Tobi merasa seperti menyelesaikan masalah sepele. Sebenarnya, energi dingin di tubuh Jessi sangat luar biasa dan butuh banyak usaha untuk mengeluarkannya.Semua orang terpengarah. Bahkan, Damar pun tak kalah kagetnya. Pria itu langsung berseru, "Terima kasih, Tuan Tobi!"Apalagi, dia paling mengetahui kondisi putrinya. Sudah banyak dokter yang angkat tangan, tetapi Raja Naga bisa menyembuhkannya dengan mudah."Keterampilan medis Dokter Tobi benar-benar luar biasa. "Tadi saya nggak sopan. Seharusnya saya percaya kalau keterampilan Anda begitu hebat."Dokter Darwin yang awalnya merasa terkejut, lalu segera meminta maaf.Merasa keterampilan Dokter Darwin juga tidak terlalu buruk, Tobi pun menjawab dengan sopan, "Nggak masalah!"Dokter Darwin segera membungkukkan badannya lebih dalam lagi dan bertanya, "Kalau begitu, maukah Tuan menerima saya sebagai murid Anda? Biar saya bisa belajar ilmu medis dari Anda?”Dilihat dari penampilannya, sepertinya Dokter ingin segera berlutut dan berguru kep
Setelah acara makan-makan selesai, Damar tidak hanya memberi Tobi hadiah, tetapi dia bahkan sengaja mengantar pria itu pulang ke Vila Distrik Terra 1 yang letaknya di tengah gunung itu.Melihat Tobi berlalu, Dokter Darwin diam-diam merasa tidak rela.Jika memungkinkan, dia ingin mengikuti Tobi pulang.Di saat yang sama, Tania yang sedang berjalan-jalan di sekitar Distrik Terra itu tampak merasa iri, "Indah sekali. Kapan aku bisa punya vila seperti ini?""Area sini masih kalah dengan Vila Distrik Terra 1 yang berada di tengah gunung itu. Meski punya uang, kamu juga nggak bisa beli," ujar Joni yang berada di sebelahnya."Keluarga kalian juga nggak bisa?"Joni menggelengkan kepalanya, "Nggak bisa." Kali ini, dia tidak menyombongkan diri lagi."Astaga. Bahkan Keluarga Luhardi yang begitu hebat pun nggak bisa memilikinya. Kira-kira siapa yang bisa? Aku penasaran.""Jangan bermimpi. Kamu nggak mungkin punya kesempatan untuk berhubungan dengan orang seperti itu seumur hidupmu."Tania mengangg
Memikirkan apa yang dikatakan kakek tua itu di telepon, pria itu sudah bisa menebaknya, "Kenapa wajahmu memerah? Jangan-jangan Kakek ingin kita tidur bersama malam ini?""Ku ... kurang lebih seperti itu," jawab Widia gugup.Setelah berpikir sejenak, Tobi segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak bisa. Apa tubuhmu hanya bernilai 200 juta?"Widia merasa malu sekaligus kesal, lalu berkata dengan kasar, "Apa kamu bilang! Meski kamu setuju, aku nggak akan membiarkan kamu memperoleh apa yang kamu inginkan. Sebaliknya, kalau kamu menolak, aku bisa memberimu uang.""Baiklah," janji Tobi."Kamu setuju?""Ya, tapi 200 juta nggak cukup. Aku mau 2 miliar."'Tak tahu malu', diam-diam Widia mengutuknya dalam hati. Namun, wanita itu tetap menyetujuinya. Widia mengeluarkan cek dan menulis 2 miliar di atasnya, kemudian menyerahkannya kepada Tobi.Mereka berdua pun berjalan masuk. Di ruang tamu, hanya terlihat ayah dan ibunya Widia.Melihat Tobi mendekat, tanpa basa-basi, Yesa langsung mencerca
Namun, sebelum Widia memikirkan cara untuk menolaknya, Tobi segera berkata, "Kakek, aku menghargai tawaranmu, tapi untuk sementara, aku nggak mau kerja di perusahaan."Ketika Yesa mendengar ini, dia langsung menghina Tobi, "Nggak mau kerja? Jadi, kamu mau santai saja dan numpang hidup secara gratis?""Nggak juga. Lagian, aku punya uang, kok," kata Tobi.Pria itu punya uang? Kalau benar seperti itu, kenapa dia mau tinggal di keluarga mereka kami?Selain itu, bukankah dia baru saja turun dari gunung. Dari mana pria miskin seperti itu punya uang?Namun, kali ini Herman segera menghentikan Yesa. Mereka bisa mempermalukan pria itu, tapi mereka tidak boleh memaksanya bekerja di perusahaan. Bukankah itu akan merusak reputasi putrinya?Setelah memikirkan hal ini, Yesa segera tutup mulut.Saat teringat dengan 2 miliar yang dia berikan itu, ekspresi wajah Widia tiba-tiba menjadi jijikPria tak berguna itu pasti berpikir bahwa dengan adanya 2 miliar itu, dia bisa melakukan semua hal yang dia ingi
"Sudahlah. Aku masih punya urusan dan aku nggak punya waktu untuk bicara denganmu."Tobi mendorong Herman keluar dan menutup pintu.Herman langsung tercengang.Ternyata dialah yang seharusnya ditertawakan.Setelah kembali, dia memberi tahu istrinya tentang hal itu.Saking marahnya, suami istri itu hampir merusak ranjang.Siang harinya, Tobi berjalan ke ruang tamu dan melihat suami istri itu sedang berbicara dengan seorang pria muda."Ayah, Ibu, lihat saja. Bukankah dia hanya orang desa saja? Lihat bagaimana aku menghadapinya lagi. Aku yakin dia akan ketakutan setengah mati.""Ya, Candra. Ayah dan ibu bergantung kepadamu.""Jangan khawatir. Putramu ini penguasa tertinggi di Kota Tawuna. Menghadapi orang seperti ini hanya perlu beberapa menit saja. Aku hanya perlu menamparnya beberapa kali saja agar dia patuh. Kalau nggak, aku akan membuatnya menderita.""Dia sudah datang," kata Yesa.Ketika Candra mendengar itu, dia berbalik dan melihat Tobi. Kemudian, dia berdiri dan melangkah maju, "N
Ekspresi Kakek Muhar tiba-tiba berubah. Dia paling tahu dengan sifat cucunya itu. Dia menoleh ke arah cucunya, berharap bahwa itu semuanya hanya salah paham saja.Namun, tubuh Candra telah gemetar dan kata-kata yang dia ucapkan tampak tergagap, "Aku ... aku nggak tahu, nggak tahu kalau dia wanitanya saudara Tuan Bowo ....""Kamu! Berengsek!"Saking marahnya, Kakek Muhar langsung menamparnya dengan keras.Wajah Herman dan istrinya juga memucat. Mereka tidak mengenal Tuan Bowo, tetapi mereka pernah mendengar reputasinya. Mana mungkin mereka tidak takut?Apapun yang terjadi, dia tidak bisa mengabaikan cucunya begitu saja.Kakek Muhar melangkah maju, berpura-pura tenang dan berkata, "Tuan Bowo, cucuku telah bersalah, tapi itu terjadi karena dia nggak tahu. Tuan sangat murah hati, tolong maafkan dia kali ini. Jangan khawatir, kami pasti akan memberi kompensasi.""Baik. Berikan 200 miliar, lalu kami anggap masalah ini berlalu."Apa? 200 miliar?Herman dan lainnya langsung panik. Aset seluruh
Awalnya, Bowo sangat emosi mendengar ejekan seperti itu, tetapi saat dia berbalik dan melihat Tobi, ekspresinya tiba-tiba berubah.Dia? Bukankah pemimpin sudah berpesan untuk tidak mencari masalah dengan orang hebat ini?Dia tidak tahu identitas pria ini, tetapi tadi malam pemimpin sengaja berpesan kepada empat kepala aula, jika mereka bertemu dengan orang ini, pemimpin menyuruh mereka menghormatinya.Jika menyinggung pemimpin, mereka paling hanya akan dipukul. Namun, jika mereka berani menyinggung orang ini, bahkan dewa pun tidak bisa menolongnya."Kakek Muhar, pintu ini kenapa?"Tiba-tiba muncul dua orang dari luar. Yang satunya adalah seorang pemuda tampan. Dilihat dari pakaiannya, dia pasti anak orang kaya.Begitu Kakek Muhar melihatnya, dia baru sadar, ternyata pemuda itu adalah Joni, putra dari Keluarga Luhardi.Joni merupakan satu-satunya pewaris Keluarga Luhardi dan keluarganya sangat berkuasa di Kota Tawuna. Mungkin dia punya cara untuk mengatasi masalah ini.Kakek Muhar buru-
"Dia omong kosong? Aku lihat kamulah yang omong kosong!"Widia tidak bisa lagi menahan emosinya lagi."Padahal sudah kubilang berulang kali, jangan membual lagi. Kenapa kamu masih melakukannya? Apalagi, Tuan Joni selalu sopan dan sering membantu keluargaku. Apa kamu pikir memfitnah orang lain itu keterlaluan sekali?"Herman segera memanfaatkan kesempatan itu dan berkata, "Benar. Tobi, kami nggak menyalahkanmu nggak punya kemampuan, tapi kamu malah memfitnah penolong keluarga kami. Kalau kamu terus seperti ini, keluarlah dari Keluarga Lianto.""Sudahlah. Sebenarnya aku mengerti perasaan Saudara Tobi. Dia hanya orang desa yang tinggal di pegunungan dan nggak mengerti apa-apa. Dia pasti akan merasa iri padaku," kata Joni sambil tersenyum."Kalau nggak punya kemampuan, seharusnya kamu rendah hati. Coba pikirkan kelakuanmu tadi, apa kamu mau membunuh kami?" timpal Yesa.Tobi mengerutkan kening. Dia tahu, meski dia membela diri, hal itu juga tidak ada gunanya. Sebaliknya, dia akan makin dise
Karena Widia tahu ibunya sangat menginginkan Grup Lianto, bahkan enggan melepaskan posisi direktur. Namun, lantaran ini adalah keputusan Tobi, Widia juga tidak akan bertindak sembarangan sebelum berdiskusi dengan pria itu lebih dulu. Jadi, dia pun mengangguk."Baiklah. Kalau begitu, ayo kita selesaikan secepatnya." Meski berhasil menyakinkan putrinya, Yesa tahu dia juga tidak berani melanggar permintaan Tobi. Jika tidak, entah hal seperti apa yang akan menimpanya nanti.Dia harus menyerahkan Grup Lianto sekarang. Kelak, siapa tahu dia masih bisa merebutnya kembali dari tangan putrinya. Kalaupun tidak bisa, dia juga harus berperan sebagai ibu mertua yang baik.Saat itu, berdasarkan kekuatan Tobi yang hebat, dia bahkan bisa menghasilkan banyak uang hanya dengan menerima berbagai hadiah atau memanfaatkan menantunya itu.Setelah itu, dia akan perlahan-lahan merebut Grup Lianto kembali dan menggunakan reputasi Tobi untuk memamerkan prestise serta alat untuk menghasilkan uang.Ini juga merup
Karena merasa bersalah, Widia bertanya dengan perhatian, "Bu, apa kamu baik-baik saja?"Lantaran Tobi setuju untuk membantunya, nafsu makan Yesa juga telah membaik. Wajahnya kini juga terlihat jauh lebih rileks.Namun, begitu mengetahui Widia datang, dia segera memasang tampang menyedihkan.Yesa bisa mendapatkan kembali Grup Lianto atau tidak sepenuhnya bergantung pada aktingnya di depan putrinya."Hais. Ibumu ketakutan setiap hari. Tekanan yang dia rasakan terlalu besar. Dia hampir pingsan berkali-kali. Dia terus memanggil namamu dalam mimpi. Dia sangat merindukanmu," seru Herman sambil menghela napas di samping.Mendengar itu, Widia makin menyesal. Dia buru-buru berkata, "Bu, maaf, aku baru datang sekarang!"Namun setelah dipikir-pikir, bukankah ibunya dikurung di dalam? Bagaimana ayahnya bisa mendengar ibunya memanggil namanya dalam mimpi?Hanya saja, Yesa buru-buru berkata, "Gadis bodoh, kenapa kamu minta maaf! Dari awal, ini semua memang kesalahanku. Aku pantas mendapatkan semua i
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Terima kasih, Kak Fiona," seru Elsa dengan senang."Sama-sama. Kamu adalah karyawan perusahaanku. Melindungimu sudah menjadi tugasku," kata Fiona sambil tersenyum.Meski demikian, Elsa masih sangat bersyukur karena perusahaan sebenarnya tidak harus menangani hal-hal seperti ini. Apalagi, lawan mereka adalah perusahaan besar seperti Grup Haeron.Jika Elsa bergabung dengan perusahaan lain, mungkin dia sudah dikorbankan dari awal.Tunggu. Bukankah dia harus menyampaikan kabar baik ini pada Tobi? Jangan sampai pria itu khawatir dengan balas dendam Jonatan lagi.Elsa segera mencari nomor telepon Tobi dan langsung menghubungi pria itu.Tobi baru bersiap untuk beristirahat. Saat melihat nomor di layar telepon, dia langsung mengangkatnya. "Halo!"Sifat Elsa memang lebih blak-blakkan. Begitu diangkat, dia langsung bertanya, "Tobi, kamu lagi apa?""Lagi tidur.""Kamu masih bisa tidur?" Elsa tampak terkejut. Apa pria itu tidak takut Jonatan mencari masalah denga
"Fiona, kenapa kamu nggak bicara? Jangan khawatir, siapa pun yang berani menyentuhmu, aku pasti akan membuatnya berakhir mengenaskan seperti Leonel sebelumnya."Nada bicara Tobi begitu tegas. Bahkan, ada kemarahan dan niat membunuh terkandung dalam kata-katanya.Mendengar perkataan dan nada bicaranya Tobi, Fiona makin bersemangat. Bukankah ini berarti Kak Tobi sangat menghargai dirinya? Dia buru-buru berkata, "Nggak. Kak Tobi, jangan khawatir. Nggak ada yang berani macam-macam padaku, kok.'"Oh, jadi masalah apa?""Artis di perusahaan kami."Fiona menjelaskan. "Dia diancam oleh seseorang untuk menjadi wanitanya. Apalagi, orang itu punya latar belakang yang kuat. Aku nggak bisa berbuat apa-apa, jadi aku terpaksa harus minta bantuanmu.""Oh, siapa orang itu?" tanya Tobi. Kenapa hal seperti itu sering terjadi belakangan ini? Elsa baru saja mengalaminya dan sekarang perusahaan Fiona juga mengalaminya."Namanya Jonatan, dari Grup Haeron. Meski dia hanya pemegang saham kecil, dalam industri
Jika Elsa tidak bersedia menjadi pacarnya, Perusahaan Musik Firtouz dan karier Elsa sendiri pasti akan hancur.Setelah menutup telepon, Jonatan langsung memasang ekspresi bangga dan arogan.Elsa mengira melaporkan hal ini pada perusahaannya akan membuatnya takut. Apa gadis itu tidak bisa membandingkan kesenjangan di antara kedua perusahaan? Hanya berdasarkan sebuah perusahaan kecil yang baru didirikan, sudah berani mengancamnya?Benar-benar cari mati.Jonatan juga menyukai Fiona. Hanya saja, karena Fiona termasuk salah satu bos, jadi dia tidak berani menyentuhnya. Jika Fiona bersedia menyerahkan Elsa kepadanya kali ini, Jonatan mungkin juga akan mempertimbangkan untuk mendapatkannya.Jonatan akan menguji dulu seberapa jauh Perusahaan Musik Firtouz akan menyerah. Jika mudah ditindas, kelak bukankah pria itu bisa melakukan apa pun yang dia inginkan?Agar Fiona bisa mendengar pembicaraan mereka, Helia sengaja menyalakan pengeras suara. Jadi, yang lainnya juga sudah mendengar dengan jelas.
Begitu mendengar kata-kata Fiona yang begitu mendominasi, baik Elsa maupun Betty langsung tercengang. Elsa kemudian bertanya dengan ekspresi bingung, "Kak Fiona, apa maksud perkataanmu?"Helia tersenyum tipis dan berkata dengan penuh percaya diri, "Gampang saja. Kalau Jonatan berani macam-macam, dia akan mati mengenaskan."Bahkan, Keluarga Byantara dari Jatra pun harus tunduk. Tuan muda dan juga kepala Keluarga Byantara diperlakukan dengan buruk oleh Tuan Tobi. Namun, Keluarga Byantara tidak berani protes sedikit pun.Mana mungkin Tuan Tobi akan memandang serius Grup Haeron?Begitu mendengar kata-kata itu, Elsa dan Betty terkejut. Keduanya seakan tidak percaya. "Bu Helia, mengapa kamu bilang begitu? Apa ada orang yang mendukung Kak Fiona dari belakang?""Tentu saja!""Apalagi, dia bukan tokoh besar biasa," jawab Helia sambil tersenyum. Setelah menyaksikan kejadian terakhir kali, dia juga tidak perlu takut lagi.Fiona juga mengangguk. Dia berkata sambil sedikit tersenyum, "Sebenarnya, y
"Itu bukannya karena dia terlalu sombong dan nggak tahu diri. Lupakan saja, ayo cepat pergi. Kita harus memikirkan bagaimana cara menghadapi Jonatan ke depannya," ucap Betty.Mendengar itu, Elsa mengangguk dan berkata, "Tobi, aku pergi dulu! Jonatan ini bukan orang biasa. Aku harus memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya.""Ya, pergilah." Tobi mengangguk. Mereka tidak mau menerima bantuan, jadi Tobi juga tidak perlu memaksanya. Namun jika dibutuhkan, pria itu tetap akan membantunya.Lagi pula, Tobi juga tidak ingin melihat gadis sebaik itu dihancurkan oleh seorang bajingan."Oh ya, aku pasti akan menolaknya dan juga nggak akan berkompromi dengannya. Dia bisa menemukanku. Aku rasa dia juga akan mendatangimu untuk balas dendam. Jadi, kamu harus berhati-hati."Sebelum pergi, Elsa segera mengingatkan Tobi.Mendengar itu, Tobi tampak ragu sejenak. Kemudian, dia berkata, "Bagaimana kalau kamu simpan nomor teleponku?"Elsa tertegun sejenak. Dia segera mengangguk, kemudian menekan no
Elsa akhirnya melihat wajah pria itu dengan jelas. Dia pun berseru dengan kaget, "Kamu!""Ya, ini aku. Kenapa Nona Elsa begitu terburu-buru? Mau ke mana?" tanya Tobi sambil tersenyum."Aku ...."Elsa tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Kebetulan matanya menangkap sosok Kristin di sebelah Tobi. Cantik sekali gadis ini. Dia pun bertanya dengan penasaran, "Ini siapanya Tuan Tobi?""Adikku, Kristin," jawab Tobi.Begitu mendengar itu, wajah Kristin sedikit berubah."Oh, adikmu ya? Halo!" sapa Elsa dengan sopan. Entah kenapa ada kegembiraan yang tak bisa dijelaskan di dalam hatinya. Bahkan, dia sendiri juga tidak menyadarinya."Halo!" balas Kristin dengan sopan.Setelah menyapa, Elsa segera bertanya, "Kalian sudah makan? Kalau belum, biar aku traktir kalian makan. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih untuk bantuanmu sebelumnya.""Nggak perlu. Aku sudah makan," jawab Tobi.Saat ini, Betty yang baru saja menyusul Elsa langsung buru-buru berkata, "Elsa, apa yang kamu lakukan? Cepat pakai
Setelah masuk ke dalam, Jonatan berkata dengan nada datar, "Nona Elsa, apa kamu sudah mempertimbangkannya? Asalkan kamu bersedia menjadi pacarku, aku bisa memberimu sumber daya yang nggak terhitung jumlahnya agar statusmu makin meningkat. Dengan begitu, impianmu untuk menjadi penyanyi top juga selangkah lebih maju.""Dari segi film dan televisi, aku pasti akan membantumu mendapatkan peran sebagai tokoh wanita utama dalam film yang disutradarai oleh Sutradara Pablo kali ini."Berdasarkan kemampuan yang dimiliki Jonatan, ditambah lagi dengan keunggulan Elsa sendiri, dia pasti bisa mendapatkan peran itu.Menurutnya, Elsa hanya butuh perusahaan besar untuk mendorong perkembangan kariernya.Dia merasa Elsa terlalu bodoh. Setelah kontrak tiga tahunnya berakhir, dia justru bergabung dengan perusahaan kecil tanpa reputasi. Dia hanya menyia-nyiakan bakat dan peluang bagusnya.Perusahaan Elsa yang sebelumnya juga bodoh. Bisa-bisanya mereka menyetujui Elsa menandatangani kontrak tiga tahun.Mana