Share

Bab 690

Penulis: Anak Ketiga
Bisa dikatakan, hal ini juga ada gunanya. Setidaknya, akan menyelamatkan dirinya dari berbagai hal merepotkan.

Lindy juga melangkah maju dan ikut menimpali, "Tuan Tobi, barusan kamu begitu keren dan hebat. Tak disangka, kamu punya identitas yang begitu menakutkan."

Burhan agak gugup. Dia khawatir putrinya akan sembarangan bicara dan menyinggung Raja Naga. Bayangkan, dia itu sosok menakutkan yang bisa menaklukkan keluarga besar seperti Keluarga Capaldi dengan mudah.

Namun, Tobi tidak peduli begitu banyak dan hanya berkata sambil tersenyum, "Sudah kubilang, aku akan memperlihatkan bagaimana cara menghadapi pecundang kecil seperti itu kepadamu."

"Ya, dibandingkan dirimu, Darel bahkan nggak pantas disebut pecundang kecil." Namun, Lindy masih tak kuasa menahan kegirangan dalam hatinya dan berkata dengan antusias, "Tuan Tobi, kamu tahu nggak, selama ini, aku selalu mengidolakanmu."

Melihat Tobi kebingungan, Lindy kembali menambahkan, "Maksudku, identitasmu yang satu lagi."

Barulah Tobi menge
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 691

    Padahal, Tobi baru saja bersiap untuk menjabat sebagai direktur baru hari ini, tetapi malah terjadi masalah di kediaman Keluarga Saswito. Daripada tertunda lama, lebih baik dia mengabari lewat telepon saja.Dia akan mengatakan bahwa dia tidak sempat hari ini dan menunda sampai besok.Baginya, Grup Maharta hanyalah sebuah mainan. Dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah itu. Biarlah terjadi kekacauan lebih dulu. Makin sering hal itu terjadi, barulah dia bisa menemukan talenta yang berguna.Saat itu, dia tinggal mempromosikan mereka, yang mana benar-benar berguna dan berkemampuan. Bukan hanya menghemat waktu, dia juga tidak perlu repot-repot lagi.Namun, Widia sudah tahu masalah dia tidak datang ke kantor hari ini. Begitu mengangkat telepon, dia langsung mengomelinya, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu mengambil jabatan direktur hari ini?""Terjadi sedikit masalah. Tunggu besok saja.""Masalah apa? Apa ada orang yang menyerangmu?" tanya Widia dengan gugup."Nggak, kok. Ak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 692

    "Oh, kamu pernah dengar soal aku? Kalau begitu, seharusnya kamu juga tahu kehebatan Sekte Suganda, 'kan? Membunuh pecundang kecil sepertimu sangatlah mudah.""Jangan buru-buru menyangkal. Jangan kira dirimu sangat hebat dan menganggap dirimu bukan pecundang kecil. Kuberi tahu, jangankan kamu, bahkan, Damar, orang terkaya di Kota Tawuna pun hanyalah lawan kecil bagiku."Nada suara Evan begitu mendominasi dan dingin, membuat orang merasa terintimidasi."Lantas?"Tobi penasaran mengapa Evan bisa meneleponnya."Bukan apa-apa. Aku hanya ingin mengingatkanmu, Jessi itu wanitaku. Kelak, jangan menghubunginya lagi."Akhirnya, Tobi paham dengan alasannya. "Bagaimana kalau aku masih menghubunginya?"Saat Jessi meneleponnya terakhir kali mungkin sudah ketahuan oleh pria ini. Pantas saja, Jessi buru-buru menutup telepon. Lantas, mengapa Evan melarangnya menelepon? Bukankah itu sudah kelewat batas?"Kalau begitu, sebaiknya siapkan peti matimu lebih dulu."Selesai berbicara, Evan langsung menutup te

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 693

    Mendengar pertanyaan Tobi, agen rahasia Sekte Naga segera menjawab, "Ya, tapi Evan tengah mempraktikkan teknik yang sangat hebat, yaitu Teknik Mendominasi. Mana mungkin ada wanita yang bisa berlatih bersamanya?""Teknik Mendominasi?"Wajah Tobi berubah. Meski dia tidak mengetahui teknik ini, dia juga pernah mendengarnya. Dia pun bertanya, "Bukankah yang dia latih itu teknik milik Sekte Suganda?"Teknik yang dimiliki Sekte Suganda sudah sangat hebat, apalagi juga termasuk salah satu teknik terbaik."Bukan!""Kalau begitu, aku sudah tahu alasan mengapa dia mau menikahi Jessi."Kilatan dingin melintas di mata Tobi. Kalau memang seperti itu, berarti Evan menginginkan nyawa Jessi.Jika Tobi yang berlatih bersama Jessi, dia bukan hanya tidak akan mencelakai gadis itu, tetapi dia juga akan membantunya membersihkan energi jahat di dalam tubuhnya dan mempercepat proses kultivasi.Namun, Teknik Mendominasi milik Evan terlalu ganas. Dia akan menyesap habis seluruh energi Jessi, kemudian membuat g

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 694

    "Kak Tobi, kok kamu bisa ke sini? Ayo, duduk sini."Fiona buru-buru mempersilakan Tobi duduk. Wajahnya tak kuasa menyembunyikan kebahagiaan yang tak terkendali, yang menunjukkan hatinya benar-benar bahagia.Tak dipungkiri, Tobi yang berhasil mengubah nasib Fiona itu telah membuat wanita itu tertarik dengannya. Ditambah lagi, setelah berinteraksi lebih dengan Tobi, dia baru sadar telah jatuh hati kepada pria itu.Namun, perasaannya saat itu masih belum begitu dalam. Hanya saja, belakangan ini, dia terus-terusan ditolak oleh Tobi. Hal itu justru membuatnya kecewa dan makin merindukan pria itu.Makin menahan rindu, barulah dia sadar perasaannya kini telah terlalu dalam.Tobi terpaksa duduk di sebelah Fiona. Aroma wewangian samar yang keluar dari tubuh wanita itu membuatnya merasa nyaman. Apalagi, wanita cantik yang begitu sempurna, mana mungkin ada pria yang tidak menyukainya?Begitu Tobi duduk, Fiona langsung mengeluh dengan manja, "Kak Tobi, belakangan ini, kamu sibuk sekali. Tak peduli

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 695

    Tobi agak kaget, tetapi dia mengerti mengapa Fiona bisa bertindak seperti ini. Dia hanya bisa menahan senyum diam-diam. Padahal dirinya sama sekali tidak peduli dengan hal ini.Tobi hanya tidak ingin berinteraksi terlalu banyak dengan Fiona. Itu sebabnya dia segera mengalihkan topik pembicaraan agar bisa lepas dari pertanyaan Fiona.Mendengar itu, Fiona bertambah kesal.Sebaliknya, Tobi mengangkat tangannya dan memberi isyarat kepada Fiona agar berhenti. Dia menanggapi pertanyaan Gita sambil tersenyum, "Kalau aku bilang, takutnya kamu akan ketawa. Sepertinya kita kerja di perusahaan yang sama."Begitu kata-kata itu keluar, bukan hanya Gita seorang yang tercengang, tetapi Fiona dan Prita juga terpana. Bukankah Kak Tobi kerja di Grup Lianto? Kenapa sekarang malah di Grup Maharta?"Benarkah?""Barusan aku masih sempat mengira kamu sangatlah hebat, ternyata hanya seorang pegawai yang nggak dikenal.""Kalau nggak, aku pasti tahu."Gita mendengus dingin. Wajahnya memperlihatkan ekspresi arog

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 696

    Lantaran sudah bertahun-tahun mengikuti Kak Fiona, Prita juga tahu kepribadiannya. Selama ini, Kak Fiona kerap membatasi diri. Jika ada tawaran syuting serial televisi ataupun film, dia pasti akan mengajukan persyaratan agar tidak melakukan kontak fisik dengan aktor pria mana pun.Namun, saat berhadapan dengan Kak Tobi, dia malah begitu inisiatif, seakan-akan tidak sabar dan ingin menyelesaikan semuanya di sini.Tobi tampak gugup, apalagi Fiona sengaja mencondongkan tubuh ke arahnya. Pria itu pun menjawab, "Mana mungkin? Lagian, aku bukan harimau, mengapa aku harus memakanmu?""Aku malah berharap kamu itu seekor harimau, apalagi seekor harimau yang liar," kata Fiona dengan nada serius."Ugh!""Jangan bahas harimau lagi. Aku sudah kenyang. Kebetulan aku masih ada urusan lain ....""Nggak boleh!"Sebelum Tobi menyelesaikan kata-katanya, Fiona langsung menyela, "Jarang-jarang kita bisa ketemu. Pokoknya, kamu harus menemaniku hari ini."Rasa rindu yang ditahannya selama berhari-hari itu te

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 697

    Tobi tersenyum tipis. Gadis polos nan menawan ini sudah cukup membuatnya disukai orang, belum lagi, sikapnya yang begitu pengertian. Tobi pun berkata, "Halo, tak disangka, akan bertemu Nona Kamila di sini.""Ya, aku juga nggak sangka. Tuan Tobi, kamu sungguh karyawan Grup Maharta?" tanya Kamila dengan penasaran."Tentu saja! Ke depannya, tampaknya Nona Kamila dan aku akan punya banyak kesempatan untuk bertemu," ucap Tobi dengan tegas.Mendengar itu, Kamila menjadi gugup. Wajahnya juga memerah. Dia buru-buru berkata, "Tuan Tobi bercanda, aku belum pernah melihatmu di perusahaan sebelumnya.""Aku hanya bilang, ke depannya ada banyak kesempatan untuk bertemu, kenapa kamu malah tersipu? Jangan-jangan kamu pikir aku tertarik kepadamu?"Kemarin, Tobi tidak menyadari gadis ini begitu mudah tersipu. Belum lagi, tampangnya yang begitu polos dan juga kulit putihnya itu. Tampaknya dia memiliki daya tarik yang unik.Dibandingkan dengan Kristin, yang juga begitu polos, Kamila memberikan kesan lemah

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 698

    "Bagus, bagus sekali! Bocah, kamu tunggu saja!"Sembari berbicara, Bagas mengeluarkan ponselnya dan memotret Tobi. Kemudian, dia menoleh ke arah Kamila dan berkata, "Kamila, yang kukatakan sebelumnya itu masih berlaku sampai hari ini.""Lewat dari hari ini, aku juga nggak akan segan-segan lagi."Setelah meninggalkan kata-kata itu, dia pun meninggalkan mereka berdua. Dia sekarang sudah punya fotonya Tobi. Mencari informasi mengenai pria itu bukanlah hal sulit lagi.Dia pasti akan membuat bocah itu membayar harga mahal.Melihat Bagas berlalu, Kamila segera berkata dengan cemas, "Tuan Tobi, apa yang kamu lakukan? Kalau kamu menyinggung Pak Bagas, ke depannya kamu nggak akan bisa bertahan di perusahaan lagi.""Kamu khawatir aku akan menyusahkanmu?" tanya Tobi."Bukan begitu!"Kamila segera menyangkal dan berkata, "Lagian ini semua nggak hubungannya denganku. Sekalipun kamu nggak di sini, Pak Bagas juga nggak akan melepaskanku. Kelihatannya aku sudah nggak bisa bertahan di perusahaan ini la

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status