dia tahan air mata itu agar tak sampai menetes. Akan sangat memalukan jika dia yang seorang pria dewasa karena hal demikian meneteskan air mata. Tak pantas bagi James yang memiliki harga diri, terlebih disebelahnya ada seorang perempuan.Jari telunjuk dan jempol digunakan James untuk menyeka air mata yang mulai tak terbendung, berpura-pura seolah terdapat segumpal kotoran di dalam matanya. Lalu dia jawab pertanyaan yang dilontarkan pria tua tersebut.“Maaf, saya sama sekali tidak mengingat Tuan. Saya juga tidak tahu siapa Tuan

  • Raja Tanpa Mahkota   4. Tuan Rumah

    “Iya aku diperintahkan oleh pemilik rumah ini untuk membawamu kemari,” lanjutnya “aku tahu kau pasti punya berbagai macam pertanyaan. Simpan dulu semua itu untuk sekarang. Saat nanti bertemu sang tuan rumah ini, kau akan tahu alasan keberadaanmu di sini. Sekarang cepatlah bersiap James, membuat orang itu menuggu sama saja kau sudah rela menghantarkan nyawamu pada Sang Maha Kuasa,” jawab Scarlet sembari meminta James agar bergegas.Karena Scarlet sudah mengatakan demikian, James langsung menuju kamar mandi yang juga ada di ruangan tersebut. Tanpa membuang waktu yang ada, dia telah selesai dengan mandinya dan bersiap mengenakan setelan yang telah dipersiapkan.Dalam hati Scarlet ingin sekali mendandani dan merapikan pakaian James – seperti seorang istri - tapi mereka tidak memiliki cukup waktu untuk bermain rumah-rumahan seperti itu. dia juga harus bergegas untuk bersiap. Selesai dengan segala persiapan yang dibutuhkan untuk terlihat m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status