"Benarkah? Baguslah, terima kasih, Kakak Ipar. Kamu baik sekali," kata Martha dengan antusias. Tak disangka, setelah memberi tahu kabar itu, dia akan memperoleh kejutan tidak terduga."Martha, jangan panggil aku kakak ipar lagi. Bagaimanapun juga, aku dan Widia sudah bercerai," kata Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Nggak, aku merasa kalian seharusnya kembali bersama. Pokoknya kamu itu kakak iparku selamanya." Saat melihat ekspresi sedih kakak sepupunya, Martha diam-diam menyesali perbuatannya.Dari kecil hingga sekarang, kakak sepupunya selalu memperlakukannya dengan baik. Bagaimana dia tega melakukan hal seperti itu? Mungkin saat itu dia mengira ini semua demi kakak sepupunya.Namun, saat mendengar kakak sepupunya membahas tentang Joni, Tuan Darel dan lainnya, apalagi melihat keputusasaan dan kesedihan yang dirasakan kakak sepupunya, dia baru paham kakak sepupunya telah menderita selama ini."Baiklah, begitu saja. Aku masih punya urusan," kata Tobi."Ah, jadi Kak Tobi, apa kamu m
Saat melihat ekspresi Tobi, Jessi pun bertanya dengan penasaran, "Kak Tobi, ada masalah apa? Kok kamu kelihatannya senang?""Bukan apa-apa. Hanya teringat dengan kejadian masa kecil."Sembari berbicara, barulah Tobi menatap wajah Jessi dengan serius. Saat ini, Jessi sungguh memberi kesan suci bagaikan bidadari yang begitu sempurna.Kecantikannya kini bertambah memukau. Setiap lekuk tubuhnya memperlihatkan garis kesempurnaan, bahkan kulitnya juga begitu mulus dan indah.Setelah kejadian itu, pesona gadis ini telah meningkat setidaknya 30 persen dari sebelumnya. Kalau mau menilai wanita tercantik di dunia, sepertinya Widia pun tidak bisa dibandingkan dengannya lagi.Jika dipikir-pikir, hal ini wajar saja. Lagi pula ini semua karena efek Energi Sembilan Bulan yang ada di tubuhnya sebelumnya. Sekarang bukan hanya telah teratasi, tetapi juga telah berubah dengan bantuan energi sejati."Jessi, terima kasih atas bantuanmu kali ini," ucap Tobi."Sama-sama, Kak Tobi. Lagian, ini semua keinginan
"Tentu saja aku bisa.""Kalau ayamnya, aku minta orang mencarikannya. Jangan lupa, aku dari tadi sudah bangun dan kamu sudah lama berlatih. Hanya saja sup ayamnya perlu direbus perlahan. Baru siap tidak lama. Ayo Kak Tobi, makanlah mumpung masih panas.""Ya."Tobi menyesapnya. Rasanya enak sekali, tidak berminyak dan sangat lezat. Dia memujinya berulang kali, "Enak sekali!""Yang penting Kak Tobi suka saja. Aku bisa masak untukmu setiap hari."Selesai berbicara, wajah Jessi langsung merona merah. Dia kemudian buru-buru menjelaskan, "Bukan begitu. Maksudku, kalau Kak Tobi ingin minum, beri tahu aku saja. Aku akan masak untukmu.""Ya!"Tobi juga tidak membahas masalah itu lebih lanjut lagi. Dia segera mencari topik lain dan bertanya, "Bagaimana kondisi tubuhmu?""Rasanya segar sekali!""Aku belum pernah merasa begitu rileks dan santai seperti ini sebelumnya. Aku juga penuh semangat dalam melakukan segala hal," kata Jessi dengan antusias. "Oh ya, tampaknya tenagaku jauh lebih kuat."Bukan
Selama proses mengajar, tanpa sadar, waktu juga berlalu dengan cepat.Tidak bisa dimungkiri, meski Jessi tidak pernah berlatih seni bela diri sebelumnya, daya tangkapnya sangat kuat.Setelah satu jam belajar, kini dia sudah mampu mengendalikan kekuatannya sendiri. Meski masih belum memiliki kemampuan bertarung, setidaknya dia bisa mengontrol kekuatan tubuhnya.Di saat itu, Pandu juga telah menghentikan kultivasinya dan berdiri. Dia terkejut saat menyadari kekuatan di tubuhnya bertambah kuat. Dia bahkan telah memasuki tingkat menengah Guru Besar.Wajahnya penuh kegembiraan. Dia segera keluar. Saat melihat Tobi, dia langsung berkata dengan antusias, "Tuan!"Awalnya, dia memang masih belum tahu, tetapi saat dibantu oleh Tobi selama perawatan, dia bangun dan melihat Tuan sedang membantunya.Dia terkejut dan ingin berbicara, tetapi Tobi menghentikannya. Dia memberi isyarat agar dia segera memulihkan tubuhnya dengan baik."Ya, bagus. Sepertinya kekuatannya meningkat lagi," kata Tobi sambil t
Tampaknya kekuatan tinjunya yang kuat itu tidak berpengaruh pada Tuan.Dia sendiri juga jelas merasakan. Andai Tuan tidak berbelas kasihan, dia pasti akan terluka parah akibat serangan barusan.Kalau Tuan ingin membunuhnya, dia juga tidak perlu repot-repot.Makin tinggi kekuatannya, sepertinya dia juga makin bisa merasakan teror kekuatan Tuan.Tobi tersenyum dan berkata, "Nggak perlu kaget seperti itu. Kamu hanya perlu berusaha keras. Aku yakin suatu hari nanti kekuatanmu juga bisa mendekati kekuatanku."Hanya mungkin bisa mendekati, tetapi mustahil untuk dilampaui.Sekalipun Pandu sangat berbakat dan bisa melampaui banyak orang, tetapi dia tidak mungkin bisa mengalahkannya."Ya! Aku akan berusaha keras."Pandu berkata dengan sungguh-sungguh, "Meski aku nggak tahu kekuatan Tuan, aku pasti akan berusaha mendekati jejakmu." Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia masih membutuhkan lebih banyak usaha.Tobi mengangguk dan berkata, "Lantaran cederamu sudah pulih, aku juga nggak menyuruhm
Tak butuh waktu lama, Tobi telah tiba di departemen administrasi. Namun, dia tidak bertemu dengan Kristin di sana. Sebaliknya, telinganya malah menangkap beberapa kalimat yang tidak enak didengar."Hei, menurut kalian, mengapa Pak Bayu memanggil Kristin ke ruangannya? Terus, kenapa sampai sekarang dia masih belum keluar?" tanya seorang wanita berpakaian seksi itu sambil memasang senyum nakal."Memangnya kalian nggak tahu kelakuan Pak Bayu? Apa lagi yang bisa dia lakukan?""Benar sekali. Kristin ini benar-benar nggak tahu malu. Dia selalu berpura-pura polos selama ini, tapi sialnya, pria-pria tua itu malah menyukainya.""Siapa suruh dia pintar berpura-pura? Apalagi, dia begitu nggak tahu malu. Entah sudah berapa kali dia tidur dengan pria tua itu. Entah sudah berapa banyak hal kotor yang dia lakukan."Sembari berkata, wanita bernama Hanny itu juga memasang tatapan cemburu.Sayangnya, parasnya tidak cukup cantik. Kalau tidak, dia juga bisa berinteraksi dengan Pak Bayu di kantor setiap ha
Gawat! Apa dia barusan mendengar pembicaraan mereka? Mungkinkah dia salah paham kepada Kristin?Mendengar itu, Hanny langsung bertanya, "Kamu pacarnya Kristin?"Tobi agak kaget, tetapi masih belum menjawab.Namun, Hanny mengira tebakannya benar. Melihat ada pemuda tampan yang datang menemui Kristin lagi, dia makin cemburu dan berkata, "Kamu mungkin masih belum tahu, 'kan? Kamu sudah diselingkuhi Kristin.""Entah sudah berapa kali dia ditiduri oleh atasan kantor kami."Saat mendengar itu, wajah Tobi berubah pucat. Sepertinya yang baru saja dia bicarakan itu memang Kristin. Dia pun berkata dengan ekspresi muram, "Kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Kamu harus bertanggung jawab atas kata-katamu.""Kenapa kamu marah-marah kepadaku!""Seharusnya kamu cari Kristin. Dialah yang mengkhianatimu, bukan aku." Hanny sempat kaget dibuat Tobi pada awalnya.Plak!Namun, Tobi tidak berbasa-basi lagi dan langsung menamparnya.Biasanya Tobi tidak memukul wanita, tetapi wanita ini sudah keterlaluan. Awaln
Lintang tertegun sejenak. Apa yang terjadi? Mengapa Tuan Tobi tiba-tiba datang ke perusahaan? Sejak perusahaan ini berdiri, Tuan Tobi sama sekali belum pernah datang.Apalagi, didengar dari nada bicaranya, dia jelas-jelas marah. Siapa yang memprovokasi dirinya?Sialan! Apa orang-orang itu ingin mati?Untungnya, dia baru sampai di tempat parkir dan masuk ke dalam mobil. Kalau tidak, bagaimana dia bisa segera menghampirinya? Lintang bergegas turun dari mobil. Hanya saja, liftnya agak lambat.Dia belum pernah merasa liftnya begitu lambat. Saking kesalnya, dia juga langsung memarahi sekretaris yang berada di sampingnya. Terakhir, Lintang memintanya untuk memasang lift baru.Sekretarisnya, Dwi, benar-benar kebingungan. Padahal, dia baru saja merasa senang lantaran bisa mengikuti Pak Lintang keluar menemui klien, yang mana itu bisa dianggap sebagai sebuah kehormatan besar baginya. Tak disangka, sebuah panggilan telepon akan langsung membuat Pak Lintang menjadi marah.Bahkan, dia juga sempat