Saat akan munuju ke sebuah Pub, rupanya Nyonya Scarlet tidak mau pergi ke sembarang Pub. Dia merupakan seorang yang cukup pemilih. Nyonya Scarlet pun meminta kepada Jemes untuk ke sebuah Pub yang berada di pinggiran sungai Thames di Kota London.
Tempat itu tidak terlau jauh dari hotel Mivart tempat pesta penuh kekacauan itu berlangsung. Tak terlalu lama berkendara mereka sampai ke tempat yang maksud oleh Nyonya Scarlet itu. Di depannya bertuliskan“Black Friar”, siapa pun yang pernah tinggal di Kota London pasti mengetahui Pub legendaris ini. Salah satu yang tertua dan salah satu yang terbaik di Kota.
Dari cara memilih tempat untuk minum, James jadi mengetahui satu hal, yakni Nyonya Scarlet merupakan perempuan cantik nan sexy dengan selera dan standar yang sangat tinggi dalam menentukan sesuatu.
Masuklah kedua orang itu ke dalam, memesan beberapa botol minuman beralkohol. Nyonya Scarlet sepertinya memang sudah berlangganan dengan tempat ini, hingga sang “master” atau pemilik Pub cukup mengenali dia dan melemparkan sebuah sapaan dengan hangat kepadanya.
James dan Nyonya Scarlet mengambil tepat duduk di salah satu pojok ruang tempat itu. berhiaskan nuansa klasik, berlampu temaram dan di kelilingi oleh jendela berkaca bening untuk melihat keluar Pub, membuat suasana tempat itu begitu nyaman untuk melepas penat.
Kebetulan sedang tidak terlalu ramai sehingga mereka bisa menikmati suasana untuk meredekan setres dan mendinginkan hati serta pikrian. Entah itu sebuah kebetulan belaka atau mungkin karena awan mendung yang sedari sore sudah memayungi Kota London, membuat orang enggan untuk melangkahkan kaki keluar rumah - takut akan basah oleh hujan.
Belum lama mereka meletakkan tubuh pada tempat duduk, minuman yang dipesan sudah mulai berdatangan satu demi satu. Kedunya pun langsung menenggak minuman-minuman beralkohol itu seolah kerongkongan mereka begitu kering dan haus.
“Cheers,” Nyonya Scarlet melontarkan sebuah kata yang selalu menjadi pembuka bagi siapa pun yang akan meminum-minuman beralkohol. Tetapi ucapan itu bukan dimaksudkan untuk merayakan suatu kebahagiaan, melainkan agar mereka yang meminum itu dilimpahi keberuntungan.
Perbincangan hangat pun terlajin antara James dan Nyonya Scarlet. Mereka terhanyut dalam senda gurau yang tidak jelas arah tujuannya seiring tetes demi tetes minuman beralkohol itu mengalir ditenggorokan. Apa pun menjadi topik perbincangan mereka, mulai dari pembunuhan yang baru tadi terjadi hingga membicarakan orang-orang yang ada di perusahaan.
“Apa kau tahu identitas orang tadi dibunuh James?” tanya Nyonya Scarlet yang sudah mulai mabuk.
“Tidak Nyonya aku sama sekali tidak tahu siapa dia,” Jawab James sambil menggelengkan kepala.
“Kau ini benar-benar bodoh dan tidak tahu apa-apa yah? Ucap Nyonya Scarlet dengan wajah memerah karena banyaknya minuman beralkohol yang dia minum. Tak juga mau berhenti, kembali dia tuang minuman-minuman itu pada gelas miliknya.
Setelah menenggak minuman berjenis wine didepannya, wajah Nyonya Scalet menunjukan sebuah kepuasan yang tak terlukiskan, lalu dia mulai kembali melanjutkan perkataanya,” Pria itu bernama Harry Blackhound, dia adalah kepala bidang keuangan dan hukum di perusahaan pusat kita James. Dia mengabdi cukup lama pada perusahaan, membuatnya punya kedekatan khusus dengan Tuan Wiseman – sang pemilik perusahaan. Mereka yang berani melakukan ini tidak tahu akan berhadapan dengan siapa...glek,” ucap Nyonya Scarlet sembari menenggak lagi minuman dihadapannya.
Dari semua hal dibicarakan itu, sering kali terselip perbincangan mengenai masalah pribadi mereka. Kian malam kian banyak pula minuman keras yang ditenggak oleh mereka, keduanya pun semakin terhanyut dalam rintikan hujan yang mulai turun secara perlahan.
Sebatang rokok mulai disulut oleh Nyonya Scarlet, lalu dia isap dalam-dalam rokok itu. Kepulan asap keluar dari sela-sela mulutnya, wajahnya menunjukkan kepuasan. Seolah asap itu turut pula melambungkan masalah yang dia pikul. Melihat hal itu, membuat James penasaran.
“Maaf nonya, boleh saya minta sebatang?” tanya James kepada Nyonya Scarlet sambil menunjuk sebuah kotak yang berisi batangan rokok yang terletak di depannya.
“Tentu ambilah james, tidak perlu sungkang.” Jawab Nyonya Scarlet
Diambilnya sebatang rokok itu lalu dinyalakan oleh James. Dia isap dalam-dalam hingga kepulan asap keluar dari celah tembakau yang tersusun rapi itu.
“uhuk uhuk...” James langsung terbatuk, karena sebelumnya dia memang tidak pernah merokok.
“Hei James? kau tak apa? pelan-pelan dan santa saja. Ini minumlah dulu, ” ucap Nyonya scarlet sambil menyodorkan sebotol air yang memang sedari awal sudah dia pesan untuk sesekali membilas minuman beralkohol yang terlalu keras.
James meraih sebotol air tersebut dan meminumnya dengan cepat. Sebenarnya dia merasa malu akan hal itu, seorang lelaki dewasa terbatuk karena mengisap sebatang rokok adalah suatu hal yang luar biasa konyol. Tapi perasaan itu bisa dia redam berkat efek dari banyaknya alkohol yang dimimum, sampai membuat setengah kesadarannya menghilang.
Meski terbatuk ketika pertama kali mengisap rokok, tidak membuat James berhenti. Dia masih penasaran untuk menemukan letak kenikmatan lintingan tembakau itu. Setelah tiga sampai empat kali isapan, barulah James merasakan kenikmatan dari sebatang racun yang dia pegang. Pikirannya menjadi lebih tenang, kekalutannya mulai mereda dan tensi darah yang mengalir di otaknya mulai menurun.
Hujan yang kian deras membawa James dan Nyonya Scarlet pada pembicaraan yang lebih jauh dan lebih dalam. Lama berbincang kesana kemari membuat James jadi jauh lebih mengenal sosok bos di hadapannya itu. Berselera tinggi, juga sangat hangat dan menyenangkan jika diajak untuk berbicara.
Ini memang kenyataan yang berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat jika harus dibandingkan dengan kepribadiannya ketika bekerja. Aneh, tetapi james yang sudah setengah sadar pun masih bisa menyadari sisi lain dari Nyonya Scarlet, itu karena perbedaan kepribadian begitu kontras bisa dia saksikan dari bosnya.
Malam pun kian larut, riuh suara rintik hujan tak juga menunjukkan pertanda akan mereda. Seakan langit mengetahui duka lara hati James, dia terus guyurkan airnya hingga terbilas bersih rasa pedih itu hingga tak bersisa barang setitik. Kian deras langit menangis, menghanyutkan james pada alkohol. Dia sungguh telah mabuk oleh minuman setan itu.
Kepulan asap rokok pun tak berhenti keluar dari mulut James meskipun ini adalah yang pertama kali dia mengisap benda tersebut. Terus bersambung antara minuman keras dan rokok membuat James tak lagi kuat menahan dirinya untuk jatuh dalam ketidak sadaran akibat terlalu mabuk.
***
Terik sinar mentari di pagi hari menelisik masuk melawati gorden-gorden yang sedari malam telah tertutup dengan rapat. Kicauan burung saling bersautan satu sama lain, menandakan bahwa pagi telah turun ke dunia. James pun terbangun dengan tidak mengingat sama sekali kejadian semalam. Didapati dirinya tengah tertidur pada sebuah ranjang besar, disebuah kamar yang begitu megah. Di sana, di ranjang itu, dia tidak sendirian. Tepat disebelahnya, tidur seoang perempuan yang begitu menawan, dia tidak lain adalah Nyonya Scarlet, bosnya di perusahaan. Sedikit gerakan dari James membuat Nyonya Scarlet terusik dan akhirnya turut terbangun.
“Hmmmm kau sudah bangun James?” tanya Nyonya Scarlet dengan setengah mengantuk
“ehh iya Nyonya, aku sudah bangun.” Jawab James singkat dengan nada ragu-ragu karena masih bingung dengan keadaan yang dialaminya
“Sudahlah, mulai sekarang dan seterunya kamu sudah tidak perlu memanggilku Nyonya....hoam” ucap Nyonya scarlet sambil menguap mengumpulkan kesadarannya
James masih mencoba mencerna perkataan Scarlet secara perlahan, otaknya berputar keras akibat diliputi kebingungan yang luar biasa. Dia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi semalam. Ketika telah tersadar, dia hanya tahu telah tidur seranjang dengan direktur perusahaannya. Belum lagi perempuan itu sudah dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam, sehingga tubuh sintalnya dapat dilihat dengan jelas oleh James. Membuatnya menelan ludah akibat desis nafsu yang mulai menggerogoti akal sehatnya.
Dilain sisi, James semakin dibuat pusing dengan perkataan bosnya. Dia yang biasa di panggil “Nyonya” mendadak mengatakan bahwa James tidak perlu lagi memanggilnya seperti itu, cukup menyebutkan nama saja. Dengan mengatakan demikian, seolah Scarlet menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi jarak di antara mereka berdua. Sekarang yang menjadi pertanyaan terbesar dalam benak James adalah :
“Apa yang sudah ku perbuat semalam?”
Kedua tangannya memegang erat kepala yang masih berat akibat efek samping karena terlalu banyak minuman beralkohol yang dia minum tadi malam. James mencoba berpikir dengan keras, mencoba sekuat tenaga mengingat apa yang telah dia lakukan semalam sampai membuat Scarlet berperilaku sedemikian manis kepadanya. Kosong – tak ada jawaban apa pun keluar dari kepala James.
“Ya Tuhan....apakah aku melupakan begitu saja kenikmatan tubuh Scarlet karena terlalu mabuk? Kalau begini aku sama saja tidak melakukan apa pun dengannya. Tidak! aku tidak boleh lupa, ayo ingatlah James!” ucap James dalam batin penuh penyesalan
Scarlet dibuat bingung dengan kelakukan James. Dalam pandangan Scarlet, dia melihat James seperti orang yang baru saja menjatuhkan dompet dengan sengaja dipinggir jalan. kemudian setelah beberapa saat, dia menyesali tindakkan bodohnya itu lalu dengan sadar mencarinya kembali.
“James? Kau sedang memikirkan apa?” tanya Scarlet tidak kalah bingung melihat James
“Jawablah dengan jujur Scarlet,” Lanjutnya “Apa aku sudah melakukan sesuatu padamu semalam? Atau kita telah melakukan sesuatu, hingga engkau bersikap sedemikian manis padaku?” tanya James
“Tidak, kita tidak melakukan apa-apa,” sambungnya “ohhh yang kau maksud melakukan ini” ucap Scarlet sambil memegang sesuatu milik james yang sudah mulai bangkit memberontak ingin dikeluarkan.
Cuma lelaki berpenyakit yang tidak bangkit gairah dan birahinya ketika di samping tempat dia tidur ada seorang perempuan cantik nan sexy hanya megenakan pakaian dalam, hingga terlihat jelas dua buah melon yang begitu bulat serta pantat yang tak kalah sempurna miliknya. Mungkin bagi mereka yang disebut orang suci, menahan goda’an sedahsyat ini hanyalah perkara sepele semudah membalik telapak tangan. Namun sayangnya James sama sekali bukan salah satu dari orang-orang tersebut, dia hanyalah seorang pria normal dengan segela nafsunya.
Digoda dengan cara sefrontal itu tentu membuat tembok pertahanan lelaki mana pun akan rubuh, demikian pula dengan James. Disambutnya nafsu itu dengan melumat bibir Scarlet, seolah bibir itu adalah sebuah permen paling nikmat yang pernah dia kecap. Tak kalah dengan James, Scarlet memberikan perlawanan yang cukup sengit dengan jari-jarinya yang mulai merambat masuk kedalam celah-celah celana yang dikenakan oleh James.
Tak berhenti di sana. Jemes pun mulai melepaskan tali bra, yang mengikat kencang dua buah gunung milik Scarlet beserta celana dalamnya. Semakin dilihat, semakin tak kuasa pula James menahan desiran nafsu yang kian membisik tanpa henti.Scarlet yang juga sudah sampai pada batasnya. Tak kuasa lagi menahan diri, hingga dengan buas dia melucuti seluruh tubuh James sampai tak ada satu kain pun yang bersisa.Tubuh mereka yang sudah telanjang bulat membuat suasana semakin tak terbendung, akal sehat James dan Scarlet seolah telah hilang tak bersisa diinjak oleh nafsu yang telah membuncah.“Ahh James...” desah Scarlet.Tak pernah terpikir oleh James bahwa Scarlet bisa sedemikian liar, wanita yang selama ini dia kenal begitu berwibawa di atas meja kantor, kini tak ubahnya lacur di atas kasur.Dalam pergulatan nafsu itu tak satu pun dari mereka mau berhenti dan mengalah hingga beberapa kali ronde permainan membuat tenaga mereka habis t
“Iya aku diperintahkan oleh pemilik rumah ini untuk membawamu kemari,” lanjutnya “aku tahu kau pasti punya berbagai macam pertanyaan. Simpan dulu semua itu untuk sekarang. Saat nanti bertemu sang tuan rumah ini, kau akan tahu alasan keberadaanmu di sini. Sekarang cepatlah bersiap James, membuat orang itu menuggu sama saja kau sudah rela menghantarkan nyawamu pada Sang Maha Kuasa,” jawab Scarlet sembari meminta James agar bergegas.Karena Scarlet sudah mengatakan demikian, James langsung menuju kamar mandi yang juga ada di ruangan tersebut. Tanpa membuang waktu yang ada, dia telah selesai dengan mandinya dan bersiap mengenakan setelan yang telah dipersiapkan.Dalam hati Scarlet ingin sekali mendandani dan merapikan pakaian James – seperti seorang istri - tapi mereka tidak memiliki cukup waktu untuk bermain rumah-rumahan seperti itu. dia juga harus bergegas untuk bersiap. Selesai dengan segala persiapan yang dibutuhkan untuk terlihat m
Pria tua itu memanggil James dengan sebutan Jemy. Seperti sebuah roll film yang digulung, ingatan masa lalu menyeruak kembali di dalam kepalanya. Jemy adalah nama yang sama sekali tak asing, begitu terasa familier dan hangat. Karena itu adalah nama panggilan yang biasa digunakan oleh mendiang kedua orang tua James untuk memanggil dirinya.Mata James pun mulai berlinang air mata karena kembali mengingat masa lalu, dengan sekuat tenaga dia tahan air mata itu agar tak sampai menetes. Akan sangat memalukan jika dia yang seorang pria dewasa karena hal demikian meneteskan air mata. Tak pantas bagi James yang memiliki harga diri, terlebih disebelahnya ada seorang perempuan.Jari telunjuk dan jempol digunakan James untuk menyeka air mata yang mulai tak terbendung, berpura-pura seolah terdapat segumpal kotoran di dalam matanya. Lalu dia jawab pertanyaan yang dilontarkan pria tua tersebut.“Maaf, saya sama sekali tidak mengingat Tuan. Saya juga tidak tahu siapa Tuan
Dunia hitam sendiri hanyalah metofora untuk menggambarkan sebuah ranah semu dalam kehidupan masyarakat yang tak memiliki aturan dan norma.Dihuni para penjahat, penyamun dan orang-orang yang mengais penghidupan dari pekerjaan kotor lainnya. Dunia hitam erat kaitannya dengan kejahatan seperti pembunuhan, penculikan dan perampokan.Tapi itu hanya sebagian kecil dari potongan dunia hitam yang terlihat. Pada kenyataanya dunia hitam lebih erat kaitannya dengan berbagai hal berbau ekonomi – uang adalah pusat serta jantung dari dunia hitam itu sendiri. Peredaran narkoba, penyelundupan barang ilegal, pencucian uang, pencurian benda bersejarah dan hal-hal lain berbau uang, jauh lebih dominan dalam kegiatan di dunia hitam.Tempat itu adalah tempat tinggal bagi mereka yang hidup di balik bayang-bayang kemegahan Britania Raya yang menunjung tinggi norma dan hukum. Dan tuan Joaquin mengatakan bila dia dan mendiang ayah James berasal dari tempat itu.Alangkah ter
Pewaris keluarga Wiseman dapat dipilih dari luar keluarga, bahkan sekalipun tidak memiliki hubungan darah. Keluarga Wiseman menjunjung tinggi kemampuan seorang individu. Aneh memang, karena tak satu pun keluarga bangsawan - mulai dari kelas bawah sampai kelas atas lain yang setara dengan keluarga Wiseman - memiliki tradisi seperti ini. Sebuah alasan besar melandasi hal tersebut. Ada kisah dan sumpah yang mengikat keluarga Wiseman. Kisah dan sumpah yang hanya diketehui para pewaris keluarga.Tersebunyi dalam kabut tebal, dihilangkan dan dikunci sangat rapat di balik sejarah panjang kerajaan Britania Raya. Sebelum tuan Wiseman melanjutkan cerita panjang di balik alasan itu, dia ingin melihat ketegasan dan ketetapan Hati seorang James dengan menghadapkannya pada sebuah pilihan. “Scarlet bisakah kau keluar terlebih dahulu dan tunggulah di depan ruangan.” Perintah tuan Joaquin dengan wajah serius, menandakan bahwa pembicaraan setalah ini hanya boleh diketahui
Paman Joaquin mulai membuka mulutnya yang sedari tadi seolah berat untuk mengatakan hal yang ingin dia sampaikan. James kembali menelan ludah karena sorot mata Paman Joaquin yang mendadak berubah. Tajam dan mengeluarkan tekanan luar biasa seperti sebelumnya. Dia mulai bercerita bahwa kisah panjang yang akan diceritakan berawal dari sang pendiri keluarga. Arthur Wiseman, yang hidup di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke -20, ketika itu pemegang tengkuh kekuasaan adalah Ratu Titania. “Pada mulanya Arthur hanya seorang penjahat biasa, tak punya keluarga, hidup di lingkungan kumuh, dan makan dari hasil mencuri serta menjarah. Sampai suatu ketika, tanpa disengaja dia menjarah rombongan Ratu yang tengah berpergian dalam sebuah perjalanan rahasia,” Paman Joaquin berhenti sejenak untuk menyalakan cerutu. Setelah mengisap cerutu itu, cerita kembali berlanjut “Arthur tidak menyadari bahwa orang yang dirampoknya adalah Sang ratu penguasa Britania Raya. Tapi yang disada
***Arthur Wiseman adalah bajingan yang cerdas, dia memiliki sejuta tipu muslihat dan cara untuk membuat orang lain jatuh dalam genggamnya. Tak terkecuali Sang ratu. Melalui pertemuan yang sering dilakukan dengan pihak kerajaan, dia pun berhasil membujuk mereka untuk memberikan sebuah gelar kebangsawanan. Bukan sembarang gelar, Arthur Wiseman meminta bangsawan kelas atas – Gelar Duke.Dalam tatanan kelas kebangsawanan sendiri dapat dibagi menjadi 8 kelas. Mulai dari yang teratas King / Queen dan Price / Princess yang merupakan keluarga inti kerajaan. Lalu gelar Duke / Duchess dan Marquess / Marchioness setelahnya, sebagai bangsawan kelas atas gelar ini memiliki otoritas besar dalam kerajaan. Setelahnya ada bangsawan kelas menengah dengan gelar Earl / Countess dan Viscount / Vinscountess. Kemudian yang terakhir, bangsawan kelas rendah bergelar Baron / Baroness dan Lord / Lady.Bukan tanpa sebab Arthur menginginkan gelar itu, tanpa gelar kebangsawanan mustah
***Untuk melindungi citra dari Sang ratu, para petinggi kerajaan mengatur berbagai konspirasi dan siasat. Kejadian itu membuat para elit tertinggi kerajaan begitu murka. Perbuatan Arthur Wiseman memang sudah kelewat tidak bermoral, memalukan dan sangat tercela. Tanpa memikirkan perasaan Ratu Titania pun Arthur Wiseman, para petinggi itu memisahkan keduanya dengan sebuah putusan pengusiran.Keputusan itu adalah keputusan terbaik yang bisa diambil - dengan mempertimbangkan pengaruh dan jasa Arthur pada kerajaan. Melalui sebuah rapat yang sangat tertutup untuk hanya mengusir Arthur Wiseman dari Istana. Arthur tentu hanya bisa menerima keputusan itu, dia sepenuhnya menyadari kesalahan yang telah dia perbuat. Sangat menyesal itu sudah pasti yang dia rasakan, semua rencana yang telah dia susun dan persiapkan selama bertahun - tahun pun hancur berantakan. Dia hampir gagal untuk bisa bersatu dan bersanding dengan pujaan hatinya.Kendati demikian, ikatan mereka yang sej
“Hahaha...tidak akan James. Aku dan juga Tuan Wiseman mengakuimu. Akan ku berikan dukunganku nanti malam sebagai Sang Dosa Kemarahan,” ucap Scarlet membuat James lega.Mereka pun kembali ke kamar sembari Scarlet menceritkan tentang para 7 dosa besar yang lain. Dia bercerita bahwa setiap dari mereka membawahi tiap pilar ekonomi dunia hitam. Sebuah roda perekonomian yang berjalan tanpa tidak tercatat dalam pembukuan negara dan hampir pasti melanggar hukum yang ada.Nilai Perekonomian yang berjalan dari balik bayang-bayang itu bahkan mungkin jauh lebih besar dari perputaran ekonomi Negara. Scarlet menceritakan selain dia bekerja sebagai seorang direktur di salah satu perusahaan Wiseman Group, dia juga yang bertanggung jawab dalam mengendalikan bisnis pembunuhan, pengawalan dan pertarungan bawah tanah di seluruh Britania Raya.Sebelum tiba di kamar yang mereka tuju, Scarlet berpisah dengan James karena suatu pekerjaan yang masih harus diurus. Sendirian J
“Stella bersumpah bahwa Kerajaan Britania akan selalu mendukung Oberon beserta seluruh keluarga Wiseman, memperlakukan dia dan keluarga Wiseman selayaknya memperlakukan seorang adik. Sedangkan Sumpah Oberon berbunyi bahwa dia dan anak keturunananya atau siapa pun pewaris keluarga Wiseman akan menjadi pelindung kerajaan dari balik bayangan. Bersikap kepada Stella dan keturunannya seperti seorang adik yang harus melindungi kakak perempuan, meski pun nyawa sebagai taruhannya. Mereka mengikarkan sumpah untuk saling mendukung dan melindungi sebagai satu keluarga. Tidak ada pengkhiatan, tidak ada kebohongan, semua dilakukan atas nama kejayaan keluarga dan Kerajaan Britania Raya. Itulah isi sumpahnya James,” ucap Paman Joaquin.Dengan cermat James menyadari ada yang aneh dengan sumpah itu. Satu berbunyi “mendukung” sedang yang lain berbunyi “melindungi”. Selain itu sumpah yang diucapkan Oberon pun janggal karena ia mengatakan”siapa pun yang
***Untuk melindungi citra dari Sang ratu, para petinggi kerajaan mengatur berbagai konspirasi dan siasat. Kejadian itu membuat para elit tertinggi kerajaan begitu murka. Perbuatan Arthur Wiseman memang sudah kelewat tidak bermoral, memalukan dan sangat tercela. Tanpa memikirkan perasaan Ratu Titania pun Arthur Wiseman, para petinggi itu memisahkan keduanya dengan sebuah putusan pengusiran.Keputusan itu adalah keputusan terbaik yang bisa diambil - dengan mempertimbangkan pengaruh dan jasa Arthur pada kerajaan. Melalui sebuah rapat yang sangat tertutup untuk hanya mengusir Arthur Wiseman dari Istana. Arthur tentu hanya bisa menerima keputusan itu, dia sepenuhnya menyadari kesalahan yang telah dia perbuat. Sangat menyesal itu sudah pasti yang dia rasakan, semua rencana yang telah dia susun dan persiapkan selama bertahun - tahun pun hancur berantakan. Dia hampir gagal untuk bisa bersatu dan bersanding dengan pujaan hatinya.Kendati demikian, ikatan mereka yang sej
***Arthur Wiseman adalah bajingan yang cerdas, dia memiliki sejuta tipu muslihat dan cara untuk membuat orang lain jatuh dalam genggamnya. Tak terkecuali Sang ratu. Melalui pertemuan yang sering dilakukan dengan pihak kerajaan, dia pun berhasil membujuk mereka untuk memberikan sebuah gelar kebangsawanan. Bukan sembarang gelar, Arthur Wiseman meminta bangsawan kelas atas – Gelar Duke.Dalam tatanan kelas kebangsawanan sendiri dapat dibagi menjadi 8 kelas. Mulai dari yang teratas King / Queen dan Price / Princess yang merupakan keluarga inti kerajaan. Lalu gelar Duke / Duchess dan Marquess / Marchioness setelahnya, sebagai bangsawan kelas atas gelar ini memiliki otoritas besar dalam kerajaan. Setelahnya ada bangsawan kelas menengah dengan gelar Earl / Countess dan Viscount / Vinscountess. Kemudian yang terakhir, bangsawan kelas rendah bergelar Baron / Baroness dan Lord / Lady.Bukan tanpa sebab Arthur menginginkan gelar itu, tanpa gelar kebangsawanan mustah
Paman Joaquin mulai membuka mulutnya yang sedari tadi seolah berat untuk mengatakan hal yang ingin dia sampaikan. James kembali menelan ludah karena sorot mata Paman Joaquin yang mendadak berubah. Tajam dan mengeluarkan tekanan luar biasa seperti sebelumnya. Dia mulai bercerita bahwa kisah panjang yang akan diceritakan berawal dari sang pendiri keluarga. Arthur Wiseman, yang hidup di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke -20, ketika itu pemegang tengkuh kekuasaan adalah Ratu Titania. “Pada mulanya Arthur hanya seorang penjahat biasa, tak punya keluarga, hidup di lingkungan kumuh, dan makan dari hasil mencuri serta menjarah. Sampai suatu ketika, tanpa disengaja dia menjarah rombongan Ratu yang tengah berpergian dalam sebuah perjalanan rahasia,” Paman Joaquin berhenti sejenak untuk menyalakan cerutu. Setelah mengisap cerutu itu, cerita kembali berlanjut “Arthur tidak menyadari bahwa orang yang dirampoknya adalah Sang ratu penguasa Britania Raya. Tapi yang disada
Pewaris keluarga Wiseman dapat dipilih dari luar keluarga, bahkan sekalipun tidak memiliki hubungan darah. Keluarga Wiseman menjunjung tinggi kemampuan seorang individu. Aneh memang, karena tak satu pun keluarga bangsawan - mulai dari kelas bawah sampai kelas atas lain yang setara dengan keluarga Wiseman - memiliki tradisi seperti ini. Sebuah alasan besar melandasi hal tersebut. Ada kisah dan sumpah yang mengikat keluarga Wiseman. Kisah dan sumpah yang hanya diketehui para pewaris keluarga.Tersebunyi dalam kabut tebal, dihilangkan dan dikunci sangat rapat di balik sejarah panjang kerajaan Britania Raya. Sebelum tuan Wiseman melanjutkan cerita panjang di balik alasan itu, dia ingin melihat ketegasan dan ketetapan Hati seorang James dengan menghadapkannya pada sebuah pilihan. “Scarlet bisakah kau keluar terlebih dahulu dan tunggulah di depan ruangan.” Perintah tuan Joaquin dengan wajah serius, menandakan bahwa pembicaraan setalah ini hanya boleh diketahui
Dunia hitam sendiri hanyalah metofora untuk menggambarkan sebuah ranah semu dalam kehidupan masyarakat yang tak memiliki aturan dan norma.Dihuni para penjahat, penyamun dan orang-orang yang mengais penghidupan dari pekerjaan kotor lainnya. Dunia hitam erat kaitannya dengan kejahatan seperti pembunuhan, penculikan dan perampokan.Tapi itu hanya sebagian kecil dari potongan dunia hitam yang terlihat. Pada kenyataanya dunia hitam lebih erat kaitannya dengan berbagai hal berbau ekonomi – uang adalah pusat serta jantung dari dunia hitam itu sendiri. Peredaran narkoba, penyelundupan barang ilegal, pencucian uang, pencurian benda bersejarah dan hal-hal lain berbau uang, jauh lebih dominan dalam kegiatan di dunia hitam.Tempat itu adalah tempat tinggal bagi mereka yang hidup di balik bayang-bayang kemegahan Britania Raya yang menunjung tinggi norma dan hukum. Dan tuan Joaquin mengatakan bila dia dan mendiang ayah James berasal dari tempat itu.Alangkah ter
Pria tua itu memanggil James dengan sebutan Jemy. Seperti sebuah roll film yang digulung, ingatan masa lalu menyeruak kembali di dalam kepalanya. Jemy adalah nama yang sama sekali tak asing, begitu terasa familier dan hangat. Karena itu adalah nama panggilan yang biasa digunakan oleh mendiang kedua orang tua James untuk memanggil dirinya.Mata James pun mulai berlinang air mata karena kembali mengingat masa lalu, dengan sekuat tenaga dia tahan air mata itu agar tak sampai menetes. Akan sangat memalukan jika dia yang seorang pria dewasa karena hal demikian meneteskan air mata. Tak pantas bagi James yang memiliki harga diri, terlebih disebelahnya ada seorang perempuan.Jari telunjuk dan jempol digunakan James untuk menyeka air mata yang mulai tak terbendung, berpura-pura seolah terdapat segumpal kotoran di dalam matanya. Lalu dia jawab pertanyaan yang dilontarkan pria tua tersebut.“Maaf, saya sama sekali tidak mengingat Tuan. Saya juga tidak tahu siapa Tuan
“Iya aku diperintahkan oleh pemilik rumah ini untuk membawamu kemari,” lanjutnya “aku tahu kau pasti punya berbagai macam pertanyaan. Simpan dulu semua itu untuk sekarang. Saat nanti bertemu sang tuan rumah ini, kau akan tahu alasan keberadaanmu di sini. Sekarang cepatlah bersiap James, membuat orang itu menuggu sama saja kau sudah rela menghantarkan nyawamu pada Sang Maha Kuasa,” jawab Scarlet sembari meminta James agar bergegas.Karena Scarlet sudah mengatakan demikian, James langsung menuju kamar mandi yang juga ada di ruangan tersebut. Tanpa membuang waktu yang ada, dia telah selesai dengan mandinya dan bersiap mengenakan setelan yang telah dipersiapkan.Dalam hati Scarlet ingin sekali mendandani dan merapikan pakaian James – seperti seorang istri - tapi mereka tidak memiliki cukup waktu untuk bermain rumah-rumahan seperti itu. dia juga harus bergegas untuk bersiap. Selesai dengan segala persiapan yang dibutuhkan untuk terlihat m