Selesai berbicara, Tobi menoleh dan memandang Widia. Dia diam-diam menghela napas. "Widia, maaf, aku pergi dulu!"Begitu meninggalkan kata-kata itu, dia pun melangkah keluar.Tempat ini bukanlah tempat yang layak dia tinggali."Tobi!"Widia merasa cemas. Dia barusan telah berusaha menghentikan mereka, tetapi sudah terlambat. Dia langsung memarahi keluarganya, "Kalian benar-benar gila. Entah apa yang sebenarnya kalian inginkan."Selesai berbicara, dia langsung pergi mengejar Tobi.Namun, ibunya langsung maju ke depan, lalu meraih tangan putrinya sambil membentaknya, "Kamu mau ke mana? Setelah punya pacar, kamu nggak menginginkan keluargamu lagi? Widia, kalau kamu berani keluar dari rumah hari ini, aku pasti akan mati di hadapanmu.""Terserah kamu saja!"Widia sudah tidak peduli lagi. Dia bersikeras menepis tangan ibunya dan bersiap untuk mengejar Tobi.Dia merasa keluarganya sangat keterlaluan. Apalagi, ini sudah bukan pertama kalinya."Oke. Kamu ingin aku mati, 'kan? Kalau begitu, aku
Yesa merasa Tobi benar-benar tidak tahu malu. Padahal pria itu baru saja pergi belum lama, tetapi dia sudah mengatur kepala Keluarga Yudistira yang palsu ke sini. Mungkin kepala keluarga palsu ini juga datang untuk mencari Tobi.Kenapa dia tidak langsung mengatakan Tobi adalah putra dari Keluarga Yudistira saja?Kali ini, Kakek Muhar dan Yesa malah memiliki pemikiran yang sama.Tuan Besar Ezra tersenyum pahit. Tak disangka, mereka akan meragukan identitasnya. Dia pun berkata tak berdaya, "Aku rasa kalian sepertinya salah paham. Aku memang ....""Sudahlah!""Kamu sudah terbongkar. Buat apa berpura-pura lagi?"Yesa langsung tersenyum sinis, "Kalau nggak ada hal lain, silakan keluar dari sini. Kalau bukan karena memandang usiamu sudah tua, aku pasti sudah mengusirmu dengan sapu."Ekspresi wajah Tuan Besar Ezra langsung berubah. Dia hampir tidak sanggup menahan emosinya. Bayangkan, dirinya, Ezra, telah menjadi pemimpin Jatra selama bertahun-tahun, apalagi setiap orang yang bertemu denganny
Sikap seperti itu benar-benar membuat orang-orang di samping Tuan Besar Ezra tidak tahan lagi. Khususnya, Basyir, yang selalu mengikuti Tuan Besar Ezra. Dia tampak emosi.Meski tuannya marah, dia juga tidak peduli lagi. Dia melepaskan momentum yang menakjubkan dan berkata dengan marah, "Kalian lancang sekali. Apa kalian nggak tahu seberapa tinggi status Tuan Besar kami? Bisa-bisanya kalian menghinanya seperti ini!"Yesa dan yang lainnya mendadak merasakan tekanan yang mengerikan. Tubuh mereka bahkan gemetar. Namun, Yesa segera menyadari bahwa ini hanya karena pihak lain merasa emosi.Huh! Begitu wajah asli mereka terbongkar, mereka menggunakan metode seperti ini agar bisa kembali mendapatkan kepercayaan. Yesa sangat paham dengan taktik kecil seperti ini.Jadi, Yesa langsung berkata dengan marah, "Buat apa berpura-pura di sini? Bukankah hanya sekelompok penipu? Kalian kira kami nggak berani bertindak? Percayalah, aku akan segera lapor polisi dan memenjarakanmu.""Benar. Keluarga Lianto
"Apa yang bisa membuatnya takut? Kita bahkan pernah mengutus orang. Seni bela dirinya terlalu tinggi, kita nggak akan bisa mengalahkannya," ucap Kakek Muhar sambil menggelengkan kepalanya."Itu karena kita nggak menemukan orang yang tepat. Kebetulan aku baru dapat kabar dari seorang teman. Dia bilang ada sebuah organisasi pembunuh yang sangat hebat," kata Yesa."Pembunuh?"Ekspresi Kakek Muhar berubah. Dia mengamati sekelilingnya dan berbisik, "Bagaimana kalau dia terbunuh nantinya?""Nggak usah pedulikan hal itu. Lagian, ini salahnya sendiri," ujar Yesa dengan kejam."Baiklah, tapi usahakan jangan membunuhnya. Omong-omong, organisasi apa yang kamu cari?""Sekte Setan. Hanya saja, aku juga nggak begitu tahu detailnya. Aku hanya tahu pemimpin mereka, Raja Setan, sangatlah kuat. Asal beri mereka uang, nggak ada orang yang nggak bisa mereka bunuh.""Ya sudah. Kuserahkan masalah ini kepadamu," ucap Kakek Muhar."Baik. Aku akan menelepon sekarang. Dengan 20 miliar, aku jamin dia nggak akan
"Apa yang terjadi?" tanya Tobi."Dewa Perang Albus dari Keluarga Yudistira disergap di luar daerah dan tewas dalam pertempuran."Tobi tertegun sejenak. Ada kilatan keterkejutan melintas di matanya. Dewa Perang Albus merupakan salah satu dari empat Dewa Perang Negara Harlanda. Kekuatannya telah mencapai tingkat puncak Guru Besar. Dia pun bertanya, "Kamu yakin?""Ya.""Ulah siapa ini?""Masih belum jelas. Para pemimpin sangat emosi. Mereka memerintahkan Harita untuk menyelidiki masalah ini dan menuntut agar pelakunya diselidiki sampai akhir!""Ya, kematian Dewa Perang Albus bukanlah masalah kecil. Negara Harlanda bukan hanya kehilangan kekuatan tempur tapi yang lebih penting lagi, ini juga termasuk penghinaan terhadap Harlanda," ucap Tobi sambil menghela napas.Walau dia sangat benci dengan Keluarga Yudistira, apalagi kemungkinan besar yang memburu ibunya dan dirinya adalah Keluarga Yudistira, tetapi kebenaran ini masih belum terbukti sepenuhnya.Hanya dengan menemukan ibunya, dia baru b
"Gadis Bodoh, apa yang kamu khawatirkan? Aku nggak mengabaikanmu. Hanya saja, ponselku kehabisan baterai. Aku baru saja mengisi daya dan langsung meneleponmu kembali.""Sungguh? Kamu nggak menyalahkanku?""Kenapa harus menyalahkanmu? Lagian, ini bukan salahmu."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan terlalu banyak pikir. Asalkan hatimu bersamaku, nggak ada yang bisa memisahkan kita. Lagi pula, ini hanya masalah kecil.""Ya. Kapan pun itu, hatiku akan selalu bersamamu." Selesai berbicara, Widia mendadak malu. Dia merasa dirinya terlalu agresif. Dia kemudian buru-buru bertanya, "Kamu lagi di mana sekarang?""Di Vila Distrik Terra 1. Kenapa? Apa kamu berniat menebusku?" tanya Tobi sambil tersenyum.Namun, siapa sangka, Widia, yang selalu tampak dingin itu akan berkata, "Mereka mungkin nggak memperbolehkanku keluar. Kalau nggak, aku pasti akan pergi mencarimu sekarang.""Tapi kamu tenang saja, aku pasti akan menjelaskannya kepada mereka.""Nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jelaska
Berbicara tentang Yesa, cara kerjanya sangatlah efisien.Belum sampai setengah jam, semuanya telah selesai.Dia bahkan menghabiskan uang sebanyak 20 miliar!Sebenarnya, Yesa tidak rela. Temannya bilang, meski Tobi pintar seni bela diri, biayanya hanya perlu 20 miliar.Lagi pula, Tobi hanya orang biasa, bukan tokoh hebat.Namun, begitu selesai mengutus orang, pelayan datang untuk melaporkan bahwa ada banyak mobil di luar dan orang yang datang mengunjungi kediaman Lianto.Kakek Muhar dan anggota Keluarga Lianto lainnya tercengang. Apa yang terjadi? Mengapa ada begitu banyak orang datang berkunjung?Yesa tidak tahan lagi dan langsung mengomel, "Apa yang terjadi? Siapa yang datang? Apa ini semua ulah Tobi, pria nggak berguna itu lagi?""Pasti begitu. Entah dari mana dia menemukan artis-artis ini. Akting mereka semuanya bagus-bagus," ucap Herman mendukung istrinya."Ayo kita keluar dan lihat dulu. Kalau ini ulah Tobi lagi, kita harus menyelesaikannya hari ini, agar kita nggak terganggu lagi
Setelah Herman teringat kembali, kesannya terhadap Ezra bertambah jelas di benaknya. Tidak salah lagi, lelaki tua itu adalah pemimpin yang sangat hebat.Mungkinkah dia sungguh kepala Keluarga Yudistira?"Apa!""Yang kamu katakan itu sungguhan?"Wajah Kakek Muhar berubah pucat.Dia sadar dirinya mungkin telah melakukan kesalahan yang sulit untuk dimaafkan. Jika lelaki tua itu sungguh kepala Keluarga Yudistira, bukankah kali ini dia sudah membuat tokoh besar tersinggung?Yesa tampak bingung dan berkata, "Apa yang kalian bicarakan?""Penipu yang kita bicarakan barusan itu kemungkinan besar adalah Tuan Besar Ezra," ucap Herman dengan putus asa."Nggak mungkin. Kalau dia sungguh kepala Keluarga Yudistira, mana mungkin dia bisa begitu mudah diajak kompromi," balas Yesa dengan cepat. Dia sulit menerima kenyataan ini. Dia merasa ini semua tidak masuk akal sekali.Setelah mendengar perkataan mereka, Hendro baru menemukan alasannya. Tampaknya Tuan Besar Ezra telah datang, tetapi dia diusir oleh
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K