Share

Bab 667

Penulis: Anak Ketiga
"Kenapa? Baru dibilang begitu, kamu sudah nggak senang?"

Melihat tatapan menyedihkan Devi, Pak Zainal sama sekali tidak berhenti menegurnya, lalu lanjut berkata dengan dingin, "Kalau kamu nggak tahan denganku, atau masih ingin bertindak sesuka hati seperti ini, silakan minta dipindahkan saja."

"Kantor sekecil ini nggak sanggup menampung orang hebat sepertimu."

Atasannya bahkan tega mengucapkan kata-kata kejam seperti itu. Air mata Devi tak terbendung lagi. Sambil terisak, dia pun berkata, "Tapi Tobi memang punya masalah dari awal. Identitas seperti apa yang membuatmu membelanya seperti ini?"

"Dia punya masalah?"

"Buktinya mana?"

"Kamu nggak punya bukti, tapi masih berani bilang dia punya masalah?"

Melihat Devi masih belum bertobat, Pak Zainal langsung bertanya, "Jadi, andai aku bilang kamu bermasalah, aku juga bisa menangkapmu untuk diinterogasi?"

"Aku ...."

Devi masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa berkelit lagi.

"Nggak bisa berkelit lagi?"

"Kalau kamu masih
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 668

    "Nggak apa-apa. Andai sikapmu seperti ini dari tadi." Tobi tersenyum ringan dan berkata, "Jangan khawatir, aku bukan orang yang perhitungan. Lantaran kamu begitu tulus, akan kumaafkan kamu.""Terima kasih. Biar aku antar kamu keluar."Ini adalah permintaan Paman Zainal. Devi segera melangkah maju dan membuka borgol Tobi, lalu mengantarnya ke luar.Ternyata, Pak Zainal sudah menunggu di luar. Dia bergegas mendekati mereka dan berkata, "Tuan Tobi, saya benar-benar minta maaf. Bawahan saya nggak tahu dan telah menyinggung Anda. Saya minta maaf kepada Anda.""Nggak masalah, sudah berlalu semuanya," ucap Tobi."Baguslah kalau begitu. Devi, kamu dengar itu? Tuan Tobi begitu murah hati, kelak kamu nggak boleh melakukan kesalahan seperti ini lagi," kata Pak Zainal memperingatkannya."Ya, aku akan mengingatnya!""Bagus. Oh ya, cepat antar Tuan Tobi kembali.""Ini ...."Sebenarnya Devi ingin menolak, tetapi melihat tatapan Paman Zainal, dia terpaksa mengangguk dan berkata, "Baiklah!"Lantaran ad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 669

    "Yakin sekali," ucap Devi dengan dingin sekaligus tegas.Tobi menggelengkan kepalanya. Kenapa sikap gadis ini tiba-tiba berubah drastis? Pasti ada sesuatu di baliknya. Namun, mana mungkin gadis kecil seperti ini bisa mempermainkan dirinya?Setelah menyetir selama beberapa saat, mereka pun sampai di perusahaan."Sudah sampai. Sayang, mau naik ke atas dan duduk di ruanganku?" tanya Tobi sambil tersenyum.Sebutan "Sayang" itu hampir membuat Devi muntah di tempat. Dia memelototi Tobi. Namun, begitu pria itu keluar dari mobil, dia langsung melangkah maju dan memeluknya.Tobi kebingungan. Apa yang terjadi? Apa gadis ini sudah gila?Devi segera melepaskan tangannya dan berkata dengan bangga, "Oke, aku barusan sudah jadi wanitamu, tapi aku sadar kamu bukan hanya jelek, tapi sifatmu juga buruk, jadi aku mau putus denganmu sekarang.""Putus?"Tobi akhirnya mengerti apa yang sedang direncanakan gadis ini.Mendapati tatapan kaget Tobi, Devi langsung merasa senang.Akhirnya, bajingan ini ditipu ole

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 670

    "Ya, aku baik-baik saja. Lagi pula, hanya masalah kecil," jawab Tobi."Syukurlah. Kak Tobi, tahu nggak, setelah kamu pergi, Departemen Pajak, Biro Industri Komersial ...." Leo dengan cepat menceritakan masalah yang terjadi barusan.Makin didengar, Tobi makin mengerutkan kening. Wajahnya juga berubah dingin. Tak disangka, telah terjadi begitu banyak hal hanya dalam waktu sesingkat itu. Dia pun buru-buru bertanya, "Lantas, bagaimana kalian menanganinya? Di mana Widia?""Widia?"Leo agak terkejut, barusan Tobi memanggil nama Bu Widia secara langsung?Ternyata benar, hubungan Kak Tobi dengan Bu Widia dekat. Dia pun buru-buru berkata, "Bu Widia juga sudah kami kabari, tapi dia nggak kembali ke perusahaan. Sepertinya Bu Widia mencari orang untuk menyelesaikan masalah itu.""Oke, aku mengerti."Tobi mengeluarkan ponsel dan menelepon Widia lebih dulu.Saat itu, Widia baru saja berpamitan dengan Darel. Bagaimanapun juga, Tuan Darel telah memberi banyak bantuan hari ini, jadi dia tidak mungkin m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 671

    Melihat Tobi begitu tegas, Widia tak kuasa menahan senyum dan berkata, "Benar saja, mulutmu itu bagaikan mulut gagak. Entah kenapa, semua orang yang kamu bilang nggak beruntung itu pasti akan berakhir sial.""Kenapa malah disebut mulut gagak? Seharusnya ini ramalan ajaib, dong.""Ya, ya, aku yang salah, seharusnya ramalan ajaib," kata Widia sambil tersenyum, suasana hatinya membaik setelah mendengar candaan Tobi.Meski dia tidak begitu yakin Darel akan tertimpa masalah, entah kenapa, dia mulai percaya dengan omongan Tobi barusan.Setelah menutup telepon, kilatan dingin melintas di matanya. 'Darel, kamu bukan hanya mengganggu Keluarga Saswito saja, tapi kamu juga menggangguku. Benar-benar cari mati.'Namun, yang paling penting sekarang adalah menangani orang itu lebih dulu. Tobi langsung menelepon Hendro."Tuan Tobi!""Jelaskan, apa yang terjadi dengan Grup Lianto hari ini?" tanya Tobi tanpa berbasa-basi, bahkan nada bicaranya juga agak kasar, jelas-jelas mempertanyakan masalah itu.And

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 672

    Lantaran Rizal sudah ditangkap, dilihat dari kasus sebelumnya, sangat mustahil baginya untuk dibebaskan lagi.Menghadapi kejutan yang mendadak ini, Juneidi pun menyempatkan diri untuk menelepon Tobi dan berterima kasih kepadanya. Dia bahkan menawarkan ingin memberi hadiah kepadanya.Namun, Tobi tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu dan mengabaikannya begitu saja. Dia hanya meminta Juneidi melakukan tugas sebagaimana mestinya dan peduli dengan kepentingan rakyat. Kalau tidak, Tobi juga bisa mencabut posisinya kapan saja.Juneidi berjanji kepadanya. Lagi pula, ini juga harapannya selama ini. Oleh karena alasan inilah, kerja samanya dengan Hendro bisa berjalan dengan lancar.Setelah mendengar kata-kata Tobi, dia makin menganggap pria itu benar-benar orang yang memiliki jiwa mulia.Sebaliknya, Rizal sudah tamat. Dia mulai menebak mengapa kejadian ini bisa menimpa dirinya. Belakangan ini, pasti dia telah melakukan sesuatu, apalagi menyinggung orang yang berkuasa.Khususnya saat menginga

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 673

    "Tuan Tobi, kamu sudah datang. Duduklah."Meski Lindy sangat gelisah, dia masih buru-buru beranjak dan menyambut pria itu.Inggit juga bergegas berdiri dan menatap Tobi dengan takut-takut. Pertemuan kali ini jelas-jelas berbeda dari pertemuan sebelumnya.Tobi bahkan tidak melihat ke arah Inggit sedikit pun. Dia berjalan ke depan, lalu duduk di kursi dan berkata, "Ada apa?"Mendengar itu, Inggit segera melangkah maju dan berkata, "Tuan Tobi, saya datang ke sini untuk minta maaf kepada Anda.""Lindy dipaksa olehku, jadi tolong jangan salahkan dia."Tobi hanya mendengar, tetapi tidak menjawabnya. Dia duduk di sana sambil memasang ekspresi dingin, menunjukkan bahwa Inggit bisa melanjutkan kata-katanya."Maaf, aku sudah bersalah!""Aku nggak seharusnya menyuruh ayahku menggunakan kekuasaannya untuk mencelakaimu. Aku juga nggak seharusnya menyuruh orang menyelidiki Grup Lianto. Tindakanku ini sudah kelewat batas.""Aku menyesali perbuatanku. Mohon beri aku kesempatan lagi. Asalkan kamu melep

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 674

    Tobi terdiam. Dia selalu berhati lembut kepada wanita. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Inggit, kamu nggak perlu seperti ini. Aku bisa memaafkanmu sekarang juga.""Sebenarnya, aku nggak tertarik minta pertanggungjawaban darimu dari awal, itu sebabnya aku nggak mencarimu atau mempersulitmu.""Tapi, mengenai ayahmu, yang dia lakukan itu menyangkut masalah negara, jadi aku nggak bisa berbuat apa-apa.""Nggak, kamu pasti punya cara. Aku sudah tahu semuanya. Lantaran Hugo memprovokasimu, mereka bahkan kehilangan Grup Maharta. Selanjutnya, ayahku memprovokasimu, padahal dia baru saja naik jabatan, tapi dia langsung ditangkap. Aku yakin kamu pasti punya cara.""Kamu salah. Andai ayahmu nggak punya masalah, mereka nggak akan menangkapnya. Sekarang dia terbukti punya masalah, sekalipun aku punya kemampuan, aku juga nggak bisa menyelamatkannya.""Kalau nggak, apa bedanya aku dengan ayahmu?""Ini masalah prinsip. Meski seluruh keluargamu berlutut di depanku, juga nggak ada gunanya."Tobi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 675

    "Kenapa? Nggak berani?" tanya Tobi dengan nada datar.Jika Lindy tidak mau kembali, dia juga tidak ingin membantu Keluarga Saswito. Buat apa dia menyia-nyiakan waktunya untuk menyelamatkan gadis yang bahkan tidak peduli dengan hidup mati keluarganya?Untungnya, Lindy tidak begitu dan buru-buru menjawab, "Nggak, aku ... aku hanya takut, tapi aku tetap mau pulang. Aku nggak mungkin kabur sendirian dan membiarkan Keluarga Saswito menanggung semuanya.""Bagus. Andai kamu nggak mau pulang, aku juga nggak perlu menyelamatkan orang sepertimu lagi," ucap Tobi dengan ringan.Lindy tertegun, sekaligus terkejut. Andai dia salah bicara tadi, bukankah satu-satunya penyelamatnya akan hilang?Meski sampai sekarang, dia masih belum sepenuhnya yakin, penyelamat ini entah mampu menahan kekuatan keluarga besar dari Jatra itu atau tidak.Lindy melirik ke arah Inggit dan buru-buru menjelaskan, "Kak Inggit, Darel dari Jatra sudah datang, aku harus pulang menghadapinya, jadi aku nggak bisa menemanimu lagi."

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status