Share

Bab 60

Author: Anak Ketiga
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Kebetulan sekali?

Siapa yang membantunya lagi kali ini?

Tobi tidak bisa menahan senyum pahit. Dia telah mendengar saat Widia menjawab panggilan telepon itu. Dia tahu orang yang ditakuti oleh Mardi tadi malam adalah dirinya sendiri.

Jadi, ini semua bukan karena ayahnya Joni.

Jadi, siapa?

Keluarga Yusnuwa?

Kemungkinan besar. Namun, bagaimana Keluarga Yusnuwa tahu kejadian tadi malam? Jangan-jangan itu Jessi?

Mungkin saja. Meski gadis ini terlihat polos, dia juga pintar. Kalau tidak, dia tidak akan secepat itu meminta Tobi untuk mengobati ibunya Hendro.

"Tobi, lihat baik-baik. Itu baru namanya kemampuan sebenarnya. Bukan kemampuan singkat yang kamu miliki itu, yang hanya mengandalkan utang budi," sindir Tania.

"Kamu benar-benar pintar menjilat, tapi kamu yakin ini semua berkat ayah Joni?" tanya Tobi dengan dingin.

"Haha. Kalau bukan ayahku, siapa lagi? Apa kamu nggak tahu status Pak Mardi? Mana mungkin dia menyetujui pinjaman tanpa peduli dengan kejadian tadi malam?"

"Benar. Fakta sudah a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ngaijan Ija
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Daroel Khutni
mantap tor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 61

    "Benar, benar. Keluarga Tuan Joni punya bisnis besar. Tentunya Pak Mardi nggak buat nasabahnya tersinggung," timpal ibunya Widia."Tentu saja. Ini berhubungan langsung dengan kinerja mereka, sama pentingnya dengan nyawa mereka."Semua orang menganggukkan kepala menyetujuinya.Tobi tidak bisa menahan tawa saat mendengar omong kosong Joni, tetapi kalau dipikir-pikir lagi, Joni memang selalu seperti itu."Tobi, sekarang kebenaran sudah terungkap. Apa lagi yang mau kamu katakan?" tanya ibunya Widia dengan dingin."Kebenaran terungkap apanya? Kalian sudah ditipu olehnya," ucap Tobi.Widia kesal dibuat Tobi, jadi dia pun langsung membentaknya, "Tobi, cukup sudah! Dari tadi, yang keluar dari mulutmu hanyalah omong kosong. Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?""Aku tahu kamu selalu iri dengan keluarga dan kemampuan Tuan Joni, tapi kamu mana boleh terus-terusan mengada-ada dan memfitnahnya seperti ini, 'kan?"Sebenarnya, dia tidak lagi membenci Tobi seperti sebelumnya. Dia hanya merasa tidak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 62

    "Aku hanya ingin mentraktirmu makan siang sebagai ucapan terima kasih. Aku juga mau minta maaf atas kelakuan putraku.""Nggak perlu. Lagian, aku juga nggak memasukkannya ke dalam hati.""Itu karena kamu murah hati, tapi kalau aku nggak mentraktirmu, aku akan merasa nggak enak."Setelah dipikir-pikir, lagi pula Tobi juga tidak ingin tinggal di rumah Keluarga Lianto, jadi dia menyetujuinya, "Oke. Aku akan ke sana nanti.""Oke. Kalau begitu, kujemput kamu siang ini?""Nggak perlu. Kirimkan saja alamatnya."Hendro segera mengirimkan alamat Gedung Antasari kepada Tobi.Meskipun sang istri mengakui kesalahannya kepada Hendro, dia tetap tidak setuju dengan sikap suaminya yang begitu menghormati Tobi. Dia pun berkata, "Meski dia banyak membantu kita, kamu juga nggak perlu seperti itu. Lagian, kamu juga termasuk pemimpin nomor dua di Kota Tawuna ini."Putranya, Yanuar, juga berada di sana. Hatinya makin kesal mendengarnya, tetapi setelah kejadian tadi malam, dia tidak berani bicara terlalu bany

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 63

    Adegan itu juga mengejutkan Joni dan yang lainnya. Saking kesalnya, Joni hampir muntah darah.Sialan! Kenapa pria miskin itu beruntung sekali?Gadis yang begitu cantik nan polos itu malah memilih bersamanya.Tobi juga punya Widia, tunangan yang tak kalah memesona. Meski Widia ingin mengusirnya, setidaknya mereka masih berstatus suami istri untuk saat ini.Widia tidak mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Dia merasa tidak senang dan kesal, seolah-olah barangnya telah diambil.Dia tidak tahan lagi dan berjalan tergopoh-gopoh mendatangi laki-laki itu, "Tobi, tahukah kamu apa yang kamu lakukan!"Tobi terlihat tenang dan menjawabnya, "Ya, aku keluar untuk makan. Kenapa? Kamu boleh keluar makan, terus aku nggak boleh?""Tobi, apa yang kamu bicarakan? Apa kamu hanya makan saja? Ini namanya selingkuh!" omel Tania."Bukan urusanmu!" Tobi tidak lagi memiliki kesan baik terhadap Tania. Meskipun dia berbadan seksi dan berpenampilan cantik, Tobi sama sekali tidak tertarik."Kamu!""Tobi!"Widia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 64

    "Kemarin, terima kasih banyak. Ibuku ingin datang mengucapkan terima kasih secara langsung kepadamu. Hanya saja, dia masih belum pulih sepenuhnya.""Pokoknya, aku menghargai semua bantuanmu. Kalau begitu, aku akan menghabiskannya dulu sebagai tanda hormat."Selesai berbicara, dia langsung menenggak habis anggur itu dalam satu tegukan."Sama-sama, Pak Hendro."Tobi juga menenggak anggurnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya nggak sulit bagi Nyonya Besar untuk pulih dengan cepat. Aku akan meresepkan beberapa obat. Setelah seminggu, tubuhnya akan kembali seperti semula.""Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Terima kasih, Dokter Tobi. Mari aku bersulang untukmu lagi."Wajah Hendro penuh dengan kegembiraan. Traktiran malam ini tidak sia-sia.Seusai itu, dia pun menatap istri dan anaknya.Juli menyadari tatapan suaminya. Meski merasa canggung, dia tetap mengangkat gelasnya dan berkata, "Dokter Tobi, maaf sudah membuat Anda tersinggung kemarin. Salahkan saya nggak peka, mohon Anda ngga

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 65

    Tania juga memperhatikan kejadian itu. Saat menyaksikan mereka menerobos masuk, dia baru tersadar. Mungkin itu bajingan yang baru saja dipukul oleh Tuan Joni telah mencari bala bantuan.Namun, dia yakin selama Tuan Joni di sini, tak peduli seberapa hebat lawan, mereka juga bisa menandinginya.Jadi, dia pun berkata, "Sepertinya terjadi sesuatu pada Widia, aku masuk dulu. Tobi, kalau kamu hebat, jangan coba-coba kabur. Masuklah ke dalam dan bantu kami."Setelah itu, dia pun bergegas masuk ke dalam.Tobi terpaksa menghentikan langkahnya. Bukan karena ucapan Tania, tetapi dia takut mereka tidak mampu menangani orang-orang ini dan membuat istrinya terluka.Dia memang masih marah sama Widia karena wanita itu begitu memercayai Joni. Menurutnya, itu hanya masalah sepele,Di saat ini, semua orang yang berada di ruang pribadi itu tengah membicarakan penampilan Joni yang begitu mendominasi tadi.Hal itu membuat Joni makin merasa bangga.Ternyata tadi Willy, pria yang sebelumnya diusir dari perjam

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 66

    Setelah Joni menerima banyak pujian dari semua orang, dia pun mendengus dingin, "Sebaiknya kalian segera berlutut dan minta maaf, lalu keluar dari sini. Kalau nggak, aku akan buat kalian merasakan konsekuensinya.""Bagus, bagus sekali. Sepertinya kamulah orang pertama yang berani berbicara seperti ini kepadaku."Pemuda itu benar-benar marah, dia melangkah maju dan mendaratkan sebuah pukulan keras.Hanya melihat betapa gesitnya pukulan itu dikeluarkan, hati langsung Joni bergetar. Lawannya seorang ahli bela diri sejati. Namun, sebelum dia sempat bereaksi, dadanya telah merasakan sakit yang begitu menusuk.Dia langsung terhempas keluar.Joni merasakan nyeri yang luar biasa, bagaikan dihimpit seonggok batu besar.Pemuda itu tidak peduli sama sekali, dia kembali maju dan menginjaknya dengan keras.Argh!Joni seketika menjerit kesakitan.Semua orang terdiam, sepertinya ketakutan hingga tidak bisa berkata-kata.Semua orang mengira Joni sangat kuat, tetapi mereka tidak menyangka dia akan robo

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 67

    Cakra kembali tenang dan berkata dengan arogan, "Aku sangat adil. Karena sudah memukul saudaraku, kamu harus memberikan kompensasi uang.""Kami hanya perlu 40 miliar, nggak banyak, 'kan?""Nggak, kok. Sama sekali nggak."Joni diam-diam menghela napas lega. Tadinya, dia takut lawan meminta kompensasi besar. Ternyata, 40 miliar sudah bisa menyelesaikan masalah ini. Sungguh beruntung."Ok, terus yang kedua!""Yang kedua?""Kenapa? Apa kamu lupa temanmu sudah menyentuh wanita saudaraku?" Ekspresi Cakra langsung berubah dingin dan tampak menakutkan."Bu, bukan begitu!" ucap Joni terbata-bata.Cakra menunjuk ke arah Widia dan berkata, "Bagus. Begini, temanmu menyentuh wanita saudaraku, 'kan? Kalau begitu, suruh dia menemaniku. Dengan begitu, masalah ini impas."Begitu mendengar kata-kata itu, wajah Widia langsung berubah drastisJoni juga tidak rela, jadi dia buru-buru berkata, "Masalah ini nggak ada hubungannya dengan dia. Bagaimana kalau kita ganti yang lain?""Kenapa nggak ada hubungannya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 68

    "Kenapa? Mau menolongnya?""Boleh, tapi temani aku dulu. Dengan begitu, aku akan melepaskannya!"Cakra makin menjadi-jadi, dia bahkan mencubit wajah Widia dengan tangan kanannya."Minggir!"Widia langsung menepis tangan Cakra dan menyingkir. Dia tampak cemas dan tak berdaya.Joni merasa bersalah. Tadi dia diangkat begitu tinggi oleh semua orang, tetapi sekarang dia tidak berguna sama sekali. Dia menggertakkan gigi dan berkata, "Kak Cakra, jangan begitu ...."Cakra langsung menampar dan mengutuknya, "Diam saja di situ. Kalau kamu masih bicara, aku akan membunuhmu!"Joni memegang pipinya yang sakit dengan kedua tangannya. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi."Huh. Kupikir kamu seberapa hebat. Bukan hanya pecundang, tapi kamu juga pengecut," seru Cakra dengan nada meremehkan.Joni tampak malu. Apalagi saat melihat tatapan aneh semua orang, dia merasa tidak nyaman.Wajah Widia tampak gugup dan putus asa. Entah kenapa, dia memikirkan Tobi saat ini.Jika Tobi ada di sini, pria

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1406

    "...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1405

    Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1404

    Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1403

    Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1402

    "Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1401

    Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang akhirnya mengerti.Setelah bicara begitu banyak, terakhir anggur itu tetap saja diberikan kepada Galuh.Namun, anggur itu jelas bukan pemberian Steven. Jadi, bisa dikatakan Steven masih belum menebus kompensasi apa pun.Melihat pemandangan ini, raut Jensen berubah muram. Bocah ini berani mencelakai keponakannya. Sepertinya dia sudah bosan hidup.Hanya saja, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi pelajaran kepada bocah ini. Tunggu sampai keponakannya berhasil lolos dari ancaman ini lebih dulu.Galuh tertegun sejenak. Dia baru memahami kebenarannya. Lalu, tertawa sambil berkata, "Adik kecil ini menarik. Siapa namamu?""Tobi," jawab Tobi dengan singkat."Oke, aku akan mengingatmu. Anggap aku berutang kepadamu kali ini," ucap Galuh sambil mengangguk. Bukannya dia tidak mampu membeli anggur ini, tetapi persediaan anggur ini terbatas.Berbeda dengan Lavite 1982 yang seakan tidak bisa habis dalam waktu lama."Pak Galuh, jangan sungkan," kata

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1400

    "Nggak perlu. Aku nggak layak menerima permintaan maafnya," ucap Galuh dengan dingin.Steven langsung terperanjat. Dia tidak menyangka Galuh bukan hanya pemimpin asosiasi asli, tetapi juga punya latar belakang yang begitu kuat sehingga pamannya sendiri pun ketakutan.Dia masih tidak tahu kalau bukan karena berasal dari Cewadi, Jensen sama sekali tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam jamuan malam ini.Karena Bos Zafran dari Cewadi akan datang untuk berinvestasi di sini malam ini, jadi Pak Kamran memintanya untuk menemaninya secara pribadi.Raut wajah Jensen berubah drastis dan langsung membentak Steven, "Kenapa masih diam saja? Cepat berlutut ke sini!"Steven tercengang. Begitu melihat ekspresi marah Jensen, dia tahu dia sudah mendapat masalah besar kali ini. Sebenarnya, dia lumayan takut dengan Paman Jensen.Hanya saja, mana mungkin dia bisa berlutut, apalagi masih ada Shinta di sini?Jensen kelihatannya tidak sabar lagi dan bersiap untuk mengambil tindakan secara langsung.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1399

    Begitu masuk, Galuh langsung bertanya, "Maaf, apa anggur ini milik kalian?"Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang menganggap anggur bagus seperti ini sebagai anggur palsu dan membuangnya. Jika bukan karena dia kebetulan mencium aroma anggur yang tidak biasa, pasti anggur enak ini akan terbuang sia-sia.Saat mendengar itu, semua orang tertegun sejenak.Wajah ayahnya Shinta dipenuhi dengan ekspresi kegembiraan. Dia sangat menyesal karena terlambat mencegat. Tak disangka, anggur itu kini kembali lagi. Dia segera berkata, "Ya, ini milik kami!"Galuh tidak tahan lagi dan berkata dengan marah, "Anggur ini sungguh milik kalian? Ini anggur asli. Mengapa kalian bisa merasa anggur ini palsu dan membuangnya begitu saja? Mubazir sekali.""Ini ...."Ayahnya Shinta tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bahkan, dia sendiri juga tidak yakin apa itu anggur asli atau bukan. Namun, didengar dari apa yang dikatakan lelaki tua itu, sepertinya anggur itu asli.Sebaliknya, Steven tidak tahan lagi. Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1398

    Tepat di saat ini, ayahnya Shinta kembali. Dia sama sekali tidak pergi ke kamar mandi. Begitu keluar dari ruang VIP, dia langsung menyusul pelayan tadi. Hanya saja, dia terlambat selangkah dan tidak menemukannya lagi.Dia tampak depresi dan menyesal bukan main.Kalau tahu akan jadi begini, dia barusan pasti tidak akan mengatakan anggur itu palsu.Saat melihat ada sebotol anggur lagi di atas meja, dia tertegun, lalu bertanya, "Apa ini?""Huh! Itu anggur yang dikeluarkan Tuan Tobi barusan. Sayangnya, hanya sebotol Moutai biasa saja," ucap Steven sambil mendengus dingin.Mendengar itu, Tobi pun memandang Steven dengan tatapan meremehkan, seakan-akan Steven itu orang bodoh. "Apa hanya dilihat dari luarnya saja, kamu sudah tahu itu Moutai biasa?""Tentu saja!""Apa kamu memahami produk Moutai sebelumnya?" tanya Tobi.Steven tercengang. Dia tidak tahu karena biasanya dia lebih suka minum anggur merah. Jadi, bagaimana dia bisa paham hal beginian?"Moutai bintang lima!"Ayahnya Shinta sepertin

DMCA.com Protection Status