Tobi mengambil tongkat besi dan mengayunkannya ke arah lawan secara berulang kali dengan santai. Seketika terdengar erangan kesakitan diiringi dengan tubuh mereka terpental ke belakang dan berguling-guling di tanah.Ada hal yang lebih menakutkan lagi. Saat dia memukul lawan, dia tidak perlu menatapnya sama sekali. Matanya hanya fokus pada wajah Bos Wahyu yang berada di depan itu.Semua orang mulai merasa bergidik. Tanpa sadar, langkah mereka mundur.Jangankan mereka, bahkan Tania dan Widia yang pernah melihat Tobi bertindak sebelumnya pun terpaku di tempat.Mereka tahu seni bela diri Tobi patut diacungi jempol, tetapi setiap kali dia turun tangan, serangannya jauh melebihi bayangan mereka.Tobi mengaitkan jarinya dan berkata dengan tenang, "Ayo, lanjut lagi!""Ayo semuanya, serang dia! Siapa yang bisa memukulnya akan kuberi 200 juta. Kalau ada yang bisa menghajarnya dengan keras, akan kuberi dua miliar. Yang bisa mengalahkannya, aku akan memberinya 20 miliar!" jerit Bos Wahyu dengan su
Tania juga ikut membujuknya. Dia takut sesuatu terjadi kepada Tobi lagi.Nada suara Tania saat ini terdengar lembut sekali.Widia pun merasa aneh. Sejak kapan Tania begitu lembut kepada Tobi, tapi dia berpikir mungkin karena Tobi menyelamatkan mereka hari ini.Lagi pula, kalau bukan berkat pertolongan Tobi, hidup mereka akan hancur.Bos Wahyu memandang Tobi dengan tatapan memelas, tetapi dalam lubuk hatinya, dia masih dipenuhi amarah. Benar, pasukannya tidak bisa mengalahkan Tobi.Namun, asalkan dia bisa melewati hari ini, dia pasti akan menyergapnya dengan sekelompok pasukan bersenjata.Tidak peduli seberapa bagus ilmu bela dirimu, bisakah kamu lebih cepat dari peluru?Yang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi Tobi terus memperhatikan niat jahat yang melintas di mata Bos Wahyu. Jika dia melepaskannya hari ini, dia mungkin akan berbalik menyerangnya.Dia tidak masalah jika Wahyu mencarinya, tetapi dia khawatir dia pergi mencari Widia."Nggak bisa. Dia harus mati hari ini."Tatapan T
"Tobi, kamu yang memanggil polisi?" tanya Widia dengan penasaran.Tobi menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Bukan!""Eh, kok bisa? Dilihat dari sikap Pak Zainal, sepertinya dia tahu kita ada di sini," kata Widia dengan bingung.Tania juga kebingungan. Bukan Tobi yang memanggilnya? Meski bukan, seharusnya juga ada hubungannya dengan Tobi juga. Hal ini tidak boleh diketahui oleh Widia.Selain itu, dia ingin Widia merasa ini semua perbuatan Tuan Joni dan tersentuh kepadanya.Tiba-tiba dia mendapat sebuah ide dan buru-buru berkata, "Aku tahu. Pasti Tuan Joni!""Tuan Joni?"Widia bingung. Dilihat dari sikap Joni menghadapi Cakra, seharusnya pria itu tidak berani macam-macam kepada Keluarga Hutama. Bukankah Joni sudah ketakutan dibuat Cakra sebelumnya?"Meski kamu merasa Tuan Joni nggak bisa, aku tetap meneleponnya. Dia menyuruhku tetap tenang dan mengatakan kalau pamannya sedang menyelidiki Wahyu.""Kalau tebakanku benar, mungkin karena Tuan Joni terus mendesak para petinggi untuk sege
Tobi menyetir sendiri dan tidak mengikuti arah mobil Tania.Namun, dia melaju ke tempat lain, menuju ke rumah sakit.Beraninya wanita tua itu menampar istrinya. Mana mungkin dia melepaskannya begitu saja?Di sisi lain, Pak Zainal dan yang lainnya telah membawa pergi Wahyu. Dalam perjalanan, dia menelepon Pak Hendro dan melaporkan, "Operasi berjalan sangat lancar. Tuan Tobi dan yang lainnya sudah pergi. Wahyu juga dibawa kembali ke kantor polisi.""Oke. Pencapaian besar kali ini milikmu."Pak Hendro juga tampak senang. Menyingkirkan Wahyu sama dengan menyingkirkan penghalang yang telah merugikan banyak warga di Kota Tawuna."Terima kasih, Pak Hendro!"Pak Zainal juga sangat senang. Sebenarnya, mereka juga diam-diam menyelidiki Wahyu. Alasannya karena Wahyu sekeluarga terlalu sombong, bertindak semena-mena dan tidak bisa mengendalikan ulah mereka.Namun, karena kekuatan Keluarga Hutama tak tertandingi, ditambah adanya dukungan dari pihak lain, penyelidikan mereka sempat terhambat untuk s
Tania juga penasaran Tobi pergi ke mana, lalu dia diam-diam meneleponnya."Tobi, Widia suruh aku meneleponmu, kamu di mana? Kenapa masih belum pulang?""Aku lagi di rumah sakit. Selesai dari sini, aku langsung pulang."Tobi pun langsung menutup teleponnya dan berjalan masuk. Butuh waktu lama agar dia bisa sampai ke rumah sakit terkenal di Kota Tawuna ini, karena berjarak cukup jauh dari vila.Tania tertegun sejenak, kemudian segera menangkap kalau Tobi pasti pergi balas dendam untuk Widia. Padahal Widia tidak memperlakukannya dengan baik, tetapi pria itu masih begitu baik kepadanya.Saat itu, ponsel Widia berdering. Dia mengira itu dari Tobi dan segera menjawab panggilan itu."Widia, aku akan memberimu kesempatan terakhir. Sebaiknya kamu patuh dan ikuti perintah putraku sekarang juga. Kalau nggak, aku jamin kamu akan sengsara dan Grup Lianto juga akan hancur total."Selesai mengancam, Nyonya Saskia langsung menutup telepon.Menurutnya, kata-kata itu sudah cukup untuk menakuti Widia.Wi
Namun, Tobi tidak bergerak sedikit pun.Sebaliknya, Nyonya Saskia menjerit kesakitan dan terpental ke belakang karena terkena tamparan itu. Bekas sidik jari itu tampak jelas di wajahnya.Nyonya Saskia yang awalnya masih bingung seketika mengumpatnya, "Beraninya kamu memukulku. Apa kamu mau mati? Sini, biar kubunuh kamu!"Setelah itu, dia kembali melangkahkan kakinya ke depan.Plak!Lagi-lagi dia ditampar.Bahkan di tempat yang sama.Argh!Kali ini, Nyonya Saskia mengerang kesakitan, ada sedikit darah merembes keluar dari sudut mulutnya. Dia menutupi pipinya dengan tangannya, seakan tidak percaya dengan kejadian itu.Dia tidak menyangka dirinya yang begitu arogan itu bakal ditampar seperti ini.Tobi terlihat tenang dan berkata dengan nada datar, "Biasanya, aku nggak pernah memukul wanita, tapi untuk orang sepertimu, aku nggak akan segan-segan!""Kamu sudah gila. Sudah kubilang, kamu pasti mati. Keluarga Hutama nggak mungkin melepaskanmu begitu saja!""Keluarga Hutama?"Ekspresi wajah To
"Keluarga Hutama benar-benar sudah berakhir?"Tanpa sadar, pertanyaan itu keluar dari mulut Nyonya Saskia. Dia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.Dia bahkan lebih khawatir dengan situasi Keluarga Hutama dibandingkan luka putranya."Sejak kalian menyerang istriku, Keluarga Hutama sudah ditakdirkan akan berakhir," kata Tobi dengan nada datar.Meski polisi tidak mengambil tindakan, dia juga akan menghancurkan Keluarga Hutama."Nggak, nggak mungkin!"Raut wajah Nyonya Saskia memperlihatkan dirinya mulai terguncang.Di saat itu juga, Pak Zainal memimpin sekelompok polisi dan masuk ke ruangan itu.Karena Pak Hendro memberi tahu kalau Tuan Tobi sedang berada di sana dan mungkin akan terjadi sesuatu, jadi dia pun datang untuk menanganinya sendiri.Begitu mereka masuk, situasi di ruangan itu tampak kacau balau.Ketika Nyonya Saskia melihat Pak Zainal yang dikenalnya datang, dia tampak senang dan buru-buru berkata, "Pak Zainal, kamu datang di waktu yang tepat. Ada seorang pembu
"Itu sebabnya kamu sengaja mengarahkanku untuk turun tangan?""Ya, aku telah bersalah!" kata Damar sambil menggertakkan giginya."Untung saja kamu nggak berdalih, kalau nggak, aku akan memberimu pelajaran," kata Tobi dengan suara datar."Ya. Terima kasih, Raja Naga! Tapi aku mengambil tindakan karena punya dendam kepada ayahnya Wahyu. Dia pernah membunuh saudara terbaikku.""Oh? Jadi, kenapa nggak minta bantuan Sekte Naga?""Aku pernah minta bantuan, tapi nggak ada balasan.""Kali ini aku akan biarkan masalah ini berlalu, tapi jangan sampai terulang lagi.""Baik. Empat tahun yang lalu, ayahnya Wahyu sudah setingkat Guru Besar. Kekuatannya saat ini nggak boleh dianggap remeh. Jika dia kembali, dia mungkin akan mencari masalah denganmu. Raja Naga, harap berhati-hati.""Nggak masalah!""Bukankah dia hanya Guru Besar? Kalau dia berani cari masalah, aku akan melumpuhkannya."Setelah itu, Tobi langsung menutup telepon.Damar seketika bingung. Guru Besar adalah tingkat kekuatan ahli bela diri
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K