Cakra kembali tenang dan berkata dengan arogan, "Aku sangat adil. Karena sudah memukul saudaraku, kamu harus memberikan kompensasi uang.""Kami hanya perlu 40 miliar, nggak banyak, 'kan?""Nggak, kok. Sama sekali nggak."Joni diam-diam menghela napas lega. Tadinya, dia takut lawan meminta kompensasi besar. Ternyata, 40 miliar sudah bisa menyelesaikan masalah ini. Sungguh beruntung."Ok, terus yang kedua!""Yang kedua?""Kenapa? Apa kamu lupa temanmu sudah menyentuh wanita saudaraku?" Ekspresi Cakra langsung berubah dingin dan tampak menakutkan."Bu, bukan begitu!" ucap Joni terbata-bata.Cakra menunjuk ke arah Widia dan berkata, "Bagus. Begini, temanmu menyentuh wanita saudaraku, 'kan? Kalau begitu, suruh dia menemaniku. Dengan begitu, masalah ini impas."Begitu mendengar kata-kata itu, wajah Widia langsung berubah drastisJoni juga tidak rela, jadi dia buru-buru berkata, "Masalah ini nggak ada hubungannya dengan dia. Bagaimana kalau kita ganti yang lain?""Kenapa nggak ada hubungannya
"Kenapa? Mau menolongnya?""Boleh, tapi temani aku dulu. Dengan begitu, aku akan melepaskannya!"Cakra makin menjadi-jadi, dia bahkan mencubit wajah Widia dengan tangan kanannya."Minggir!"Widia langsung menepis tangan Cakra dan menyingkir. Dia tampak cemas dan tak berdaya.Joni merasa bersalah. Tadi dia diangkat begitu tinggi oleh semua orang, tetapi sekarang dia tidak berguna sama sekali. Dia menggertakkan gigi dan berkata, "Kak Cakra, jangan begitu ...."Cakra langsung menampar dan mengutuknya, "Diam saja di situ. Kalau kamu masih bicara, aku akan membunuhmu!"Joni memegang pipinya yang sakit dengan kedua tangannya. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi."Huh. Kupikir kamu seberapa hebat. Bukan hanya pecundang, tapi kamu juga pengecut," seru Cakra dengan nada meremehkan.Joni tampak malu. Apalagi saat melihat tatapan aneh semua orang, dia merasa tidak nyaman.Wajah Widia tampak gugup dan putus asa. Entah kenapa, dia memikirkan Tobi saat ini.Jika Tobi ada di sini, pria
Sialan!Beraninya dia bicara lancang di sini.Jangankan yang lain, Widia sendiri pun sudah menangis.Benar saja. Ucapan itu langsung membuat Cakra marah. Dia langsung berkata dengan sinis, "Bocah, kamu yang cari mati sendiri.""Kalau kamu mati, jangan salahkan aku nanti."Begitu dia selesai berbicara, dia melangkah maju lagi.Kali ini, gerakannya lebih gesit dibandingkan sebelumnya dan serangannya juga lebih kejam. Apalagi, dia juga mengincar titik vital lawan, yang benar-benar bisa mengambil nyawa seseorang.Namun, dia juga menyadari gerakan lawan bahkan lebih cepat darinya.Joni dan lainnya yang melihat adegan ini tampak diam-diam menggelengkan kepala.Pria ini pasti akan mati. Dasar bodoh dan tak kenal takut. Dia memang pantas mati.Namun, ada secercah harapan di mata Widia. Dia menatap mereka lekat-lekat.Karena dia tahu seni bela diri Tobi sangat hebat, tetapi jika dibandingkan dengan lawan, dia tidak tahu siapa yang lebih hebat.Bruk!Cakra melesat dengan sangat cepat, tetapi tub
"Aku sama sekali nggak butuh bantuannya," kata Tobi dengan dingin."Dasar orang nggak tahu berterima kasih!" maki Tania."Minggir!"Tobi kesal melihatnya."Tobi, apa yang kamu lakukan? Kok kamu bicara seperti itu!"Widia yang sedari tadi melihat itu pun tidak bisa menahan diri lagi.Dia tersentuh Tobi turun tangan menolongnya, tetapi pria itu tidak boleh mengabaikan bantuan Joni selama ini, apalagi memarahi Tania yang selalu mendukungnya itu."Yang kukatakan itu semuanya kenyataan!" balas Tobi lagi."Oke. Meski yang kamu katakan itu benar, Tania juga nggak salah. Kalau kamu memukul Cakra, kita semua akan celaka."Widia tidak setuju dengan kata-kata Tobi, tetapi dia tidak ingin berdebat di sini."Benar. Tobi, Kak Cakra itu siapa? Dia termasuk generasi muda terhebat. Bagaimana kamu bisa memukulnya?" Joni berinisiatif berdiri di depan Cakra, seolah-olah ingin melindunginya."Benar. Tobi, cepat hentikan. Jangan mencelakai semua orang di sini," bujuk Tania.Saat ini, raut wajah Tobi tidak t
Joni tampak pucat pasi. Dia segera menghampiri Cakra dan memeriksanya, lalu memanggilnya dengan pelan, "Kak Cakra, Kak Cakra ...."Cakra masih bernapas, tetapi mungkin mengalami luka dalam. Dia segera berkata, "Cepat panggil ambulans."Dengan gesit, pengawalnya langsung memanggil ambulans.Joni melayangkan pandangannya ke arah Tobi. Diam-diam dia merasa senang.Bocah ini pasti mati kali ini.Dia berharap masalah ini tidak melibatkan mereka. Meski, kejadian ini muncul gara-gara dia.Mungkin Kak Cakra tidak akan menyalahkan Joni sekarang karena tadi dia telah membantunya.Gawat!Berakhir sudah!Wajah Widia kini sudah pucat pasi dan tampak terkulai lemas di kursi.Sebelumnya, masalah seperti ini juga telah terjadi berulang kali.Namun, kali ini berbeda, konsekuensinya terlalu berbahaya.Hanya Tobi sendiri yang masih kelihatan tenang, seolah-olah dia tidak melakukan apa pun. Dia bahkan mengeluarkan ponselnya dan membalas pesan dengan santai.Sementara itu, Hendro dan yang lainnya telah men
"Apalagi, ahli bela diri mereka masih belum turun tangan. Apa ilmu bela dirimu bisa dibandingkan dengan ahli bela diri veteran seperti mereka?"Inilah yang dikhawatirkan Widia. Dia beruntung pernah melihat ahli bela diri dari Geng Naga Hitam mengambil tindakan. Mereka mampu membelah batu besar dengan tangan mereka.Menakutkan sekali, bahkan sepuluh kali lebih hebat dari Tobi saat ini.Semua orang mengangguk, tanda setuju dengan ucapan Widia.Namun, Joni tidak setuju dengan ucapan Widia dan berkata, "Tobi, kamu memang bisa kabur, tapi bagaimana dengan Widia? Keluarga Lianto pasti akan terjerumus dalam masalah besar. Terus, kami semua juga mungkin akan terlibat masalah gara-gara kamu.""Benar, benar, Tobi nggak boleh pergi. Kalau dia pergi, kita bagaimana?" seru Tania sambil membela Joni.Widia mengernyit dan berkata, "Grup Hutama memang sangat kuat, tapi kalian juga harus berpikir logis. Singkatnya, masalah ini nggak akan ada hubungannya sama kalian dan nggak berdampak buruk.""Kalau me
Awalnya, Tania mengira itu hanya karangan Tobi semata dan tidak terlalu ambil pusing dengan ucapan itu.Namun, saat ini dia merasa pikirannya berkecamuk."Widia, aku turun sebentar."Setelah pamit kepada Widia, Tania segera berlari ke bawah dengan cepat. Dia ingin bertanya apa Pak Hendro benar-benar kenal dengan Tobi?Widia terpaku sejenak. Dia mengira Tania ingin mencari Tobi.Namun, sebelum dia menghentikannya, Tania sudah turun ke bawah. Terserahlah, lagian Tania juga tidak mungkin bisa menahan Tobi.Langkah Tania sangat cepat. Tak lama kemudian, dia telah sampai di depan pintu.Dia melihat sekelilingnya untuk mencari sosok Pak Hendro.Tiba-tiba, hatinya terguncang. Matanya tertuju pada satu arah dan dia tampak mematung.Di depannya tampak Pak Damar, Pak Hendro dan Tobi sedang mengobrol bersama.Yang paling mengejutkannya adalah mereka berdua terlihat begitu sopan kepada Tobi. Pak Damar bahkan membuka pintu belakang dan mempersilakan Tobi masuk ke mobil terlebih dahulu.Perlakuan in
Dia langsung mengatakan dia tidak punya solusi untuk membantunya, bahkan menolak untuk menjadi pendamai.Jangan bercanda. Siapa yang berani memohon pengampunan setelah mereka membuat Cakra terluka parah? Apa dia cari masalah sendiri?Tania juga tidak ingin Widia berkorban begitu banyak demi Tobi, jadi dia pun membujuknya, "Widia, aku tahu Tobi itu suamimu, tapi yang kamu lakukan sudah begitu banyak dan kamu sudah berusaha sebaik mungkin.""Serahkan sisanya pada nasib saja."Tania juga ingin melihat, tanpa bantuan Widia, apa Tobi bisa terhindar dari masalah itu. Jika kali ini aman, berarti tebakannya benar.Saat itu, dia harus memikirkan cara agar mengubah kesan Tobi terhadap dirinya.Tania memang sering mengejeknya dan mengatakan hal tidak menyenangkan sebelumnya. Mungkin saat ini dia berada di urutan teratas dalam daftar hitam Tobi.Dia sangat menyesal dan merasa ingin mati. Mengapa dia selalu sibuk menceramahi Tobi dan menyerangnya terus-terusan?"Nggak bisa. Masalah ini terjadi gara
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K