Share

Bab 677

Penulis: Anak Ketiga
Menyadari ada yang tidak biasa, Tobi segera bertanya, "Sepertinya ada sesuatu. Apa yang terjadi?"

Meski mereka berdua tidak banyak berinteraksi, Jessi juga punya posisi di hatinya. Jika bukan karena dia menikah dengan tuan muda paling hebat di Sekte Suganda, Tobi mungkin akan menghentikannya.

"Bukan apa-apa." Jessi buru-buru menyangkal

"Benarkah? Kalau ada masalah, katakan saja kepadaku. Berdasarkan kemampuanku, sejauh ini, belum ada yang nggak bisa kuselesaikan," ucap Tobi.

"Benarkah? Kalau begitu, aku menyukai Kak Tobi, terus nggak mau menikah dengan Tuan Evan, apa bisa begitu?"

"Ini ...."

Tobi hanya tersenyum kecut.

"Kenapa? Nggak bisa? Sudah kuduga, kamu hanya membual."

Jessi berkata dengan manja, "Tapi jangan dimasukkan dalam hati, aku hanya bercanda saja."

Namun, Tobi mengerutkan kening. Dia merasa Jessi tidak bercanda, apalagi dia juga merasakan gadis itu mulai tertekan.

Jadi, dia pun segera berkata, "Tapi aku nggak bercanda. Kalau kamu memang nggak menyukai Tuan Evan, aku juga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 678

    Jadi, dia hanya punya satu pilihan, yaitu menerima segalanya dengan patuh.Setelah tahu semua kebenaran ini, Jessi makin tidak ingin menghubungi Tobi lagi. Dia hanya bisa menahan kerinduan di hatinya dan membuang jauh-jauh pemikirannya.Lantaran dia tahu Kak Tobi mungkin tidak begitu menyukainya. Andai terjadi sesuatu kepadanya, Kak Tobi pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Sekalipun harus menahan kekosongan di dalam hati yang dia rasakan akibat sekian lama tidak pernah menghubungi pria ituPokoknya, dia tidak akan mencelakai Kak Tobi.Makin dekat dengan Tuan Evan, Jessi makin sadar pria itu sangat kejam dan jahat, bahkan tidak ada yang tidak takut kepadanya. Andai pria itu tahu dia menyukai Kak Tobi, dia pasti akan membuatnya berakhir tragis.Demi keselamatan Kak Tobi, dia harus tetap menahan keinginan untuk menghubungi Kak Tobi.Lantaran harus menyimpan semua ini, hatinya sesak dan terasa menyakitkan.Jadi, seperti yang dia duga, pada akhirnya, dia menyerah juga. Dia menelepon

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 679

    Keluarga Saswito!Wajah Darel terlihat begitu sombong. Dia mendengus dingin dan berkata, "Burhan, aku sudah memberimu kesempatan. Kalau kamu nggak memanfaatkannya baik-baik, nggak ada gunanya kamu berlutut dan memohon pengampunan saat itu."Hati Burhan diliputi rasa takut dan cemas. Dia tidak tahu Tuan Tobi entah datang ke sana atau tidak, jadi dia hanya bisa terus mengulur waktu. "Tuan Darel, masalah besar seperti ini harus kami diskusikan dan pertimbangkan lebih dulu, jadi mohon bersabarlah.""Baiklah, aku akan beri kalian dua puluh menit lagi, tapi kalian nggak mungkin membiarkanku duduk di sini saja, 'kan? Panggil Lindy keluar. Biar dia yang menemaniku."Darel sangat menyukai pesona muda yang terpancar dari tubuh seksi Lindy.Wanita seperti itu pasti sangat menggairahkan di ranjangWajah Burhan sedikit berubah. Dia buru-buru menjawab, "Tuan Darel, maaf, Lindy lagi keluar bersama temannya. Dia sekarang nggak ada di kediaman Keluarga Saswito.""Dia benar-benar lagi di luar atau kalia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 680

    Plak!Terdengar sebuah tamparan kencang.Darel beranjak dari tempat duduknya dan langsung menampar wajah Burhan dengan keras.Burhan merasakan sensasi terbakar di pipinya. Kekuatan lawan lebih hebat dibandingkan orang biasa, bahkan dia hampir mengerang kesakitan.Dia berusaha sekuat tenaga menopang dirinya agar tidak terjatuh."Burhan, kamu sadar apa yang kamu bicarakan?""Apa maksudmu dengan 'melepaskan Lindy'? Apa aku sudah mempersulitnya?""Aku itu memberinya kesempatan. Aku bisa tertarik kepadanya, itu sudah termasuk anugerah untuknya. Seharusnya dia tahu bersyukur," ucap Darel dengan nada ketus. Wajahnya penuh dengan ekspresi sombong dan mendominasi.Sikap, perilaku, dan perkataan Darel sungguh membuat seluruh Keluarga Saswito emosi. Hanya saja, meski jumlah mereka banyak, mereka juga tidak berani berbuat apa-apa dan hanya berdiri mematung di sana.Semuanya terlihat kesal, tetapi tidak berani mengatakannya langsung dan hanya memendamnya dalam hati.Yudi tidak tahan melihat ayahnya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 681

    Mengenai Tuan Tobi bisa mengalahkan Darel atau tidak, untuk saat ini, mereka tidak peduli begitu banyak lagi.Setelah mendengar kata-kata Tobi, terakhir Darel pun mengalihkan pandangan ke arahnya sambil memasang ekspresi mengejek, "Bocah, kamu sadar apa yang kamu bicarakan? Memangnya kamu siapa?""Hanya berdasarkan kamu? Ingin membantunya? Tahukah kamu siapa aku?""Tahu!" kata Tobi dengan datar."Sudah tahu masih berani lancang? Tampaknya kamu cari mati." Darel bertambah kesal. Padahal bocah itu tahu siapa dirinya, tetapi masih sombong seperti itu. Apa dia memandang rendah kemampuannya?"Yang cari mati itu kamu!""Kamu barusan beri kesempatan kepada Keluarga Saswito, 'kan? Kalau begitu, aku sekarang juga beri kamu kesempatan!""Kalau kamu enyah dari kediaman Keluarga Saswito sekarang juga, nggak cari masalah lagi dengan Keluarga Saswito, aku akan mengampunimu kali ini," ucap Tobi dengan dingin.'Apa? Beri aku kesempatan? Mengampuniku kali ini?'Darel merasa ucapan itu seolah-olah sedan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 682

    Pak Zul langsung dihantam oleh kekuatan yang menakutkan. Mulutnya mengeluarkan erangan teredam, tubuhnya terpental ke belakang dan ambruk ke lantai, juga menyemburkan seteguk darah.Dengan begitu, barulah dia merasa sedikit lebih nyaman. Kemudian, dia menatap Tobi dengan ekspresi terkejut dan berkata, "Se ... sebenarnya apa kekuatanmu?""Tak peduli apa pun kekuatanku, aku masih lebih dari cukup untuk menghadapimu, kamu nggak menyangkal hal ini, 'kan?" ujar Tobi datar."Tentu saja. Kalau kamu nggak berbelas kasihan kepadaku barusan, mungkin sekarang aku sudah lumpuh. Terima kasih."Pak Zul kemudian berbalik dan berkata, "Tuan Darel, maaf, kekuatan pria ini benar-benar di luar kemampuanku. Di hadapannya, aku bukanlah apa-apa."Setelah itu, dia pun berjalan ke samping, duduk bersila dan mulai mengobati lukanya.Bisa dikatakan, Pak Zul itu ahli bela diri yang telah dibayar mahal oleh Keluarga Capaldi. Dia bukan budaknya Keluarga Capaldi, jadi dia punya kebebasannya sendiri dan tidak terika

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 683

    Di sisi lain, Burhan dan yang lainnya diam-diam tersenyum pahit. Berdasarkan karakter Tuan Tobi, mustahil dia akan menerima persyaratan seperti itu. Hanya saja, entah seberapa besar masalah yang akan ditimbulkan karena ini.Segala yang terjadi hari ini, entah akan berakhir seperti apa?Andai Tuan Tobi menggunakan seni bela dirinya dan membunuh Tuan Darel, bukankah hal itu akan menimbulkan bencana besar?Begitu mendengar persyaratan yang ditawarkan Darel, Tobi tak kuasa menahan tawanya lagi. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Darel, aku benar-benar nggak paham, bagaimana tuan muda dari keluarga kecil sepertimu begitu percaya diri, sombong, dan semena-mena?""Keluarga kecil?"Darel langsung mengumpat dengan kesal, "Seharusnya kamu cari tahu dulu siapa aku? Aku ini Darel Capaldi, putra sulung Keluarga Capaldi di Jatra. Keluarga kami itu dari Jatra, bukan keluarga kecil."Semua orang juga tersenyum pahit, tetapi Tobi masih menambahkan, "Bukankah Keluarga Capaldi di Jatra hanyalah ke

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 684

    "Tak berguna!"Tobi langsung menghinanya, kemudian kembali menambahkan, "Aku akan beri kamu kesempatan lagi. Telepon kakekmu sekarang juga, minta bantuannya. Kalau kalian punya pendukung, sekaligus panggil ke sini juga."Begitu kata-kata ini keluar, banyak anggota Keluarga Saswito yang tercengang. Apa maksudnya? Setelah menangani Darel, mempermalukannya habis-habisan, sekarang dia masih berani menyuruh Darel memanggil bala bantuan?Darel pasti akan memanggil bantuan dari keluarganya yang di Jatra. Bayangkan, bisa-bisanya tuan muda yang begitu bermartabat diberi pelajaran seperti itu. Andai keluarganya tahu masalah ini, mereka pasti akan marah besar, bahkan entah pembalasan seperti apa yang akan terjadi.Berakhir sudah. Kali ini, benar-benar berakhir.Khususnya Burhan. Dia kelihatan panik dan buru-buru berkata, "Tuan Tobi, Darel itu pewaris utama Keluarga Capaldi, apalagi statusnya sangat tinggi.""Dia dipermalukan dan diperlakukan seperti ini hari ini. Andai Keluarga Capaldi tahu, mere

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 685

    Awalnya, Darel sudah kegirangan dan mengira bisa membalikkan situasi saat ini.Dia merasa Tobi akan ketakutan dan segera melepaskannya, bahkan berlutut dan meminta pengampunan, tetapi setelah mendengar percakapan mereka, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.Keluarga Saswito, khususnya keluarga Burhan, langsung berdebar-debar.Mereka benar-benar tidak mengerti, mengapa Tuan Tobi memberikan kesempatan seperti itu kepada lawan. Mungkin Tuan Tobi mengerti, sekalipun dia tidak memberi kesempatan hari ini, cepat atau lambat, mereka juga akan datang membalas dendam.Namun, kondisi Darel saat ini sangat menyedihkan. Andai Kakek Basri melihatnya, dia pasti akan emosi dan tidak akan berdiam diri.Yang membuat mereka makin tak berdaya, bahkan saat menghadapi Kakek Basri, Tobi masih terlihat tenang dan acuh tak acuh.Sayangnya, mereka tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Kakek Basri. Mereka hanya bisa menunggu dengan sabar.Sebaliknya, dibandingkan mereka, Basri tampak ketakutan, wajahnya j

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status