Share

Bab 62

Penulis: Anak Ketiga
"Aku hanya ingin mentraktirmu makan siang sebagai ucapan terima kasih. Aku juga mau minta maaf atas kelakuan putraku."

"Nggak perlu. Lagian, aku juga nggak memasukkannya ke dalam hati."

"Itu karena kamu murah hati, tapi kalau aku nggak mentraktirmu, aku akan merasa nggak enak."

Setelah dipikir-pikir, lagi pula Tobi juga tidak ingin tinggal di rumah Keluarga Lianto, jadi dia menyetujuinya, "Oke. Aku akan ke sana nanti."

"Oke. Kalau begitu, kujemput kamu siang ini?"

"Nggak perlu. Kirimkan saja alamatnya."

Hendro segera mengirimkan alamat Gedung Antasari kepada Tobi.

Meskipun sang istri mengakui kesalahannya kepada Hendro, dia tetap tidak setuju dengan sikap suaminya yang begitu menghormati Tobi. Dia pun berkata, "Meski dia banyak membantu kita, kamu juga nggak perlu seperti itu. Lagian, kamu juga termasuk pemimpin nomor dua di Kota Tawuna ini."

Putranya, Yanuar, juga berada di sana. Hatinya makin kesal mendengarnya, tetapi setelah kejadian tadi malam, dia tidak berani bicara terlalu bany
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muhammad Musyawir
apakah pantas dan layak widia marah dan kesal dgn tobi , saat dia sendiri keluar menjumpai lelaki lain yg menginginkan dirinya tanpa se izin tobi ( suaminya ) ? yg masuk akal aja ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 63

    Adegan itu juga mengejutkan Joni dan yang lainnya. Saking kesalnya, Joni hampir muntah darah.Sialan! Kenapa pria miskin itu beruntung sekali?Gadis yang begitu cantik nan polos itu malah memilih bersamanya.Tobi juga punya Widia, tunangan yang tak kalah memesona. Meski Widia ingin mengusirnya, setidaknya mereka masih berstatus suami istri untuk saat ini.Widia tidak mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Dia merasa tidak senang dan kesal, seolah-olah barangnya telah diambil.Dia tidak tahan lagi dan berjalan tergopoh-gopoh mendatangi laki-laki itu, "Tobi, tahukah kamu apa yang kamu lakukan!"Tobi terlihat tenang dan menjawabnya, "Ya, aku keluar untuk makan. Kenapa? Kamu boleh keluar makan, terus aku nggak boleh?""Tobi, apa yang kamu bicarakan? Apa kamu hanya makan saja? Ini namanya selingkuh!" omel Tania."Bukan urusanmu!" Tobi tidak lagi memiliki kesan baik terhadap Tania. Meskipun dia berbadan seksi dan berpenampilan cantik, Tobi sama sekali tidak tertarik."Kamu!""Tobi!"Widia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 64

    "Kemarin, terima kasih banyak. Ibuku ingin datang mengucapkan terima kasih secara langsung kepadamu. Hanya saja, dia masih belum pulih sepenuhnya.""Pokoknya, aku menghargai semua bantuanmu. Kalau begitu, aku akan menghabiskannya dulu sebagai tanda hormat."Selesai berbicara, dia langsung menenggak habis anggur itu dalam satu tegukan."Sama-sama, Pak Hendro."Tobi juga menenggak anggurnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya nggak sulit bagi Nyonya Besar untuk pulih dengan cepat. Aku akan meresepkan beberapa obat. Setelah seminggu, tubuhnya akan kembali seperti semula.""Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Terima kasih, Dokter Tobi. Mari aku bersulang untukmu lagi."Wajah Hendro penuh dengan kegembiraan. Traktiran malam ini tidak sia-sia.Seusai itu, dia pun menatap istri dan anaknya.Juli menyadari tatapan suaminya. Meski merasa canggung, dia tetap mengangkat gelasnya dan berkata, "Dokter Tobi, maaf sudah membuat Anda tersinggung kemarin. Salahkan saya nggak peka, mohon Anda ngga

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 65

    Tania juga memperhatikan kejadian itu. Saat menyaksikan mereka menerobos masuk, dia baru tersadar. Mungkin itu bajingan yang baru saja dipukul oleh Tuan Joni telah mencari bala bantuan.Namun, dia yakin selama Tuan Joni di sini, tak peduli seberapa hebat lawan, mereka juga bisa menandinginya.Jadi, dia pun berkata, "Sepertinya terjadi sesuatu pada Widia, aku masuk dulu. Tobi, kalau kamu hebat, jangan coba-coba kabur. Masuklah ke dalam dan bantu kami."Setelah itu, dia pun bergegas masuk ke dalam.Tobi terpaksa menghentikan langkahnya. Bukan karena ucapan Tania, tetapi dia takut mereka tidak mampu menangani orang-orang ini dan membuat istrinya terluka.Dia memang masih marah sama Widia karena wanita itu begitu memercayai Joni. Menurutnya, itu hanya masalah sepele,Di saat ini, semua orang yang berada di ruang pribadi itu tengah membicarakan penampilan Joni yang begitu mendominasi tadi.Hal itu membuat Joni makin merasa bangga.Ternyata tadi Willy, pria yang sebelumnya diusir dari perjam

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 66

    Setelah Joni menerima banyak pujian dari semua orang, dia pun mendengus dingin, "Sebaiknya kalian segera berlutut dan minta maaf, lalu keluar dari sini. Kalau nggak, aku akan buat kalian merasakan konsekuensinya.""Bagus, bagus sekali. Sepertinya kamulah orang pertama yang berani berbicara seperti ini kepadaku."Pemuda itu benar-benar marah, dia melangkah maju dan mendaratkan sebuah pukulan keras.Hanya melihat betapa gesitnya pukulan itu dikeluarkan, hati langsung Joni bergetar. Lawannya seorang ahli bela diri sejati. Namun, sebelum dia sempat bereaksi, dadanya telah merasakan sakit yang begitu menusuk.Dia langsung terhempas keluar.Joni merasakan nyeri yang luar biasa, bagaikan dihimpit seonggok batu besar.Pemuda itu tidak peduli sama sekali, dia kembali maju dan menginjaknya dengan keras.Argh!Joni seketika menjerit kesakitan.Semua orang terdiam, sepertinya ketakutan hingga tidak bisa berkata-kata.Semua orang mengira Joni sangat kuat, tetapi mereka tidak menyangka dia akan robo

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 67

    Cakra kembali tenang dan berkata dengan arogan, "Aku sangat adil. Karena sudah memukul saudaraku, kamu harus memberikan kompensasi uang.""Kami hanya perlu 40 miliar, nggak banyak, 'kan?""Nggak, kok. Sama sekali nggak."Joni diam-diam menghela napas lega. Tadinya, dia takut lawan meminta kompensasi besar. Ternyata, 40 miliar sudah bisa menyelesaikan masalah ini. Sungguh beruntung."Ok, terus yang kedua!""Yang kedua?""Kenapa? Apa kamu lupa temanmu sudah menyentuh wanita saudaraku?" Ekspresi Cakra langsung berubah dingin dan tampak menakutkan."Bu, bukan begitu!" ucap Joni terbata-bata.Cakra menunjuk ke arah Widia dan berkata, "Bagus. Begini, temanmu menyentuh wanita saudaraku, 'kan? Kalau begitu, suruh dia menemaniku. Dengan begitu, masalah ini impas."Begitu mendengar kata-kata itu, wajah Widia langsung berubah drastisJoni juga tidak rela, jadi dia buru-buru berkata, "Masalah ini nggak ada hubungannya dengan dia. Bagaimana kalau kita ganti yang lain?""Kenapa nggak ada hubungannya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 68

    "Kenapa? Mau menolongnya?""Boleh, tapi temani aku dulu. Dengan begitu, aku akan melepaskannya!"Cakra makin menjadi-jadi, dia bahkan mencubit wajah Widia dengan tangan kanannya."Minggir!"Widia langsung menepis tangan Cakra dan menyingkir. Dia tampak cemas dan tak berdaya.Joni merasa bersalah. Tadi dia diangkat begitu tinggi oleh semua orang, tetapi sekarang dia tidak berguna sama sekali. Dia menggertakkan gigi dan berkata, "Kak Cakra, jangan begitu ...."Cakra langsung menampar dan mengutuknya, "Diam saja di situ. Kalau kamu masih bicara, aku akan membunuhmu!"Joni memegang pipinya yang sakit dengan kedua tangannya. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi."Huh. Kupikir kamu seberapa hebat. Bukan hanya pecundang, tapi kamu juga pengecut," seru Cakra dengan nada meremehkan.Joni tampak malu. Apalagi saat melihat tatapan aneh semua orang, dia merasa tidak nyaman.Wajah Widia tampak gugup dan putus asa. Entah kenapa, dia memikirkan Tobi saat ini.Jika Tobi ada di sini, pria

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 69

    Sialan!Beraninya dia bicara lancang di sini.Jangankan yang lain, Widia sendiri pun sudah menangis.Benar saja. Ucapan itu langsung membuat Cakra marah. Dia langsung berkata dengan sinis, "Bocah, kamu yang cari mati sendiri.""Kalau kamu mati, jangan salahkan aku nanti."Begitu dia selesai berbicara, dia melangkah maju lagi.Kali ini, gerakannya lebih gesit dibandingkan sebelumnya dan serangannya juga lebih kejam. Apalagi, dia juga mengincar titik vital lawan, yang benar-benar bisa mengambil nyawa seseorang.Namun, dia juga menyadari gerakan lawan bahkan lebih cepat darinya.Joni dan lainnya yang melihat adegan ini tampak diam-diam menggelengkan kepala.Pria ini pasti akan mati. Dasar bodoh dan tak kenal takut. Dia memang pantas mati.Namun, ada secercah harapan di mata Widia. Dia menatap mereka lekat-lekat.Karena dia tahu seni bela diri Tobi sangat hebat, tetapi jika dibandingkan dengan lawan, dia tidak tahu siapa yang lebih hebat.Bruk!Cakra melesat dengan sangat cepat, tetapi tub

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 70

    "Aku sama sekali nggak butuh bantuannya," kata Tobi dengan dingin."Dasar orang nggak tahu berterima kasih!" maki Tania."Minggir!"Tobi kesal melihatnya."Tobi, apa yang kamu lakukan? Kok kamu bicara seperti itu!"Widia yang sedari tadi melihat itu pun tidak bisa menahan diri lagi.Dia tersentuh Tobi turun tangan menolongnya, tetapi pria itu tidak boleh mengabaikan bantuan Joni selama ini, apalagi memarahi Tania yang selalu mendukungnya itu."Yang kukatakan itu semuanya kenyataan!" balas Tobi lagi."Oke. Meski yang kamu katakan itu benar, Tania juga nggak salah. Kalau kamu memukul Cakra, kita semua akan celaka."Widia tidak setuju dengan kata-kata Tobi, tetapi dia tidak ingin berdebat di sini."Benar. Tobi, Kak Cakra itu siapa? Dia termasuk generasi muda terhebat. Bagaimana kamu bisa memukulnya?" Joni berinisiatif berdiri di depan Cakra, seolah-olah ingin melindunginya."Benar. Tobi, cepat hentikan. Jangan mencelakai semua orang di sini," bujuk Tania.Saat ini, raut wajah Tobi tidak t

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status