Di sisi lain, Rio sudah menerima kabar bahwa Tobi dan Widia telah bercerai. Mengetahui hal itu, dia sangat bersemangat.Saat pertama kali bertemu, dia telah terpesona dengan kecantikan Widia. Sosoknya yang begitu sempurna itu telah meluluhkan hatinya.Namun, dia sangat bangga dengan identitas maupun statusnya, jadi dia merasa pesonanya pasti bisa menaklukkan semua wanita. Itu sebabnya, dia tidak terlalu menunjukkan isi hatinya.Siapa sangka, Widia malah tidak mau mengikutinya, yang membuatnya marah. Dia telah bersiap untuk tidak memberi kesempatan kepada wanita itu untuk berkembang di Jatra.Hanya saja, sejak kembali ke Jatra, bayangan Widia kerap muncul di benaknya. Rasa posesifnya terhadap Widia juga makin kuat.Selanjutnya, setelah mendengar apa yang dikatakan Kakek Muhar, dia langsung mengancam Widia. Dia menggunakan nyawa Tobi dan masa depan Keluarga Lianto untuk mengancam Widia.Dalam waktu kurang dari seminggu, dia sudah harus menjalani pelatihan khusus dari Keluarga Yudistira.
"Ya!"Jessi mengangguk.Tobi kemudian berbalik. Dia melepas pakaiannya, lalu berkata, "Jessi, aku sudah mau masuk ke dalam. Pejamkan matamu dulu." Setelah mengatakan itu, dia pun menunggu beberapa detik, lalu menutup matanya dan berjalan masuk.Meski Tobi tidak melihat, dia sudah bisa memprediksi lokasinya dari awal.Alasan dia memejamkan matanya itu karena Jessi sudah duduk di bak berisi obat, apalagi bagian atas tubuh Jessi telah telanjang sepenuhnya. Jika dia membuka matanya, dia bisa melihat dengan jelas.Hanya saja, Jessi mulanya tidak menuruti kata-katanya dan tidak memejamkan matanya. Sampai dia melihat Tobi berbalik, mulutnya langsung ternganga, jadi dia pun segera menutup matanya.Setelah Tobi masuk ke dalam bak berisi ramuan obat, kaki mereka juga bersentuhan. Lantaran jarak mereka sangatlah dekat. Bahkan, Tobi juga mulai sedikit gemetar.Pikiran kotor mulai bermunculan di benaknya, tetapi Tobi bukanlah orang biasa. Dia langsung menekan pikiran yang tidak pantas itu, mengangk
Biasanya, melalui hubungan badan, yang juga merupakan kontak paling intim, dia sudah bisa mengintegrasikan dan melarutkan Energi Sembilan Bulan milik Jessi dengan cepat dan mudah.Cara ini juga bisa memaksimalkan kekuatan kedua belah pihak dan melindungi Jessi.Hanya saja, karena Tobi ingin mempertahankan kesucian Jessi, dia pun menggunakan metode pemandian obat untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan.Siapa sangka, hal itu tidak terelakkan juga.Tobi terpaksa bergerak maju dan memeluk Jessi erat-erat dengan kedua tangannya, membuat kedua tubuh menempel bersama.Di saat bersamaan, Tobi menekankan tangannya ke punggung Jessi agar energi sejatinya mengalir dan memasuki tubuh Jessi lagi.Setelah Tobi berhasil memulihkan sebagian besar energi sejatinya, dia sekali lagi mengalami konflik sengit dengan Energi Sembilan Bulan.Hanya saja, karena Energi Sembilan Bulan terlalu kuat, mengakibatkan tubuh Jessi terus gemetar.Namun, dia hanya menggertakkan gigi dan terus bertahan.Saat ini,
Jessi terpaksa bangkit dan berjalan keluar dengan enggan. Saat dia keluar, dia masih terus memandangi Kak Tobi. Sayangnya, mata Kak Tobi masih saja tertutup rapat.Jessi mengenakan pakaiannya. Dia mengamati dirinya sendiri dan menyadari bahwa tubuhnya terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Entah kenapa, dia merasa kulitnya lebih halus dan lebih putih.Menyadari Jessi sudah keluar, Tobi segera mempraktikkan Sutra Hati Kaisar, kemudian menyerapnya dengan seluruh kekuatannya. Setelah itu, dia bersiap menerobos alam yang belum pernah berhasil ditembus oleh siapa pun.Sembari dia terus berlatih, energi sejati di dalam tubuhnya juga makin bertambah. Energi sejati yang terus-menerus diintegrasikan ke dalam berbagai bagian tubuhnya.Seperti yang diharapkan, itu adalah Sutra Hati Kaisar yang belum pernah berhasil dipraktikkan oleh siapa pun selama ribuan tahun dan Sutra Asura yang misterius, teknik ajaran iblis.Keduanya saling melengkapi. Yang satu sangat kuat dan stabil dan yang satunya la
Begitu diangkat, Martha langsung berkata dengan tidak sabar, "Kak Tobi? Kak Tobi, 'kan?""Ya, ini aku!" jawab Tobi."Maaf, Kak Tobi, sebelumnya aku ....""Cepat katakan apa yang terjadi!""Rio, tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra, sudah datang ke kediaman Lianto. Kak Widia sepertinya sudah mau dibawa pergi," ucap Martha buru-buru.Sebenarnya, Martha sempat ragu-ragu. Namun, setelah memahami situasinya, apalagi melihat ekspresi sedih dan putus asa milik kakak sepupunya, dia benar-benar tidak tega.Dia tahu Kak Widia sedang melindungi Kak Tobi, tetapi dia merasa Kak Tobi berhak mengetahui kebenaran itu.Hati Tobi bergetar. Dia tahu alasan Kakek Muhar mengusirnya berhubungan dengan Keluarga Yudistira dari Jatra, tetapi dia tidak menyangka pergerakan mereka akan begitu cepat. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Lantas, apa hal ini ada hubungannya denganku?""Aku tahu kamu masih marah sama Kak Widia. Sebenarnya, dia bukannya nggak percaya sama kamu, dia hanya takut Rio me
"Benarkah? Baguslah, terima kasih, Kakak Ipar. Kamu baik sekali," kata Martha dengan antusias. Tak disangka, setelah memberi tahu kabar itu, dia akan memperoleh kejutan tidak terduga."Martha, jangan panggil aku kakak ipar lagi. Bagaimanapun juga, aku dan Widia sudah bercerai," kata Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Nggak, aku merasa kalian seharusnya kembali bersama. Pokoknya kamu itu kakak iparku selamanya." Saat melihat ekspresi sedih kakak sepupunya, Martha diam-diam menyesali perbuatannya.Dari kecil hingga sekarang, kakak sepupunya selalu memperlakukannya dengan baik. Bagaimana dia tega melakukan hal seperti itu? Mungkin saat itu dia mengira ini semua demi kakak sepupunya.Namun, saat mendengar kakak sepupunya membahas tentang Joni, Tuan Darel dan lainnya, apalagi melihat keputusasaan dan kesedihan yang dirasakan kakak sepupunya, dia baru paham kakak sepupunya telah menderita selama ini."Baiklah, begitu saja. Aku masih punya urusan," kata Tobi."Ah, jadi Kak Tobi, apa kamu m
Saat melihat ekspresi Tobi, Jessi pun bertanya dengan penasaran, "Kak Tobi, ada masalah apa? Kok kamu kelihatannya senang?""Bukan apa-apa. Hanya teringat dengan kejadian masa kecil."Sembari berbicara, barulah Tobi menatap wajah Jessi dengan serius. Saat ini, Jessi sungguh memberi kesan suci bagaikan bidadari yang begitu sempurna.Kecantikannya kini bertambah memukau. Setiap lekuk tubuhnya memperlihatkan garis kesempurnaan, bahkan kulitnya juga begitu mulus dan indah.Setelah kejadian itu, pesona gadis ini telah meningkat setidaknya 30 persen dari sebelumnya. Kalau mau menilai wanita tercantik di dunia, sepertinya Widia pun tidak bisa dibandingkan dengannya lagi.Jika dipikir-pikir, hal ini wajar saja. Lagi pula ini semua karena efek Energi Sembilan Bulan yang ada di tubuhnya sebelumnya. Sekarang bukan hanya telah teratasi, tetapi juga telah berubah dengan bantuan energi sejati."Jessi, terima kasih atas bantuanmu kali ini," ucap Tobi."Sama-sama, Kak Tobi. Lagian, ini semua keinginan
"Tentu saja aku bisa.""Kalau ayamnya, aku minta orang mencarikannya. Jangan lupa, aku dari tadi sudah bangun dan kamu sudah lama berlatih. Hanya saja sup ayamnya perlu direbus perlahan. Baru siap tidak lama. Ayo Kak Tobi, makanlah mumpung masih panas.""Ya."Tobi menyesapnya. Rasanya enak sekali, tidak berminyak dan sangat lezat. Dia memujinya berulang kali, "Enak sekali!""Yang penting Kak Tobi suka saja. Aku bisa masak untukmu setiap hari."Selesai berbicara, wajah Jessi langsung merona merah. Dia kemudian buru-buru menjelaskan, "Bukan begitu. Maksudku, kalau Kak Tobi ingin minum, beri tahu aku saja. Aku akan masak untukmu.""Ya!"Tobi juga tidak membahas masalah itu lebih lanjut lagi. Dia segera mencari topik lain dan bertanya, "Bagaimana kondisi tubuhmu?""Rasanya segar sekali!""Aku belum pernah merasa begitu rileks dan santai seperti ini sebelumnya. Aku juga penuh semangat dalam melakukan segala hal," kata Jessi dengan antusias. "Oh ya, tampaknya tenagaku jauh lebih kuat."Bukan