"Tak berguna!"Tobi langsung menghinanya, kemudian kembali menambahkan, "Aku akan beri kamu kesempatan lagi. Telepon kakekmu sekarang juga, minta bantuannya. Kalau kalian punya pendukung, sekaligus panggil ke sini juga."Begitu kata-kata ini keluar, banyak anggota Keluarga Saswito yang tercengang. Apa maksudnya? Setelah menangani Darel, mempermalukannya habis-habisan, sekarang dia masih berani menyuruh Darel memanggil bala bantuan?Darel pasti akan memanggil bantuan dari keluarganya yang di Jatra. Bayangkan, bisa-bisanya tuan muda yang begitu bermartabat diberi pelajaran seperti itu. Andai keluarganya tahu masalah ini, mereka pasti akan marah besar, bahkan entah pembalasan seperti apa yang akan terjadi.Berakhir sudah. Kali ini, benar-benar berakhir.Khususnya Burhan. Dia kelihatan panik dan buru-buru berkata, "Tuan Tobi, Darel itu pewaris utama Keluarga Capaldi, apalagi statusnya sangat tinggi.""Dia dipermalukan dan diperlakukan seperti ini hari ini. Andai Keluarga Capaldi tahu, mere
Awalnya, Darel sudah kegirangan dan mengira bisa membalikkan situasi saat ini.Dia merasa Tobi akan ketakutan dan segera melepaskannya, bahkan berlutut dan meminta pengampunan, tetapi setelah mendengar percakapan mereka, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.Keluarga Saswito, khususnya keluarga Burhan, langsung berdebar-debar.Mereka benar-benar tidak mengerti, mengapa Tuan Tobi memberikan kesempatan seperti itu kepada lawan. Mungkin Tuan Tobi mengerti, sekalipun dia tidak memberi kesempatan hari ini, cepat atau lambat, mereka juga akan datang membalas dendam.Namun, kondisi Darel saat ini sangat menyedihkan. Andai Kakek Basri melihatnya, dia pasti akan emosi dan tidak akan berdiam diri.Yang membuat mereka makin tak berdaya, bahkan saat menghadapi Kakek Basri, Tobi masih terlihat tenang dan acuh tak acuh.Sayangnya, mereka tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Kakek Basri. Mereka hanya bisa menunggu dengan sabar.Sebaliknya, dibandingkan mereka, Basri tampak ketakutan, wajahnya j
Darel mengambil ponsel itu, wajahnya panik, lalu berkata dengan gemetar, "Kakek!""Dasar bajingan!""Jangan panggil aku kakek, aku nggak punya cucu sepertimu!""Sudah berulang kali kubilang, jangan bertingkah, jangan bertingkah, tapi kamu nggak mau dengar. Apa kamu pikir Keluarga Capaldi tak terkalahkan? Tak peduli apa pun kesalahan yang kamu perbuat, Keluarga Capaldi bisa mengatasinya?""Kalau bukan karena aku lagi Jatra, aku pasti akan langsung membunuhmu!""Kakek, apa, apa yang kamu bicarakan? Memangnya dia siapa? Kenapa bisa membuatmu jadi seperti ini?""Dia siapa?""Dia bisa menghancurkan seluruh Keluarga Capaldi kapan saja. Lebih tepatnya, hanya satu kata darinya, dia bisa membuat Keluarga Capaldi menghilang sepenuhnya dari dunia ini," ujar Basri dengan marah."Hah ...."Begitu kata-kata itu keluar, Darel kebingungan. Dia paham betul dengan kakeknya. Selama ini kakeknya sangat arogan, bagaimana beliau bisa mengatakan hal tidak masuk akal seperti ini?Kecuali kekuatan orang ini me
Semua anggota Keluarga Saswito terus memperhatikan gerak-gerik Darel, khususnya saat pria itu berbicara dengan kakeknya. Begitu melihat ekspresi Darel yang telah mengakhiri pembicaraan, harapan mereka makin besar.Hanya saja, siapa sebenarnya Tuan Tobi? Bisa-bisanya dia membuat Tuan Besar dari Keluarga Capaldi tunduk, apalagi Darel jelas-jelas begitu ketakutan.Darel yang saat ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Padahal, barusan dia begitu sombong.Setelah Darel menutup telepon, seluruh tubuhnya gemetar. Dia mulai berjalan perlahan mendekati Tuan Tobi.Apa yang mau dia lakukan?Tunggu! Dia sedang berlutut.Apa dia sudah menyerah?Menyaksikan pemandangan itu, anggota Keluarga Saswito makin bersemangat.Jika sebelumnya mereka hanya mengandalkan spekulasi, tetapi sikap Darel saat ini jelas-jelas memperlihatkan betapa takutnya Kakek Basri kepada Tuan Tobi.Tak disangka, Tuan Tobi benar-benar menjatuhkan Darel, apalagi lawan berhasil ditekan sepenuhnya tanpa perlu bersusah payah.Saat
"Salah satunya, menargetkan Keluarga Saswito, tapi sekarang aku menyesali perbuatanku. Mulai saat ini, aku nggak akan melakukan hal-hal buruk seperti ini lagi.""Selain itu, aku dengar, sudah banyak wanita yang celaka di tanganmu, bahkan tindakanmu juga sangat kejam," ucap Tobi dengan dingin.Sebenarnya, dia masih belum menyelidiki hal ini, jadi tidak begitu paham akan situasi spesifiknya. Ini semua hanya dia dengar melalui obrolannya dengan Lindy saat perjalanan ke sini.Mendengar itu, wajah Darel memucat, lalu buru-buru berkata, "Ya, ya, tapi sekarang aku sudah menyesali perbuatanku. Aku nggak berani melakukannya lagi. Aku juga berjanji akan segera menghapus rekaman video itu. Mulai sekarang, aku akan mengubah sikapku dan membentuk pribadi baru."Tobi tertegun mendengar pengakuannya. "Kamu bahkan merekam video?"Darel terlihat canggung. Dia suka menonton video tak senonoh, kemudian merangkum semua pengalaman pribadinya agar menemukan metode yang lebih menegangkan lagi.Melihat Darel
Darel segera menenangkan diri, lalu menjawab telepon, dan berkata dengan nada sombong, "Kakek Muhar, ada apa?""Tuan Darel, apa Anda punya waktu luang besok?" tanya Kakek Muhar buru-buru. Pokoknya, dia harus memanfaatkan kesempatan kali ini untuk menjodohkan cucunya dengan Tuan Darel, apalagi Tuan Darel jelas-jelas tertarik kepada cucunya.Dari awal, dia sudah sangat mengagumi Darel. Dia merasa Darel adalah pasangan paling cocok untuk cucunya, hanya saja, saat itu, Darel tidak menyukai cucunya.Andai mereka berdua bisa bersama, bukankah dia dan teman lamanya akan menjadi lebih dekat?Ketika Darel mendengar itu, Darel langsung bertanya, "Besok? Aku masih belum punya rencana.""Baguslah. Lantaran pertemuan sebelumnya terlalu mendesak, kali ini, aku ingin mentraktirmu makan siang dan membicarakan masalah Widia denganmu.""Masalah Widia denganku? Apa dia setuju bersamaku?" Darel tak kuasa mengendalikan kegembiraan di hatinya."Nggak juga, tapi jangan khawatir, orang tua Widia dan aku sanga
Bisa dikatakan, hal ini juga ada gunanya. Setidaknya, akan menyelamatkan dirinya dari berbagai hal merepotkan.Lindy juga melangkah maju dan ikut menimpali, "Tuan Tobi, barusan kamu begitu keren dan hebat. Tak disangka, kamu punya identitas yang begitu menakutkan."Burhan agak gugup. Dia khawatir putrinya akan sembarangan bicara dan menyinggung Raja Naga. Bayangkan, dia itu sosok menakutkan yang bisa menaklukkan keluarga besar seperti Keluarga Capaldi dengan mudah.Namun, Tobi tidak peduli begitu banyak dan hanya berkata sambil tersenyum, "Sudah kubilang, aku akan memperlihatkan bagaimana cara menghadapi pecundang kecil seperti itu kepadamu.""Ya, dibandingkan dirimu, Darel bahkan nggak pantas disebut pecundang kecil." Namun, Lindy masih tak kuasa menahan kegirangan dalam hatinya dan berkata dengan antusias, "Tuan Tobi, kamu tahu nggak, selama ini, aku selalu mengidolakanmu."Melihat Tobi kebingungan, Lindy kembali menambahkan, "Maksudku, identitasmu yang satu lagi."Barulah Tobi menge
Padahal, Tobi baru saja bersiap untuk menjabat sebagai direktur baru hari ini, tetapi malah terjadi masalah di kediaman Keluarga Saswito. Daripada tertunda lama, lebih baik dia mengabari lewat telepon saja.Dia akan mengatakan bahwa dia tidak sempat hari ini dan menunda sampai besok.Baginya, Grup Maharta hanyalah sebuah mainan. Dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah itu. Biarlah terjadi kekacauan lebih dulu. Makin sering hal itu terjadi, barulah dia bisa menemukan talenta yang berguna.Saat itu, dia tinggal mempromosikan mereka, yang mana benar-benar berguna dan berkemampuan. Bukan hanya menghemat waktu, dia juga tidak perlu repot-repot lagi.Namun, Widia sudah tahu masalah dia tidak datang ke kantor hari ini. Begitu mengangkat telepon, dia langsung mengomelinya, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu mengambil jabatan direktur hari ini?""Terjadi sedikit masalah. Tunggu besok saja.""Masalah apa? Apa ada orang yang menyerangmu?" tanya Widia dengan gugup."Nggak, kok. Ak
Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b
"Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi
Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad
Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang
Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa
Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman
Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar
Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut
Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp