Tobi terdiam. Dia selalu berhati lembut kepada wanita. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Inggit, kamu nggak perlu seperti ini. Aku bisa memaafkanmu sekarang juga.""Sebenarnya, aku nggak tertarik minta pertanggungjawaban darimu dari awal, itu sebabnya aku nggak mencarimu atau mempersulitmu.""Tapi, mengenai ayahmu, yang dia lakukan itu menyangkut masalah negara, jadi aku nggak bisa berbuat apa-apa.""Nggak, kamu pasti punya cara. Aku sudah tahu semuanya. Lantaran Hugo memprovokasimu, mereka bahkan kehilangan Grup Maharta. Selanjutnya, ayahku memprovokasimu, padahal dia baru saja naik jabatan, tapi dia langsung ditangkap. Aku yakin kamu pasti punya cara.""Kamu salah. Andai ayahmu nggak punya masalah, mereka nggak akan menangkapnya. Sekarang dia terbukti punya masalah, sekalipun aku punya kemampuan, aku juga nggak bisa menyelamatkannya.""Kalau nggak, apa bedanya aku dengan ayahmu?""Ini masalah prinsip. Meski seluruh keluargamu berlutut di depanku, juga nggak ada gunanya."Tobi
"Kenapa? Nggak berani?" tanya Tobi dengan nada datar.Jika Lindy tidak mau kembali, dia juga tidak ingin membantu Keluarga Saswito. Buat apa dia menyia-nyiakan waktunya untuk menyelamatkan gadis yang bahkan tidak peduli dengan hidup mati keluarganya?Untungnya, Lindy tidak begitu dan buru-buru menjawab, "Nggak, aku ... aku hanya takut, tapi aku tetap mau pulang. Aku nggak mungkin kabur sendirian dan membiarkan Keluarga Saswito menanggung semuanya.""Bagus. Andai kamu nggak mau pulang, aku juga nggak perlu menyelamatkan orang sepertimu lagi," ucap Tobi dengan ringan.Lindy tertegun, sekaligus terkejut. Andai dia salah bicara tadi, bukankah satu-satunya penyelamatnya akan hilang?Meski sampai sekarang, dia masih belum sepenuhnya yakin, penyelamat ini entah mampu menahan kekuatan keluarga besar dari Jatra itu atau tidak.Lindy melirik ke arah Inggit dan buru-buru menjelaskan, "Kak Inggit, Darel dari Jatra sudah datang, aku harus pulang menghadapinya, jadi aku nggak bisa menemanimu lagi."
Yudi cemas dan langsung menjelaskan, "Ah, buat apa kamu pulang sekarang? Darel nggak sederhana. Orang-orang di sekitarnya semua ahli hebat. Kalau dia ingin membawamu pergi dengan paksa, kami juga nggak bisa menghentikannya.""Nggak masalah, bukankah masih ada Tuan Tobi?" kata Lindy."Kalau Tuan Tobi ada di sini, aku juga nggak perlu khawatir, tapi Tuan Tobi masih belum datang. Aku juga nggak tahu kapan dia akan datang, siapa tahu dia nggak datang, 'kan?" ucap Yudi menjelaskan."Kak, bukankah kamu selalu percaya pada Tuan Tobi?""Tentu saja, tapi aku lebih khawatir denganmu. Jangan sampai membuat kesalahan sedikit pun, kalau nggak, nggak ada gunanya menyesal saat itu.""Haha. Kak, tenang saja, Tuan Tobi sedang menyetir. Kebetulan aku lagi bersamanya dan dia mengantarku kembali. Lagi pula, dia sudah bilang, kita nggak perlu terlalu khawatir.""Bagi Tuan Tobi, menghadapi Tuan Darel hanyalah masalah sepele."Selesai berbicara, Lindy melirik ke arah Tobi sejenak, menempelkan ponselnya ke te
Menyadari ada yang tidak biasa, Tobi segera bertanya, "Sepertinya ada sesuatu. Apa yang terjadi?"Meski mereka berdua tidak banyak berinteraksi, Jessi juga punya posisi di hatinya. Jika bukan karena dia menikah dengan tuan muda paling hebat di Sekte Suganda, Tobi mungkin akan menghentikannya."Bukan apa-apa." Jessi buru-buru menyangkal"Benarkah? Kalau ada masalah, katakan saja kepadaku. Berdasarkan kemampuanku, sejauh ini, belum ada yang nggak bisa kuselesaikan," ucap Tobi."Benarkah? Kalau begitu, aku menyukai Kak Tobi, terus nggak mau menikah dengan Tuan Evan, apa bisa begitu?""Ini ...."Tobi hanya tersenyum kecut."Kenapa? Nggak bisa? Sudah kuduga, kamu hanya membual."Jessi berkata dengan manja, "Tapi jangan dimasukkan dalam hati, aku hanya bercanda saja."Namun, Tobi mengerutkan kening. Dia merasa Jessi tidak bercanda, apalagi dia juga merasakan gadis itu mulai tertekan.Jadi, dia pun segera berkata, "Tapi aku nggak bercanda. Kalau kamu memang nggak menyukai Tuan Evan, aku juga
Jadi, dia hanya punya satu pilihan, yaitu menerima segalanya dengan patuh.Setelah tahu semua kebenaran ini, Jessi makin tidak ingin menghubungi Tobi lagi. Dia hanya bisa menahan kerinduan di hatinya dan membuang jauh-jauh pemikirannya.Lantaran dia tahu Kak Tobi mungkin tidak begitu menyukainya. Andai terjadi sesuatu kepadanya, Kak Tobi pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Sekalipun harus menahan kekosongan di dalam hati yang dia rasakan akibat sekian lama tidak pernah menghubungi pria ituPokoknya, dia tidak akan mencelakai Kak Tobi.Makin dekat dengan Tuan Evan, Jessi makin sadar pria itu sangat kejam dan jahat, bahkan tidak ada yang tidak takut kepadanya. Andai pria itu tahu dia menyukai Kak Tobi, dia pasti akan membuatnya berakhir tragis.Demi keselamatan Kak Tobi, dia harus tetap menahan keinginan untuk menghubungi Kak Tobi.Lantaran harus menyimpan semua ini, hatinya sesak dan terasa menyakitkan.Jadi, seperti yang dia duga, pada akhirnya, dia menyerah juga. Dia menelepon
Keluarga Saswito!Wajah Darel terlihat begitu sombong. Dia mendengus dingin dan berkata, "Burhan, aku sudah memberimu kesempatan. Kalau kamu nggak memanfaatkannya baik-baik, nggak ada gunanya kamu berlutut dan memohon pengampunan saat itu."Hati Burhan diliputi rasa takut dan cemas. Dia tidak tahu Tuan Tobi entah datang ke sana atau tidak, jadi dia hanya bisa terus mengulur waktu. "Tuan Darel, masalah besar seperti ini harus kami diskusikan dan pertimbangkan lebih dulu, jadi mohon bersabarlah.""Baiklah, aku akan beri kalian dua puluh menit lagi, tapi kalian nggak mungkin membiarkanku duduk di sini saja, 'kan? Panggil Lindy keluar. Biar dia yang menemaniku."Darel sangat menyukai pesona muda yang terpancar dari tubuh seksi Lindy.Wanita seperti itu pasti sangat menggairahkan di ranjangWajah Burhan sedikit berubah. Dia buru-buru menjawab, "Tuan Darel, maaf, Lindy lagi keluar bersama temannya. Dia sekarang nggak ada di kediaman Keluarga Saswito.""Dia benar-benar lagi di luar atau kalia
Plak!Terdengar sebuah tamparan kencang.Darel beranjak dari tempat duduknya dan langsung menampar wajah Burhan dengan keras.Burhan merasakan sensasi terbakar di pipinya. Kekuatan lawan lebih hebat dibandingkan orang biasa, bahkan dia hampir mengerang kesakitan.Dia berusaha sekuat tenaga menopang dirinya agar tidak terjatuh."Burhan, kamu sadar apa yang kamu bicarakan?""Apa maksudmu dengan 'melepaskan Lindy'? Apa aku sudah mempersulitnya?""Aku itu memberinya kesempatan. Aku bisa tertarik kepadanya, itu sudah termasuk anugerah untuknya. Seharusnya dia tahu bersyukur," ucap Darel dengan nada ketus. Wajahnya penuh dengan ekspresi sombong dan mendominasi.Sikap, perilaku, dan perkataan Darel sungguh membuat seluruh Keluarga Saswito emosi. Hanya saja, meski jumlah mereka banyak, mereka juga tidak berani berbuat apa-apa dan hanya berdiri mematung di sana.Semuanya terlihat kesal, tetapi tidak berani mengatakannya langsung dan hanya memendamnya dalam hati.Yudi tidak tahan melihat ayahnya
Mengenai Tuan Tobi bisa mengalahkan Darel atau tidak, untuk saat ini, mereka tidak peduli begitu banyak lagi.Setelah mendengar kata-kata Tobi, terakhir Darel pun mengalihkan pandangan ke arahnya sambil memasang ekspresi mengejek, "Bocah, kamu sadar apa yang kamu bicarakan? Memangnya kamu siapa?""Hanya berdasarkan kamu? Ingin membantunya? Tahukah kamu siapa aku?""Tahu!" kata Tobi dengan datar."Sudah tahu masih berani lancang? Tampaknya kamu cari mati." Darel bertambah kesal. Padahal bocah itu tahu siapa dirinya, tetapi masih sombong seperti itu. Apa dia memandang rendah kemampuannya?"Yang cari mati itu kamu!""Kamu barusan beri kesempatan kepada Keluarga Saswito, 'kan? Kalau begitu, aku sekarang juga beri kamu kesempatan!""Kalau kamu enyah dari kediaman Keluarga Saswito sekarang juga, nggak cari masalah lagi dengan Keluarga Saswito, aku akan mengampunimu kali ini," ucap Tobi dengan dingin.'Apa? Beri aku kesempatan? Mengampuniku kali ini?'Darel merasa ucapan itu seolah-olah sedan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K