Ibunya Widia terpaku di tempat. Dia tampak kebingungan. Bagaimana bisa jadi seperti ini? Apa dia rela menantu yang begitu hebat itu lepas dari genggamannya begitu saja?Apalagi, gadis barusan memiliki fitur wajah yang elok dan sempurna. Aura di seluruh tubuhnya begitu polos dan parasnya juga secantik bidadari. Kecantikan gadis itu bahkan tidak jauh berbeda dengan putrinya sendiri.Pria mana yang bisa menolak pesona yang begitu memikat seperti itu?Selain itu, dia juga putri Keluarga Yusnuwa, keluarga paling kaya di Kota Tawuna. Benar-benar pasangan yang sempurna.Kakek Muhar juga menyadari semua itu. Jika itu gadis lain, mungkin beliau juga tidak begitu peduli. Namun, kualifikasi yang dimiliki oleh Jessi terlalu bagus. Apalagi, kekayaan Keluarga Yusnuwa bukanlah tandingan Keluarga Lianto."Ayah, bagaimana ini?""Bagaimana kalau aku menyusulnya dan minta maaf kepadanya? Aku yakin dia masih menyukai Widia. Dia pasti masih marah kepada kita," kata ibunya Widia dengan cemas.Sekalipun dimi
"Oke, waktunya sudah tiba. Aku tanya sekali lagi, apa kamu mau melakukan semua perintahku? Cepat beri aku jawabannya. Kalau nggak, selamat tinggal!" Orang di seberang sana sepertinya sudah menyadari kalau Tobi sengaja mengulur waktu."Kalau kamu nggak memberitahuku alasannya, aku nggak bisa menyetujuimu begitu saja.""Baiklah. Kalau begitu, selamat tinggal!""Tunggu!"Tobi buru-buru berkata, "Katakanlah, apa hal kedua yang harus kulakukan? Selain itu, apa ini termasuk permintaan terakhir kalian? Kalau bukan, apa gunanya aku terus menurutimu?""Tenang saja. Ini sudah pasti yang terakhir kalinya.""Apa yang harus kulakukan?""Masih ada hubungannya dengan momen penting dalam hidupmu. Menikahlah dengan Jessi, lalu renggut kesuciannya dan adakan acara pernikahan. Tanggalnya juga sudah kupilihkan untukmu, dalam tiga hari kemudian.""Apa kalian sudah gila?" Bukannya Tobi membenci Jessi, tetapi alasan mereka terlalu menjijikkan."Kamu bebas berpikir begitu. Kamu juga bisa menolaknya.""Ganti y
"Membuatku terlibat? Kak Tobi bermaksud melakukan apa yang dia katakan? Kalau begitu, bukankah kita harus ...." Membayangkan hal itu, wajah Jessi memerah. Dia juga menundukkan kepalanya."Sebenarnya kita nggak ....""Kak Tobi, jangan khawatir. Aku nggak keberatan," sela Jessi."Asalkan Kak Tobi butuh sesuatu, aku pasti akan membantumu. Lagi pula, aku sudah buat keputusan sebelumnya. Aku nggak berencana untuk menikah. Palingan, kita lakukan saja sesuai yang mereka katakan.""Setelah selesai membereskan mereka, kita akan bercerai. Saat itu, kamu dan Widia bisa bersama lagi. Aku juga nggak akan menjeratmu."Kata-kata itu seketika membuat Tobi tersenyum pahit.Padahal, yang terjadi tadi malam sudah membuat Tobi merasa sangat bersalah kepada wanita itu. Meski mereka tidak berhubungan badan, kontak fisik keduanya sangatlah intim.Bagi seorang gadis, hal ini sudah termasuk kerugian besar.Sekarang, gadis itu masih harus mengorbankan nama baiknya sepenuhnya. Mereka harus membuat akta nikah, me
Setelah selesai menanyakan situasinya, mereka juga menyiapkan obat agar membuat Tobi bersedia menikah lagi dengan Widia.Namun di saat ini, terdengar suara panik dari luar. Pengawal mereka buru-buru masuk dan berkata dengan suara lantang, "Tuan Besar, ada banyak tokoh hebat di luar. Kepala Keluarga Tandiono juga datang berkunjung, terus masih ada yang lain juga."Kakek Muhar tertegun sejenak. Mereka tidak pernah berhubungan dengan Keluarga Tandiono. Kenapa Keluarga Tandiono bisa mengunjunginya? Hanya saja, karena itu tokoh besar, dia harus segera keluar untuk menyambutnya.Mereka tidak peduli begitu banyak lagi dan langsung berjalan ke arah pintu. Tak lama kemudian, mereka sudah melihat sosok Gandhi, kepala Keluarga Tandiono, yang tengah berjalan mendekati mereka.Setelah membuat Tobi tersinggung sebelumnya, dia sudah ketakutan. Dia khawatir Tobi akan balas dendam kepadanya. Sekarang, begitu tahu identitas menakutkan Tobi dan memiliki kesempatan untuk berkunjung, dia tentunya harus dat
"Haha. Benar juga." Gandhi terlihat bangga. Awalnya, dia sempat merasa tidak rela, tetapi begitu membayangkan manfaat yang akan diterimanya, dia tetap menggertakkan gigi dan memberikan hadiah itu.Tak disangka, semua orang akan begitu royal. Untunglah, hadiah yang dia persiapkan bernilai tinggi. Kalau tidak, dia mungkin akan kehilangan harga dirinya di sini.Jika tidak, dia tidak akan mencuri perhatian begitu banyak orang dan kesan Raja Naga kepadanya juga tidak akan terlalu dalam.Tepat di saat itu, terdengar suara yang lainnya lagi. "Burhan, kepala Keluarga Saswito, datang untuk memberi hormat kepada Raja Naga. Hadiah kecil ini untuk Raja Naga. Mohon Raja Naga menerimanya.""Ini pabrik manufaktur Linus dan Fledo dari perusahaan perhiasan Keluarga Saswito kami. Hadiah ini khusus diberikan kepada Raja Naga.""Wah, Keluarga Saswito begitu royal. Kedua pabrik itu adalah pabrik inti mereka. Setidaknya, itu semua mungkin bernilai 400 miliar.""Ini bukanlah apa-apa. Lagian, ini bukan soal s
Bayangkan, puluhan miliar. Bagaimana mereka bisa memberikan hadiah sebesar itu?Lantaran yang datang terlalu banyak, begitu semuanya masuk, mereka sudah hampir memadati kompleks sepenuhnya.Kakek Muhar dan yang lainnya tercengang. Mereka bahkan kebingungan harus bagaimana menyambut mereka. Terlebih lagi, keluarga kecil seperti Keluarga Lianto tidak sanggup menerima begitu banyak orang.Widia juga berjalan keluar dari kamarnya. Lantaran di luar terlalu bising, apalagi ada begitu banyak orang di luar. Melihat itu, dia langsung terpana.Ternyata, daya tarik Raja Naga begitu kuat.Padahal yang terbongkar hanya identitas Tobi, tetapi dia telah membuat begitu banyak tokoh hebat mendatangi rumahnya. Selain itu, hadiah-hadiah yang diberikan semuanya sungguh berada di luar imajinasi mereka.Khususnya ibunya Widia. Tubuhnya tampak gemetar.Dia tahu identitas Tobi sebagai Raja Naga sangatlah hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu menakutkan, bahkan membuat begitu banyak orang menjadi heboh
Saat pandangan semua orang tertuju pada Kakek Muhar, keringat dingin langsung membasahi punggungnya.Jika tokoh-tokoh besar ini tahu sikap Keluarga Lianto terhadap Tobi sebelumnya, entah reaksi seperti apa yang akan mereka berikan.Meski mereka tidak mengetahui hal itu, Tobi dan Widia telah bercerai. Dia telah meninggalkan Keluarga Lianto. Fakta itu tidak akan berubah dan hasilnya juga akan tetap sama.Apa yang harus dia lakukan!Apa yang harus dia lakukan sekarang?Damar jelas menyadari ada yang aneh dari ekspresi Kakek Muhar. Dia agak terkejut. Tidak mungkin, jangan-jangan dugaannya salah? Raja Naga tidak berniat untuk rujuk kepada Widia?Kalau tidak, kenapa Tuan Besar Muhar akan gugup seperti ini?Selain itu, masih ada beberapa anggota Keluarga Lianto yang memperlihatkan ekspresi tegang.Lantas, mengapa identitas Raja Naga tiba-tiba menyebar begitu cepat? Mengapa semua orang mendadak berkumpul di kediaman Lianto pagi ini? Apa ini semua bukan ulah Raja Naga?Untungnya, kepala Keluarg
Lantaran jaraknya agak jauh, mereka tidak bisa mendengar percakapan Lintang dengan yang lainnya. Meski suara mereka tidak kecil, hanya beberapa orang di sekitar mereka yang bisa mendengar dengan jelas."Siapa bilang Raja Naga sudah tua."Rafel menggelengkan kepalanya dan berkata, "Coba pikirkan lagi. Raja Naga masih sangat muda, hebat, dan sangat mendominasi.""Siapa, sih? Pak Rafel, jangan bersikap misterius lagi," ujar Monika tidak berdaya.Setelah berinteraksi selama beberapa hari ini, walau Pak Rafel memiliki sikap tegas, tetapi dia masih tetap memperlakukan mereka berdua dengan ramah. Apalagi, kerja sama mereka dengan Pak Rafel juga berjalan dengan lancar.Sebenarnya, Rafel juga memperlakukan orang berdasarkan status sosial. Mengetahui Tobi menyukai mereka berdua, apalagi keduanya juga termasuk wanita paling cantik dalam perusahaan.Khususnya, Kamila. Selain memiliki paras yang cantik, sosoknya juga sempurna, bahkan senyumannya begitu manis. Daya tarik seperti itu sangatlah memika
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K