Share

Bab 77

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Apa yang terjadi?" tanya Tobi.

"Bos Wahyu dari Grup Hutama sudah menyebarkan berita ingin mengeksekusimu. Untuk menyelamatkanmu, Nona Widia pun pergi mencari Bos Wahyu sendirian."

"Apa!"

"Apa dia bodoh!"

Setelah Tobi mendengar ini, ekspresinya tiba-tiba menjadi gelap. Apa Widia tak tahu Bos Wahyu itu orang seperti apa? Apa yang akan terjadi jika dia datang sendirian ke rumahnya?

Dia tidak menyangka Widia akan mengambil risiko sebesar itu untuknya.

"Begitulah kejadiannya, tapi jangan khawatir, orang-orangku di sana akan mengawasinya lebih dekat. Selain itu, dia juga pergi ke rumah sakit dan berakhir ditampar," ujar Damar sambil tersenyum pahit.

"Apa!"

Tobi tiba-tiba marah dan berteriak, "Kirimkan alamatnya ke sini!"

"Oke. Oh ya, masih ada video di rumah sakit, aku akan mengirimkannya padamu juga!"

Damar cepat-cepat mengirimkan alamatnya.

Kemudian, dia mengirimkan sebuah video.

Begitu menutup telepon, Tobi langsung berlari ke garasi dan menyalakan mobil.

Damar sengaja meninggalkan mobil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
jogonalan
terlalu pendek...
goodnovel comment avatar
Jabrik Muraybatu212
TOLOL MAHAL DOANG
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 78

    Widia kaget sekaligus marah mendengarnya. Lagi-lagi seperti ini. Ayah dan anak ini memang kompak, bahkan mempunyai niat yang sama kepadanya.Akhirnya, dia mengerti mengapa sifat Cakra begitu parah. Semuanya karena dipengaruhi oleh faktor keturunan, ditambah lagi dia punya ibu seperti itu.Namun, Wahyu malah bisa menjadi penguasa tinggi. Lucu sekali."Bos Wahyu, dengan status Anda saat ini, Anda bisa memiliki semua wanita yang Anda inginkan. Kenapa repot-repot ....""Cukup! Sepertinya kamu nggak sudi, 'kan?""Kalau begitu, nggak perlu dibahas lagi," ucap Bos Wahyu dengan dingin.Widia tiba-tiba merasakan bahaya di sini. Dilihat dari sikap Wahyu, dia tidak perlu melanjutkan pembicaraan ini lagi. Jadi, dia pun segera bangkit dan berjalan keluar dengan cepat.Namun, detik berikutnya, Bos Wahyu langsung memanggilnya, "Berhenti!Widia terpaksa menghentikan langkahnya. Dia mulai panik dan merasa ada yang tidak beres."Nona Widia, kamu pikir ini taman rumahmu? Kamu bebas datang dan pergi sesuk

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 79

    Melihat tubuh seksi Tania, wajah Bos Wahyu tampak penuh nafsu dan berkata, "Bagus, ada wanita cantik lagi. Sudah lama aku nggak menikmati dilayani dua wanita bersamaan."Wajah Widia makin putus asa. Terutama saat melihat Bos Wahyu, dia makin marah.Dia benar-benar tidak menyangka Bos Wahyu yang memiliki status tinggi itu adalah orang yang tak tahu batas diri.Biasanya, mereka yang bisa mencapai posisi setinggi itu adalah orang-orang yang luar biasa.Siapa sangka, kelakuan Bos Wahyu ini sama seperti preman kecil."Kamu mau mulai sendiri atau mau aku yang ke sana?" tanya Bos Wahyu sambil berjalan mendekati Widia."Jangan harap!"Widia refleks mundur beberapa langkah karena takut. "Meski harus mati, aku nggak akan membiarkanmu mendapatkan apa yang kamu inginkan," seru Widia dengan putus asa."Mati?"Bos Wahyu tampak menyeringai, "Percaya nggak? Meski kamu mati, aku juga nggak akan melepaskan tubuhmu.""Kamu, kamu bukan manusia!""Kamu benar, aku memang bukan manusia! Bukan hanya nggak aka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 80

    Padahal Widia tidak pernah memperlakukan Tobi dengan baik. Dia malah sering salah paham dan menegurnya, tapi entah kenapa, Tobi tidak pernah menyalahkannya.Sebagai seorang istri, dia melakukan hal seperti itu, bukankah seharusnya dia disalahkan?Tobi menoleh untuk melihat Bos Wahyu. Ekspresi lembut di wajahnya itu menghilang seketika dan digantikan oleh tatapan dingin.Melihat kondisi Widia, jika dia tidak datang tepat waktu, kemungkinan dia akan ternodai.Bos Wahyu juga terlihat marah besar. Selama bertahun-tahun ini, tidak ada seorang pun yang berani mengabaikannya."Bos Wahyu, 'kan? Kenalkan, namaku Tobi Yudistira." Nada suara Tobi tampak datar, tetapi niat membunuh dalam matanya itu tidak bisa disembunyikan sama sekali."Kamu Tobi? Pria yang telah membuat putraku terluka parah? Baik, padahal aku masih belum mencarimu, tapi kamu sudah datang sendiri ke sini.""Hari ini, jangan harap kamu bisa keluar dari sini hidup-hidup."Bos Wahyu tidak takut padanya dan tatapan matanya begitu ta

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 81

    Tobi mengambil tongkat besi dan mengayunkannya ke arah lawan secara berulang kali dengan santai. Seketika terdengar erangan kesakitan diiringi dengan tubuh mereka terpental ke belakang dan berguling-guling di tanah.Ada hal yang lebih menakutkan lagi. Saat dia memukul lawan, dia tidak perlu menatapnya sama sekali. Matanya hanya fokus pada wajah Bos Wahyu yang berada di depan itu.Semua orang mulai merasa bergidik. Tanpa sadar, langkah mereka mundur.Jangankan mereka, bahkan Tania dan Widia yang pernah melihat Tobi bertindak sebelumnya pun terpaku di tempat.Mereka tahu seni bela diri Tobi patut diacungi jempol, tetapi setiap kali dia turun tangan, serangannya jauh melebihi bayangan mereka.Tobi mengaitkan jarinya dan berkata dengan tenang, "Ayo, lanjut lagi!""Ayo semuanya, serang dia! Siapa yang bisa memukulnya akan kuberi 200 juta. Kalau ada yang bisa menghajarnya dengan keras, akan kuberi dua miliar. Yang bisa mengalahkannya, aku akan memberinya 20 miliar!" jerit Bos Wahyu dengan su

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 82

    Tania juga ikut membujuknya. Dia takut sesuatu terjadi kepada Tobi lagi.Nada suara Tania saat ini terdengar lembut sekali.Widia pun merasa aneh. Sejak kapan Tania begitu lembut kepada Tobi, tapi dia berpikir mungkin karena Tobi menyelamatkan mereka hari ini.Lagi pula, kalau bukan berkat pertolongan Tobi, hidup mereka akan hancur.Bos Wahyu memandang Tobi dengan tatapan memelas, tetapi dalam lubuk hatinya, dia masih dipenuhi amarah. Benar, pasukannya tidak bisa mengalahkan Tobi.Namun, asalkan dia bisa melewati hari ini, dia pasti akan menyergapnya dengan sekelompok pasukan bersenjata.Tidak peduli seberapa bagus ilmu bela dirimu, bisakah kamu lebih cepat dari peluru?Yang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi Tobi terus memperhatikan niat jahat yang melintas di mata Bos Wahyu. Jika dia melepaskannya hari ini, dia mungkin akan berbalik menyerangnya.Dia tidak masalah jika Wahyu mencarinya, tetapi dia khawatir dia pergi mencari Widia."Nggak bisa. Dia harus mati hari ini."Tatapan T

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 83

    "Tobi, kamu yang memanggil polisi?" tanya Widia dengan penasaran.Tobi menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Bukan!""Eh, kok bisa? Dilihat dari sikap Pak Zainal, sepertinya dia tahu kita ada di sini," kata Widia dengan bingung.Tania juga kebingungan. Bukan Tobi yang memanggilnya? Meski bukan, seharusnya juga ada hubungannya dengan Tobi juga. Hal ini tidak boleh diketahui oleh Widia.Selain itu, dia ingin Widia merasa ini semua perbuatan Tuan Joni dan tersentuh kepadanya.Tiba-tiba dia mendapat sebuah ide dan buru-buru berkata, "Aku tahu. Pasti Tuan Joni!""Tuan Joni?"Widia bingung. Dilihat dari sikap Joni menghadapi Cakra, seharusnya pria itu tidak berani macam-macam kepada Keluarga Hutama. Bukankah Joni sudah ketakutan dibuat Cakra sebelumnya?"Meski kamu merasa Tuan Joni nggak bisa, aku tetap meneleponnya. Dia menyuruhku tetap tenang dan mengatakan kalau pamannya sedang menyelidiki Wahyu.""Kalau tebakanku benar, mungkin karena Tuan Joni terus mendesak para petinggi untuk sege

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 84

    Tobi menyetir sendiri dan tidak mengikuti arah mobil Tania.Namun, dia melaju ke tempat lain, menuju ke rumah sakit.Beraninya wanita tua itu menampar istrinya. Mana mungkin dia melepaskannya begitu saja?Di sisi lain, Pak Zainal dan yang lainnya telah membawa pergi Wahyu. Dalam perjalanan, dia menelepon Pak Hendro dan melaporkan, "Operasi berjalan sangat lancar. Tuan Tobi dan yang lainnya sudah pergi. Wahyu juga dibawa kembali ke kantor polisi.""Oke. Pencapaian besar kali ini milikmu."Pak Hendro juga tampak senang. Menyingkirkan Wahyu sama dengan menyingkirkan penghalang yang telah merugikan banyak warga di Kota Tawuna."Terima kasih, Pak Hendro!"Pak Zainal juga sangat senang. Sebenarnya, mereka juga diam-diam menyelidiki Wahyu. Alasannya karena Wahyu sekeluarga terlalu sombong, bertindak semena-mena dan tidak bisa mengendalikan ulah mereka.Namun, karena kekuatan Keluarga Hutama tak tertandingi, ditambah adanya dukungan dari pihak lain, penyelidikan mereka sempat terhambat untuk s

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 85

    Tania juga penasaran Tobi pergi ke mana, lalu dia diam-diam meneleponnya."Tobi, Widia suruh aku meneleponmu, kamu di mana? Kenapa masih belum pulang?""Aku lagi di rumah sakit. Selesai dari sini, aku langsung pulang."Tobi pun langsung menutup teleponnya dan berjalan masuk. Butuh waktu lama agar dia bisa sampai ke rumah sakit terkenal di Kota Tawuna ini, karena berjarak cukup jauh dari vila.Tania tertegun sejenak, kemudian segera menangkap kalau Tobi pasti pergi balas dendam untuk Widia. Padahal Widia tidak memperlakukannya dengan baik, tetapi pria itu masih begitu baik kepadanya.Saat itu, ponsel Widia berdering. Dia mengira itu dari Tobi dan segera menjawab panggilan itu."Widia, aku akan memberimu kesempatan terakhir. Sebaiknya kamu patuh dan ikuti perintah putraku sekarang juga. Kalau nggak, aku jamin kamu akan sengsara dan Grup Lianto juga akan hancur total."Selesai mengancam, Nyonya Saskia langsung menutup telepon.Menurutnya, kata-kata itu sudah cukup untuk menakuti Widia.Wi

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1422

    Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1421

    Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1420

    Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1419

    Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1418

    Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1417

    Hah!Kata-kata Tobi langsung mengejutkan Bos Zafran. Wajahnya tampak syok. "Anda ...."Namun, dia berusaha menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Baik! Aku akan segera melakukannya!"Kemudian, dia segera bangkit dan berjalan keluar.Dia tidak menyangka Raja Naga dari Sekte Naga akan memiliki identitas hebat lainnya. Ternyata dia itu tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra.Dia hanya tahu Tobi adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Namun, dia sama sekali tidak tahu Raja Naga ternyata putra dari Keluarga Yudistira di Jatra.Hanya ada satu keluarga Yudistira di Jatra. Mereka punya sejarah bertahun-tahun dan juga termasuk salah satu dari empat keluarga teratas terkuat di Jatra.Setelah Bos Zafran meninggalkan ruangan itu, ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa terkejut. Tuan Muda Keluarga Yudistira?Identitas menakutkan seperti apa lagi ini.Meski dia tidak tahu seberapa hebat Keluarga Yudistira di Jatra, hanya mendengar namanya saja sudah sangat menakutkan. Apalagi, setelah meli

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1416

    Sebenarnya, ini semua sengaja disebarkan oleh Andreas.Sesuai permintaan Tobi, Tuan Besar Ezra telah memberitahukan segalanya kepada Andreas. Beliau juga mengatakan Tobi tidak ingin orang lain tahu mengenai identitas Raja Naga-nya dan kekuatan tingkat Guru Besar-nya.Dia ingin menguji kesetiaan semua anggota Keluarga Yudistira.Jika demikian, Andreas mengira dia bisa memanfaatkannya. Dia akan menyebarkan masalah ini, seolah-olah Tuan Besar Ezra-lah yang mengkhianati Tobi. Sekaligus mencemarkan nama baik Tobi.Selanjutnya, Andreas akan menyingkirkan ayahnya. Lalu, membuat semua orang berpikir Tuan Besar Ezra meninggal karena sakit. Setelah itu, dia baru bisa mengambil alih posisi kepala Keluarga Yudistira.Setelah Andreas berhasil menjadi kepala Keluarga Yudistira, dia baru akan menyingkirkan Tobi. Saat itu, tidak ada lagi yang bisa mengancamnya. Mengenai empat keluarga besar, dia tidak keberatan menyerahkan posisi itu kepada Keluarga Byantara.Lagi pula, keluarga mereka sekarang juga t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1415

    Ayahnya Shinta dan yang lainnya syok bukan main.Bahkan, Shinta sendiri juga terkejut. Dia tahu Kak Tobi sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu hebat.Melihat beberapa orang ini, mereka jelas adalah pemimpin kota. Terutama Kamran, yang merupakan tokoh berkuasa di Kota Doma. Dia masih begitu sopan kepada anak buahnya Kak Tobi.Lantaran mereka begitu sopan, Bos Zafran tentu tidak lagi menunjukkan emosi apa pun. Dia samar-samar menebak bahwa orang-orang ini mungkin datang karena memandang wajah Raja Naga.Jadi, Bos Zafran segera berkata, "Baiklah. Karena kesalahpahaman sudah terselesaikan, lupakan saja apa yang baru saja terjadi. Oh ya, tadi aku juga sedikit impulsif dan kurang sopan, jadi aku minta maaf kepada semua orang di sini.""Jangan segan begitu. Kami-lah yang nggak melakukannya dengan baik!" kata Kamran dan yang lainnya dengan cepat. Hati mereka baru merasa lega.Sikap seperti ini baru benar. Kelak, mereka masih harus saling kerja sama."Jadi, bagaimana dengan masal

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1414

    Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka

DMCA.com Protection Status