Share

Bab 668

Author: Anak Ketiga
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Nggak apa-apa. Andai sikapmu seperti ini dari tadi." Tobi tersenyum ringan dan berkata, "Jangan khawatir, aku bukan orang yang perhitungan. Lantaran kamu begitu tulus, akan kumaafkan kamu."

"Terima kasih. Biar aku antar kamu keluar."

Ini adalah permintaan Paman Zainal. Devi segera melangkah maju dan membuka borgol Tobi, lalu mengantarnya ke luar.

Ternyata, Pak Zainal sudah menunggu di luar. Dia bergegas mendekati mereka dan berkata, "Tuan Tobi, saya benar-benar minta maaf. Bawahan saya nggak tahu dan telah menyinggung Anda. Saya minta maaf kepada Anda."

"Nggak masalah, sudah berlalu semuanya," ucap Tobi.

"Baguslah kalau begitu. Devi, kamu dengar itu? Tuan Tobi begitu murah hati, kelak kamu nggak boleh melakukan kesalahan seperti ini lagi," kata Pak Zainal memperingatkannya.

"Ya, aku akan mengingatnya!"

"Bagus. Oh ya, cepat antar Tuan Tobi kembali."

"Ini ...."

Sebenarnya Devi ingin menolak, tetapi melihat tatapan Paman Zainal, dia terpaksa mengangguk dan berkata, "Baiklah!"

Lantaran ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 669

    "Yakin sekali," ucap Devi dengan dingin sekaligus tegas.Tobi menggelengkan kepalanya. Kenapa sikap gadis ini tiba-tiba berubah drastis? Pasti ada sesuatu di baliknya. Namun, mana mungkin gadis kecil seperti ini bisa mempermainkan dirinya?Setelah menyetir selama beberapa saat, mereka pun sampai di perusahaan."Sudah sampai. Sayang, mau naik ke atas dan duduk di ruanganku?" tanya Tobi sambil tersenyum.Sebutan "Sayang" itu hampir membuat Devi muntah di tempat. Dia memelototi Tobi. Namun, begitu pria itu keluar dari mobil, dia langsung melangkah maju dan memeluknya.Tobi kebingungan. Apa yang terjadi? Apa gadis ini sudah gila?Devi segera melepaskan tangannya dan berkata dengan bangga, "Oke, aku barusan sudah jadi wanitamu, tapi aku sadar kamu bukan hanya jelek, tapi sifatmu juga buruk, jadi aku mau putus denganmu sekarang.""Putus?"Tobi akhirnya mengerti apa yang sedang direncanakan gadis ini.Mendapati tatapan kaget Tobi, Devi langsung merasa senang.Akhirnya, bajingan ini ditipu ole

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 670

    "Ya, aku baik-baik saja. Lagi pula, hanya masalah kecil," jawab Tobi."Syukurlah. Kak Tobi, tahu nggak, setelah kamu pergi, Departemen Pajak, Biro Industri Komersial ...." Leo dengan cepat menceritakan masalah yang terjadi barusan.Makin didengar, Tobi makin mengerutkan kening. Wajahnya juga berubah dingin. Tak disangka, telah terjadi begitu banyak hal hanya dalam waktu sesingkat itu. Dia pun buru-buru bertanya, "Lantas, bagaimana kalian menanganinya? Di mana Widia?""Widia?"Leo agak terkejut, barusan Tobi memanggil nama Bu Widia secara langsung?Ternyata benar, hubungan Kak Tobi dengan Bu Widia dekat. Dia pun buru-buru berkata, "Bu Widia juga sudah kami kabari, tapi dia nggak kembali ke perusahaan. Sepertinya Bu Widia mencari orang untuk menyelesaikan masalah itu.""Oke, aku mengerti."Tobi mengeluarkan ponsel dan menelepon Widia lebih dulu.Saat itu, Widia baru saja berpamitan dengan Darel. Bagaimanapun juga, Tuan Darel telah memberi banyak bantuan hari ini, jadi dia tidak mungkin m

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 671

    Melihat Tobi begitu tegas, Widia tak kuasa menahan senyum dan berkata, "Benar saja, mulutmu itu bagaikan mulut gagak. Entah kenapa, semua orang yang kamu bilang nggak beruntung itu pasti akan berakhir sial.""Kenapa malah disebut mulut gagak? Seharusnya ini ramalan ajaib, dong.""Ya, ya, aku yang salah, seharusnya ramalan ajaib," kata Widia sambil tersenyum, suasana hatinya membaik setelah mendengar candaan Tobi.Meski dia tidak begitu yakin Darel akan tertimpa masalah, entah kenapa, dia mulai percaya dengan omongan Tobi barusan.Setelah menutup telepon, kilatan dingin melintas di matanya. 'Darel, kamu bukan hanya mengganggu Keluarga Saswito saja, tapi kamu juga menggangguku. Benar-benar cari mati.'Namun, yang paling penting sekarang adalah menangani orang itu lebih dulu. Tobi langsung menelepon Hendro."Tuan Tobi!""Jelaskan, apa yang terjadi dengan Grup Lianto hari ini?" tanya Tobi tanpa berbasa-basi, bahkan nada bicaranya juga agak kasar, jelas-jelas mempertanyakan masalah itu.And

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 672

    Lantaran Rizal sudah ditangkap, dilihat dari kasus sebelumnya, sangat mustahil baginya untuk dibebaskan lagi.Menghadapi kejutan yang mendadak ini, Juneidi pun menyempatkan diri untuk menelepon Tobi dan berterima kasih kepadanya. Dia bahkan menawarkan ingin memberi hadiah kepadanya.Namun, Tobi tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu dan mengabaikannya begitu saja. Dia hanya meminta Juneidi melakukan tugas sebagaimana mestinya dan peduli dengan kepentingan rakyat. Kalau tidak, Tobi juga bisa mencabut posisinya kapan saja.Juneidi berjanji kepadanya. Lagi pula, ini juga harapannya selama ini. Oleh karena alasan inilah, kerja samanya dengan Hendro bisa berjalan dengan lancar.Setelah mendengar kata-kata Tobi, dia makin menganggap pria itu benar-benar orang yang memiliki jiwa mulia.Sebaliknya, Rizal sudah tamat. Dia mulai menebak mengapa kejadian ini bisa menimpa dirinya. Belakangan ini, pasti dia telah melakukan sesuatu, apalagi menyinggung orang yang berkuasa.Khususnya saat menginga

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 673

    "Tuan Tobi, kamu sudah datang. Duduklah."Meski Lindy sangat gelisah, dia masih buru-buru beranjak dan menyambut pria itu.Inggit juga bergegas berdiri dan menatap Tobi dengan takut-takut. Pertemuan kali ini jelas-jelas berbeda dari pertemuan sebelumnya.Tobi bahkan tidak melihat ke arah Inggit sedikit pun. Dia berjalan ke depan, lalu duduk di kursi dan berkata, "Ada apa?"Mendengar itu, Inggit segera melangkah maju dan berkata, "Tuan Tobi, saya datang ke sini untuk minta maaf kepada Anda.""Lindy dipaksa olehku, jadi tolong jangan salahkan dia."Tobi hanya mendengar, tetapi tidak menjawabnya. Dia duduk di sana sambil memasang ekspresi dingin, menunjukkan bahwa Inggit bisa melanjutkan kata-katanya."Maaf, aku sudah bersalah!""Aku nggak seharusnya menyuruh ayahku menggunakan kekuasaannya untuk mencelakaimu. Aku juga nggak seharusnya menyuruh orang menyelidiki Grup Lianto. Tindakanku ini sudah kelewat batas.""Aku menyesali perbuatanku. Mohon beri aku kesempatan lagi. Asalkan kamu melep

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 674

    Tobi terdiam. Dia selalu berhati lembut kepada wanita. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Inggit, kamu nggak perlu seperti ini. Aku bisa memaafkanmu sekarang juga.""Sebenarnya, aku nggak tertarik minta pertanggungjawaban darimu dari awal, itu sebabnya aku nggak mencarimu atau mempersulitmu.""Tapi, mengenai ayahmu, yang dia lakukan itu menyangkut masalah negara, jadi aku nggak bisa berbuat apa-apa.""Nggak, kamu pasti punya cara. Aku sudah tahu semuanya. Lantaran Hugo memprovokasimu, mereka bahkan kehilangan Grup Maharta. Selanjutnya, ayahku memprovokasimu, padahal dia baru saja naik jabatan, tapi dia langsung ditangkap. Aku yakin kamu pasti punya cara.""Kamu salah. Andai ayahmu nggak punya masalah, mereka nggak akan menangkapnya. Sekarang dia terbukti punya masalah, sekalipun aku punya kemampuan, aku juga nggak bisa menyelamatkannya.""Kalau nggak, apa bedanya aku dengan ayahmu?""Ini masalah prinsip. Meski seluruh keluargamu berlutut di depanku, juga nggak ada gunanya."Tobi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 675

    "Kenapa? Nggak berani?" tanya Tobi dengan nada datar.Jika Lindy tidak mau kembali, dia juga tidak ingin membantu Keluarga Saswito. Buat apa dia menyia-nyiakan waktunya untuk menyelamatkan gadis yang bahkan tidak peduli dengan hidup mati keluarganya?Untungnya, Lindy tidak begitu dan buru-buru menjawab, "Nggak, aku ... aku hanya takut, tapi aku tetap mau pulang. Aku nggak mungkin kabur sendirian dan membiarkan Keluarga Saswito menanggung semuanya.""Bagus. Andai kamu nggak mau pulang, aku juga nggak perlu menyelamatkan orang sepertimu lagi," ucap Tobi dengan ringan.Lindy tertegun, sekaligus terkejut. Andai dia salah bicara tadi, bukankah satu-satunya penyelamatnya akan hilang?Meski sampai sekarang, dia masih belum sepenuhnya yakin, penyelamat ini entah mampu menahan kekuatan keluarga besar dari Jatra itu atau tidak.Lindy melirik ke arah Inggit dan buru-buru menjelaskan, "Kak Inggit, Darel dari Jatra sudah datang, aku harus pulang menghadapinya, jadi aku nggak bisa menemanimu lagi."

    Last Updated : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 676

    Yudi cemas dan langsung menjelaskan, "Ah, buat apa kamu pulang sekarang? Darel nggak sederhana. Orang-orang di sekitarnya semua ahli hebat. Kalau dia ingin membawamu pergi dengan paksa, kami juga nggak bisa menghentikannya.""Nggak masalah, bukankah masih ada Tuan Tobi?" kata Lindy."Kalau Tuan Tobi ada di sini, aku juga nggak perlu khawatir, tapi Tuan Tobi masih belum datang. Aku juga nggak tahu kapan dia akan datang, siapa tahu dia nggak datang, 'kan?" ucap Yudi menjelaskan."Kak, bukankah kamu selalu percaya pada Tuan Tobi?""Tentu saja, tapi aku lebih khawatir denganmu. Jangan sampai membuat kesalahan sedikit pun, kalau nggak, nggak ada gunanya menyesal saat itu.""Haha. Kak, tenang saja, Tuan Tobi sedang menyetir. Kebetulan aku lagi bersamanya dan dia mengantarku kembali. Lagi pula, dia sudah bilang, kita nggak perlu terlalu khawatir.""Bagi Tuan Tobi, menghadapi Tuan Darel hanyalah masalah sepele."Selesai berbicara, Lindy melirik ke arah Tobi sejenak, menempelkan ponselnya ke te

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1434

    Sembari berbicara, dia menunjuk ke arah Isander. Yang kepalanya terkulai dan tidak bisa diangkat sama sekali.Wajah Kinan dan adiknya berubah drastis. Mereka baru saja menyaksikan keganasan pria ini. Apalagi, niat membunuh yang terpancar dari tubuh pria lain telah membuat mereka ketakutan.Khususnya, Miya. Dia buru-buru menjelaskan, "Ya, kamilah yang membuat rencana untuk menjebakmu!""Kak Isander menyukai wanita di sampingmu. Jadi, kami berakting di sini untuk merusak reputasimu. Sekaligus memamerkan kekuatan dan ketampanannya di depan mereka. Dengan begitu, mereka pasti akan terpikat dan bersedia untuk menjadi wanitanya Kak Isander."Miya tidak tanggung-tanggung. Dia langsung menceritakan semua rencana mereka.Wajah Isander berubah pucat pasi. Dia ingin mencekik Miya sekarang juga. Sekalipun dipaksa mengatakan yang sebenarnya, dia juga tidak perlu menjelaskan begitu detail seperti itu, 'kan?Apalagi, kata-katanya begitu tidak enak didengar.Miya barusan bilang 'mereka'?Isander berha

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1433

    Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang kembali terkejut dan juga ketakutan.Tobi ini benar-benar sudah gila.Raut wajah Vara berubah muram. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Kalau dia pergi begitu saja, bukankah akan sangat memalukan?Namun, jika dia tidak pergi, bocah ini mungkin akan memukulnya. Saat itu, akan lebih memalukan lagi.Apalagi saat ini, dua pramugari lainnya juga muncul di sana. Mereka bahkan melihat adegan yang membuatnya malu.Lastri, yang duduk di samping Yaldora juga memperhatikan adegan ini. Dia marah sekali. Dia langsung protes dengan suara kecil, "Nona, kamu lihat itu? Dia mengandalkan kekuatan tingkat Guru Besar-nya untuk menindas orang-orang ini dan bertindak arogan seperti itu.""Dia nggak tahu malu sekali. Nona, apa kamu nggak mau memberinya pelajaran?"Ekspresi Yaldora berubah. Dia berkata dengan nada dingin, "Arogan apanya? Memangnya harus membiarkan orang lain menjebaknya dan nggak melawan?""Apa dia sedang melawan? Kalau ingin melawan, seharusnya di

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1432

    "Kamu yakin? Apa kamu tahu siapa aku?""Bukankah kamu barusan sudah bilang? Tuan muda Keluarga Yudistira dari Jatra, 'kan?""Benar. Kamu sudah tahu identitasku, tapi masih berani lancang seperti itu? Kamu nggak takut mati mengenaskan?" tanya Isander dengan nada geram.Padahal, dia keluar untuk memamerkan kehebatannya. Namun, siapa sangka, harga dirinya malah diinjak-injak berulang kali. Hal ini tentu membuatnya makin benci kepada Tobi.Namun, bocah ini agak aneh. Miya mengira dia menyerang secara diam-diam, tetapi dia tahu lawan sangat terampil. Setidaknya, gerakannya sangat cepat.Saat bocah itu menyerangnya barusan, kecepatannya sangatlah gesit."Kenapa harus takut?"Ekspresi wajah Tobi tampak datar. "Apa Keluarga Yudistira begitu hebat?""Omong kosong! Tentu saja Keluarga Yudistira hebat."Kinan tidak tahan lagi dan langsung menjawab dengan suara keras, "Keluarga Yudistira adalah salah satu dari empat keluarga paling kuat di Jatra, bahkan di seluruh Harlanda. Hebat, 'kan?""Didengar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1431

    Meski perkataan Isander barusan terdengar begitu indah, dia jelas tidak sehebat itu. Namun, di hadapan wanita, dia tentu harus memamerkan kehebatannya. Dengan begitu, mereka akan tergila-gila kepadanya,Berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, Isander merasa menghadapi Tobi bukanlah hal sulit."Oke. Kalau begitu, ayo bertarung."Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi aku nggak butuh pengakuan darimu. Setelah kamu kalah nanti, berlututlah di depanku, bersujud tiga kali dan katakan kalau kamu bersalah."Begitu mendengar itu, wajah Isander langsung berubah dingin. "Nggak masalah, tapi kalau kamu kalah, aku akan lumpuhkan kedua kakimu!""Nggak masalah. Ayo, maju," kata Tobi."Apa kamu nggak berdiri?" Isander melihat Tobi masih duduk di sana, tanpa mau bergerak sedikit pun. Apa bocah ini mengira kemampuannya sama seperti Kinan?"Menghadapi pria sepertimu, aku nggak perlu berdiri.""Bagus, bagus sekali. Kamu yang cari masalah sendiri."Isander merasa tertantang. Dia menggunakan teknik mental ya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1430

    "Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1429

    Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1428

    "Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1427

    Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1426

    Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab

DMCA.com Protection Status